KUMPULAN MAKALAH : 05/22/24

Wednesday, May 22, 2024

MAKALAH TENTANG PENDIDIKAN

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia (Edison A. Jamli, 2005). Proses globalisasi berlangsung melalui dua dimensi, yaitu dimensi ruang dan waktu. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, dan terutama pada bidang pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat dihindari kehadirannya, terutama dalam bidang pendidikan.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin kencangnya arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Banyak sekolah di indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini mulai melakukan globalisasi dalam sistem pendidikan internal sekolah. Hal ini terlihat pada sekolah – sekolah yang dikenal dengan billingual school, dengan diterapkannya bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Mandarin sebagai mata ajar wajib sekolah. Selain itu berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang membuka program kelas internasional. Globalisasi pendidikan dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akan tenaga kerja berkualitas yang semakin ketat. Dengan globalisasi pendidikan diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di pasar dunia. Apalagi dengan akan diterapkannya perdagangan bebas, misalnya dalam lingkup negara-negara ASEAN, mau tidak mau dunia pendidikan di Indonesia harus menghasilkan lulusan yang siap kerja agar tidak menjadi “budak” di negeri sendiri.

`           Persaingan untuk menciptakan negara yang kuat terutama di bidang ekonomi, sehingga dapat masuk dalam jajaran raksasa ekonomi dunia tentu saja sangat membutuhkan kombinasi antara kemampuan otak yang mumpuni disertai dengan keterampilan daya cipta yang tinggi. Salah satu kuncinya adalah globalisasi pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Selain itu hendaknya peningkatan kualitas pendidikan hendaknya selaras dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Tidak dapat kita pungkiri bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam hal ini, untuk dapat menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik tadi tentu saja memerlukan biaya yang cukup besar. Tentu saja hal ini menjadi salah satu penyebab globalisasi pendidikan belum dirasakan oleh semua kalangan masyarakat. Sebagai contoh untuk dapat menikmati program kelas Internasional di perguruan tinggi terkemuka di tanah air diperlukan dana lebih dari 50 juta. Alhasil hal tersebut hanya dapat dinikmati golongan kelas atas yang mapan. Dengan kata lain yang maju semakin maju, dan golongan yang terpinggirkan akan semakin terpinggirkan dan tenggelam dalam arus globalisasi yang semakin kencang yang dapat menyeret mereka dalam jurang kemiskinan. Masyarakat kelas atas menyekolahkan anaknya di sekolah – sekolah mewah di saat masyarakat golongan ekonomi lemah harus bersusah payah bahkan untuk sekedar menyekolahkan anak mereka di sekolah biasa. Ketimpangan ini dapat memicu kecemburuan yang berpotensi menjadi konflik sosial. Peningkatan kualitas pendidikan yang sudah tercapai akan sia-sia jika gejolak sosial dalam masyarakat akibat ketimpangan karena kemiskinan dan ketidakadilan tidak diredam dari sekarang.

 

1.2  Rumusan Masalah

Secara umum, rumusan masalah  pada makalah “Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan” ini dapat dirumuskan seperti pada pertanyaan berikut.

a.        Apa dampak dari globalisasi untuk  dunia pendidikan?

b.      Penyebab buruknya pendidikan di era globalisasi?

c.       Cara penyesuan pendidikan di Indonesia pada era globalisasi?

 

1.3  Tujuan

1.      Bagi Penulis

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dalam mata kuliah pengantar pendidikan. Selain itu, bagi diri kami pribadi makalah ini juga diharapkan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan yang lebih bagi mahasiswa, baik dalam lingkup universitas negeri malang maupun di civitas akademika yang lain.

2.     Bagi Pembaca

Makalah ini dimaksudkan untuk membahas dampak globalisasi terhadap dunia pendidikan dan menambah ilmu pengetahuan mengenai globalisasi. Para pembaca yang dominan dari kaula mahasiswa bisa digunakan untuk langkah menuju ke pengetahuan yang lebih luas, sehingga kedepannya tercipta sdm-sdm yang unggul.

3.   Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat bisa lebih memahami tentang arti penting globalisasi sehingga dampak negatif yang berimbas bisa leih diperkecil. Dan juga diharapkan agar realisasi kegiatan positif terhadap adanya pendidikan semakin lebih baik.

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1  Pengaruh  Globalisasi terhadap dunia Pendidikan

      Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan globalisasi, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.

      Ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak SDM yang berkualitas dan bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah globalisasi, menimbulkan

Dampak positif dan negatif dari dari pengaruh globalisasi dalam pendidikan dijelaskan dalam poin-poin berikut:

 

1.      Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia 

 

Pengajaran Interaktif Multimedia

            Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan computer. Apabila dulu, guru menulis dengan sebatang kapur, sesekali membuat gambar sederhana atau menggunakan suara-suara dan sarana sederhana lainnya untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Sekarang sudah ada computer. Sehingga tulisan, film, suara, music, gambar hidup, dapat digabungkan menjadi suatu proses komunikasi.

            Dalam fenomena balon atau pegas, dapat terlihat bahwa daya itu dapat mengubah bentuk sebuah objek. Dulu, ketika seorang guru berbicara tentang bagaimana daya dapat mengubah bentuk sebuah objek tanpa bantuan multimedia, para siswa mungkin tidak langsung menangkapnya. Sang guru tentu akan menjelaskan dengan contoh-contoh, tetapi mendengar tak seefektif melihat. Levie dan Levie (1975) dalam Arsyad (2005) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus kata, visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dengan konsep.

Perubahan Corak Pendidikan

            Mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus berkompromi untuk melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945 yang telah diamandemen, UU Sisdiknas, dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan paradigma pendidikan dari corak sentralistis menjadi desentralistis. Sekolah-sekolah atau satuan pendidikan berhak mengatur kurikulumnya sendiri yang dianggap sesuai dengan karakteristik sekolahnya. Kemudahan Dalam Mengakses Informasi Dalam dunia pendidikan, teknologi hasil dari melambungnya globalisasi seperti internet dapat membantu siswa untuk mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan serta sharing riset antarsiswa terutama dengan mereka yang berjuauhan tempat tinggalnya.

