KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat
Allah swt., karena atas
limpahan rahmat dan
karunia – Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Sejarah ini sesuai
waktunya.
Kami mencoba
berusaha menyusun makalah
ini sedemikian rupa
dengan harapan dapat
membantu pembaca dalam
memahami pelajaran Sejarah yang
merupakan judul dari
Makalah kami, yaitu " Perlawanan Bangsa Indonesia
Terhadap Pendudukan Jepang". Disamping itu, kami
berharap bahwa Makalah Sejarah ini
dapat dijadikan bekal
pengetahuan untuk melangkah
ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi
lagi.
Kami menyadari
bahwa didalam pembuatan
Makalah Sejarah ini masih
ada kekurangan sehingga
kami berharap saran
dan kritik dari
pembaca sekalian khususnya
dari guru mata
pelajaran Sejarah P agar
dapat meningkatkan mutu
dalam penyajian berikutnya.
Akhir kata
kami ucapkan terima
kasih.
Batola, Februari 2020
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................... 3
1.2 Tujuan pembelajaran............................................................................................................ 3
1.3 Rumusan Masalah.................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perlawanan rakyat Aceh...................................................................................................... 5
2.2 Perlawanan rakyat
Singaparna........................................................................................ 5
2.3 Perlawanan rakyat
Indramayu........................................................................................ 6
2.4 Perlawanan rakyat Kalimantan....................................................................................... 6
2.5 Perlawanan Peta diBlitar..................................................................................................... 6
2.6 Perlawanan rakyat Papua................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................. 8
3.2 Saran............................................................................................................................................... 8
DAFTARPUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jepang merupakan salah satu negara yang pernah menjajah bangsa
Indonesia. adapun masa kependudukan Jepang di Indonesia ada antara tahun 1942
hingga tahun 1945. Kedatangan negara Jepang ke Indonesia bermula pada tanggal 1
Maret 1942. Pada waktu itu, negara Jepang telah sukses mendaratkan tentara-
tentaranya di pulau jawa dengan tiga titik , yaitu di Teluk Banten, Eretan
Wetan atau Jawa Barat dan Kranggan (Jawa Tengah).
Kedatangan Jepang di Indonesia tersebut berakibat pada suhu politik yang
ada pada saat itu. Bahkan pemerintahan Belanda yang pada waktu itu masih
berkuasa di Indonesia segera meneyerah tanpa syarat kepada Jepang di bawah
pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura. Serah terima kekuasaan Belanda kepada
pemerintahan Jepang tersebut kemudian diadakan pada tanggal 8 Maret 1942 di
Kalijati.
Dengan berakhirnya serah terima tersebut, menandai berakhirnya kekuasaan
Belanda di Indonesia dan akan dimulainya kekuasaan baru yang dipimpin oleh
pemerintahan Jepang. Ketika pertama kali Jepang berkuasa di Indonesia, kemudian
ia membentuk Indonesia menjadi tiga wilayah komando. Adapun ketiga wilayah
komando tersebut yaitu meliputi tentara ke – 16 di Pulau Jawa dan Madura yang
berpusat di wilayah Batavia , Tentara ke – 25 di Sumatera yang berpusat di
Bukit Tinggi dan yang terakhir yaitu armada selatan ke -2 terdapat di wilayah
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara , dan Papua Barat yang berpusat di
kota Makassar.
1.2 Tujuan Pembelajaran
Makalah ini disusun dengan tujuan:
1)
Memahami latar belakang dan bentuk bentuk
perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan Jepang
2)
Menumbuhkan sifat menghargai jasa para
pahlawan serta menumbuhkan rasa nasionalisme dan rela berkorban
3)
Sebagai tugas individu yang wajib
diselesaikan dalam pelajaran Sejarah Peminatan
1.3 Rumusan Masalah
1)
Mengapa bangsa Indonesia mengadakan
perlawanan terhadap Jepang?
