KUMPULAN MAKALAH : 09/27/19

Friday, September 27, 2019

Makalah Menghidupkan Nurani dengan Berpikir Kritis


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berpikir merupakan fungsi dari akal yang dianugerahkan kepada manusia. Dengan berpikir, manusia akan dapat memanfaatkan akalnya untuk memahami hakikat segala sesuatu. Hakikat segala sesuatu adalah kebenaran, dan kebenaran yang sejati adalah Allah Swt. Dengan berpikir, manusia akanmengenal Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Maka, berpikir adalah awal perjalanan ibadah yang tanpa-Nya ibadah menjadi tak bernilai.
Jika berkaitan dengan  ibadah tentuya sudah ada ketentuan yang terperinci dari Allah Swt. Disamping itu, dalam menjalankan kehidupan ini, tentunya kita pasti menghadapi berbagai hal yang harus dihadapi dengan sebaik-baiknya. Adapun solusi dalam kehidupan ini untuk menghadapi berbagai masalah selain dengan ibadah yakni dengan musyawarah.Musyawarah adalah suatu kelaziman fitrah manusia dan termasuk tuntutan stabilitas suatu masyarakat. Musyawarah bukanlah tujuan pada asalnya, melainkan disyariatkan dalam agama islam untuk mewujudkan keadilan di antara manusia dan juga untuk memilih perkara yang paling baik bagi mereka sebagai perwujudan tujuan-tujuan syariat dan hukum-hukumnya.
Sebagai warga negara yang baik, dalam bermusyawarah kita harus mengedepankan kepentingan bersama, jangan hanya mengedepankan kepentingan pribadi. Termasuk dalam pemberian dan penerimaan suatu pendapat pun kita harus tetap memperhatikan cara berpikir kritis serta cara bersikap yang demokratis. Berikan masukan dengan berpikir secara kritis dan menghormati pendapat orang lain.Oleh karenanya, kita diharuskan agar mampu untuk bertindak secara demokratis agar dapat menjalankan kehidupan ini dengan sebaik mungkin.
Dalam Al-Qur’an banyak terdapatayat-ayat yang menyerukan manusia untuk memperhatikan, merenung dan memikirkan penciptaan Allah baik yang di langit, bumi maupun diantara keduanya. Dengan adanya hal ini, maka manusia dituntut agar mampu untuk berpikir secara kritis terhadap penciptaan Allah serta memahami dan merenungkan apa makna yang tersirat di dalamnya.
Selain dituntut untuk mampu berpikir secara kritis, manusia juga dituntut agar mampu untuk bertindak secara demokratis.Pengertian dari demokrasi itu sendiri merupakan suatu paham yang didalamnya mengandung asas-asas musyawarah yang pernah dilakukan Rasulullah SAW.semasa hidup beliau dan diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’anul-Karim. Indonesia juga merupakan negara demokrasi, akan tetapi demokrasi di Indonesia adalah demokrasi pancasila yang didasarkan pada sila-sila yang terdapat dalam pancasila tersebut.
Seperti halnya ajaran islam demokrasi juga menjunjung nilai persatuan dan kesatuan, maka dari itu kita sebagai generasi bangsa indonesia haruslah tahu tentang demokrasi. Maka dari itu, penulis akan mengkaji hal-hal  mengenai berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat-ayat Al-Qur’an yang akan membahas tentang hakikat seta manfaatdari berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1)      Apa sajakah hakikat dan manfaat dari berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat Al-Qur’an ?
2)      Ayat Al-Qur’an yang mana sajakah yang membahas tentang hakikat serta manfaatdari berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis ?
3)      Apa saja sikap dan perilaku terpuji yang dapat dikembangkan terkait dengan berpikir kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat Al-Qur’an ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1)      Untuk mengetahui apa sajakah hakikat dan manfaat dari berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayatAl-Qur’an.
2)      Untuk mengetahui ayat Al-Qur’an yang mana sajakah yang membahas tentang hakikat serta manfaatdari berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis.
3)      Untuk mengetahui apa saja sikap dan perilaku terpuji yang dapat dikembangkan terkait dengan berpikir kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat Al-Qur’an.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1)      Bagi guru, diharapkan dapat menjadikan karya tulis ini sebagai bahan masukan dalam mengajarkan siswa untuk dapat memahami hakikat berpikir kritis dan bertindak secara demokratis sesuai dengan ayat Al-Qur’an.
2)      Bagi pelajar diharapkan agar karya tulis ini dapat dijadikan pembelajaran agar lebih mengetahui apa saja hakikat dan manfaat dari berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis sesuai dengan ayat Al-Qur’an.


















