BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bambu merupakan kekayaan hutan bukan kayu yang merupakan bagian
dari kekayaan sumber daya hutan Indonesia. Bambu dapat menjadi salah satu
alternatif dalam pengurangan penebangan kayu di hutan yang semakin terbatas
keberadaannya. Di desa-desa, pemanfaatan bambu seringkali terlihat pada perlengkapan
rumah tangga. Namun sekarang makin berkembang menjadi industri, sehingga bagi masyarakat
di pedesaan dikategorikan sebagai penunjang utama perekonomian masyarakat desa.
Bambu memiliki kemudahan, antara lain penanamannya cukup dilakukan
sekali saja karena bambu akan berkembang biak dengan sendirinya dan mudah
tumbuh pada habitat yang sesuai dan elanjutnyan dipanen sesuai kebutuhan.
Pertumbuhan bamboo tidak terlepas dari factor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan optimal dari tanaman bamboo itu sendiri. Peningkatan penggunaan
beberapa jenis bamboo menyebabkan tanaman rakyat terekploitasi secara tidak
terkendali tanpa diimbangi dengan tindakan pembudidayaan. Hal tersebut
dikarenakan informasi dan pengetahuan tentang budidaya jenis-jenis bamboo masih
sangat kurang, demikian pula pengenalan terhadap jenis-jenis bamboo yang ada di
Indonesia serta oemanfaatannya.
Oleh karena itu, pengembangan tanaman bambu khususnya pada
jenis-jenis umumnya telah digunakan maupun yang belum dikenal oleh masyarakat
namun mempunyai banyak manfaat.
1.2 Rumusan Masalah
·
Apa saja jenis bambu yang umum dimanfaatkan?
·
Bagaimana proses pengoahan bambu?
·
Bagaimana cara pengawetan bambu?
·
Bagaimana riset pasar pada bambu?
1.3 Tujuan
·
Mengetahui jenis bambu yang umum dimanfaatkan
·
Memahami proses pengoahan bambu
·
Mengetahui cara pengawetan bambu
·
Mengerti riset pasar pada bambu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bambu
Bambu merupakan tanaman sebangsa rumput yang banyak tumbuh di
Indonesia. Bambu secara botanis dapat digolongkan pada family Graminese
(rumput). Tanaman ini dapat tumbuh di daerah beriklim panas maupun dingin.
Bambu tumbuh secara bergerombol membentuk rumpun. Tunas-tunas mudanya keluar
dari rimpang dan membentuk suatu rumpun dengan banyak buluh bambu. Bambu
merupakan tanaman berdaun tunggal, tersusun berselang-seling di ujung buluh
atau ranting-rantingnya. Perakaran tanamannya bamboo sangat kuat, karena
rimpangnya bercabang-cabang dan punya ikatan kuat yang sukar dipisahkan.
Tanaman bambu banyak ditanam di daerah-daerah miring atau dipinggir sungai dan
sekaligus berfungsi untuk mencegah erosi atau tanah longsor (haryoto, 1996).
Tanaman bambu jarang berbunga, tetapi ada yang menyebut bahwa bambu
hanya berbunga setiap 35 tahun. Pengembangbiakan bamboo umumnya dilakukan
dengan tanaman potongan buluh yang mengandung tunas cabang. Walaupun bamboo
mudah tumbuh dan harganya murah, namun sangat bermanfaat dalam kehidupan
manusia. Rebung bamboo bias dimasak orang untuk sayur. Bambu yang sudah tua
dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan (haryoto, 1996).
2.2 Proses Produksi
Produksi merupakan suatu aktivitas fisik berupa pengubahan bentuk,
sifat, atau tampilan suatu material untuk memberikan nilai tambah (Baroto,
2003). Produksi juga dapat diartikan sebagai cara, metode, dan teknik untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumber
daya produksi (tenaga kerja, mesin, bahan baku) yang ada (Nasution, 2003).
