KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sebagai penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dalam makalah penyusun yang
mengenai tentang “INTEGRASI TIK
DALAM LINGKUP SD”.
Penyusun pada kesempatan ini mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya
kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat sehingga penyusun dapat
membuat makalah ini dengan baik, kepada ibu Rosita Putri Rahmi, S.Pd, M.Pd selaku Dosen pengampu dan yang telah
memberi tugas makalah ini serta Teman-teman yang memberikan semangat dan
dukungan bagi penyusun yang menyelesaikan ini.
Penyusun yakin makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu penyusun mengharapkan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, penyusun berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan prestasi.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat
menjadi amal ibadah penyudun dalam mengemban amanah Tuhan Yang Maha Esa dan
berguna bagi teman-teman semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR........................................................................................ 2
DAFTAR
ISI....................................................................................................... 3
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah............................................................................. 4
C. Tujuan............................................................................................... 5
BAB
II PEMBAHASAN
A. Gambaran Integrasi
TIK................................................................... 6
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………….13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perkembangan TIK telah mengubah dunia secara drastis, dan perubahan ini keluar membawa pengaruh signifikan terhadap pranata
sosial dan dunia kerja TIK telah mengubah
berbagai pola kehidupan masyarakat, pekerjaan dan cara mereka berinteraksi dengan yang lainnya. Negara yang
secara efektif mengembangkan dan menggunakan TIK
akan menjadi masyarakat yang berpengetahuan, yang sudah barang tentu masyarakat baru ini akan menciptakan,
membagi dan mengkomunikasikan pengetahuan
tersebut untuk kemakmuran.Kemajuan suatu bangsa dalam era global sangat
tergantung pada kemam- puan masyarakatnya dalam memanfaatkan pengetahuan untuk
meningkatkan produktivitas. Masyarakat seperti ini dikenal dengan istilah
masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Siapa yang menguasai
pengetahuan maka ia akan mampu bersaing dalam era global. Dryden & Voss
dalam Utomo (2008) “Dunia telah berubah. Dewasa ini kita hidup dalam era
informasi/global. Dalam era informasi, kecanggihan Teknologi Informasi dan
Komunikasi telah memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa
terhambat oleh batas ruang dan waktu”.
Indonesia perlu segera mengurangi kesenjangan digital ini dengan
mengintegrasikan TIK secara sistemik untuk semua sektor pemerintahan seperti
perdagangan/bisnis, administrasi publik, pertahanan dan keamanan, kesehatan dan
termasuk pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana mengintegrasikan TIK ke dalam pembelajaran?
2. Hambatan apa sajakah yang
terdapat dalam proses mengintegrasikan
TIK ke dalam pembelajaran dan bagaimana solusi pemecahannya?
C. Tujuan
1.Mengetahui bagaimana mengintegrasikan TIK ke dalam pembelajaran
2. Mengetahui
hambatan apa yang terdapat dalam proses mengintegrasi-
kan TIK ke dalam pembelajaran dan solusi pemecahannya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Integrasi TIK
Melalui era Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) sekarang ini sangat dirasakan kebutuhan dan pentingnya
penggunaan TIK dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang diharapkan. Setiap kegiatan pembelajaran selalu melibatkan
dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru adalah pencipta kondisi belajar
siswa yang didesain secara sengaja, menantang, sistematis dan berkesinambungan.
Sedangkan siswa sebagai peserta didik merupakan pihak yang menikmati kondisi
belajar yang diciptakan guru.
Perpaduan dari kedua unsure
manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif dalam memanfaatkan TIK sebagai
mediumnya. Pada kegiatan pembelajaran, guru dan siswa saling memengaruhi dan
memberi masukan. Karena itulah kegiatan pembelajaran harus menjadi aktivitas
yang hidup, sarat nilai, dan senantiasa memiliki tujuan yang jelas.
Dalam pelaksanaan pembelajaran
TIK di mana peserta didik memanfaatkan teknologi multimedia dan computer untuk
mengakses materi pelajaran, berinteraksi dengan pendidik dan peserta didik
lainnya, dan memperoleh beberapa bentuk bantuan (tutorial) yang tersedia bagi
peserta didik, sekaligus membantu mengembangkan ilmu Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) bagi peserta didik. Penyesuaian keilmuan terhadap perkembangan
bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat pesat dengan tuntutan
untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan kebutuhan dan
keniscayaan. Guru harus mampu mengintegrasikan teknologi informasi dan
komunikasi dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu harus terus dilakukan agar
kualitas proses dan hasil pembelajaran lebih baik, sehingga pada gilirannya
dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran dengan menggunakan TIK lebih baik
dibandingkan dengan pembelajaran tradisional atau konvensional (Rusman:2013).
Proses Mengintegrasikan TIK ke
dalam Pembelajaran
Fryer dalam (Utomo:2008) menyebutkan dua pendekatan yang dapat dilakukan guru
ketika merencanakan pembelajaran yang mengintegrasikan TIK, yaitu: 1)
pendekatan topik (theme-centered approach); dan 2) pendekatan software
(software-centered approach).