2)
Bagaimana bentuk-bentuk perlawanan bangsa
Indonesia terhadap jepang?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Masuknya Jepang Ke Indonesia
Pada tanggal 14 Februari 1942,
Jepang menyerang Indonesia dan segera menguasai Sumatra Selatan. Tanggal 1
Maret dini hari, mereka mendarat di Jawa dan dalam waktu delapan hari, Letnan
Jendral Ter Poorten, Panglima Tentara Hindia Belanda (KNIL), Menyerah atas nama
seluruh angkatan perang Sekutu di Jawa. Pendudukan bangsa Jepang atas wilayah
Indonesia sebagai negara imperialis, tidak jauh berbeda dengan negara-negara
imperialisme lainnya. Kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia berlatar belakang
masalah ekonomi, yaitu mencari daerah-daerah sebagai penghasil bahan mentah dan
bahan baku untuk memenuhi kebutuhan industrinya dan mencari tempat pemasaran
untuk hasil-hasil industrinya. Sehingga aktivitas perekonomian bangsa Indonesia
pada zaman Jepang sepenuhnya dipegang oleh pemerintah Jepang.
Tujuan Jepang
Menjajah Indonesia
- Menjadikan
Indonesia sebagai daerah penghasil dan penyuplai bahan mentah dan bahan
baker bagi kepentingan industri Jepang.
- Menjadikan
Indonesia sebagai tempat pemasaran hasil industri Jepang. Indonesia
dijadikan tempat pemasaran hasil industri Jepang karena jumlah penduduk
Indonesia sangat banyak.
- Menjadikan
Indonesia sebagai tempat untuk mendapatkan tenaga buruh yang banyak dengan
upah yang relatif murah.
Dengan tujuan
tersebut maka Jepang harus mampu membungkus tujuan yang jelas-jelas merugikan
bangsa Indonesia dengan berbagai propaganda agar diterima oleh bangsa
Indonesia. Propaganda Jepang yang cukup menarik simpati rakyat Indonesia adalah
sebagai berikut :
- Jepang
adalah “saudara tua” bagi bangsabangsa di Asia dan berjanji membebaskan
Asia dari penindasan bangsa Barat.
- Jepang
memperkenalkan semboyan “Gerakan Tiga A”: Jepang Pemimpin Asia, Jepang
Pelindung Asia, dan Jepang Cahaya Asia.
- Jepang menjanjikan
kemudahan bagi bangsa Indonesia, seperti janji menunaikan ibadah haji,
menjual barang dengan harga murah.
- Jepang
memperkenankan pengibaran bendera merah putih bersama bendera Jepang
Hinomaru.
- Rakyat
Indonesia boleh menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama lagu kebangsaan
Jepang “Kimigayo”.
- Pada zaman
Jepang Indonesia diperintah oleh tiga pemerintahan militer. Struktur
pemerintahan militer Jepang itu adalah sebagai berikut.
- Pemerintahan
militer Angkatan Darat (Tentara Keduapuluh lima) untuk Sumatera dengan
pusatnya di Bukittinggi.
- Pemerintahan
militer Angkatan Darat (Tentara Keenambelas) untuk Jawa-Madura dengan
pusatnya di Jakarta.
- Pemerintahan
militer Angkatan Laut (Armada Selatan Kedua) untuk daerah Sulawesi,
Kalimantan, dan Maluku dengan pusatnya di Makasar.\
Perlawanan
Rakyat Indonesia terhadap Jepang
2.1 Aceh 10 November 1942
Peristiwa Cot Plieng
Pemberontakan dipimpin seorang
ulama muda Tengku Abdul Jalil, guru mengaji di Cot Plieng, Lhokseumawe.
Usaha Jepang untuk membujuk sang ulama tidak berhasil, sehingga Jepang
melakukan serangan mendadak di pagi buta sewaktu rakyat sedang melaksanakan
salat Subuh. Dengan persenjataan sederhana/seadanya rakyat berusaha menahan
serangan dan berhasil memukul mundur pasukan Jepang untuk kembali ke Lhokseumawe.