            Pembelajaran Berorientasikan Kepada Siswa Dulu, kurikulum terutama didasarkan pada tingkat kemajuan sang guru. Tetapi sekarang, kurikulum didasarkan pada tingkat kemajuan siswa. KBK yang dicanangkan pemerintah tahun 2004 merupakan langkah awal pemerintah dalam mengikutsertakan secara aktif siswa terhadap pelajaran di kelas yang kemudian disusul dengan KTSP yang didasarkan pada tingkat satuan pendidikan. Di dalam kelas, siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajar-mengajar. Dulu, hanya guru yang memegang otoritas kelas. Berpidato di depan kelas. Sedangkan siswa hanya mendngarkan dan mencatat. Tetapi sekarang siswa berhak mengungkapkan ide-idenya melalui presentasi. Disamping itu, siswa tidak hanya bisa menghafal tetapi juga mampu menemukan konsep-konsep, dan fakta sendiri.

 2. Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia

 

Komersialisasi Pendidikan

            Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait menggambarkan sebuah kisah tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah dunia pendidikan dalam bukunya “Masa Depan Sempurna” bahwa tibanya perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa depan. Salah satu ciri utamanya ialah semangat menguji murid ala Victoria yang bisa menyenangkan Mr. Gradgrind dalam karya Dickens. Perusahaan-perusahaan ini harus membuktikan bahwa mereka memberikan hasil, bukan hanya bagi murid, tapi juga pemegang saham.(John Micklethwait, 2007:166). .

 

Bahaya Dunia Maya

Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam materi yang berpengaruh negative bertebaran di internet. Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet. Contohnya, 6 Oktober 2009 lalu diberitakan salah seorang siswi SMA di Jawa Timur pergi meninggalkan sekolah demi menemui seorang lelaki yang dia kenal melalui situs pertemanan “facebook”. Hal ini sangat berbahaya pada proses belajar mengajar.

Ketergantungan

            Mesin-mesin penggerak globalisasi seperti computer dan internet dapat menyebabkan kecanduan pada diri siswa ataupun guru. Sehingga guru ataupun siswa terkesan tak bersemangat dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-alat tersebut.

 

 

2.2 Keadaan Buruk Pendidikan di Indonesia

2.2.1 Paradigma Pendidikan Nasional yang Sekular-Materialistik

            Diakui atau tidak, sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia saat ini adalah sistem pendidikan yang sekular-materialstik. Hal ini dapat terlihat antara lain pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab VI tentang jalur, jenjang, dan jenis pendidikan bagian kesatu (umum) pasal 15 yang berbunyi : Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, advokasi, kagamaan, dan khusus dari pasal ini tampak jelas adanya dikotomi pendidikan, yaitu pendidikan agama dan pendidikan umum. Sistem pendidikan dikotomis semacam ini terbukti telah gagal melahirkan manusia yang sholeh yang berkepribadian sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan melalui penguasaan sains dan teknologi. Secara kelembagaan, sekularisasi pendidikan tampak pada pendidikan agama melalui madrasah, institusi agama, dan pesantren yang dikelola oleh Departemen Agama; sementara pendidikan umum melalui sekolah dasar, sekolah menengah, kejurusan serta perguruan tinggi umum dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional. Terdapat kesan yang sangat kuat bahwa pengembangan ilmu-ilmu kehidupan (iptek) dilakukan oleh Depdiknas dan dipandang sebagai tidak berhubungan dengan agama. Pembentukan karakter siswa yang merupakan bagian terpenting dari proses pendidikan justru kurang tergarap secara serius. Agama ditempatkan sekadar salah satu aspek yang perannya sangat minimal, bukan menjadi landasan seluruh aspek.

            Pendidikan yang sekular-materialistik ini memang bisa melahirkan orang yang menguasai sains-teknologi melalui pendidikan umum yang diikutinya. Akan tetapi, pendidikan semacam itu terbukti gagal membentuk kepribadian peserta didik dan penguasaan ilmu agama. Banyak lulusan pendidikan umum yang ‘buta agama’ dan rapuh kepribadiannya. Sebaliknya, mereka yang belajar di lingkungan pendidikan agama memang menguasai ilmu agama dan kepribadiannya pun bagus, tetapi buta dari segi sains dan teknologi. Sehingga, sektor-sektor modern diisi orang-orang awam. Sedang yang mengerti agama membuat dunianya sendiri, karena tidak mampu terjun ke sektor modern.

 

2.2.2 Mahalnya Biaya Pendidikan

            Pendidikan bermutu itu mahal, itulah kalimat yang sering terlontar di kalangan masyarakat. Mereka menganggap begitu mahalnya biaya untuk mengenyam pendidikan yang bermutu. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi membuat masyarakat miskin memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), dimana di Indonesia dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, komite sekolah yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha. Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas. Hasilnya, setelah komite sekolah terbentuk, segala pungutan disodorkan kepada wali murid sesuai keputusan komite sekolah. Namun dalam penggunaan dana, tidak transparan. Karena komite sekolah adalah orang-orang dekat kepada sekolah.

            Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu pemerintah secara mudah dapat melempar tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas.

            Privatisasi atau semakin melemahnya peran negara dalam sektor pelayanan publik tak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang luar negeri Indonesia sebesar 35-40 persen dari APBN setiap tahunnya merupakan faktor pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya, sector yang menyerap pendanaan besar seperti pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8 persen (Kompas, 10/5/2005).