BAB II
PEMBAHASAN

A. Apa Itu “Berpikir Kritis” ?
Berpikir kritis, sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang valid (sah) serta argumen yang akurat. Warga negara yang demokrat hendaknya selalu bersikap kritis, baik terhadap kenyataan empiris (realitas sosial,budaya, dan politik) maupun terhadap kenyataan supraempiris (agama, mitologi, dan kepercayaan). Sikap kritis juga harus ditujukan pada diri sendiri.Sikap kritis pada diri sendiri itu tentu disertai sikap kritis terhadap pendapat yang berbeda.
Tentu saja sikap kritis ini harus didukung oleh sikap yang bertanggung jawab terhadap apa yang drkritisi.Sikap kritis dalam suasana demokrasi juga perlu didukung dengan kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara damai.Masalah yang berasal dari perbedaan pendapat dapat berujung konflik, untuk itu perlu ditekankan penyelesaian masalah dilakukan dengan damai bukan kekerasan.

B. Peta Konsep

Cermati fenomena alam di bawah ini! Kemudian, lakukan tanya-jawab terkait pesan-pesan yang dikandungnya!

 

C. Tadarus al-Qurān 5-10 Menit sesuai Tema
Kewajiban untuk tadarus al-Qurān dengan sebenar-benarnya (Q.S.alBaqarah/2:121) bertujuan menumbuhkan keinginan peserta didik untuk mentadabburi dan mengetahui manfaatnya. Seperti paham makna al-Qurān dan mengetahui rahasia keagungan-Nya. Dengan mengetahui manfaatnya, peserta didik diharapkan dapat melaksanakan dan mengikutinya karena al-Qurān sudah membekas dalam jiwa (Q.S. Tahā/20:112-113,Q.S. al-Baqarāh/2:38), sehingga peserta didik akan memperoleh ketenteraman dan kebahagiaan (Q.S.Tahā/20:2-3).
Oleh karena itu, sebelum kalian memulai pembelajaran, lakukan tadarus al-Qurān secara tartil selama 5-10 menit dengan kelompok kalian masing-masing dipimpin oleh ketua kelompok. Ayat-ayat yang dibaca akan ditentukan oleh Bapak/Ibu guru kalian.

D. Menganalisis dan Mengevaluasi Makna Q.S. Ali-Imran/3:190-191 serta Hadis tentang Berfikir Kritis
Berpikir kritis didefinisikan beragam oleh para pakar. Menurut Mertes, berpikir kritis adalah “sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan”.
Berangkat dari definisi di atas, sikap dan tindakan yang mencerminkan berpikir kritis terhadap ayat-ayat Allah Swt. (informasi Ilahi) adalah berusaha memahaminya dari berbagai sumber, menganalisis, dan merenungi kandungannya. Kemudian menindaklanjuti dengan sikap dan tindakan positif.
1)      Baca dengan Tartil Ayat al-Quran dan Terjemahannya yang Mengandung Perintah Berpikir Kritis.
Salah satu mukjizat al-Quran adalah banyaknya ayat yang memuat informasi terkait dengan penciptaan alam dan menantang para pembacanya untuk merenungkan informasi Ilahi tersebut. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah Swt. dalam Q.S. ²li 'Imran/3:190-191 berikut ini.







Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah Swt.) bagi orangorang yang berakal, yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah Swt. dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka”.

