KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak
nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Teori dan model keperawatan” dengan baik tanpa ada halangan yang
berarti.Makalah ini telah kami selesaikan berkst kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami samapaikan banyak terimakasih kepada
segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian
makalah ini.
Diluar itu penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami
selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian yang bisa
kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
memberikan manfaat bagi kita semua.
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk
pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada
perkembangannya ilmu keperawatan selalu
mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu
terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga dengan
pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat serta teknologi bidang
kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan di
sebagian besar rumah sakit Indonesia
umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan.
Profesi
keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks.Dalam melaksanakan
prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang
sudah dimunculkan.Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang
abstrak yang dapat diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep
keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model
keperawatan.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk
sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses,
peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi
tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.Yang dimaksud teori
keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena
mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam
menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan
digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Berikut ini adalah
ringkasan beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat
profesional sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan
pada keyakinan dan nilai dasar keperawatan.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apakah yang dimaksud dengan model praktik
keperawatan dan apakah tujuan teori dan model keperawatan ?
2. Bagaimanakah
karakteristik teori keperawatan dan apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi
teori keperawatan ?
3.
Bagaimanakah pandangan beberapa ahli
tentang model konsep dan teori keperawatan?
C.
TUJUAN
1. Mengetahui model praktik
keperawatan dan tujuan teori dan model keperawatan.
2. Mengetahui karakteristik teori keperawatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi teori
keperawatan.
3. Mengetahui pandangan beberapa ahlitentang model konsep
dan teori keperawatan.
BAB
II
KONSEP
TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN
A. PENGERTIAN
Model adalah contoh, menyerupai, merupakan
pernyataan simbolik tentang fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual
melalui penggunaan symbol dan diafragma. Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap
suatu obyek, benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan
persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan. Model konsep adalah rangkaian
konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan yang menjelaskan secara luas
fenomena-fenomena, mengekspresikan asumsi dan mencerminkan masalah.
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau
suatu kerangka konsep atau definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis
terhadap gejala-gejala atau fenomena –fenomena dengan menentukan hubungan
spesifik antara konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan,
meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah
atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian.
Teori
keperawatan didefinisikan oleh Stevens (1981) sebagai usaha untuk
menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lainnya
dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan memperkirakan dan mengontrol
hasil asuhan keperawatan yang dilakukan.
Teori
keperawatan menurut Barnum 1990 merupakan usaha-usaha
untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan.
Model konseptual keperawatan merupakan
suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan
perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi
organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa
yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan
tahu apa yang harus perawat kerjakan.
B.
TUJUAN TEORI
DAN MODEL KEPERAWATAN
a. Tujuan
Teori Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu
bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan
memiliki tujuan yang ingin dicapai, diantaranya:
1.
Adanya teori keperawatan diharapkan dapat
memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam
pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk model praktek
keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi.
2.
Adanya teori keperawatan membantu para
anggota profesi perawat untuk memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian
asuhan keperawatan kemudian dapat memberikan dasar dalam menyelesaikan berbagai
masalah keperawatan.
3.
Adanya teori keperawatan membantu proses
penyelesain masalah dalam keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi
tujuan tindakan keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat
dipertimbangkan.
4.
Adanya teori keperawatan juga dapat
memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan
pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang.
b. Tujuan
Model Keperawatan
1. Menjaga
konsisten asuhan keperawatan.
2. Mengurangi
konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim
keperawatan.
3. Menciptakan
kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Memberikan
pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
5. Menjelaskan
dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota
tim keperawatan.
C.
KARAKTERISTIK
TEORI KEPERAWATAN
Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983)
menegaskan terdapat lima karakteristik dasar teori keperawatan :
1.
Teori
keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai hubungan yang
spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia,
konsep sehat-sakit, konsep lingkungan dan keperawatan
2. Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori
keperawatan digunakan dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan
dengan menggunakan cara berpikir yang logis
3. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya
teori keperawatan dapat digunakan pada masalah sederhana maupun masalah
kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktek keperawatan
4. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of
knowledge keperawatan yang dilakukan melalui penelitian
5. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam
memperbaiki kualitas praktek keperawatan
D.
FAKTOR
PENGARUH TEORI KEPERAWATAN
1.