2.3 Riset Pasar
Riset pasar atau riset pemasaran merupakan suatu fungsi yang
menghubungkan konsumen, pelanggan, dan masyarakat dengan para pemasar melalui
informasi-informasi yang digunakan untuk mengidentifikasikan peluang dan
masakah pemasaran, menghasilkan, menyaring, dan mengevaluasi
aktivitas-aktivitas pemasaran, memonitor kinerja pemasaran, dan meningkatkan
pemahaman atas pemasaran sebagai suatu proses. Informasi-informasi yang dapat
diperoleh pada riset pasar adalah (Churchill, 2001):
·
Menciptakan ide-ide untuk aktivitas-aktivitas pemasaran, termasuk
identifikasi masalah dan peluang pemasaran
·
Mengevaluasi aktivitas pemasaran
·
Membandingkan kinerja vs pemasaran
·
Meningkatkan pemahaman umum mengenai fenomena dan proses pemasaran
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Jenis-jenis Bambu
Jenis bambu di Indonesia sangat banyak macamnya, namun ada beberapa
jenis bamboo yang dianggap penting dan umum dipasarkan di Indonesia.
Macam-macam bambu tersebut antara lain
1. Bambu Betung
Bambu betung sifatnya keras baik untuk bahan bangunan karena
seratnya besar-besar dan ruasnya panjang. Bambu ini dapat dimanfaatkan untuk
saluran air, penampungan air aren yang disadap, dinding rumah yang dianyam
(gedek atau bilik), dan berbagai jenis barang kerajinan.
2. Bambu Bali
Jenis bambu ini banyak digunakan untuk tanaman hias karena
tanamannya unik dan menarik.
3. Bambu Gendang
Kegunaan dari bambu ini juga sama dengan bambu bali yaitu dipakai
untuk tanaman hias dan mempunyai nilai ekonomis untuk dikembangbiakan.
4. Bambu Kuning
Bambu kuning merupakan bambu yang banyak dimanfatkan untuk
keperluan mebel, bahan pembuat kertas, kerajinan tangan dan dapat ditanam di
halaman rumah karena cukup menarik sebagai tanaman hias serta untuk obat
penyakit kuning atau lever.
5. Bambu Cendani
Batang bambu Cendani dapat digunakan untuk tangkai payung, pipa
rokok, kerajinan tangan seperti tempat lampu, vas bunga, rak buku, dan berbagai
mebel dari bambu.
6. Bambu Cangkoreh
Bambu Cangkoreh dapat digunakan utuk anyaman atau tempat jemuran
tembakatu dan untuk obat misalnya obat tetes mata dan obat cacing.
7. Bambu Andong
Bambu Andong sebagian besar digunakan untuk membuat berbagai jenis
kerajinan tangan, bahan bangunan, dan untuk chopstick.
8. Bambu hitam
Bambu hitam sangat baik untuk pembuatan alat musik seperti
angklung, gambang, atau calung dan dapat juga digunakan untuk furniture dan
bahan kerajinan tangan.
9. Bambu Tutul
Bambu Tutul sebagian besar digunakan untuk furniture, untuk
dinding, dan lantai rumah, serta untuk kerajinan tangan.
10. Bambu Ater
Jenis bambu ini biasa digunakan orang untuk dinding rumah, pagar,
alat-alat rumah tagga, kerajinan tangan dan ada juga yang menggunakan untuk
alat musik.
11. Bambu Apus
Batang bambu Apus berbatang kuat, liat, dan lurus. Jenis ini
terkenal paling bagus untuk dijadikan bahan baku kerajinan anyaman karena
seratnya yang panjang kuat, dan lentur.
3.2 Proses Produksi Produk dari Bambu
Bambu diproduksi menjadi bahan yang mempunyai barang yang lebih
mempunyai nilai ekonomis. Namun, proses pengolahan bambu di Indonesia tergolong
sederhana. Produk olahan dari bambu antara lain:
1. Bambu untuk anyaman
Bambu yang digunakan untuk anyaman pertama dipotong dengan
menggunakan parang tajam atau gergaji bergerigi halus. Pemotongan bambu
dilakukan dengan hati-hati. Pemotongan bambu untuk anyaman tidak boleh
mengelupaskan kulitnya karena akan menyulitkan proses selanjutnya. Selanjutnya
Bambu harus dikuliti. Kulit luar yang halus dan berwarna disayat atau dibuang.