2)      Penerapan Tajwid
Pelajari hukum tajwid pada tabel berikut!

3)      Kosakata Baru:

  
4)      Asbabun Nuzul
At-Tabari dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abas r.a.,bahwa orangorang Quraisy mendatangi kaum Yahudi dan bertanya,”Bukti-bukti kebenaran apakah yang dibawa Musa kepadamu?” Dijawab, “Tongkatnya dan tangannya yang putih bersinar bagi yang memandangnya”.

5)      Tafsir/Penjelasan Ayat
Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah saw. minta izin untuk beribadah pada suatu malam, kemudian bangunlah dan berwudu lalu salat. Saat salat, beliau menangis karena merenungkan ayat yang dibacanya. Setelah salat beliau duduk memuji Allah Swt. dan kembali menangis lagi hingga air matanya membasahi tanah.

E. Menyajikan Keterkaitan antara Berpikir Kritis dengan Ciri Orang Berakal (Ulil Albab) sesuai Pesan Q.S. Āli-Imrān/3: 190-191
Definisi tentang berpikir kritis disampaikan oleh Mustaji. Ia memberikan definisi bahwa berpikir kristis adalah “berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan”. Contohnya adalah kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan “membuat ramalan”, yaitu membuat prediksi tentang suatu masalah. Seperti memperkirakan apa yang akan terjadi besok berdasarkan analisis terhadap kondisi yang ada pada hari ini.
harus ada pertimbangan akal sehat. Jangan dilakukan perbuatan yang akan menempatkan kita di posisi yang rendah di akhirat. “Berpikir sebelum bertindak”, itulah motto yang harus menjadi acuan orang “cerdas”. Pelajari baik-baik sabda Rasulullah saw. berikut ini.


Artinya: Dari Abu Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda: “Orang yang cerdas ialah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharapkepada Allah Swt. dengan harapan kosong”. (HR. At-Tirmizi dan beliau berkata: Hadis Hasan).
Dalam hadis ini Rasulullah saw. menjelaskan bahwa orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang pandangannya jauh ke depan, menembus dinding duniawi, yaitu hingga kehidupan abadi yang ada di balik kehidupan fana di dunia ini. Tentu saja, hal itu sangat dipengaruhi oleh keimanan seseorang kepada adanya kehidupan kedua, yaitu akhirat. Orang yang tidak meyakini adanya hari pembalasan, tentu tidak akan pernah berpikir untuk menyiapkan diri dengan amal apa pun. Jika indikasi “cerdas” dalam pandangan Rasulullah saw. adalah jauhnya orientasi dan visi ke depan (akhirat), maka pandangan-pandangan yang hanya terbatas pada dunia, menjadi pertanda tindakan “bodoh” atau “jahil” (Arab, kebodohan=jahiliyah). Bangsa Arab pra Islam dikatakan jahiliyah bukan karena tidak dapat baca tulis, tetapi karena kelakuannya menyiratkan kebodohan, yaitu menyembah berhala dan melakukan kejahatan-kejahatan. Orang “bodoh” tidak pernah takut melakukan korupsi, menipu, dan kezaliman lainnya, asalkan dapat selamat dari jerat hukum di pengadilan dunia. Jadi, kemaksiatan adalah tindakan “bodoh” karena hanya memperhitungkan pengadilan dunia yang mudah direkayasa, sedangkan pengadilan Allah Swt. di akhirat yang tidak ada tawar-menawar malah ”diabaikan”. Orang-orang tersebut dalam hadis di atas dikatakan sebagai orang “lemah”, karena tidak mampu melawan nafsunya sendiri. Dengan demikian, orang-orang yang suka bertindak bodoh adalah orang-orang lemah.