Filosofi
Florence Nigtingale
Florence merupakan salah satu pendiri
yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan yang melalui filosofi keperawatan
yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar
manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan
orang yang sakit yang dikenal dengan teori lingkungannya. Selain Florence juga
membuat standar pada pendidikan keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan
keperawatan yang efesien.Beliau juga membedakan praktek keperawatan dengan
kedokteran dan perbedaan perawatan pada orang yang sakit dengan yang sehat.
2.
Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh
dalam perkembangan teori-teori keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan
bahwa dalam memberikan pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh
wanita karena wanita mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan perawat, akan
tetapi perubahan identitas dalam proses telah berubah seiring dengan
perkembangan keperawatan sebagai profesi yang mandiri, demikian juga yang
dahulu budaya perawat dibawah pengawasan langsung dokter, dengan berjalannya
dan diakuinya keperawatan sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi
keperawatan telah ada sehingga peran perawat dan dokter bukan di bawah
pengawasan langsung akan tetapi sebagai mitra kerja yang sejajar dalam
menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.
3.
Sistem
Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi
perubahan besar dalam perkembangan teori keperawatan. Dahulu pendidikan
keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum keperawatan yang jelas, akan
tetapi sekarang keperawatan telah memiliki sistem pendidikan keperawatan yang
terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga teori-teori keperawatan
juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan keperawatan.
4.
Pengembangan
Ilmu Keperawatan
Pengembangan ilmu keperawatan
ditandai dengan adanya pengelompokan
ilmu keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan
komunitas yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang dan
tidak menutup kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada
cabang ilmu keperawatan yang khusus atau subspesialisasi yang diakui sebagai
bagian ilmu keperawatan sehingga teori-teori keperawatan dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan atau lingkup
bidang ilmu keperawatan.1
E.
SEJARAH KEPERAWATAN DALAM ISLAM
Banyak perawat-perawat muslim tidak mengenal Rufaidah
binti Sa’ad, banyak dari mereka yang hanya mengenal tokoh keperawatan yang
berasal dari dunia barat yaitu Florence Nighttingale seorang tokoh keperawatan
yang berasal dari Inggris. Sesungguhnya apabila kita ingin menelaah lebih jauh
lagi ke belakang jauh sebelum agama Islam menyentuh dunia barat, dunia barat saat
itu mengalami masa kegelapan dan kebodohan di karenakan pada waktu itu
kebijakan dari pihak gereja yang lebih banyak menguntungkan mereka, tapi disisi
lain di belahan dunia lainnya yaitu Jazirah Arab dimana Islam telah di ajarkan
oleh Rasulullah ilmu pengetahuan mengalami kemajuan terutama dalam dunia
keperawatan. Bukan berarti rasul menjadi seorang tabib tapi dalam ajaran Islam
yang beliau sampaikan mengandung ajaran dan nilai- nilai kesehatan
seperti perilaku hidup bersih dan sehat, pentingnya menjaga kebersihan diri (
Personal Hygiene ), menjaga kebersihan makanan, mencuci tangan, ibadah puasa,
berwudhu dan lain sebagainya.
Menurut Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam
studi Paper Presented at the 3rd International Nursing Conference “Empowerment and
Health: An Agenda for Nurses in the 21st Century” yang diselenggarakan di
Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998, menggambarkan Rufaidah adalah perawat
profesional pertama dimasa sejarah islam. Beliau hidup di masa Nabi Muhammad
SAW di abad pertama Hijriah /abad ke-8 Sesudah Masehi, dan diilustrasikan
sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah seorang pemimpin,
organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain.
Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah
binti Sa’ad Al Bani Aslam Al-Khazraj yang tinggal di Madinah, dia lahir di
Yathrib dan termasuk kaum Ansar yaitu suatu golongan yang pertama kali menganut
Islam di Madinah. Ayahnya seorang dokter dan dia mempelajari ilmu keperawatan
saat membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang Rufaidah mengabdikan
dirinya merawat kaum muslimin yang sakit dan membangun tenda di luar Mesjid
Nabawi saat dalam keadaan damai. Dan saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dia
menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dia juga
mendirikan Rumah Sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan Rasulullah
SAW pun memerintahkan agar para korban yang terluka di bantu oleh dia.