Kemudian pembelahan, membelah bambu dengan cara yang salah akan menghasilkan
belahan bambu yang tidak simetris sehingga menyulitkan proses pengolahan
selanjutnya dan banyak menghasilkan sisa limbah.
2. Bambu untuk pelupuh
Batangan bambu yang ruasnya dibelah dengan kapak atau parang.
Kemudian bambu dibelah sepanjang batang pada satu sisi dan selanjutnya celah
direntangkan. Sekat rongga pada masing-masing ruas dihilangkan sampai dinding
batang bambu dapat dipukul-pukul, diratakan sehingga menjadi pelupuh (papan
bambu).
3. Bambu untuk kursi
Kursi bambu merupakan salah satu pemanfaatan bambu yang sampai kini
terus berkembang. Tempo dulu orang hanya mengenal bangku panjang, ada yang
menggunakan sandaran (lincak). Bambu untuk lincak, umumnya menggunakan bambu
tutul atau bambu wulung.
3.3 Pengawetan Bambu
Tanaman bambu mudah rusak oleh hama pengisap cairan yang disebut
Oregma bambusae.Hama ini akan melibas rebung dan pucuk tanaman bambu muda yang
telah tumbuh menjulang tinggi. Faktor lain yang menyebabkan kerusakan bambu
adalalah pengaruh alam, misalnya iklim, cuaca, kelembapan udara, air hujan,
penetrasi sinar matahari, suhu udara, dan serangan organism perusak. Penyebab
kerusakan non-biologis yang terpenting adalah air. Kadar air yang tinggi
menyebabkan kekuatan bambu menurun dan mudah lapuk.
Pengawetan bambu bertujuan untuk menaikkan umur pakai dan nilai
ekonomis bambu. Pengawetan perlu dilakukan, namun jarang diterapkan oleh orang
karena kurangnya pengetahuan tentang teknik pengawetan, kurangnya fasilitas
untuk metode perlakuan tertentu dan ketersediaan bahan kimia. Bambu tanpa
perlakuan pengawetan, apabila dibiarkan bersentuhan secara langsung dengan
tanah dan tidak terlindungi dari cuaca, hanya mempunyai umur pakai sekitar 1-3
tahun.
Metode Pengawetan
Tingkat kebergasilan pengawetan bambu dengan metode kimia
tergantung dari beberapa faktor, yaitu:
·
Kondisi fisik bambu sebelum diawetkan
·
Berat jenis bambu
·
Umur bambu
·
Musim
·
Jenis bahan pengawet
·
Posisi dan ukran bambu
Bambu segar lebih mudah diberi perlakuan dibanding bambu yang sudah
kering. Makin tinggi berat jenis bambu, maka semakin si=ulit diawetkan karena
ikatan pembuluhnya makin rapat dan kandungan serabutnya makin banyak. Makin tua
umur bambu, kadar airnya makin turun sehingga bambu makin sulit diawetkan.
Metode kimia lebih baik diterapkan pada musim hujan. Penetrasi pengawet akan
lebih baik bila digunakan senyawa garam laut
dalam air.
Pengawetan bambu dalam jumlah yang kecil akan menaikkan biaya
pengawetan. Aspek ekonomis yang perlu dipertimbangkan adalah biaya pengawetan.
Aspek ekonomis yang perlu dipertimbangkan adalah biaya pengangkutan dari hutan
(kebun) ke tempat pengawetan. Suatu metode pengawetan dikatakan ekonomis
apabila umur pakai bambu dapat mencapai waktu 10-15 tahun, untuk bambu dalam
keadaan terbuka, dan 15-25tahun untuk bambu yang diberi perlindungan tertentu.
Metode pengawetan bambu ada dua macam yaitu:
1. Metode non-kimia
Pengawetan bambu secara non-kimia dilakukan dengan pengeringan dan
perendaman dalam air atau perebusan dalam air mendidih.
a. Pengeringan dan Perendaman
Bambu utuh yang baru ditebang disandarkan dengan kemiringan 75
derajat agak tegak di bawah naungan pohon yang teduh dan dibiarkan sampai kadar
airnya berkurang dan berubah warna menjadi kuning dan kering atau setengah
kering. Bambu disandarkan ditempat terbuka dengan tujuan agar bambu tersebut
tidak melengkung dan menghindari kekeringan yang tidak merata.