Orang yang cerdas juga mengetahui bahwa kematian dapat datang kapan saja tanpa diduga. Oleh karena itu, ia akan selalu bersegera melakukan kebaikan (amal saleh) tanpa menunda.
Rasulullah saw. bersabda:





Artinya: Dan dari Abu Hurairah ra. yang berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya tujuh perkara yaitu: Apa yang kalian tunggu selain kemiskinan yang melalaikan, atau kekayaan yang menyombongkan, atau sakit yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau kematian yang cepat, atau Dajjal, maka ia adalah seburuk buruknya makhluk yang dinantikan, ataukah kiamat, padahal hari kiamat itu adalah saat yang terbesar bencananya serta yang terpahit dideritanya?” (HR. At-Tirmizi dan beliau berkata: Hadis hasan).

F. Manfaat Berpikir Kritis
Adapun manfaat berfikir kritis di antaranya adalah sebagai berikut.
1.      Dapat menangkap makna dan hikmah di balik semua ciptaan Allah Swt.
2.      Dapat mengoptimalkan pemanfaatan alam untuk kepentingan umat manusia.
3.      Dapat mengambil inspirasi dari semua ciptaan Allah Swt. Dalam mengembangkan IPTEK.
4.      Menemukan jawaban dari misteri penciptaan alam (melalui penelitian).
5.      Mengantisipasi terjadinya bahaya, dengan memahami gejala dan fenomena alam.
6.      Semakin bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal dan fasilitas lain, baik yang berada di dalam tubuh kita maupun yang ada di alam semesta.
7.      Semakin bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan.
8.      Semakin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner.
9.      Semakin bersemangat dalam mengumpulkkan bekal untuk kehidupan di akhirat dengan meningkatkan amal saleh dan menekan/meninggalkan kemaksiatan.

G. Menerapkan Perilaku Mulia
Berikut ini adalah sikap dan perilaku terpuji yang harus dikembangkan terkait dengan berpikir kritis berdasarkan ayat al-Qur'an dan hadis di atas yaitu sebagai berikut.
1.      Senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal sehat.
2.      Senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah alam semesta bagi manusia.
3.      Melakukan kajian-kajian terhadap ayat-ayat al-Quran secara lebih mendalam bersama para pakar di bidang masing-masing.
4.      Menjadikan ayat-ayat al-Quran sebagai inspirasi dalam melakukan penelitianpenelitian ilmiah untuk mengungkap misteri penciptaan alam.
5.      Menjadikan ayat-ayat kauniyah (alam semesta) sebagai inspirasi dalam mengembangkan IPTEK.
6.      Mengoptimalkan pemanfaatan alam dengan ramah untuk kepentingan umat manusia.
7.      Membaca dan menganalisis gejala alam untuk mengantisipasi terjadinya bahaya.
8.      Senantiasa berpikir jauh ke depan dan makin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner.
9.      Senantiasa berupaya meningkatkan amal salih dan menjauhi kemaksiatan sebagai tindak lanjut dari keyakinanannya tentang adanya kehidupan kedua di akhirat dan sebagai perwujudan dari rasa syukur kepada Allah Swt. Atas semua anugerah-Nya.
10.  Terus memotivasi diri dan berpikir kritis dalam merespon semua gejala dan fenomena alam yang terjadi.
  

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun simpulan dari karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1.           Berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat Al-Qur’an merupakan perilaku yang pada hakikatnya memiliki banyak manfaat, terutama dalam hal bersyukur dan memecahkan masalah melalui proses kerja sama dalam musyawarah.
2.           Ayat Al-Qur’an yang membahas tentang hakikat serta manfaatdari berpikir secara kritis dan bersikap secara demokratis adalah Q.S. Ali-‘Imran ayat 190-191dan Q.S. Ali-‘Imran ayat 159.
3.           Pengembangan sikap dan perilaku terpuji terkait dengan berpikir kritis dan bertindak secara demokratis merupakan hal penting yang perlu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari guna perwujudan implementasi nyata dari ayat Al-Qur’an.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu kepada guru pembimbing yaitu Bapak Ahmad Idris Jatnika, S.Ag.saran dan kritik sangatlah diperlukan oleh penulis agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya. Dan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca yang ingin mengkaji tentang hakikat dan manfaat dari berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat Al -Qur’an, ayat Al-Qur’an yang mana saja yang membahas tentang hakikat serta manfaat dari berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis, serta sikap dan perilaku terpuji apa saja yang dapat dikembangkan terkait dengan berpikir kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat-ayat Al-Qur’an.