Dalam beberapa literatur sejarah islam mencatat
beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah seperti : Ummu Ammara, Aminah, Ummu
Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman, dan Hindun.3
Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai perawat
adalah :
a.
Ku’ayibat,
b.
Aminah binti Abi Qays Al Ghifari,
c.
Ummu Atiyah Al Ansariyat, dan
d.
Nusaibat binti Ka’ab Al Maziniyat.
Sejarah Perkembangan
Keperawatan Islam
1. Masa penyebaran Islam/ The Islamic Period (570 – 632
M)
Dokumen tentang keperawatan sebelum-islam (pre-islamic
period) sebelum 570 M sangat sedikit ditemukan. Perkembangan keperawatan di
masa ini, sejalan dengan perang kaum muslimin/jihad (holy wars), memberikan
gambaran tentang keperawatan dimasa ini. Sistem kedokteran masa lalu yang lebih
menjelaskan pengobatan dilakukan oleh dokter ke rumah pasien dengan memberikan
resep, lebih dominan. Hanya sedikit sekali lilatur tentang perawat, namun dalam
periode ini dikenal seorang perawat yang bersama Nabi Muhammad SAW telah
melakukan peran keperawatan yaitu Rufaidah binti Sa’ad/Rufaidah Al-Asamiya (Tumulty
2001, Al Osimy, 1994)
2. MasaSetelah Nabi/Post –Prophetic Era (632 – 1000 M)
Sejarah tentang keperawatan setelah wafatnya Nabi
Muhammad SAW jarang sekali (Al Simy, 1994). Dokumen yang ada lebih didominasi
oleh kedokteran dimasa itu. Dr Al-Razi yang digambarkan sebagai seorang
pendidik, dan menjadi pedoman yang juga menyediakan pelayanan keperawatan. Dia
menulis dua karangan tentang “The Reason Why Some Persons and the Common People
Leave a Physician Even if He Is Clever” dan “A Clever Physician Does Not Have
the Power to Heal All Diseases, for That is Not Within the Realm of Possibility.”
Di masa ini ada perawat diberi nama “Al Asiyah” dari kata Aasa yang berarti
mengobati luka, dengan tugas utama memberikan makanan, memberikan obat, dan
rehidrasi.
3. Masa Late to Middle Ages (1000 – 1500 M)
Dimasa ini negara-negara Arab membangun RS dengan
baik, dan mengenalkan perawatan orang sakit. Ada gambaran unik di RS yang
tersebar dalam peradaban Islam dan banyak dianut RS modern saat ini hingga sekarang,
yaitu pemisahan antara ruang pasien laki-laki dan wanita, serta perawat wanita
merawat pasien wanita dan perawat laki-laki, hanya merawat pasien laki-laki (Donahue,
1985, Al Osimy, 2004)
4. Masa Modern (1500 – sekarang) Early Leaders in
Nursing’s Development
Masa ini ditandai dengan banyaknya ekspatriat asing
(perawat asing dari Eropa, Amerika dan Australia, India, Philipina) yang masuk
dan bekerja di RS di negara-negara Timur Tengah. Bahkan dokumen tentang
keperawatan di Arab, sampai tahun 1950 jarang sekali, namun di tahun 1890
seorang misionaris Amerika, dokter dan perawat dari Amerika telah masuk Bahrain
dan Riyadh untuk merawat Raja Saudi King Saud. (Amreding, 2003)
Dimasa ini ada seorang perawat Timur Tengah bernama
Lutfiyyah Al-Khateeb, seorang perawat bidan Saudi pertama yang mendapatkan Diploma
Keperawatan di Kairo dan kembali ke negaranya, dan di tahun 1960 dia membangun
Institusi Keperawatan di Arab Saudi.
F.
PANDANGAN
BEBERAPA AHLI TENTANG MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN
1.
Siti Rufaidah
Kegiatan pelayanan keperawatan
berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat muslim pertama yaitu Siti
Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu berusaha memberikan
pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya
kaya atau miskin. Ada pula yang mengenal sebagai Rufaidah binti Sa’ad/Rufaidah
Al-Asalmiya dimana dalam beberapa catatan publikasi menyebutkan Rufaidah
Al-Asalmiya, yang memulai praktek keperawatan dimasa Nabi Muhammad SAW adalah
perawat pertama muslim Sementara sejarah perawat di Eropa dan Amerika mengenal
Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern, Negara di timur tengah
memberikan status ini kepada Rufaidah, seorang perawat muslim (Jan, 1996).
Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal diteruskan turun
temurun dari generasi ke generasi di perawat Islam khususnya di Arab Saudi dan
diteruskan ke generasi modern perawat di Saudi dan Timur.
Rufaidah
melatih pula beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat, dan dalam perang
Khaibar mereka meminta ijin Nabi Muhammad SAW, untuk ikut di garis belakang
pertempuran untuk merawat mereka yang terluka, dan Nabi mengijinkannya. Tugas
ini digambarkan mulia untuk Rufaidah, dan merupakan pengakuan awal untuk
pekerjaaannya di bidang keperawatan dan medis.
Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat
mereka yang terluka akibat perang. Namun juga terlibat dalam aktifitas sosial
di komuniti. Dia memberikan perhatian kepada setiap muslim, miskin, anak yatim,
atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberikan bekal
pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati
sehingga memberikan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasiennya
dengan baik pula. Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi
perawat, sehingga perkembangan sisi teknologi dan sisi kemanusiaan (human
touch) mesti seimbang.
2.
Florence
Nightingale (Teori Nightingale)
Nightingale membuat sebuah teori yang
dikenal sebagai teori keperawatan modern (modern
nursing). Titik berat teori ini adalah pada aspek lingkungan. Nightingale
meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat penting untuk penanganan perawatan
yang layak. Komponen lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan, antara lain:
a. Udara
segar
b. Air
bersih
c. Saluran
pembuangan yang efesien
d. Kebersihan
e. Cahaya
Aspek lingkungan yang diutamakan
Nightingale dalam merawat klien adalah ventilasi yang cukup bagi klien.Ia
berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara terus-menerus merupakan
prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu, setiap perawat harus menjaga udara
yang harus dihirup klien tetap bersih , sebersih udara luar tanpa harus
membuatnya kedinginan. Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatn
klien adalah cahaya matahari. Nightingale yakin sinar matahari dapat member
manfaat yang besar bagi kesehatan klien. Karenanya, perawat juga perlu membawa
klien berjalan-jalan keluar untuk merasakan sinar matahari selama tidak
terdapat kontraindikasi .focus perawatan klien menurut Nightingale adalah pada
kebersihan. Ia berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh
tingkat kebersihan, baik kebersihan klien, perawat maupun lingkungan.
Selain kelima komponen lingkungan
diatas, seorang perawat juga harus memperhatikan kehangatan, ketenangan, dan
makanan klien.
Perawat |
Kesehatan |
Lingkungan |
Klien |
Gambar 1.1. Model teori nightingale |
Asumsi
Utama Teori Nightingale
Nightingale mendefenisikan kesehatan
sebagai kondisi sejahtera dan mampu memanfaatkan setiap daya yang dimiliki
hingga batas maksimal, sedangkan penyakit merupakan proses perbaikan yang
dilakukan tubuh untuk membebaskan diri dari gangguan yang dialami sehingga
individu dapat kembali sehat. Prinsip perawatan adalah menjaga agar proses
reparative ini tidak terganggu dan tiak menyediakan kondisi yang optimal untuk
proses tersebut. Untuk mencapai kondisi kesehatan, perawat harus menggunakan
nalarnya, disertai ketekunan dan observasi.
Dengan demikian, kesehatan dapat
dipelihara melalui upaya pencegahan penyakit melalui faktor kesehatan
lingkungan. Ia menyebut hal ini sebagai health
nursing dan membedakannya dengan proper nursing yang berarti merawat
klien yang sakit hingga ia dapat bertahan atau setidaknya menjadi lebih baik
hingga saat kematiannya.
Menurut Nightingale, lingkungan
adalah tatanan eksternal yang memengaruhi sakit dan sehatnya seseorang,
termasuk disini makanan klien dan interaksi perawat dengan klien. Jika
seseonrang ingin sehat, perawat, alam, dan orang yang bersangkutan harus
bekerja sama agar proses reparative dapat berjalan. Hubungan ketiga komponen
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Pengaruh
Teori Nightingale Terhadap Keperawatan
Manusia Alam/ Perawat Lingkungan |
Penyakit |
Proses
reparatif |
Kesehatan
manusia |
Gambar 1.2.