Bambu yang sudah berubah warna dan benar-benar kering selanjutnya
direndam dalam kubangan air (kolam) yang menggenang atau mengalir selama 1-6
bulan. Volume air perendaman bambu harus melebihi permukaan bambu paling atas
agar semua dapat terendam. Perendaman bambu sebaiknya dibebani dengan pemberat
untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Pengawetan bambu dengan cara pengeringan dan perendaman kurang baik
untuk bahan baku kerajinan anyaman. Bambu yang terlalu lama direndam sulit
dibelah menjadi irisan halus, bersifat rapuh dan warnanya buram. Namun bambu
untuk bahan baku anyaman juga perlu dilakukan perendaman tetapi hanya 7-10
hari.
b. Perebusan
Tempat perebusan untuk pengawetan bambu dapat berupa drum bekas
atau wadah lain yang ditaruh di atas tungku. Drum berisi air sebanyak 75%
bagian, kemudian direbus hingga mendidih.
2. Metode kimia
Pengawetan secara kimiawi bertujuan mencegah kerusakan bambu dari
serangan serangga atau jamur. Bahan-bahan yang digunakan untuk pengawetan
antara lain soda ai, abu, prusi, natrium bisulfit, dan lain-lain. Bahan- bahan
tersebut dapat dipakai berulang-ulang dan cara penggunaan bahan pengawet ini
cukup praktis dan tidak berbahaya.
1) Pengawetan dengan Soda Api (NaOH)
Cara pengawetan ini adalah dengan memasukkan soda api ke dalam air,
kemudian direbus hingga mendidih sambil diaduk agar bahan tersebut larut dalam
air. Kemudian potongan bambu dicelupkan dalam larutan selama 5-30 menit.
Selanjutnya diangkat, dicuci bersih dan dikeringkan.
2) Pengawetan dengan Prusi
Prusi merupakan bahan kimia berwarna biru berupa gumpalan
(bongkahan) kecil seperti gula batu. Bambu direbus dalam air mendidih yang
mengandung prusi sebanyak 5%-10% selama 5-30 menit. Setelah itu diangkat,
dicuci bersih dan dikeringakan.
3) Pengawetan dengan Soda Abu atau Natrium Bisulfit
Cara ini juga hamper sama dengan pengawetan soda api. Soda abu
dimasukkan ke dalam air mendidih kemudian memasukkan bambu selama 60 menit.
Setelah direbus kemudian bambu tersebut diangkat, dicuci bersih dan
dikeringkan.
Beberapa metode pengawetan bambu yang dapat diterapkan antara lain:
·
Curing
Mula-mula batang bambu dipotong pada bagian bawah tetapi cabang dan
daunnya tetap disisakan. Kemudian, selama waktu tertentu rumpun bambu tersebut
disimpan di dalam ruang khusus. Karena proses asimilasi daun masih berlangsung,
kandungan pati ruas bambu akan berkurang. Akibatnya, ketahanan bambu terhadap
serngan kumbang bubuk meningkat. Tetapi metode ini tidak berpengaruh terhadap
serangan jamur atau rayap.
·
Pengasapan
Bambu diletakkan di atas rumah perapian selama waktu tertentu
sampai pengaruh asap menghitamkan batang bambu. Proses pemanasan menyebabkan
terurainya senyawa pati dalam jaringan parenkim. Efek negatif dari metode ini
adalah kemungkinan terjadinya retak yang dapat mengurangi kekuatan bambu.
4) Metoda Butt Treatment
Bagian bawah batang bambu yang baru dipotong diletakkan di dalam
tangki yang berisi larutan pengawet. Cabang daun pada batang tetap disisakan.
Karena prosesnya memakan waktu yang lama, metode ini hanya tepat diterapkan
pada batang bambu yang pendek dan berkadar tinggi.