MAKALAH MODIFIKASI MAKANAN KHAS DAERAH MENJADI PELUANG USAHA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Indonesia memiliki keberagaman pangan yang tersebar di berbagai daerah. Makanan khs daerah juga menjadi ciri khas dari daerah asalnya. Sehingga makanan khas daerah juga dapat mendukung pariwisata daerahnya. Saat ini ada 30 jenis kuliner yang menjadi ikon makanan khas Indonesia. Makanan ini terbagi menjadi makanan pembuka, makanan utama, dan makanan penutup. Panganan khas daerah Indonesia akan menjadi daya tarik pariwisata lokal maupun mancanegara untuk datang ke daerah-daerah Nusantara.

1.2 Rumusan Masalah
·         Apa Itu Wirausaha?
·         Apa Itu Cireng?
·         Bagaimana cara memodifikasi Makanan Khas Daerah?

1.3 Tujuan
Agar Lebih Menambah kreatifitas siswa dalam berwirausaha dan menambah wawasan di bidang makanan khas daerah.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wirausaha
Kewirausahaan bidang pangan olahan dapat menjadi ide alternatif yang sangat menjanjikan. Apa lagi Indonesia merupakan negara yang kaya akan panganan khas daerah. Sebagai seorang wirausahawan pemula sangat dianjurkan untuk lebih kreatif dan inovatif dengan wirausaha yang dijalankannya, artinya selalu melakukan diversifikasi produk atau pengembangan produk agar memiliki varian lebih dan mempunyai kelebihan dibanding pesaingnya. Inovasi juga dilakukan agar konsumen tidak jenuh dengan produk yang sudah ada. Walaupun produk khas daerah, inovasi tetap bisa dilakukan, baik inovasi dari sisi rasa, bentuk, maupun kemasannya.

2.2 Pengertian cireng
Cireng (singkatan dari aci goreng, bahasa Sunda untuk 'tepung kanji goreng') makanan ringan yang berasal dari daerah Sunda yang dibuat dengan cara menggoreng campuran adonan yang berbahan utama tepung kanji atau tapioka. Makanan ringan ini sangat populer di daerah Priangan, dan dijual dalam berbagai bentuk dan variasi rasa. Makanan ini cukup terkenal pada era 80-an. Bahan makanan ini antara lain terdiri dari tepung kanji, tepung terigu, air, merica bubuk, garam, bawang putih, kedelai, daun bawang dan minyak goreng.
Seiring dengan perkembangan zaman, cireng telah terinovasi hingga variasi rasa yang ada mencakup daging ayam, sapi, sosis, baso, hingga keju dan ayam teriyaki. Bahkan inovasi tidak hanya secara rasa namun bentuk, contohnya adalah cimol. Sekarang Cireng tidak hanya terdapat di Priangan saja, tetapi sudah menyebar ke hampir seluruh penjuru Nusantara. Cireng yang dulu pada umumnya dijual oleh pedagang yang menaiki sepeda dengan peralatan membuat Cireng di bagian belakang sepedanya, bahkan telah tersedia online cireng.
Sekarang Cireng tidak hanya terdapat di Priangan saja, tetapi sudah menyebar ke hampir seluruh penjuru Nusantara. Cireng pada awalnya banyak dijual oleh pedagang yang menaiki sepeda dengan peralatan membuat Cireng di bagian belakang sepedanya. Saat ini rupa cireng beraneka ragam dan sudah tersebar di banyak sekali kota seiring menjamurnya franchise dari cireng ini sendiri, ada yg berbentuk hati, bunga, bintang, segitiga, dll.
Bentuk-bentuk cireng ini biasanya dibuat untuk membedakan rasa dari cireng tersebut misalnya bentuk bulat untuk cireng berisi keju dan bentuk segitiga untuk cireng berisi kornet. adapun pilihan isi dari cireng sekarang ada banyak sekali, selain keju dan kornet ada pula sosis, baso, pizza, teriyaki, dll.