Begitu juga dengan serangan kedua, berhasil digagalkan oleh rakyat. Baru pada
serangan terakhir (ketiga) Jepang berhasil membakar masjid sementara pemimpin
pemberontakan (Teuku Abdul Jalil) berhasil meloloskan diri dari kepungan musuh,
namun akhirnya tertembak saat sedang salat.
2.2 Peristiwa Singaparna
Perlawanan fisik ini terjadi di
pesantren Sukamanah Singaparna Tasikmalaya, Jawa Barat di bawah
pimpinan KH. Zainal Mustafa, tahun 1943. Beliau menolak dengan tegas
ajaran yang berbau Jepang, khususnya kewajiban untuk melakukan Seikerei setiap
pagi, yaitu memberi penghormatan kepada Kaisar Jepang dengan cara membungkukkan
badan ke arah matahari terbit. Kewajiban Seikerei ini jelas menyinggung
perasaan umat Islam Indonesia karena termasuk perbuatan syirik/menyekutukan
Tuhan. Selain itu beliaupun tidak tahan melihat penderitaan rakyat akibat tanam
paksa.
Saat utusan Jepang akan menangkap, KH. Zainal Mustafa
telah mempersiapkan para santrinya yang telah dibekali ilmu beladiri untuk
mengepung dan mengeroyok tentara Jepang, yang akhirnya mundur ke Tasikmalaya.
Jepang memutuskan untuk menggunakan kekerasan sebagai
upaya untuk mengakhiri pembangkangan ulama tersebut. Pada tanggal 25 Februari
1944, terjadilah pertempuran sengit antara rakyat dengan pasukan Jepang setelah
salat Jumat. Meskipun berbagai upaya perlawanan telah dilakukan, namun KH.
Zainal Mustafa berhasil juga ditangkap dan dibawa
ke Tasikmalaya kemudian dibawa ke Jakarta untuk menerima
hukuman mati dan dimakamkan di Ancol.
2.3 Peristiwa Indramayu, April 1944
Peristiwa Indramayu terjadi bulan April 1944 disebabkan
adanya pemaksaan kewajiban menyetorkan sebagian hasil padi dan pelaksanaan
kerja rodi/kerja paksa/Romusha yang telah mengakibatkan penderitaan rakyat yang
berkepanjangan.
Pemberontakan ini dipimpin oleh Haji Madriyan dan
kawan-kawan di desa Karang Ampel, Sindang, Kabupaten Indramayu. Pasukan Jepang
sengaja bertindak kejam terhadap rakyat di kedua wilayah (Lohbener dan Sindang)
agar daerah lain tidak ikut memberontak setelah mengetahi kekejaman yang
dilakukan pada setiap pemberontakan.
2.4 Perlawanan rakyat Kalimantan
Di Kalimantan, rakyat melawan karena penindasan yang dirasakan sangat
berat. Baca juga: Sistem Pendidikan di Era Pendudukan Jepang Salah satu
perlawanan di Kalimantan dipimpin oleh Pang Suma, pemimpin Suku Dayak. Pemimpin
Suku Dayak punya pengaruh luas di kalangan sukunya dari daerat Tayan, Meliau,
dan sekitarnya. Pang Suma melancarkan perlawanan dengan taktik perang gerilya.
Meski jumlah pasukan sedikit, rakyat ikut berjuang. Mereka memanfaatkan alam
Kalimantan yang berupa rimba belantara, sungai, rawa, dan daerah yang sulit
ditempuh. Sayangnya, tak semua rakyat mau melakukan perlawanan. Ada yang malah
menjadi mata-mata Jepang. Baca juga: Organisasi Semimiliter di Era Pendudukan
Jepang Keberadaan mata-mata yang tak segan menganiaya dan membunuh saudaranya
sendiri inilah yang kemudian mengagalkan perlawanan. Perlawanan rakyat Irian
Barat Irian Barat juga mendapat perlakuan kejam dari Jepang. Mereka sering dipukuli
dan dianiaya di luar batas kemanusiaan. Tindakan semena-mena ini memicu
perlawanan. "Gerakan Koreri" adalah perlawanan yang cukup terkenal di
Biak. Pemimpinnya L Rumkorem. Biak menjadi basis perlawanan. Mereka melawan
dengan gerilya. Jepang pun kewalahan menghadapinya hingga akhirnya pergi
meninggalkan Biak. Biak menjadi daerah bebas dan merdeka pertama di Indonesia.