            Koordinator LSM Education network foa Justice (ENJ), Yanti Mukhtar (Republika, 10/5/2005) menilai bahwa dengan privatisasi pendidikan berarti Pemerintah telah melegitimasi komersalialisasi pendidikan dengan menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan ke pasar. Dengan begitu, nantinya sekolah memiliki otonomi untuk menentukan sendiri biaya penyelenggaraan pendidikan. Sekolah tentu saja akan mematok biaya setinggi-tingginya untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untuk menikmati pendidikan berkualitas akan terbatasi dan masyarakat semakin terkotak-kotak berdasarkan status sosial, antara kaya dan miskin.

            Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya?. Kewajiban Pemerintahlah untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataan Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk ‘cuci tangan’.

Fandi achmad (Jawa Pos, 2/6/2007) menjelaskan sebagai berikut.

Mencermati konteks pendidikan dalam praktik seperti itu, tujuan pendidikan menjadi bergeser. Awalnya, pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan tidak membeda-bedakan kelas sosial. Pendidikan adalah untuk semua. Namun, pendidikan kemudian menjadi perdagangan bebas (free trade).

Tesis akhirnya, bila sekolah selalu mengadakan drama tahun ajaran masuk sekolah dengan bentuk pendidikan diskriminatif sedemikian itu, pendidikan justru tidak bisa mencerdaskan bangsa. Ia diperalat untuk mengeruk habis uang rakyat demi kepentingan pribadi maupun golongan.

 

2.2.3 Kualitas SDM yang Rendah

            Akibat paradigma pendidikan nasional yang sekular-materialistik, kualitas kepribadian anak didik di Indonesia semakin memprihatinkan. Dari sisi keahlian pun sangat jauh jika dibandingkan dengan Negara lain. Jika dibandingkan dengan India, sebuah Negara dengan segudang masalah (kemiskinan, kurang gizi, pendidikan yang rendah), ternyata kualitas SDM Indonesia sangat jauh tertinggal. India dapat menghasilkan kualitas SDM yang mencengangkan. Jika Indonesia masih dibayang-bayangi pengusiran dan pemerkosaan tenaga kerja tak terdidik yang dikirim ke luar negeri, banyak orang India mendapat posisi bergengsi di pasar Internasional.

Di samping kualitas SDM yang rendah juga disebabkan di beberapa daerah di Indonesia masih kekurangan guru, dan ini perlu segera diantisipasi. Tabel 1. berikut menjelaskan tentang kekurangan guru, untuk tingkat TK, SD, SMP dan SMU maupun SMK untuk tahun 2004 dan 2005. Total kita masih membutuhkan sekitar 218.000 guru tambahan, dan ini menjadi tugas utama dari lembaga pendidikan keguruan.

Dalam menghadapi era globalisasi, kita tidak hanya membutuhkan sumber daya manusia dengan latar belakang pendidikan formal yang baik, tetapi juga diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai latar belakang pendidikan non formal.

 

2.3  Penyesuaian Pendidikan Indonesia di Era Globalisasi

Dari beberapa takaran dan ukuran dunia pendidikan kita belum siap menghadapi globalisasi. Belum siap tidak berarti bangsa kita akan hanyut begitu saja dalam arus global tersebut. Kita harus menyadari bahwa Indonesia masih dalam masa transisi dan memiliki potensi yang sangat besar untuk memainkan peran dalam globalisasi khususnya pada konteks regional. Inilah salah satu tantangan dunia pendidikan kita yaitu menghasilkan SDM yang kompetitif dan tangguh. Kedua, dunia pendidikan kita menghadapi banyak kendala dan tantangan. Namun dari uraian di atas, kita optimis bahwa masih ada peluang.

Ketiga, alternatif yang ditawarkan di sini adalah penguatan fungsi keluarga dalam pendidikan anak dengan penekanan pada pendidikan informal sebagai bagian dari pendidikan formal anak di sekolah. Kesadaran yang tumbuh bahwa keluarga memainkan peranan yang sangat penting dalam pendidikan anak akan membuat kita lebih hati-hati untuk tidak mudah melemparkan kesalahan dunia pendidikan nasional kepada otoritas dan sektor-sektor lain dalam masyarakat, karena mendidik itu ternyata tidak mudah dan harus lintas sektoral. Semakin besar kuantitas individu dan keluarga yang menyadari urgensi peranan keluarga ini, kemudian mereka membentuk jaringan yang lebih luas untuk membangun sinergi, maka semakin cepat tumbuhnya kesadaran kompetitif di tengah-tengah bangsa kita sehingga mampu bersaing di atas gelombang globalisasi ini.

Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning (pandangan), repositioning strategy (strategi) , dan leadership (kepemimpinan). Tanpa itu semua, kita tidak akan pernah beranjak dari transformasi yang terus berputar-putar. Dengan visi jelas, tahapan-tahapan yang juga jelas, dan komitmen semua pihak serta kepemimpinan yang kuat untuk mencapai itu, tahun 2020 bukan tidak mungkin Indonesia juga bisa bangkit kembali menjadi bangsa yang lebih bermartabat dan jaya sebagai pemenang dalam globalisasi. 

 




BAB III

  PENUTUP

 

3.1 Kesimpulan

            Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia

Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia 

Pengajaran Interaktif Multimedia

Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan computer.

Perubahan Corak Pendidikan, mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus berkompromi untuk melakukan perubahan.

Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia

Komersialisasi Pendidikan

            Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait menggambarkan sebuah kisah tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah dunia pendidikan dalam bukunya “Masa Depan Sempurna” bahwa tibanya perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa depan.

Bahaya Dunia Maya

            Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam materi yang berpengaruh negative bertebaran di internet. Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet.