2.3 Bahan-bahan dan cara membuat cireng
Cara membuat cireng salju
Bahan :
·         Bawang putih 2 siung. Haluskan
·         Air bersih 250 cc
·         Tepung tapioka 1/4 kg
·         Daun bawang 1 batang. Iris halus.
·         Santan instan (kara) 1/2 bungkus
·         Penyedap rasa ayam 2 sdt
·         Garam 1 sdt

Cara membuat :
1.      Masukkan tepung tapioka ke dalam wadah (mangkok), tambahkan dengan bawang putih yang telah dihaluskan, daun bawang yang telah diiris halus, penyedap rasa, dan garam. Aduk hingga rata.
2.      Siapkan panci lalu rebus air hingga matang. Lalu tuangkan santan. Tunggu hingga mendidih.
3.      Tuangkan santan ke dalam adonan pertama secara perlahan sembari diaduk hingga adonan kalis sempurna.
4.      Setelah adonan kalis dan dirasa sudah bisa dibentuk, mulai bentuk adonan membentuk bulatan kecil yang pipih.
5.      Setelah semua adonan sudah selesai dibentuk, mulai panaskan minyak goreng.
6.      Goreng adonan hingga matang
7.      Goreng adonan yang telah dibentuk hingga matang.
8.      Cireng salju siap untuk disajikan.
2.4 Sumber Daya Usaha (6M)
Man (manusia)
Jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan 1 orang.
Money (uang)
Modal awal yang dibutuhkan untuk usaha lotek sebesar Rp 1.000.000
Modal per-porsi yang dibutuhkan adalah Rp 5.000
Method (metode)
Metode dagang yang dilakukan adalah dengan “mangkal” di kedai
Material (bahan-bahan)
Bahan-bahan yang digunakan dalam usaha lotek ini adalah Labu Siam, Tauge, Kangkung, Bawang goreng, Kacang tanah, Gula Merah, kencur, Bawang Putih dan bumbu Penyedap.
Machine (mesin)
Dalam usaha lotek ini, tida diperlukan mesin, karena bumbu dihaluskan dengan menggunakan cobek tradisional.
Market (pasar)
Sasaran penjualan lotek ini yaitu kepada siapa saja. Artinya, mulai dari anak-anak remaja, sampai orang tua pun bias memakan lotek ini.

2.5 Analisis SWOT
1.         Strength (kekuatan)
a.       Memiliki Sumber Daya Manusia yang kompeten
b.       Memiliki Sumber Daya Alam yang mudah dicari
c.       Rasa Makanan yang disukai banyak orang
d.       Harga produk ekonomis dan higienis
2.         Weakness (kelemahan)
a.       Persaingan dimana-mana
b.       Kurang Inovasi dalam usaha lotek
c.       Harga bahan baku kurang stabil
3.         Opportunity (peluang)
a.       Budaya masyarakat yang konsumtif
b.       Kebiasaan masyarakat makan makanan tradisional
4.         Threat (hambatan)
a.       Banyaknya competitor yang bergerak di bidang yang sama dengan rasa yang tidak jauh berbeda
b.       Masyarakat bosan dan ingin membeli makanan lain