Hubungan faktor kesehatan manusia |
Teori Nigtingale, keperawatan modern (modern nursing), merupakan langkah awal dalam formalisasi dan
pengembangan ilmu keperawatan selanjutnya. Ia telah meletakkan suatu pijakan
bagi pengembangan teori keperawatn sesudahnya. Didasari atau tidak, Nightingale
telah member pedoman umum bagi perawat dalam merawat klien.Prinsip-prinsip
dasar perbaikan lingkungan dan penanganan psikologis terhadap klien dapat
diterapkan dengan modifikasi dalam banyak tatanan perawatan kontemporer.Ide-ide
Nightingale telah mendorong pemikiran produktif bagi perawat dan profesi keperawatan.
3.
Virginia
Henderson (Teori Henderson)
Defenisi
Keperawatan Menurut Henderson
Virginia henderson memperkenalkan
defenition of nursing (defenisi keperawatan). Defenisinya mengenai keperawatan
dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya.Ia menyatakan bahwa defenisi
keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan fisiologis. Henderson
sendiri kemudian mengemukakan sebuah defenisi keperawatan yang ditinjau dari
sisi fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat adalah membantu individu, baik
dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan berbagai
aktivitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses
meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat
ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untk itu. Di samping
itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang dikenal dengan
“The Activities of Living”.Model
tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu individu dalam meningkatkan
kemandiriannya secepat mungkin.Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri,
tidak tergantung pada dokter.Akan tetapi perawat tetap menyampaikan rencananya
pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.
Konsep
Utama Teori Henderson
Konsep utama teori Henderson mencakup
manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan.
1. Manusia. Henderson
melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih
kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih
kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14
komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan. Keempat belas kebutuhan
tersebut adalah sebagai berikut.
1) Bernapas
secara normal
2) Makan
dan minum dengan cukup
3) Membuang
kotoran tubuh
4) Bergerak
dan menjaga posisi yang diinginkan
5) Tidur
dan istirahat
6) Memilih
pakaian yang sesuai
7) Menjaga
suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah
lingkungan
8) Menjaga
tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen
9) Menghindari
bahaya lingkungan yang bisa melukai
10) Berkomunikasi
dengan orang lain dalam menungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut, atau
pendapat
11) Beribadah
sesuai dengan keyakinan
12) Bekerja
dengan tata cara yang mengandung prestasi
13) Bermain
atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi
14) Belajar
mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan
normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Keempat belas kebutuhan dasar manusia
di atas dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu komponen kebutuhan
biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual kebutuhan dasar poin a-i
termasuk komponen kebutuhan biologis, poin j dan n termasuk komponen kebutuhan
psikologis, poin k termasuk kebutuhan spiritual, dan komponen l dan m termasuk
komponen kebutuhan sosiologis.
Henderson juga menyatakan bahwa
pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien
dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit).
2. Keperawatan. Perawat
mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalam keadaan sehat maupun
sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi independence di dalam penanganan
perawatan berdasarkan kebutuhan manusia (14 komponen di atas). Untuk menjlankan
fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosial.
3. Kesehatan. Sehat
adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi
kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit.
Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan.
Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki
kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
4. Lingkungan. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan.
a. Individu
yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan
menghambat kemampuan tersebut
b. Perawat
harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis
c.
Perawat harus memiliki pengetahuan tentang
keamanan lingkungan
d.
Dokter menggunakan hasil observasi dan
penilaian perawat sebagai dasar dalam memberikan resep
e.
Perawat harus meminimalkan peluang
terjadinya luka melalui saran-saran tentang kontruksi bangunan dan
pemeliharaannya
f.
Perawat harus tahu tentang kebiasaan
sosial dan praktik keagamaan untuk memperkirakan adanya bahaya.
Dalam pemberian layanan kepada klien,
terjalin hubungan antara perawat dengan klien. Menurut henderson, hubungan
perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung
hingga hubungan sangat mandiri.
1.
Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien
2.
Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien
3.
Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi pasien yang gawat,
perawat berperan sebagai pengganti di dalam memenuhi kebutuhan pasien akibat
kekuatan fisik, kemampuan, atau kemampuan pasien yang berkurang.Di sini perawat
berfungsi untuk “melengkapinya”.Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada
fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong untuk menolong atau membantu
pasien mendapatkan kembali kemandiriannya. Kemandirin ini sifatnya relatif,
sebab tidak ada satu pun manusia yang tidak bergantung pada orang lain.