Penyebab buruknya pendidikan di era globalisasi di indonesia adalah Mahalnya Biaya Pendidikan, Kualitas SDM yang Rendah dan fasilitas pendidikan ang kurang, itu yang mengakibatkan pendidikan tidak berjalan dengan lancar

Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning (pandangan), repositioning strategy (strategi) , dan leadership (kepemimpinan). Tanpa itu semua, kita tidak akan pernah beranjak dari transformasi yang terus berputar-putar. Dengan visi jelas, tahapan-tahapan yang juga jelas, dan komitmen semua pihak serta kepemimpinan yang kuat untuk mencapai itu

 

3.2 Saran

Penulis memberikan saran yang ditujukan untuk

a.       Masyarakat

agar para orang tua memperhatikan kepentingan anaknya dalam hal pendidikan sehingga pendidikan berjalan dengan lancar

b.      Pemerintah

Pemerintah harus menggarkan danan yang cukup untuk keperluan pendidikan dan menambah beasiswa bagi guru untuk training

DAFTAR PUSTAKA

 

Asri B. 2008.  Pembelajaran Moral. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Faizah, F. 2009.  Dampak Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan, (Online), (http://www.blogger.com/profile/14458280955885383127), diakses 18 Oktober 2011.

Munir.  2010.  Pendidikan Karakter. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Maqdani, Anggota IKPI.

Surya,  M. 2002.  Dasar-dasar Kependidikan di SD. Pusat penerbitan Universitas Terbuka. Suryabrata, S. 2010. Psikologi Kepribadian.  Jakarta: Rajawali Pers.

Januar, I. 2006. Globalisasi pendidikan dI indonesia, (Online),                     (www.friendster.com/group/tabmain.php?statpos=mygroup&gid;=340151), diakses 18                   Oktober  2011.

Wardoyo, C. 2007. Urgensi Pendidikan Moral (Online), (http://www.nu.or.i) diakses 18 oktober              2011.

 

MAKALAH PAMERAN KARYA SENI RUPA

 

KATA PENGANTAR

 

 

 

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Pameran Karya Seni Rupa ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah Seni Budaya yang berjudul Makalah Pameran Karya Seni Rupa ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Pameran Karya Seni Rupa ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.Kami mengharap kritik dan saran dr berbagai pihak demi kesempurnaan karya kami berikutnya

 

 

 

Penulis


DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................

DAFTAR                                                                                                                      ISI.           3

BAB                                                                                                         I PENDAHULUAN     4

1.1 LATAR

BELAKANG.............................................................................................................. 4 1.2

RUMUSAN                                                                                                MASALAH   4 1.3

TUJUAN ..................................................................................................................................

..5 1.4

MANFAAT..............................................................................................................................

...5

BAB                                                                                                          II PEMBAHASAN     6

2.1                                                                                           PENGERTIAN PAMERAN         CIRI

CIRI PAMERAN.............................................................................................................. 7

2.3 FUNGSI

PAMERAN................................................................................................................. 7 2.4

UNSUR                                                                                                   UNSUR PAMERAN    7 2.5 TUJUAN

PAMERAN................................................................................................................. 8 2.6

JENIS                                                                                               JENIS PAMERAN  8 2.7

MANFAAT                                                                                                  PAMERAN 9 2.8

PROSES           DAN           TATA           CARA           PENYELENGARAAN PAMERAN   9 2.9 HAL-HAL YANG PERLU DI PERSIAPKAN

DALAM PAMERAN..................................... 10 CONTOH DENAH RUANG

PAMERAN........................................................................................ 11

BAB                                                                                                                   III PENUTUP     12


3.1

KESIMPULAN .......................................................................................................................

........ 12 3.2

SARAN ....................................................................................................................................

.. 12 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................

13

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I PENDAHULUAN

 

 

1.1  Latar Belakang

 

Pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas. Pameran merupakan suatu bentuk dalam usaha jasa pertemuan. Yang mempertemukan antara produsen dan pembeli namun pengertian pameran lebih jauh adalah suatu kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu produsen, kelompok, organisasi, perkumpulan tertentu dalam bentuk menampilkan display produk kepada calon relasi atau pembeli. Adapun macam pameran itu adalah: show, exhibition, expo, pekan raya, fair, bazar, pasar murah. Kegiatan apresiasi seni dalam bentuk pameran seni rupa dan pagelaran seni pertunjukkan (seni musik, seni tari, dan seni teater) bermanfaat untuk mengenalkan kepada masyarakat sekolah dan masyarakat sekitar hasil kreasi siswa sekolah tersebut. Tanggapan dari para pengunjung pameran dan pentas seni


dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan mutu sajian pameran dan pementasan di masa yang akan datang.

Pameran karya seni rupa ada di sekitar kita tanpa kita sadari. Kegiatan menata ruangan, menggantungkan foto atau lukisan di dinding ruang tamu bahkan di ruangan kamar tidur pada dasarnya kegiatan memamerkan karya seni rupa. Lukisan, foto, poster dan benda- benda hiasan lainnya yang digantungkan di dinding dipasang untuk dinikmati atau diapresiasi orang yang melihatnya.Bukan hanya itu, barang dagangan yang dipajang di pasar, di warung, di kaki lima, di toko hingga supermarket, ditata sedemikian rupa agar menarik perhatian orang yang melihatnya dan tentunya dengan harapan akan membelinya. Prinsip dasar pemeran karya seni rupa pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan pemajangan barang-barang tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.2  Rumusan Masalah

 

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang Pameran Karya Seni Rupa ini adalah sebagai berikut:

a.       Apa pengertian pameran?

b.      Apa saja tujuan pameran?

c.       Apa saja manfaat pameran?

d.      Apa saja fungsi pameran?

e.       Bagaimana merencanakan pameran?

f.        Bagaimana persiapan pameran?

g.      Bagaimana pelaksanaan pameran?