1. Pendekatan Topik (Theme-Centered Approach); Pada pendekatan ini, topik atau
satuan pembelajaran dijadikan sebagai acuan. Secara sederhana langkah yang
dilakukan adalah: a) menentukan topik; b) menentukan tujuan pembe- lajaran yang
ingin dicapai; dan c) menentukan aktifitas pembelajaran dan soft -ware (seperti
modul. LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan bela- jar online di internet,
dll) yang relevan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
2. Pendekatan Software (Software-centered Approach); Menganut langkah yang
sebaliknya. Langkah pertama dimulai dengan mengidentifikasi software (se- perti
buku, modul, LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar online di
internet, dll) yang ada atau dimiliki terlebih dahulu. Kemudian me- nyesuaikan
dengan topik dan tujuan pembelajaran yang relevan dengan soft- ware yang ada
tersebut. Sebagai contoh, karena di sekolah hanya ada beberapa VCD atau mungkin
CD-ROM tertentu yang relevan untuk suatu topik tertentu, maka guru merencanakan
pengintegrasian software tersebut untuk mengajar hanya topik tertentu tersebut.
Topik yang lainnya terpaksa dilaksanakan de- ngan cara konvensional. Sedangkan
dari sisi strategi pembelajaran, ada be- berapa pendekatan yang disarankan
untuk membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, diantaranya adalah:
a) resource-based learning; b) case-based learning; c) problem-based learning;
d) simulation-based learning; dan e) collaborative-based learning (http://www.microlessons.com).
a. Resources-based learning memiliki karakteristik dimana siswa dibe-
rikan/disediakan berbagai ragam dan jenis bahan belajar baik cetak (buku,
modul, LKS, dll) maupun non cetak (CD/DVD, CD-ROM, bahan belajar online) atau
sumber belajar lain (orang, alat, dll) yang relevan untuk men- capai suatu
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kemudian siswa di- berikan tugas untuk
melakukan aktifitas belajar tertentu dimana semua sumber belajar yang mereka
butuhkan telah disediakan. Sebagai contoh, tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai adalah siswa dapat memban- dingkan beberapa teori penciptaan alam
semesta. Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut, guru telah
mengidentifikasi dan menyi- apkan berbagai bentuk dan jenis sumber belajar yang
berisi informasi ten- tang teori penciptaan alam semesta berupa buku, VCD,
CD-ROM, alamat situs di internet dan mungkin seorang narasumber ahli astronomi
yang di- undang khusus ke kelas. Kemudian siswa ditugaskan untuk mencari mini-
mal dua teori tentang penciptaan alam semesta secara individu atau ke- lompok
baik dari buku, VCD, maupun internet sesuai dengan seleranya. Siswa juga
diminta untuk menganalisis perbedaan dari berbagai segi ten- tang teori-teori
tersebut dan membuat laporannya dalam MSWord yang kemudian dikirim ke guru dan
teman lainnya melalui e-mail.
b. Case-based learning memiliki karakteristik dimana siswa diberikan suatu
permasalahan terstruktur untuk dipecahkan. Dengan case-based learning solusi
pemecahan masalahnya sudah tertentu karena skenario sudah dibuat dengan jelas.
c. Problem-based learning kemungkinan solusi pemecahan masalahnya akan berbeda.
Misal, dua orang siswa diberikan satu permasalahan dengan pen- dekatan
problem-based learning. Maka solusi yang diberikan oleh siswa yang satu dengan
siswa yang lain mungkin berbeda.
d. Simulation-based learning memiliki karakteristik dimana siswa diminta untuk
mengalami suatu peristiwa yang sedang dipelajarinya. Sebagai con- toh, siswa
diharapkan dapat membedakan perubahan percampuran warna-warna dasar. Maka,
melalui suatu software tertentu (misal virtual lab) sis- wa dapat melakukan
berbagai percampuran warna dan melihat perubahan-perubahannya. Dan ia dapat
mencatat laporannya dalam bentuk tabel dengan menggunakan MSExcell atau MSWord.
Atau kalau perlu mem- presentasikan hasilnya dengan menggunakan MSPowerpoint.
e. Colaborative-based learning memiliki karakteristik dimana siswa dibagi ke
dalam beberapa kelompok, melakukan tugas yang berbeda untuk meng- hasilkan satu
tujuan yang sama. Sebagai contoh, untuk mencapai tujuan pembelajaran dimana
siswa dapat membedakan beberapa teori penciptaan alam semesta, siswa dibagi ke
dalam tiga kelompok. Masing-masing ke- lompok ditugaskan mencari satu teori
penciptaan alam semesta. Kemudian ketiga kelompok tersebut berkumpul kembali
untuk mendiskusikan per- bedaan teori tersebut dari berbagai segi dan membuat
laporannya secara kolektif. Salah seorang siswa dapat ditunjuk untuk menyajikan
hasilnya.