3.4 Riset Pasar Bambu
Pemasaran bambu bisa berupa kursi, anyaman, bahan bangunan, dan ada
juga yang dijual dalam bentuk tanaman bambu hias. Bambu hias sekarang tengah
banyak dicari konsumen. Alasannya, penampilan tanaman bambu unuk dan menawan.
Bambu yang dimanfaatkan untuk tanaman hias yaitu bambu kuning, bambu Cendani,
bambu Sian, bambu Macan. Bambu dijual dengan harga yang lebih murah daripada
kayu dan di luar negeri dapat dimanfaatkan menjadi kayu lapis. Tidak hanya itu,
permintaan bambu juga meningkat, karena industri kertas sekarang ini lebih
memanfaatkan bambu sebagai bahan baku pembuatan kertas untuk mengganti sebagian
kayu.
3.5 Kipas Bambu (Ilir Bambu)
Bambu merupakan pohon yang termasuk beraneka
ragam jenis dan fungsinya, bahkan sebuah Negeri yang kita cintai ini berhasil
di rebut kembali dari Penjajah oleh bambu runcing, yang di jadikan senjata
utama oleh para Pejuang dulu. Waktu demi waktu, jama sudah berubah pun dari Era
Tradisional, sampai sekarang yang di di sebut jaman Moderen pun, fungsi bambu
masih kita pakai, bahkan semakin meningkat dengan adanya tangan-tangan trampil,
diantaranya tidak sedikit sebuah cafe yang terkenal, gedung, atau bahkan hotel
dan apartemen menggunakan arsitek bangunannya dari bambu.
Mungkin selain ingin meneruskan sebuah tradisi
dari keluarga saya yang berasal dari keluarga Anyaman. Saya pribadi
berinisiatif mengangkat sebuah seni yang berasal dari bahan bambu, yaitu
Anyaman, dan sanya yakin seni dari bambu tidak akan silam di telan jaman, bisa
saya buktikan seni music diantaranya yang dari bamboo seperti Angklung,
sekarang sudah terkenal sampai Luar Negri. Tidak menutup kemungkinan seperti yang saya bahas ini
yaitu Ayaman bisa seperti Angklung, bahkan lebih mungkin, sampai terkenal ke
Negara tetangga dan bahkan terkenal di seluruh dunia, di suatu saat nanti itu
yang saya harapkan.
3.5.1 Anyaman
Anyaman merupakan sebuah tradisi yang sifatnya
turun temurun, dan juga merupakan sebuah hobi, atau sebuah kerjaan sampingan,
bahkan sampai pekerjaan pokok untuk menghidupi anak istri. Akan tetapi waktu
demi waktu anyaman semakin meningkat permintaanya di pasaran. Sampai harganya
pun lebih mahal di banding dengan produk bahan bangunan yang termasuk bahan
bangunan modern. Kenapa? Karna di samping pembuatanya secara manual, tahan
produknya pun bisa puluhan tahun.
3.5.2 Macam-macam Ayaman
a.
Anyaman Tunggal
Ayaman tunggal
yaitu ayaman yang dibuat secara tungal/satu-satu di anyamnya. Ayaman ini bisa
di gunakan untuk membuat kerajinan:
-
Saringan
-
Tampan/Cetakan pembuata Tahu
-
Cerangka dll
b.
Anyaman bilik
Ayaman bilik
yaitu: anyaman yang di buat/disilang secara berurutan dengan
melewati/menganyamnya dua-dua. Ayaman ini bisa di gunakan untuk membuat
-
Bilik
-
Nyiru/tampan alat napi beras dan padi
-
Kombinasi di anyaman kerajinan yang lain.
c.
Anyaman terateai
Anyaman teratei
yaitu sebuah anyaman yang sangat unik dan indah, berfungsi untuk membuat bilik
bangunan/gubuk dengan harapan hanya sekedar sebuah seni bangunan.
d.
Ayaman Bunga Cengkih dll
Jenis ayaman
ini bisa kita jumpai di beberapa anyaman seperti kipas, tolok/kecempeh,
bakatul/sangku, dll.