 

1.3  Tujuan

 

Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Pameran Karya Seni Rupa ini adalah sebagai berikut:


a.       Untuk mengetahui pengertian pameran.

b.      Untuk mengetahui tujuan pameran.

c.       Untuk mengetahui manfaat pameran.

d.      Untuk mengetahui fungsi pameran.

e.       Untuk mengetahui merencanakan pameran.

f.        Untuk mengetahui persiapan pameran.

g.      Untuk mengetahui pelaksanaan pameran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II PEMBAHASAN

 

 

2.1  Pengertian Pamerean

 

Pameran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan ide atau gagasan perupa ke pada publik melalui media karya seninya. Melalui kegiatan ini diharapkan terjadi komunikasi antaran perupa yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator. Hal ini sejalan dengan definisi yang diberikan Galeri Nasional bahwa: “Pengertian pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas. Penyelenggaraan pameran dalam konteks pembelajaran seni budaya


bisa dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah (masyarakat). Penyelenggaraan pameran di sekolah menyajikan materi pameran berupa hasil studi para siswa dari kegiatan pembelajaran kurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran. Sedangkan konteks pameran dalam arti luas, di masyarakat, materi pameran yang disajikan berupa berbagai jenis karya seni rupa untuk diapresiasi oleh masyarakat luas.

Pengertian pameran menurut para ahli:

 

1.      Isabel Briggs Myers

 

Pameran adalah suatu aktivitas yang melibatkan ruangan (galeri), dan memamerkan hasil karya seni seperti lukisan, ukiran, gambar foto, serta karya lainnya.

2.      Evelina Lidia

 

Pameran adalah suatu kegiatan masyarakat yang dapat diselenggarakan oleh suatu organisasi independen dan terbuka untuk umum.

3.      Freed E. Han dan Kenneth G. Mangun

 

Pameran adalah suatu sarana pemasaran yang efektif untuk tujuan kampanye, baik itu produk tertentu, sosialisasi program perusahaan, serta informasi tentang keunggulan suatu produk kepada masyarakat, sekaligus sebagai upaya untuk meingkatkan penetrasi pasar.

4.      Frank William Jefkins

 

Pameran adalah satu-satunya media pemasaran yang dapat menyentuh semua panca indra manusia (mata, telinga, kulit, hidung, lidah).

 

 

 

 

5.      Adi Irwanto

 

Pameran adalah satu di antara cara untuk dapat menyajikan sebuah karya seni secara visual, baik itu karya seni dua dimensi maupun tiga dimensi.

6.      Jefkins

 

Pameran adalah satu-satunya media periklanan yang menyentuh semua panca indra, seperti mata, telinga, lidah, hidung, dan kulit.

7.      Leorensi


Pameran adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk menyampaikan atau mengomunikasikan suatu produk kepada pasar sasaran, untuk memberi informasi tetang keistimewaan, kegunaan, dan yang paling penting tentang keberadaannya untuk mengubah sikap ataupun untuk mendorong orang agar membelinya. Dari pendapat dari beberapa para ahli di atas kami simpulkan bahwa Pameran merupakan kegiatan menunjukkan atau bahkan menjual hasil dari suatu karya seni kepada masyarakat luas atau kepada khalayak ramai sebagai wujud penghargaan atau apresiasi

 

 

2.1  Fungsi Pameran

 

Kegiatan pameran memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi antara pencipta seni (seniman) dengan pengamat seni (apresiator). Pameran seni rupa pada hakikatnya berfungsi untuk membangkitkan apresiasi seni pada masyarakat, di samping sebagai media komunikasi antara seniman dengan penonton (Wartono, 1984). Dalam konteks penyelenggaraan pameran seni rupa di sekolah, Nurhadiat (1996: 125) secara khusus menyebutkan fungsi pameran seni rupa sekolah, di antaranya:

a.       Meningkatkan apresiasi seni;

b.      Membangkitkan motivasi berkarya seni;

c.       Penyegaran dari kejenuhan belajar di kelas;

d.      Berkarya visual lewat karya seni; dan

e.       Belajar berorganisasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Macam-macam fungsi pameran:

 

a.    Fungsi edukasi atau Pendidikan

 

Merupakan kegiatan pameran karya seni yang dapat memberikan nilai-nilai yang bersifat pembelajaran terhada masyarakat terutama apresiator, seper nilai keindahan, nilai sejarah, nil budaya, dan sebagainya.Pameran diselenggarakan dengan harapan mendapat apresiasi dari pengunjung

b.    Fungsi Rekreasi


Fungsi rekreasi merupakan kegiatan pameran yang dapat memberikan rasa senang sehingga dapat memberikan nilai psikis dan spiritual terutama hiburan terhadap masyarakat. Melalui pameran karya seni para apresiator menjadi senang, tenang dan memberikan pencerahan. Menyaksikan sebuah pameran karya akan memperoleh fungsi seni lain yaitu katarsis tujuan pameran.

c.    Fungsi Prestasi

Fungsi prestasi merupakan kegiatan Pameran yang dapat memberikan penilaian atas kemampuan para seniman. Kemampuan para seniman dapat disaksikan dinilai dari bentuk- bentuk kreasi yang ditampilkan.

 

2.2  Ciri- Ciri Pameran

Pameran sendiri memiliki ciri ciri antara lain:

a.    Terdapat karya seni yang dipamerkan baik 1 jenis ataupun lebih

b.    Bisa digelar di temat terbuka atau tertutup

c.    Karya seni yang dipamerkan bisa berupa karya seni 2 dimensi atau 3 dimensi

d.    Pameran karya seni harus mampu menarik minat para pengunjung/public.

 

 

2.3  Jenis Pameran

Pameran sendiri dapat dibedakan menjadi tiga jenis antara lain:

a.       Berdasarkan jumlah penyelenggaranya

1.    Pameran Tunggal

Jenis pameran ini biasanya dilakukan oleh perseorangan dan biasanya Hanya menampilkan satu jenis karya seni saja.

2.    Pameran Kelompok

Jenis pameran ini biasanya dilakukan oleh sekelompok seniman yang Masing- masing senimanya menampilkan karya seni.

 

 

 

 

b.      Berdasarkan bentuk karya seninya

1.    Pameran RestropeksiJenis pameran ini dapat dilakukan secara perseorangan dengan menampilkan berbagai bentuk karya seni, misalnya lukisan, seni grafis, atau lainya dengan atas nama perorangan.