Meskipun demikian, perawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan
kesehatan pasien.Sebagai mitra, perawat dan pasien bersama-sama merumuskan
rencana perawatan bagi pasien.Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap
memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar
tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis dan faktor lainnya, seperti
usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya, serta kekuatan
fisik dan intelektual.
Kaitannya dengan hubungan
perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk
mengikuti perintah dokter.Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang
membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan
lainnya.Tugas perawat adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen
kesehatan ketika tidak ada dokter.Rencana perawatan yang dirumuskan perawat dan
pasien harus dijalankan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rencana
pengobatan yang dilakukan oleh dokter.
Keyakinan
dan tata Nilai Teori Henderson
Perawat |
Dokter |
Pasien |
Gambar 1.3. Hubungan Perawat, pasien dan dokter |
Fokus keperawatan pada teori
Henderson adalah klien yang memiliki keterikatan hidup secar individual selama
daur kehidupan, dari fase ketergantungan hingga kemandirian sesuai dengan usia,
keadaan, dan lingkungan. Perawat merupakan penolong utama klien dalam
melaksanakan aktivitas penting guna memelihara dan memulihkan kesehatan klien
atau mencapai kematian yang damai.Bantuan ini diberikan oleh perawat karena
kurangnya pengetahuan kekeuatan, atau kemauan klien dalam melaksanakan 14
komponen kebutuhan dasar.
Aplikasi
Teori henderson dalam Proses Keperawatan
Defenisi ilmu keperawatan Henderson
dalam kaitannya dengan praktik keperawatan menunjukkan bahwa perawat memiliki
tugas utama sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada pasien. Manfaat
asuhan keperawatan ini terlihat dari kemajuan kondisi pasien, yang smula
bergantung pada orang lain menjadi mandiri. Perawat dapat membantu pasien
beralih dari kondisi bergantung (dependent)
menjadi mandiri (independent) dengan
mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi 14 komponen
penanganan perawatan dasar.
Pada tahap penilaian (pengkajian),
perawat menilai kebutuhan dasar pasien berdasarkan 14 komponen di atas. Dalam
mengumpulkan data , perawat menggunakan metode observasi, indera penciuman,
peraba, dan pendengaran. Setelah data terkummpul, perawat menganalisis data
tersebut dan membandingkannya dengan perngetahuan dasar tentang sehat-sakit.
Hasil analisis tersebut menentukan diagnosis keperawatan yang akan muncul.
Diagnosis keperawatan menurut Henderson, dibuat dengan mengenali kemampuan
individu dalam memenuhi kebutuhannya, dengan atau tanpa bantuan, serta dengan
mempertimbangkan kekuatan atau pengetahuan yang dimiliki individu.
Tahap perencanaan, menurut Henderson,
meliputi aktivitas penyusunan rencana kebutuhan sesuai kebutuhan indiviu,
termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika ditemukan adanya perubahan, serta
dokumentasi bagaimana perawat membantu individu dalam keadaan sehat atau
sakit.Selanjutnya, pada tahap implementasi, perawat membantu individu memenuhi
kebutuhan dasar yang telah disusun dalam rencana perawatan guna memelihara
kesehatan individu, memulihkannya dari kondisi sakit, atau membantunya
meninggal dalam damai. Intervensi yang diberikan perawat sifatnya individual,
bergantung pada prinsip fisiologis, usia, latar belakang budaya, keseimbangan
emosional, dan kemampuan intelektual serta fisik individu. Terakhir, perawat
mengevaluasi pencapaian kriteria yang diharapkan dengan menilai kemandirian
pasien dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.
4.
Imogene
King (Teori King)
King memahami model konsep dan teori
keperawatan dengan menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan
interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan dalam
model konsep interaksi.
Dalam mencapai hubungan interaksi,
King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya system personal, system
interpersonal dan system social yang saling berhubungan satu dengan yang lain,
yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Sistem Sosial |
Sistem
Interpersonal |
Sistem personal |
Gambar 1.4. Hubungan system personal, interpersonal,
dan sosial |
Menurut King system personal
merupakan system terbuka dimana didalamnya terdapat persepsi, adanya pola
tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan lingkungan,
kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dan
pasien serta hubungan social yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat
dan pasien dalam menegakkan system social, sesuai dengan situasi yang ada.