Bahan-bahan :
·
Bambu
·
Kayu
·
Tali rotan
·
Tali dari plastik
·
Alat
·
Regaji
·
Golok
·
Pisau Raut
·
Jara/Paku
Cara Pembuatan :
·
Pengambilan bambu
·
Pertama-tama kita hati-hati, waspada, penuh pertimbangan,
dan tanggungjawab.
·
Pastikan kita memilih bambu yang muda dan tidak terlalu
tua
·
Tidak semua bambu bisa kita pakai untuk membuat anyaman,
karna jenis bambu sangat banyak dan fungsinya pun berbeda-beda, di sini yang
kita pilih untuk anyaman adalah Bambu Tali.
·
Cari bambu yang ujung dan rantingnya tidak menyatu dengan
bambu lain, karna untuk memudahkan kita nanti menarik pohonnya.
·
Bersihkanlah ranting-ranting yang sekiranya menghalangi
langkah kita karna di kebun bambu biasanya di pakai sarang ular.
·
Perhatikan buku bambu harus panjang ukuran dagingnya
sekitar 40-50 cm, hal ini membantu kita mempermudah mengolah bambu dan dalam
menganyamnya nanti.
·
Sesudah di pastikan bambu pas umur dan panjangnya buat di
jadikan kipas sebelum kita tebang.
·
Ketika kita menebang harus memperhatikan arah pohonnya
dan dari dagu pohon bambu itulah kita di sarankan memulai pemotongannya, agar
bambu bisa jatuh mengarah kepada arah condongnya. Jangan coba-coba sampai
memotong dari arah pundak/arah atas badan bambu. Karna memang pundak bambu
sepintas enak dan nyaman di potongnya tapi kalau kita potong pundaknya akan
langsung membelah dan mengarah wajah kita, peristiwa ini sering terjadi karna
akan kurangnya ke waspadaan kita, akibatnya wajah kita yang jadi sasaran bambu.
Maka dari itu di sarankan hati-hati dan waspadalah ketika menebang bambu.
·
Sesudah pohon bambu jatuh, kita membersihkan rantingnya,
sampai ke ujung yang sekiranya tidak terpakai.
·
Bagian yang kita ambil untuk membuat anyaman adalah
bagian tengahnya, karna dari bagian itulah yang paling bagus dan cocok untuk
membuat anyaman, tapi kalau kita mengambil bagian pohon bambu yang puhunya kita
pasti kesulitan karna di bagian itu sangat keras dan biasanya pendek ukuran
bukunya.
3.5.3 Macam-macam bambu dan fungsinya
-
Bambu Tali
Untuk membuat berbagai anyaman, bahan bangunan, bahan membuat tangga, bahan
pembuatan tali/pengikat kayu bakar, pagar, sasak, tiang dll
-
Bambu Gombong
Bambu gombong merupakan bambu yang termasuk kelas bambu besar dan panjang
ukurannya di banding dengan bambu yang lain, dan ini fungsinya untuk bangunan,
pembuatan pagar rumah merupakan hal yang bagus karna konstruksi urat bambunya
sangat rapih dan gampang di atur, untuk bahan tiang ini juga sering di pakai
karna selain besar, dia juga kokoh dan tahan cuasa. Untuk bahan keramba ikan,
untuk bahan reng genteng atap rumah, dan uniknya walaupun ukuranya besar tapi
enak kalau di makan di jadikan sayur.
-
Bambu Tamiang
Bambu tamiang merupakan bambu yang hidupnya mayoritas tidak di pelihara dan
banyak di jumpai di pinggir-pinggir sungai sepanjang pulau jawa. Biasanya para
petani menggunakannya untuk bangunan, bahan saung sawah, dan mayoritas
kelebihan bambu ini suka si buat bahan Tanggungan/ di Bahasa Sunda di sebut
istlah Rancatan/alat untuk memikul. Dan masayrakat menggunakannya di jadikan
untuk sayuran bagi bambu yang masih kecil kira-kira berukuran pendek sekitar
10cm-30cm.