2.    Pameran Desain

Dalam jenis pameran ini, akan menampilkan pameran desain atau pameran produk kerajinan.

c.       Berdasarkan tempo


1.    Pameran Tetap Jenis pameran ini diselengarakan secara tetap yang meliputi semua jenis karya seni, yang diatur berdasarkaan sistematika penyajian dan teknik penataan tertentu.

2.    Pameran Temporer Jenis pameran ini diadakan untuk kebutuhan secara berkala dalam kegiatan tertentu dan tema pamern dapat selalu di ubah.

2.4  Manfaat Pameran

 

a.                 Khususnya pada pameran sekolah, dapat menumbuhkan kemampuan siswa dalam                 memberikan apresiasi kepada karya temannya.

b.                Menambah wawasan dalam upaya mengevaluasi karya secara objektif.

c.                 Melatih kerja kelompok

d.                Menambah pengalaman sosial

e.                 Melatih individu untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

f.                  Membangkitkan motivasi untuk menciptakan karya seninya sendiri

g.                Sebagai alat komunikasi antara pencipta seni (seniman) dengan pengamat seni (apresiator)

h.                Dapat menjadi pembangkit apresiasi seni pada masyarakat umum

i.                  Dapat menjadi sarana rekreasi dan hiburan masyarakat umum

j.                  Dapat menjadi sarana pencapaian prestasi seniman

k.                Mengembangkan kepekaan terhadap alam sekitarnya

l.                  Menumbuhkan sikap tangung jawab terhadap kualitas karya yang ditampilkan nya

 

2.5  Proses dan Tata Cara Penyelenggaraan Pameran

a.       Tahap perencanaan dalam pameran meliputi

1.      Penyusunan panitia penyelenggara kegiatan pameran, yang terdiri dari penanggungjawab, penasihat, ketua panitia, sekertaris.

2.      Menentukan tema kegiatan pameran

3.      Penentuan jenis pameran yang diselenggarakan

4.      Menentukan tujuan pameran yang diselenggarakan

5.      Menentukan siapa sasaran dari diadakannya pameran

6.      Menentukan waktu pelaksanaan kegiatan pameran

7.      Penyusunan proposal pameran

 

 

b.      Tahap persiapan kegitan pameran meliputi:

1.    Pengumpulan seluruh karya seni dalam pameran

 

2.    Memilih karya seni yang akan dipamerkan


3.    Mempromosikan kegiatan pameran dan mengumpulkan dokumen yang berisi Informasi mengenai pameran

4. Mempersiapkan dimana tempat dan ruang diselenggarakannya pameran dengan Seluruh perlengkapan yang dibutuhkan

5.  Menata dan menghias ruang diadakannya pameran

 

6.  Mengatur tempat meja informasi untuk menyambut para tamu

 

c.  Tahap pelaksanaan pameran meliputi:

 

1.    Menyambut tamu undangan dengan baik dan mempersilahkan mengisi buku tamu

2.    Membagikan brosur tentang karya seni apa saja yang ada dalam kegiatan pameran

3.    Membuka kegiatan pameran sesuai jadwal yang telah ditetapkan

4.    Memberi     informasi     tentang    karya     yang     ada    dalam     pameran     serta mempromosikannya kepada pengunjung

5.    Mencatat kurang lebih dari kegiatan pameran yang diselenggarakan untuk bahan penyelenggaraan pameran kedepannya.

2.6  Hal- Hal yang Perlu Dipersiapkan Dalam Pameran

 

a.       Menyiapkan dan memilih karya seni

b.      Meneliti dan membuat ringkasan dari seluruh karya seni yang akan digunakan dalam Sebuah pameran, lalu mendeskripsikan hal hal yang berkaitan dengan pameran agar mudah dipahami oleh pengunjung yang datang pada saat pameran berlangsung.

c.       Menandai karya dengan nomor yang diberikan oleh panitia pameran

d.      Memberi catatan khusus kepada pembeli karya yang ada dalam pameran

e.       Menyiapkan tempat untuk melindungi karya pameran

f.        Membuat catatan yang berkaitan dengan karya seni yang dipamerkan agar bisa jadi pedoman bagi pengunjung

g.      Harus menyiapkan Perlengkapan pameran.

h.      Harus Membuat kataloq buku

 

 

2.8  Saat Pelaksanaan Pameran

 

Pelaksanaan pameran mencakup kegiatan pelaksanaan kerja panitia secara bersama- sama, penataan ruang, pelaksanaan pameran, dan penyusunan laporan.

1.      Pelaksanaan Kerja Kepanitiaan

Pelaksanaan pameran merupakan puncak dari implementasi rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan pameran. Pelaksanaan kegiatan ini akan berjalan dengan lancar bila


semua pihak khususnya panitia pameran melakukan kerja sama dan berkomitmen untuk menyukseskan pameran tersebut.

2.        Penataan Ruang Pameran

 

Sebelum dilakukan penataan ruang pameran, panitia pameran terlebih dulu membuat rancangan denah ruang pameran. Hal ini berfungsi untuk mengatur arus pengunjung, komposisi penataan karya yang serasi, pengaturan jarak dan tinggi rendah pandangan terhadap karya dua dimensi dan tiga dimensi, dan sebagainya.

3.        Penataan Alur Masuk Pengunjung

Penataan alur arus pengunjung perlu disesuaikan dengan kondisi ruang. Dalam pameran sekolah dapat dibagi menjadi dua model alur:

a.       Pengaturan lalu lintas pengunjung bila pameran dilakukan di dalam ruang kelas dengan satu pintu.

b.    Pengaturan lalu lintas pengunjung bila pameran dilakukan di dalam ruang kelas dengan dua pintu.

4.          Penataan dan Penempatan Karya

Penataan karya yang dipamerkan dilakukan atas dasar pertimbangan berdasarkan jenis, ukuran, warna, tinggi-rendah pemasangannya.