2.5 Perlawanan PETA di Blitar(29
Februari 1945)
Perlawanan ini dipimpin oleh
Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail. Perlawanan ini
disebabkan karena persoalan pengumpulan padi, Romusha maupun Heiho yang
dilakukan secara paksa dan di luar batas perikemanusiaan. Sebagai putera rakyat
para pejuang tidak tega melihat penderitaan rakyat. Di samping itu sikap para
pelatih militer Jepang yang angkuh dan merendahkan prajurit-prajurit Indonesia.
Perlawanan PETA di Blitar merupakan perlawanan yang terbesar di Jawa. Tetapi
dengan tipu muslihat Jepang melalui Kolonel Katagiri (Komandan pasukan Jepang),
pasukan PETA berhasil ditipu dengan pura-pura diajak berunding. Empat perwira
PETA dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco
Supriyadi berhasil meloloskan diri.
2.6 Perlawanan rakyat di Papua
·
Perlawanan
Koreri di Biakdi Irian Barat tahun 1943
Perlawanan ini dipimpin oleh L. Rumkorem, pimpinan
Gerakan Koreri yang
berpusat di Biak. Perlawanan ini dilatarbelakangi oleh penderitaan rakyat yang
diperlakukan sebagai budak belian, dipukuli, dan dianiaya. Dalam perlawanan
tersebut rakyat banyak jatuh korban, tetapi rakyat melawan dengan gigih.
Akhirnya Jepang meninggalkan Pulau Biak.
·
Perlawanan
di Pulau Yapen Selatan
Perlawanan ini dipimpin oleh Nimrod. Ketika Sekutu sudah
mendekat maka memberi bantuan senjata kepada pejuang sehingga perlawanan semakin
seru. Nimrod dihukum pancung oleh Jepang untuk menakut-nakuti rakyat. Tetapi
rakyat tidak takut dan muncullah seorang pemimpin gerilya yakni S. Papare.
·
Perlawanan
di Tanah Besar Papua
Perlawanan ini dipimpin oleh Simson. Dalam perlawanan
rakyat di Papua, terjadi hubungan kerja sama antara gerilyawan dengan pasukan
penyusup Sekutu sehingga rakyat mendapatkan modal senjata dari Sekutu.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Beberapa negara pernah menjajah Indonesia sangat lama
hingga berabad-abad.Namun ada juga yang hanya menjajah selama beberapa tahun.
Pemerintah penjajah kadang juga berjasa dalam pembangunan beberapa fasilitas
umum seperti jalan, jembatan, perkebunan, rel kereta api, saluran irigrasi, dan
beberapa fasilitas lain. Namun penjajahan tetap saja harus dihentikan karena
menimbulkan penderitaan bagi negara yang dijajah, namun di lain pihak negara
yang menjajah akan semakin makmur.
B.
Saran
Dalam makalah ini, saya berharap supaya kita sebagai
bangsa Indonesia dapat memahami peristiwa sejarah mengenai Pendudukan Jepang di
Indonesia. Selain itu agar kita tetap menjaga dan melestarikan sumber kekayaan
alam seperti rempah-rembah dan yang lainya, yang mana dahulu bangsa Jepang memonopolinya.
Demikian makalah yang dapat saya buat, semoga bermanfaat
dan dapat mendapatkan nilai yang memuaskan. Mohon maaf apabila ada kesalahan
penulisan . Kami ucapkan Terima Kasih.
No comments:
Post a Comment