-
Bambu Bareg-beg
Bambu ini merupakan bambu yang panjang ukuran bukunya, kecil, dan hidupnya
sama seperti bambu tamiang di tepi sungai. Fungsi bambu ini karna ukurannya
kecil dan panjang, untuk gantar, untuk senjata sumpit, untuk bahan tempat
jemuran baju kalau di pedesaan, dan para seniman music mereka memanfaatkan
untuk bahan suling dan hiasan yang di buat dari bambu.
-
Bambu Haur Geulis/ Bambu Teumen
Ini merupakan bambu yang struktur pohonnya kelihatan bagus dan rapih, maka
masyarakat menyebutnya dengan bambu haur geulis, fungsi bambu ini masyarakat
menggunakan untuk bahan pancingan, tangga, gantar, tongkat untuk anak-anak
Pramuka, dan kalau masih kecil masyarakat memanfaatkannya untuk sayuran.
-
Bambu Haur Kuning
Jenis bambu ini berbeda dengan bambu yang umumnya, karna selain warnanya
kuning dia juga ada hokum mitosnya, konon bambu ini merupakan sebuah senjata
yang sangat ampuh dan pernah di gunakan dulu oleh para pejuang kita, dan pada
masyarakat sekarang ini sebuah senjata yang di gunakan untuk menaklukan orang
jahat yang menggunakan ilmu Rawa Rontek yaitu sebuah ilmu yang bisa
menyambungkan kembali organ yang di potong, atau ilmu yang lain dan biasa di
gunakan oleh orang-orang jahat, bambu inilah senjata ampuh yang bisa menaklukan
hal tersebut. Di era modernisasi sekarang bambu ini di jadikan hiasan halaman,
atau hiasan sebuah kafe, bahkan hiasan sebuah apartemen sekalipun, memang
indah, menarik bentuknya. Di samping ini semua bambu ini merupakan bambu yang
enak di konsumsi, ketika masih kecil.
-
Bambu Hitam
Bambu macam ini merupaka bambu yang popular dan sering kita jumpai di
berbagai kesenian, hal tersebut tidak aneh karna bambu ini merupakan bambu yang
indah, dan unik, mayoritas di pergunakan untuk bermacam-macam seniman, bahan
bangunan, bahan membuat angklung, calung, anyaman pun sering kita lihat sebuah
kafe dan restoran yang menggunakan bangunan tradisional anyaman bilik, tiang
dll memakai bambu hitam yang di ukir sedemikian rupa.
3.5.4 Pengolahan bambu
Bambu yang sudah di tebang kita potong perbuku
dengan menggunakan regaji supaya rapih hasilnya, dan usahakan jangan dengan
bukunya kita ambil dagingnya saja.
-
Setelah di potong
kita bersihka hinis/kulit yang bisa melukai kulit kita.
-
Usahakan pengerikan kulit tadi sama rata dan rapih.
-
Setelah beres perngerikan baru kita memulai pembelahan
dan pengirisan, kita sesuaikan saja dengan besar kecilnya bulatan bambu.
-
Setelah pengirisan lalu kita keringkan bisa dengan sinar
matahari atau kita bisa dengan cara di ganggang di atas tumpu.
-
Sesudah kira-kira kering rata kita sebit dengan
menggunakan pisau raut/pisau lain asalkan tajam, dan di usahakan pisaunya tipis
tapi keras. Dari sinilah kita di tuntut harus hati-hati karna banyak yang gagal
dan urat bambu biasanya susah di sebit kalau kita belum biasa.
-
Kita sebit dengan ukuran tipis agar kipasnya lenrut dan
mudah untuk di anyamnya.
-
Kemudian kita lihat apakah masih perlu pengeringan atau
tidak, caranya kita coba raut/bersihkan bulu-bulu pori-pori daging bambu, kalau
kelihatan sudah kering maka kita teruskan saja raut, tapi kalau bulunya masih
mengembag dan susah di bersihkannya itu berarti masih perlu pengeringan.
-
Perautan. Dalam perautan/perapihan terakhir ini kita
memerlukan sekil yang harus hati-hati karna sama seperti pengirisan tadi pasti
banyak yag terbuang karna selain bamboo sudah kering, dan tipis maka pasti
sering kita terpotongnya,
-
Dalam proses perauta kita menggunakan tangan atau paha
kita.