5.          Penataan Pencahayaan

Aspek lain yang tidak kalah pentingnya dalam penataan ruang pameran adalah aspek pencahayaan. Penataan cahaya ruang pameran dikelompokkan menjadi pencahayaan secara khusus (pencahayaan terhadap karya dengan menggunakan spot-light) dan secara umum (pencahayaan ruang pameran untuk kepentingan pengunjung membaca katalog, folder, dan sebagainya). Pencahayaan terhadap karya ini diupayakan tidak menyilaukan pandangan pengunjung.

6.        Pembukaan Pameran

Pelaksanaan pameran di sekolah biasanya dimulai dengan kegiatan pembukaan pameran yang ditandai dengan kata sambutan dari ketua panitia pelaksana, pembimbing, serta acara sambutan sekaligus pembukaan pameran oleh Kepala Sekolah atau yang mewakilinya. Pada waktu pembukaan bisanya setiap pengunjung dibagi katalog pameran dan dipersilahkan untuk mencicipi jamuan yang telah disediakan oleh panitia.

7 . Laporan Kegiatan Pameran

Laporan kegiatan pameran di sekolah secara tertulis dibuat oleh panitia pemeran sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan pameran. Laporan ini kemudian ditujukan kepada Kepala Sekolah sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap segala kegiatan di sekolah. Laporan kegiatan juga diberikan kepada sponsor utama jika pihak sponsor


memintanya. Sebagai penyandang dana utama kegiatan pameran, pihak sponsor biasanya ingin mengetahui bagaimana dana yang diberikannya digunakan secara baik oleh panitia.

Laporan kegiatan pameran tidak hanya berisi hal-hal yang baik saja tetapi juga kekurangan dan kelemahan dalam penyelenggaraan. Laporan berfungsi juga sebagai alat evaluasi kegiatan sehingga kelemahan dan kekurangan dalam penyelenggaraan pameran dapat diperbaiki oleh panitia dalam kegiatan pameran di masa yang akan datang.

 

 

2.9  Tempat Pameran

 

Ruangan untuk kegiatan pameran seni rupa dapat menggunakan aula atau ruang kelas. Penataan Tempat harus memiliki penunjang yang sesuai dengan karya yang digelar seperti galeri, museum, sanggar, hotel, Gedung kesenian, Gedung sekolah dan lainnya.

 

1.      Galeri Pameran Seni

 

Galeri merupakan gedung atau ruangan tempat menyimpan dan memamerkan benda atau karya seni.

 

2.        Museum Pameran Seni

 

Museum merupakan tempat menyimpan hasil kebudayaan fisik yang berasal dari berbagai kurun waktu. Biasanya memiliki ruangan untuk dipakai tempat kegiatan

 

3.      Sanggar Pameran Seni

 

Sanggar:tempat berlatih atau berkarya seni dan sekaligus sebagai tempat menggelar dan memajang karya.

 

4.      Hotel Pameran Seni

 

Hotel merupakan tempat kegiatan umum yang memiliki fasilitas tertentu, termasuk ruangan khusus yang dapat dimanfaatkan untuk pameran.

 

5.      Gedung Kesenian

 

Gedung kesenian merupakan tempat khusus untuk kegiatan-kegiatan kesenian.

 

 

 

 

 

 

6.      Gedung Sekolah


Sekolah dapat digunakan untuk pameran baik dikelas atau ruang kesenian atau aula dan tempat yang disiapkan secara khusus untuk pameran.

 

 

 

2.10  Alat yang Digunakan Untuk Pameran

 

a.  Alat Penunjang Pameran Karya Seni Rupa

 

1.    Panel Pameran Seni Rupa

 

Panel adalah Papan peraga berbentu persegi panjang terbuat dari lembara papan, logam, atau bahan lain digunakan untuk menempelkan foto, gambar, dan teks

 

2.    Standar Display Pameran Seni Rupa

 

Standar display adalah penopang untuk menyimpan benda tiga dimensi yang berbentuk kotak atau kubus, terbuat dari papan atau lembaran lain.

 

3.    Katalog Pameran Seni Rupa

 

Katalog adalah buku yang berisikan nama pelukis, lukisan dan informasi lainnya yang ingin disampaikan secara teratur, berurutan dan alfabetis.

 

4.    Ruang

 

Ruang dalam penataan pameran terkait dengan persoalan pengelolaan lokasi dan materi pameran. Pameran seni rupa lazimnya dilakukan di galeri, musium atau artshop. Di sekolah ruangan yang dapat digunakan adalah ruang aula, ruang kelas,atau lorong-lorong sekolah.

 

Dalam konsep teknis , ruang dibagi menjadi ruang dalam (indoor) dan ruang luar (outdoor). Jika pameran di ruang dalam, karya yang disajikan disesuaikan dengan bentuk ruangan. Bila di luar ruangan keadaan cuaca harus diperhitungkan. Jika pameran di ruang dalam, bagian yang penting adalah memperhatikan bentuk ruangan, luas ruangan, dinding yang bisa dipergunakan untuk menempel lukisan, jendela dan pintu juga di perhatikan untuk disesuaikan dengan karya yang akan disajikan.

 

 

 

5.    Panil/sketsa


Panil atau sketsel digunakan untuk memasang karya dua dimensi dan sebagai penyekat ruangan. Karya dua dimensi juga bisa diasang dinding tembok.

 

6.        Label

 

Label adalah informasi atau keterangan karya yang dipamerkan dan ditempel dibawah atau disamping karya. Label sebaiknya seragam. Gunakan kertas yang baik dan dapat menempel pada dinding ,sketsel atau pustek. Lengkapi label dengan judul karya, nama perupa/seniman, medium,dan tahun pembuatan.

 

7.        Buku Tamu dan Buku Kesan

 

Buku tamu berisi kolom nomor, nama, alamat/asal sekolah/kelas dan tanda tangan. Berfungsi sebagai dokumentasi jumlah pengunjung pameran. Buku Kesan dan Pesan untuk menampung tanggapan pribadi pengunjung pameran tentang penyelenggaran pameran atau karya yang dipamerkan.