2.6 Menciptakan Peluang Usaha Pengolahan Makanan Khas Daerah
1)      Ide Usaha
a)      Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang sebagai subjek, antara lain :Faktor-faktor yang dapat memunculkan ide usaha adalah faktor internal dan faktor eksternal.
·         Pengetahuan yang dimiliki;
·         Pengalaman dari individu itu sendiri;
·         Pengalaman saat ia melihat orang lainmenyelesaikan masalah;
·         Intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri.
Faktor internal menjadi alat untuk menciptakan  sebuah inspirasi atas objek yang dihadapinya dengan kemampuan kreatifitasnya,
b)      Faktor eksternal, ialah hal-hal yang dihadapi  seseorang dan merupakan objek untuk  mendapatkan sebuah inspirasi bisnis. Faktor- faktor eksternal antara lain : 
·         Masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan.
·         Kesulitan yang dihadapi sehari–hari.
·         Kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain.
·         Pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru. 
Untuk merintis suatu usaha apa pun bentuknya, tentunya kita harus melihat bagaimana  prospek usaha yang akan dilakukan. Demikian  pula untuk memulai usaha pengolahan makanan khas daerah, harus diketahui bagaimana prospek  usaha ini. Setelah mengetahui prospek usaha,  barulah mempersiapkan sarana dan prasarana  yang dibutuhkan.

2)      Risiko Usaha
Tugas wirausaha di dalam pengambilan risiko adalah sebagai berikut.
·         Membeli alat-alat produksi yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen.
·         Menetapkan kebutuhan pada tingkat permintaan waktu sekarang.
·         Menyewakan alat-alat produksi untuk memenuhi permintaan konsumen.
·         Mensubkontrolkan kepada pembuat produk yang lebih kecil.
·         Mengumpulkan informasi usaha.
·         Mengurangi risiko usaha.

Unsur-unsur dalam mengurangi risiko usaha  antara lain seperti berikut.
·         Adanya kesadaran dalam kemampuan mengelolah usaha, peluang, dan kekuatan perusahaan.
·         Adanya kerja prestatif, dorongan berinisiatif dan antusiasme untuk melaksanakan strategi usaha.
·         Adanya kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan di dalam lingkungan usahanya.
·         Adanya kreativitas dan inovatif dalam menerapkan cara mengolah keadaan usaha demi keuntungan.

Dalam usaha pun, kita harus menganalisis risikoyang ada. Risiko usaha ialah kegagalan atau ketidakberhasilan dalam menangkap peluangusaha. Risiko usaha dapat ditimbulkan karena hal-hal berikut.
·         Permintaan (perubahan mode, selera, dandaya beli)
·         Perubahan konjungtur (perubahan kondisiperekonomian yang pasang surut)
·         Persaingan
·         Akibat lain, sepertit bencana alam, perubahan aturan, perubahan teknologi, dan lain-lain.
Dalam melakukan usaha, sebaiknya kitamemiliki etika bisnis yang sesuai dengan aturanagama yang berdasarkan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai tanda syukur atas nikmat yang diberikan. Selain itu, usaha tidak hanya mengejarkeuntungan saja, tetapi juga harus memberikan dampak yang positif bagi lingkungan sekitar.

3)      Keberhasilan dan Kegagalan dalam Berwirausaha Pengolahan Makanan Khas  Daerah
Keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
·         Sikap mental yang positif dalam berusaha.
·         Keyakinan yang kuat dalam berusaha.
·         Percaya diri dan keyakinan terhadap diri sendiri.
·         Tingkah laku yang dapat dipertanggung jawabkan.
·         Inovatif dan kreatif.
·         Keunggulan dalam menjalankan usaha.
·         Sasaran yang tepat dan menantang dalam berusaha.
·         Pengelolaan waktu yang efektif dan efisien.
·         Pengembangan diri.
·         Selalu mengadakan evaluasi atas usaha yang dijalankan.








BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Makanan khas dari daerah Bandung salah satunya adalah Cireng dan yang mana Harganya murah dan terjangkau dapat dinikmati berbagaikalangan masyarakat. Makanan ringan tersebut adalah makanan yang mempunyai nilaigizi yang tinggi pula dan tidak kalah dengan makanan modern.

3.1 Saran
Tradisi peninggalan nenek moyang, yaitu makanan-makanan khas harus dilestarikan dan harus dijaga agar khususnya makanan khas Cilacap umumnya makanankhas Indonesia tetap terjaga dan tidak hilang terkikis oleh zaman.