Melalui dasar sistem tersebut, maka King memandang manusia merupakan individu
yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan objek. Manusia sebagai
makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan
sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai makhluk
social manusia akan hidup bersama orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain.1
Berdasarkan hal tersebut, maka
manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu:
1. Informasi
kesehatan
2. Pencegah
penyakit
3. Kebutuhan
terhadap perawat ketika sakit.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari komponen yang dapat
digambarkan pada gambar 1.5.
Berdasarkan gambar tersebut, dapat
dijelaskan bahwa konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen:
1. Aksi
merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam memahami
atu mengenali kondisi yang ada dalam keperawatn dengan gambaran hubungan
perawat dank lien untuk melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.
2. Reaksi
adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi adanya aksi dan meruapakn respons
dari individu.
Transaksi |
Perawat Aksi Klien |
Interaksi |
Reaksi |
Gambar 1.5. Model konsep menurut King |
3.
Perawat Aksi KlienRRRRRR |
ReaksiIIII |
InteraksiFFFFFF |
Feddback FF |
FeedbackTTTTrT |
Transaksi GG |
Gambar 1.5. Model konsep menurut King |
4. Transaksi
merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu persetujuan
dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
5.
Dorothe
E. Orem (Teori Orem)
Pandangan Teori Orem dalam tatanan
pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan
tindakan keperewatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep
keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori self care diantaranya :
1. Perawatan
Diri Sendiri (self care)
Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi : pertama, self care itu sendiri, yang
merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh
individu itun sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan ; kedua,self care agency, merupakan suatu kemampuan inidividu dalam
melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia,
perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain. ; ketiga, adanya tuntutan atau permintaan dalam
perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam
waktu tertentu untuk perawatn diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat
dalam tindakan yang tepat ; keempat, kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada
penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan
dengan prises kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh, self
care yang bersifat universal itu adalah aktivitas sehari-hari (ADL) dengan
mengelompokkan kedalamkebutuhan dasar manusianya.
2. Self
Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam
perawatan secara umum dimana segala perencanaan kepereawatan diberikan pada
saat perawatan dibutuhkan yang dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa,
atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam
peningkatan self care, baik secara
kualitas maupun kuantitas.
3. Teori
Sistem Keperawatan
Merupakan teori yang menguraikan
secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat
atau pasien sendiri yang didasari pada Orem yang mengemukakan tentang pemenuhan
kebutuhan diri sendiri,kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan
perawatan mandiri.Dalam
pandangan teori system ini Orem memberikan identifikasi dalam system pelayanan
keperawatan diantaranya :
a.
Sistem
bantuan secara penuh (Wholly Compensatory
System)
Merupakan suatu tindakan keperawatn
dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan
pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan
dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan.
Pemberian bantuan system ini dapat dilakukan pada orang yang tidak mampu
melakukan aktivitas dengan sengaja seperti pada pasien koma pada pasien sadar
dan mungkin masih dapat membuat suatu pengamatan dan penilaian tentang cedera
atau masalah yang lain akan tetapi tidak mampu dalam melakukan tindakan yang memerlukan ambulasi atau manipulasi
gerakan, seperti pada pasien yang fraktur vertebra dan pada pasien yang tidak
mampu mengurus sendiri, membuat penilaian serta keputusan dalam self care-nya dan pasien tersebut masih
mampu melakukan ambulasi dan mungkin dapat melakukan beberapa tindakan self care-nya melalui bimbingan secara continue seperti pada pasien retardasi
mental.
b.
Sistem
bantuan sebagian (Partially Compensatory
System)
`Merupakan system dalam pemberian
perawatan diri secara sebagian saja dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan
bantuan secara minimal seperti pada pasien yang post operasi abdomen dimana
pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi
butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan perawatan luka.
c.
System
suportif dan edukatif
Merupakan system bantuan yang
diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan
pasien mampu memerlukan perawatn secar mandiri.Sistem ini dilakukan agar pasien
mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran.Pemberian
system ini dapat dilakukan pada pasien yang memerlukan informasi dalam
pengaturan kelahiran.
6.
