BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Teknologi tepat guna adalah ada sebuah gerakan idelogis
(termasuk manifestasinya) yang awalnya diartikulasikan sebagai intermediate
technology oleh seorang ekonom bernama Dr. Ernst Friedrich "Fritz"
Schumacher dalam karyanya yang berpengaruh, Small is Beautiful. Walaupun nuansa
pemahaman dari teknologi tepat guna sangat beragam di antara banyak bidang ilmu
dan penerapannya, teknologi tepat guna umumnya dikenal sebagai pilihan
teknologi beserta aplikasinya yang mempunyai karakteristik terdesentralisasi,
berskala relatif kecil, padat karya, hemat energi, dan terkait erat dengan
kondisi lokal. Secara umum, dapat dikatakan bahwa teknologi tepat guna adalah
teknologi yang dirancang bagi suatu masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan
dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan
ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi
tepat guna haruslah menerapkan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat,
dan berdampak polutif seminimal mungkin dibandingkan dengan teknologi arus
utama, yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemari lingkungan. Baik
Schumacher maupun banyak pendukung teknologi tepat guna pada masa modern juga
menekankan bahwa teknologi tepat guna adalah teknologi yang berbasiskan pada
manusia penggunanya.
Teknologi tepat guna paling sering didiskusikan dalam
hubungannya dengan pembangunan ekonomi dan sebagai sebuah alternatif dari
proses transfer teknologi padat modal dari negara-negara industri maju ke
negara-negara berkembang.[5][7] Namun, gerakan teknologi tepat guna dapat
ditemukan baik di negara maju dan negara berkembang. Di negara maju, gerakan
teknologi tepat guna muncul menyusul krisis energi tahun 1970 dan berfokus
terutama pada isu-isu lingkungan dan keberlanjutan (sustainability). Di samping
itu, istilah teknologi tepat guna di negara maju memiliki arti yang berlainan,
seringkali merujuk pada teknik atau rekayasa yang berpandangan istimewa
terhadap ranting-ranting sosial dan lingkungan.[8] Secara luas, istilah
teknologi tepat guna biasanya diterapkan untuk menjelaskan teknologi sederhana
yang dianggap cocok bagi negara-negara berkembang atau kawasan perdesaan yang
kurang berkembang di negara-negara industri maju.[4][9] Seperti dijelaskan di
atas, bentuk dari "teknologi tepat guna" ini biasanya lebih
bercirikan solusi "padat karya" daripada "padat modal". Pada
pelaksanaannya, teknologi tepat guna seringkali dijelaskan sebagai penggunaan
teknologi paling sederhana yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara
efektif di suatu tempat tertentu.
1.2 Rumusan
Masalah
·
Apa
itu Pengertian Teknologi Tepat Guna?
·
Apa itu
Produk Rekayasa Inovasi Teknologi Tepat Guna?
·
Apa
Saja Manfaat Produk Rekayasa Inovasi Teknologi Tepat Guna?
1.3
Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas
adalah, adapun tujuan penulisan masalah ini adalah untuk mengetahui konsep
dasar dari teknologi tepat guna.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Banyak teknologi saat ini yang mersuak bumi kita melalui
polusi atau dengan menguras sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui
dilingkungan kita.Ada banyak teknologi yang dapat mengantikan praktik praktik
lazim yang merusak. Teknologi ini disebut teknologi tepat guna. Apakah yang
dimaksud dengan Teknologi Tepat Guna? Teknologi tepat guna adalah teknologi
yang dirancang bagi suatu masyarakat agar dapat disesuaikan dengan sapek aspek
lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang
bersangkutan.
Selain itu, teknologi tepat guna juga harus memenuhi
persyaratan, yaotu sebagai berikut.
1.
Teknis,
yang meperhatikan dan menjaga tata kelestarian lingkungan hidup, penggunaan
secara maksimal bahan baku lokal,
menjamin mutu (kualitas) dan
jumlah (kuantitas) produksi, secara teknis efektif dan efisien, mudah perawatan
dan operasi, serta relatif aman dan mudah menyesuaikan terhadap perubahan.
2.
Ekonomis,
yaitu efektif menggunakan modal, keuntungan kembalikepada produsen, dan jenis
usaha koperatif yang mendorong timbul industri lokal.
3.
Sosial
budaya yaitu memanfaatkan keterampilan yang sudah ada, menjamin perluasan
lapangna kerja, menekan pergeseran tenaga kerja, menghindari konflik sosial
budaya, dan meningkatkan pendapatan yang merata.