 

8.        Lighting (Pencahayaan)

 

Tata cahaya berfungsi untuk memperjelas karya yang dipamerkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada panataan lampu di ruangan :

 

1.  Lampu difokuskan pada obyek ( patung atau lukisan).

 

2.  Lampu jangan diarahkan pada dinding yang kosong.

 

3.  Pilih sudut arah cahaya antara 30-45 derajat arah vertikal.

 

4.  Lampu tidak menyilaukan penonton.

 

b.    Fasilitas Pendukung

 

Fasilitas dan elemen pendukung pameran digunakan untuk memperindah bentuk display dan kenyamanan pengunjung.

 

1.  Kursi untuk istirahat penonton ( bila ruangan cukup luas)

 

2.  Tempat sampah

 

3.  Pot bunga

 

4.  Kipas angin/ AC

 

2.11  Persyaratan Pameran


Pameran seni rupa merupakan serangkaian kegiatan untuk mewujudkan komunikasi antara pembuat karya seni demgan pengunjung. Untuk mewujudkan kegiatan pameran seni rupa yang baik, maka dalam penyelenggaraan paameran ada persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya:

 

1.      Karya Seni Yang Akan Dipamerkan

 

Karya seni yang akan dipamerkan menurut wujudnya dapat berupa karya seni dua dimensi maupun karya seni tiga dimensi.

 

2.      Pihak Panitia Penyelenggara Pameran

 

Melalui panitia ini karya seni dipilih dan disajikan kepada para pengunjung pameran. Tentunya untuk untuk menjadi bagian dari panitia pameran yang profesional perlu mengetahui dan memiliki pengalaman dalam proses dan pelaksanaan pameran dari tahap persiapan, peneyenggaraan, dan sampai tahap akhir pameran.

 

3.      Pengunjung Pameran

 

Aspek pengunjung juga sebagai persyaratan dalam penyelenggaraan pameran. Dapat kita bayangkan jika suatunpameran tidak dapat pengunjung yang datang untuk menyaksikan. Para pengunjung yang diundang untuk mengunjungi suatu pameran biasanya orang- orang yang dipandang ada kaitanya dengan para seniman, para peminat dan pemerhati seni maupun masyarakat umum sebagai ajang apresiasi seni.

 

4.      Tempat Pameran

 

Tempat pameran yang dipilih perlu berada pada lokasi yang strategis, yang mudah dijangkau oleh para pengunjung. Selain strategis, aspek keamanan juga perliu diperhatikan. Karya seni yang akan dipamerkan harus terlindungi dari pengunjung yang tanganya usil, terlindung dari kondisi cuaca, misalnya hujan, pans dan angin.

2.12  Kapan saat terbaik untuk pameran

 

Penentuan waktu pameran yang diselenggarakan bersamaan dengan pekan seni di sekolah biasanya dilakukan saat tidak ada kegiatan pembelajaran di kelas seperti pada akhir semester atau tahun ajaran menjelang hingga saat pembagian raport. Hal ini dimaksudkan agar penyelenggaraan pameran tidak mengganggu kegiatan belajar dan dapat diikuti serta disaksikan oleh segenap warga sekolah. Penentuan tempat pameran disesuaikan dengan kondisi sekolah dan ukuran, jumlah serta karakteristik karya yang akan dipamerkan, apakah


akan dilakukan di kelas, di aula, gedung serba guna, di halaman sekolah atau tempat lain di luar sekolah.

 

 

2.13  Rencana Pameran

 

a.  Tempat

 

Untuk menyelenggarakan pameran kami akan menyewa tempat. Tempat yang kami sewa yaitu Timbul Jaya Plaza Madiun yang berlokasi di Jl. Pahlawan No.Kav. 46-48, Pangongangan, Kec. Manguharjo, Kota Madiun, Jawa Timur. Ruangan yang akan disewa ada di lantai 2.

b.  Tema

 

Pameran yang akan diadakan bertema “Karya Anak Bangsa”

 

c.  Perizinan

 

Untuk perizinan kami akan menyiapkan proposal kegiatan pameran dan surat permohonan

Text Box: sewa tempat. Contoh surat permohonan nya sebagai berikut:


 

d.  Anggaran Dana

 

Dana yang diperlukan sebagai berikut:

 

NO

Kegiatan

Nominal

Volume

Pengeluaran

1.

Sewa Tempat

Rp.13.500.000

1

Rp.13.500.000

2.

Proposal

Rp.5.000

15

Rp.75.000

3.

Stempel

Rp.30.000

1

Rp.30.000

 

Kertas

Rp.30.000

1 rim

Rp.30.000

 

Surat/Amplop

Rp.50.000

 

Rp.50.000

 

Tinta

Rp.35.000

 

Rp.35.000

 

Undangan

Rp.3.000

100

Rp.300.000

 

Poster

Rp.500.000

1 rim

Rp.500.000

 

Katalog

Rp.5.000

200

Rp.1.000.000

 

Spanduk

Rp.100.000

6

Rp.600.000

 

Dekorasi

Rp.300.000

 

Rp.300.000

 

Konsumsi

Rp.3.000.000

 

Rp.3.000.000

 

Sound system

Rp.2.500.000

 

Rp.2.500.000

 

Alat pameran

Rp.1.000.000

 

Rp.1.000.000

 

Tiket

Rp. 200.000

200

Rp.200.000


 

 

 

e.    Sumber Dana

Sumber dana pameran bisa didapatkan dengan:

1.  Mencari sponsor dari perusahaan atau bisnis melalui pengajuan proposal

2.  Mencari donatur melalui pengajuan proposal.

3.  Dari para donatur,sumbangan dari panitia penyelenggara dan pengurusnya,dan dari para peserta pameran tersebut

4.  Iuran anggota

 

 

f.  Denah Pameran