Jean
Watson (Teori Watson)
Jean Watson dalam memahami konsep
keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia dan merawat manusia.Tolak
ukur pandangan Watson ini didasari pada unsure teori kemanusiaan. Pandangan
teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan
manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal
(kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan
eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan
fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual,
kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal
(kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan
Blophysikal |
Kebutuhan
psikofisikal |
Intra
personal-interpersonal |
Kebutuhan
psikososial |
Kebutuhan
makanan dan cairan Kebutuhan
eliminasi Kebutuhan
ventilasi |
Kebutuhan
aktivitas dan istirahat Kebutuhan
seksualitas |
Kebutuhan
berprestasi Kebutuhan
berorganisasi |
Kebutuhan
aktualisasi diri |
Gambar 1.6. cabang kebutuhan manusia menurut Jean
Watson |
Berdasarkan
empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga
dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik
fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara
pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan
harus berperan dan meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit,
mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Teori
human caring
Teori Jean Watson yang telah
dipublikasikan dalam keperawatan adalah “human
science and humancare”. Watson percaya bahwa focus utama dalam keperawatan
adalah pada carative factor yang bermula
dari perspektif himanistik yang dikombinasikan dengan dasar poengetahuan
ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi humanistic dan
system nilai serta seni yang kuat.Filosofi humanistic dan system nilai ini
member fondasi yang kokoh bagi ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat
membantu perawat menbgembangkan vidsi mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan
berpikir kritis.Pengembangan keterampilan berpikir kritis.Pengembangan
keterampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun
fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan, bukan pengobatan penyakit.
Asumsi
dasar tentang ilmu keperawatan Watson
Beberapa asumsi
dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:
1. Asuhan
keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.
2. Asuhan
keperawatterlaksana oleh adanya factor carative
yang menghasilkan kepuasan pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan
keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan individu
dan keluarga.
4. Respons
asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang sebagaimana mereka sekarang,
tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi
padanya nantinya.
5. Lingkungan
asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan perkembangan
potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk memilih kegiatan yang
tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.
6. Asuhan
keperawatan lebih bersifat healthgenic
(menyehatkan) daripada curing
(mengobati).
7. Praktik
caring merupakan pusat keperawatan.
Factor
carative teori Watson
Struktur dibangun
dari sepuluh factor carative yaitu:
1. Membentuk
sistem nilai humanistic-alturistik.
2. Menanamkan
keyakinan dan harapan (faith-hope).
3. Mengembangkan
sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
4. Membina
hubungan saling percaya dab saling bantu (helping-trust).
5. Meningkatkan
dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative.
6. Menggunakan
metode mpemecahan masalah yang sistemantis dalam pengambilan keputusan.
7. Meningkatkan
proses belajar-mengajar interpersonal.
8. Menyediakan
lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memeperbaiki mental, sosiokultural,
dan spiritual.
9. Membantu
dalam pemenuhan
kebutuhan dasar manusia.
10. Mengembangkan
factor kekuatan eksistensial-fenomenologis.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang
situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model
konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat
mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu
saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus
perawat kerjakan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar
dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep
keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Ada beberapa
yang mempengaruhi teori keperawatan yaitu, filosofi Nightingale, kebudayaan,
pendidikan, dan ilmu keperawatan.
B.
SARAN
Dalam penysunan makalah sebaiknya mahasiswa
menggunakan minimal tiga literatur
untuk menghasilkan makalah yang isinya lengkap dan sebaiknya perlu ditambahkan
lagi buku-buku kesehatan lainnya yang belum tersedia di perpustakaan untuk
menunjang penyelesaian tugas mahasiswa.
1.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
2.
Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar
Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika.
3.
http://perawattegal.wordpress.com/2017/10/29sejarah-keperawatan-islam-rufaidah-binti-saad/
4.
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.
5.
http://Teori
Keperawatan_ Abdellah « Elisasiregar's Blog.mht
6.
http://Teori
Keperawatan_Ida Orlando « Elisasiregar's
Blog.mht
7.
http://Teori
Keperawatan Myra Levine« Elisasiregar's
Blog.mht
8.
http://Teori
Keperawatan Dorothy Johnshon
« Elisasiregar's Blog.mht
9.
http://Konsep &
Metode Keperawatan (ed. 2) - Google Buku.mht
No comments:
Post a Comment