2.2 Berbagai
Produk Rekayasa Inovasi Teknologi Tepat Guna
Beberapa contoh produk rekayasa inovasi teknologi tepat
guna antara lain sebagai berikut.
a.
Alat
pengurai serat serabut kelapa
Bentuknya terdiri dari rol tunggal yang diberi paku-paku
panjang untuk mengurai serabut kelapa sehingga terpisah dari serbuknya.
b.
Alat
Pengering Hasil pertanian
1)
Misalnya
alat pengering berbentuk rak (tray dryer), ciri cirinya sebagai berikut.
2)
Bentuknya
persegi dan didalamnya berisi rak rak yang digunakan sebagai tempat bahan yang
akan dikeringkan.
3)
Cocok
untuk bahan yang berbentuk padat dan butiran.
4)
Sering
digunakan untuk produk yang jumlahnya tidak terlalu besar.
5)
Waktu
pengeringan umumnya lama (1 6jam).
c.
Alat
Pencetak Briket
Alat pencetak briket berupa kempa yang memeiliki fungsi
mencetak briket dari bahan organik, seperti kotoran sapi baru serta limbah
pertanian yang mengandung karbon tinggi seperti sekam, serbuk gergaji, jerami,
daun daunan,serbuk arang, serbuk batu bara, arang biomassa, dan arang sekam.
Tekanan yang dihasilkan oleh kempa dapat berasal dari hidrolik maupun tekanan
mekanik menggunakan ulir. Briket sebagai bahan bakar rumah tangga di daerah
perdesaan dengan hasil cetakan berbentuk slinder.
d.
Alat
pengambilan Zat Warna alam Indigo
Proses pengambilan zat warna alam indigo yaitu dengan
melakukan aerasi pada cairan hasil rendaman daun dari tanaman Indigofera
tinctoria L. Sirkulasi air dengan menggunakan pompa memungkinkan terjadinya
proses aerasi.
e.
Alat
Perajang Sampah Organik
Mesin pecahan ini berfungsi untuk mencacah sumpah
khususnya sampah organik. Mesin digerakkan oleh motor dan menggunakan blade
untuk memotong sampah. Pencacahan sampah organik dimaksudkan untuk mempercepat
proses pengomposan menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan untuk menyuburkan
tanah.
2.3 Manfaat
Produk Rekayasa Inovasi Teknologi Tepat Guna
a.
Teknologi
tepat guna bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
pemenuhan kebutuhannya, pemecahan masalahnya, dan penambahan hasil produksi
yang makin meningkat dari biasanya.
b.
Teknologi
tepat guna rellatif mudah dipahami mekanismenya, mudah dipelihara, dan mudah di
terapkandalam kehidupan sehari hari.
c.
Memacu
kreativitas dan inovatif pembuatnya untuk terus berkarya mencapai optimal.
d.
Terciptanya
lapangan pekerjaan untuk mewujudkan karya inovasi.
2.4 Produk
Rekayasa Inovasi Teknologi Tepat Guna Dalam Pembuatan Zat Warna Alam Indigo
Kain batik merupakan warisan budaya asli Indonesia. Kain
baik yang menggunakan zar warna alam memiliki nilai jual atau nilai ekonomi
yang tinggi, karena memiliki nilai seni dan warna khas serta ramah lingkungan
sehingga berkesan etnik dan ekslusif. Zat pewarna alam untuk bahan tekstil pada
umumnya diperoleh dari hasil ekstrak berbagai bagian tumbuhan, seperti, akar,
kayu, daun, biji, ataupun bunga. Pada dasarnya zat warna alami dapat digunakan
untuk mewarnai semua serat tekstil yang berasal dari serat alam maupun
semisintesis.
Pengambilan zat warna alam, dalam hal ini warna biru
diambil dari daun tanaman Indigofera tinctoria L, (tom/tarum/nila). Produks
rekayasa inivasi teknologi tepat guna yang dimanfaatkan untuk pembuatan zat
warna ini adalah spray aerator. Adapun produk zat warna alam yang dihasilkan
menggunakan alat spray aerator disebut pasta indigo. Spray aerator dapat
mempermudah dalam proses produksi pengambilan zat warna alam indigo.
Dalam pembuatan zat warna alam anda juga harus
memperhatikan pola integrasi teknoekologis, yang berarti bahwa yang dihaasilkan
berupa zat warna alami merupakan produk yang ramah lingkungan.
1.
Desain
Produk Rekayasa Inovasi Teknologi Tepat Guna Spray Aerator dalam Pembuatan Zat
Warna Alam Indigo
2.
Alat
yang Digunakan
a.