-
Gunakan kain di tangan dan paha kita agar tidak terkena irisan/terusuk oleh
pori-pori bamboo.
-
Bahan anyaman kita ikat agar tidak berantakan.
-
Setelah beres peralatan kita menuju ke anyaman.
Fungsi kayu disini yaitu untuk dijadikan
sebagai gagang kipas, dan untuk penjepit ujung anyaman. Kayu yang kita perlukan
tidak susah, ranting pohon pun bisa dijadikan sebagai gagang kipas, akan tetapi
cara pembelahanya harus ekstra hati-hati, karna akan mempengaruhi kerapian.
Yang disarankan untuk bahan kayu yaitu:
-
Albasia karan struktur kayunya lembut dan mudah untuk
kita gergaji/di belah, akan tetapi mudah untuk patah.
-
Mahuni, jenis kayu ini memang keras dan lentur, aka
tetapi kuat untuk dijadikan gagang dan rapi kelihatannya, di sarankan cara
pembelahanya kita menggunakan gergaji karna urat kayu didalamya sangat rapat
dan susah di belah.
-
Afrika, kayu ini memang jarang di gunakan karna jarang di
temui, tapi bahannya bagus karena mayoritas pohon dan rantingnya lurus, kayu
ini hampir sama dengan mahuni, tapi kalau kita bandingkan lebih keras mahuni,
dan terdapat serabut di dalamnya.
-
Salam, jenis kayu ini sangat keras dan berat, akan tetapi
mudah untuk di belah. Mayoritas tumbuhnya di tepi sungai dan jarang manusia
menanamnya secara sengaja jadi tumbuhnya dengan alam/burung/ tapi kebanyakannya
oleh kelelawar karna buahnya yang di makan oleh kelelawar dan kalong.
Fungsi/Kegunaan Kipas dari Bambu
Diantataranya:
-
Ciri khas adat (adat sunda)
-
Di sebuah adat memang erat kaitannya baik dari segi
kesenian, bahasa, samapi alat-alat rumah tangga sekalipun, ini penting dan
merupakan dari cirri has adat itu sendiri, kalau di Kota Bandung itu ada tempat
yang namanya yaitu Musium Sri Baduga, disana terdapat sebuah cirri-ciri has
Adat Sunda yang kumplit, diantaranya yaitu alat-alat masak seperti Anyaman
Kipas.
-
Untuk alat-alat masak dalam rumah tangga (menanak nasi).
-
Di pedesaan seperti daerah Tasikmalanya, Ciamis, Garut,
kipas ini sebagai alat rumah tangga, dan fungsinya untuk menanak nasi, dan
mendinginkan makanan.
-
Untuk pembakaran sate
-
Pedagang sate mayoritas menggunakan alat tradisional,
dari muali jenis arangnya, kipasnya, agar kualitas aroma dan rasanya.
-
Untuk menghilangkan rasa gerah
-
Di pedesaan biasanya menghilangka rasa gerah dengan
menggunakan anyaman kipas, selain bernilai ekonomis mereka juga bisa sambil
duduk bercanda gurau di depan rumah, atau sabil ngopi, setelah seharian
menguras tenaga, pulang dari sawah.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Sejak munculnya barang-barang produk modern, barang hasil
kerajinan anyam bambu tergeser dari pasaran sehingga menyebabkan pendapatan
masyarakat mengalami penurunan.
2.
Harga bahan baku yang kian melambung tinggi menjadi
kendala utama dalam penyediaan bahan baku.
4.2 Saran
Dalam uraian ini penulis ingin mengemukakan beberapa saran. Adapun saran
yang ingin penulis sampaikan antara lain :
1.
Untuk tetap melestarikan seni anyam bambu hendaknya
dibentuk sebuah lembaga desa yang bisa memasarkan hasil produksi anyaman bambu.
2. Bagi para pengrajin hendaknya berusaha lebih
kreatif lagi dalam membuat anyaman bambu.
Wow! this is Amazing! Do you know your hidden name meaning ? Click here to find your hidden name meaning
ReplyDelete