C. Hambatan yang Terdapat dalam
Proses Mengintegrasikan TIK ke dalam Pembelajaran dan Solusi Pemecahannya
Ada beberapa hambatan yang perlu digaris bawahi berkaitan dengan pe- manfaatan
TIK untuk pembelajaran. Hambatan-hambatan tersebut diantaranya adalah: a)
penolakan/keengganan untuk berubah khususnya dari Kepala Sekolah dan guru; b)
kesiapan SDM (ICT literacy dan kompetensi guru); c) ketersedian fasilitas TIK;
d) ketersediaan bahan belajar berbasis aneka sumber; dan) keber- langsungan
(sustainability) karena keterbatasan dana (Utomo:2008).
Beberapa hal berikut untuk dipecahkan secara sistemik dan simultan
(Utomo:2008):
a. Dukungan Kebijakan; sekolah mengeluarkan kebijakan untuk mengedepankan
pengintegrasian TIK untuk pembelajaran. Misalnya melalui pencanangan visi,
misi, peraturan dan rencana induk/rencana strategis sekolah ke depan.
b. e-Leadership; Kepala sekolah dan atau beberapa guru panutan di sekolah me-
nyadari penuh pentingnya peran TIK untuk pembelajaran dan berupaya untuk terus
mempelajari dan menerapkannya di sekolah.
c. Penyiapan SDM; sekolah mengembangkan ICT literacy para guru dan kom- petensi
guru dalam mengintegrasikan TIK ke dalam pembelajaran (termasuk berbagai
strategi/metode pembelajaran yang efektif). Bila perlu guru meng-
adopsi atau mengadaptasi strategi pembelajaran yang telah terbukti efektif dan
mengkomunikasikannya dengan kolega. Bila perlu mengembangkan sendiri. Hal ini
dapat dilakukan melalui pelatihan, pengiriman mengikuti loka karya atau
seminar, terlibat aktif dalam komunitas jaringan sekolah dan lain-lain. Di
samping itu, sekolah juga harus menyiapkan tenaga teknis dalam bidang TIK untuk
pembelajaran.
d. Penyiapan fasilitas; sekolah menyiapkan fasilitas yang kondusif agar
terjadinya belajar berbasis aneka sumber dengan menyiapkan beberapa fasilitas
seperti perpustakaan (cetak dan non-cetak), komputer yang terhubung dengan LAN,
koneksi internet, VCD/DVD player plus televisi, serta komposisi ruang kelas.
e. Penyediaan software pembelajaran; penyediaan software pembelajaran seperti
buku, modul, LKS, program audio cassette, VCD/DVD, CD-ROM interaktif, dan
lain-lain dapat dilakukan dengan cara membeli produk yang telah ada di pasar
atau memproduksi sendiri.
f. Penyiapan tenaga teknis; fasilitas TIK yang ada di sekolah hendaknya
didukung oleh beberapa tenaga teknis yang memiliki keahlian atau keterampilan
dalam mengelola dan memelihara peralatan tersebut.
BAB III
PENUTUP
Pembelajaran merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengajarkan suatu disiplin ilmu serta
ada sekelompok orang yang yang membu- tuhkannya sehingga ada imbal balik antara
keduanya.
Teknologi Informasi dan komunikasi adalah sebuah media atau alat bantu dalam
memperoleh pengetahuan antara seseorang kepada orang lain.
Globalisasi
merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang
kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara
nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.
Cara untuk mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu:
a. Pendekatan Topik (Theme-Centered Approach)
b. Pendekatan Software (Software-Centered Approach)
1. Resources-based learning
2. Case-based
3. Simulation-based learning
4. Colaborative-based learning
Hambatan yang terdapat dalam proses mengintegrasikan TIK ke dalam pembelajaran,
yaitu :
a. Penolakan/keengganan untuk berubah (resistancy to change)
b. Kesiapan SDM (ICT literacy dan kompetensi guru)
c. Ketersedian fasilitas TIK
d. Ketersediaan bahan belajar berbasis aneka sumber
Adapun solusi pemecahannya adalah.
a. Adanya dukungan Kebijakan dari kepala sekolah.
b. e-Leadership.
c. Penyiapan SDM.
d. Mengkomunikasikannya dengan kolega.
e. Mengadakan penyiapan fasilitas.
f. Penyediaan software pembelajaran.
g. Memproduksi sendiri.
h. Penyiapan tenaga teknis.
Manfaat Media Teknologi Pendidikan.
a. Meningkatkan mutu pendidikan.
b. Memberi kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual.
c. Memberi dasar pengajaran yang lebih ilmiah.
d. Pengajaran dapat dilakukan secara mantap.
e. Meningkatnya terwujudnya ’immediacy of learning’.
f. Memberikan penyajian pendidikan lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Rusman dkk. (2013). Pembelajaran
Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
No comments:
Post a Comment