Alat
Pembuatan Spray Aerator
·
Bor
listrik
·
Mesin
las
b.
alat
Pembuatan Zat Warna Alam Indigo
·
Ember
untuk merendam daun Indigofera tinctoria L.
·
Spray
aerator digunakan untuk mengaerasi cairan hasil rendaman.
·
Keranjang,
kain, dan ember digunakan untuk memisahkan antara pasta dan air.
3.
Bahan
yang Digunakan
a.
Bahan
Pembuatan Spray aerator
·
Drum
bekas untuk membuat tangki.
·
Paralon
yang diberi lubang banyak sebagai sprayer.
·
Pipa
paralon, untuk sirkulasi larutan yang dipompa.
·
Keran
pengatur dan pompa air.
·
Sakelar
dan kabel.
·
Rangka
penopang tangki.
·
Pompa
air.
·
Sumber
energi listrik AC220 V
b.
Bahan
Pembuatan Zat Warna alam Indigo
·
Larutan
CaO (kapur tohor) yang berfungsi mengikat zat warna yang terdapat pada tanaman.
·
Air
untuk merendam daun tanaman.
·
Tanaman
Indigofera tinctoria L.
2.5 Proses
Pembuatan karya Inovasi Teknologi Tepat Guna Spray Aerator dalam Pembuatan zat
Warna Alam Indigo
a.
Proses
Pembuatan Spray Aerator
Sediakan bahan bahanyang dibedakan menjadi bahan bahan
yang digunakan untuk pembuatan spray aetator, bahan pembuat tangki penampung,
serta bahan bagian rangka dan pemipaan. Bahan bahan tersebut didukung dengan
peralatan pendukung dalam proses produksi. Dalam proses produksi tiap tiap
bagian tersebut dibuat, kemudian dirakit menjadi spray aerator. Pengujian alat
menggunakan pompa air yang dipasang menggunakan sumber energi listrik AC220 V.
b.
Proses
Pembuatan Zat Warna Alam Indigo Biru
1)
Proses
hidrolisis/Perendaman : 1 kg daun indigo segar (dengan rantingnya) direndam
dalam 5 liter air, usahakan daun berada di bawah permukaan air.
2)
Proses
Aerasi :Air hasil rendaman diaerasimenggunakan alat spray aerator. Pada saat
proses aerasi ditambahkan larutan kapur (caO) dengan perbandingan satu kilogram
daun sebanyak 30 gram kapur. Pada proses ini, air rendaman yang semula berwarna
hijau akan berubah menjadi biru.
3)
Proses
sedimentasi/Pengendapan : Cairan yang dihasilkan dari proses aerasi diendapkan
dan ditampung dalam ember. Pisahkanair dari endapannya yang sudah berbentuk
pasta (saring dengan kain halus)! simpan pasta indigo pada tempat kering dan
sejuk!
c.
Penerapan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Dalam proses pembuatan karya inovasi teknologi tepat
guna, Anda juga harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja. Kesehatan
dan keselamatan kerja adalah suatu upaya perlindungan agar tenaga kerja selalu
dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan di tempat kerja,
serta sumber dan proses produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
Keselamatan kerja mencakup pencegahan kecelakaan kerja
dan perlindungan terhadap tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan
sebagai akibat dari kondisi kerja yang tidak aman, dan/atau tidak sehat.
Peralatan keselamatan kerja yang digunakan dalam
pembuatan alat yang mendukung proses produksi, antara lain sarung tangan,
kacamata, helm, pakaian praktik, safety shoes, pelindung telinga, dan masker
pelindung saluran pernapasan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teknologi Tepat Guna merupakan teknologi yang telah
dikembangkan secara tradisional dan proses pengenalannya banyak ditentukan oleh
keadaan lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat setempat.
Sebelum menggunakan TTG, terlebih dahulu kita lakukan
penerapan dari TTG tersebut kepada masyarakat. Dengan adanya penerapan ini di
harapkan masyarakatnya berubah dan mengerti tentang manfaat TTG dan mampu
menggunakan TTG tersebut dengan sebaik mungki. Sehingga penggunaa dari TTG tersebut
bermanfaat bagi masyarakat, yaitu dapat memenuhi kebutuhan individu atau
masyarakat karena kebutuhan masyarakat
semakin hari semakin meningkat.
3.2 Saran
Teknologi tepat guna apabila dimanfaatkan dengan baik
maka akan memeperoleh hasil yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
http://arifh.blogdetik.com
http://balitbang.sumutprov.go.id
http://fujimori94.blogspot.com/2013/05/teknologi-tepat-guna.html
http://kampus.okezone.com
http://m-haritsyah.blogspot.com/2012/07/pengertian-teknologi-tepat-guna-ttg.html