KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji dan syukur Alhamdulillah
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan Ridho-Nya sehingga penyusun
mampu dalam menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mandiri mata kuliah
Manajemen Keperawatan yang berjudul “Fungsi Manajemen Keperawatan”
Penyusun
mengucapkan terima kasih, terutama kepada, semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Akhirnya
penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan mohon maaf atas
kekurangan yang masih terdapat didalamnya, karena penyusun menyadari adanya
keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Maka dengan senang hati penyusun akan
menerima kritik dan saran pembaca guna perbaikan dalam penyusunan makalah
selanjutnya.
Februari 2019
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.2 Fungsi – Fungsi Manajemen
2.3 Proses Manajemen Keperawatan
2.4 Lingkup Manajemen Keperawatan
BAB III MOTIVASI DALAM
MANAJEMEN KEPERAWATAN
3.5 Penerapan Teori
Motivasi Dalam Keperawatan
3.6 Kepuasan Kerja Dalam
Ruang Lingkup Keperawatan
3.7 Peran Manajer Keperawatan
dalam meningkatkan kepuasan kerja perawat :
3.8 Kegiatan yang perlu
dilakukan manajer keperawatan untuk menciptakan suasana motivatif:
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit merupakan
organisasi yang sangat komplek dan merupakan komponen yang sangat penting dalam
upaya peningkatan status kesehatan bagi masyarakat. Salah satu fungsi rumah
sakit adalah menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan yang merupakan
bagian dari sistem pelayanan kesehatan dengan tujuan memelihara kesehatan
masyarakat seoptimal mungkin. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, keberadaan perawat
merupakan posisi kunci, yang dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40-60 % pelayanan
rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan dan hampir semua pelayanan promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun tatanan pelayanan
kesehatan lain dilakukan oleh perawat.
Menurut Nursalam (2002),
keperawatan sebagai pelayanan yang professional bersifat humanistik,
menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada
standard professional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai
tuntunan utama. Keperawatan profesional secara umum merupakan tanggung jawab
seorang perawat yang selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan, sehingga
dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar (rasional)
dan baik (etikal). Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan
di era global ini dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh
perawat. Oleh karena itu keperawatan di Indonesia pada saat ini dan di masa
akan datang perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan
dengan memperhatikan dan mengelola perubahan yang terjadi di Indonesia secara
profesional. Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan,
yang dilaksanakan di sarana kesehatan sangat tergantung pada manajemen
pelayanan perawatan. Manajemen pelayanan keperawatan merupakan suatu proses
perubahan atau transformasi dari sumber daya yang dimiliki untuk mencapai
tujuan.
Keperawatan di Indonesia
di masa depan sampai saat ini masih berada dalam proses mewujudkan keperawatan
sebagai profesi, maka akan terjadi beberapa perubahaan dalam aspek keperawatan
yaitu : penataan pendidikan tinggi keperawatan, pelayanan dan asuhan
keperawatan, pembinaan dan kehidupan keprofesian, dan penataan lingkungan untuk
perkembangan keperawatan.pelayanan keperawatan melalui pelaksana fungsi
perncanaan, pengorganisasian, pengaturan ketenagaan, pengarahan, evaluasi dan
pengendalian mutu keperawatan.
1.2 Tujuan
1)
Tujuan Umum
Setelah
melakukan praktik manajemen keperawatan selama 4 minggu di ruang mahasiswa
mampu mengelola asuhan keperawatan dan bimbingan praktik klinik keperawatan di
ruang rawat inap dengan menggunakan keterampilan manajemen dan kepemimpinan
untuk menghasilkan kualitas pelayanan profesional yang berkualitas tinggi
2)
Tujuan Khusus
Setelah
melakukan praktek manajemen keperawatan di ruang mahasiswa mampu :
·
Mengumpulkan data, menganalisis data dan
memahami data masalah dalam pengorganisasian asuhan keperawatan
·
Mengorganisasaikan pelaksanaan kegiatan
keperawatan
·
Melakukan usaha-usaha koordinasi kegiatan
keperawatan
·
Memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan
yang sesuai di ruangan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
a. Pengertian
manajemen
Manajemen
adalah suatu proses melakukan kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui kerja sama dengan orang lain ( Hersey dan Blanchard, 2002).
Manajemen
adalah pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan orang lain. (
G.R. Terry )
Manajemen
adalah suatu proses merancang, memelihara suatu lingkungan dimana orang – orang
yang bekerja sama di dalam suatu kelompok dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan seefisien mungkin ( H. Weihrich dan H. Koontz ).
b. Pengertian
manajemen keperawatan
Sedangkan manajemen keperawatan adalah
proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga
dan masyarakat. (Gillies, 1989).
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup
manajemen operasional untuk merencanakan, mengatur, dan menggerakkan karyawan
dalam memberikan pelayanan keperawatan sebaik – baiknya pada pasien melalui
manajemen asuhan keperawatan.
Manajemen keperawatan semula ditekankan
pada sentralisasi kewenangan dan tanggung jawab, kini menjadi desentralisasi
melalui pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dengan memfokuskan kegiatan
koordinasi, integrasi, dan kegiatan penunjang.
Selain itu, telah terjadi perubahan
mendasar pada manajemen keperawatan dan pengguna sumber daya yang represif
menuju ke pendayagunaan sumber daya yang bersifat pro aktif, lebih ditekankan
pada terjaminnya aktivitas kolaborasi dan keterbukaan dalam setiap kegiatan
untuk mencapai tujuan.( Agus Kuntoro, 2010 )
2.2 Fungsi – Fungsi Manajemen
Secara ringkas fungsi
manajemen adalah sebagai berikut :
a. Perenacanaan
(planning), perncanaan merupakan :
·
Gambaran apa yang akan dicapai
·
Persiapan pencapaian tujuan
·
Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
·
Persiapan tindakan – tindakan
·
Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat
hanya dalam benak saja
·
Tiap – tiap organisasi perlu perencanaan
b. Pengorganisasian
(organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan apa
tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat – alat, keuangan dan
fasilitas.
c. Penggerak
(actuating), menggerakkan orang – orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan
suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran
sendiri, termotivasi secara interval
d. Pengendalian
/ pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat
tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang – orangnya, cara dan waktunya
tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki.
e. Penilaian
(evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil – hasil
pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu
setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan
pada fungsi organik administrasi dan manajemen.
2.3 Proses
Manajemen Keperawatan
Proses manajemen keperawatan sesuai dengan
pendekatan sistem terbuka dimana masing – masing komponen saling berhubungan
dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem
maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol dan
mekanisme umpan balik.
Input dari proses manajemen keperawatan
antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses dalam
manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola
keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Output adalah asuhan
keperawatan, pengembangan staf dan riset.
Kontrol yang digunakan dalam proses
manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan
kerja perawat, prosedur yang standar dan akreditasi. Mekanisme timbal balik
berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan penampilan
kerja perawat.
A. Prinsip-Prinsip
yang Mendasari Manajemen Keperawatan
1) Manajemen
keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi
perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan
masalah yang efektif dan terencana.
2) Manajemen
keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer
keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram
dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
sebelumnya.
3) Manajemen
keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun permasalahan
yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan
keputusan di berbergai tingkat manajerial.
4) Memenuhi
kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer perawat
dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini.
Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.
5) Manajemen
keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan
kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
6) Pengarahan
merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses
pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang
telah diorganisasikan.
7) Divisi
keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja
yang baik.
8) Manajemen
keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif. Komunikasi yang efektif akan
mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan
pengertian diantara pegawai.
9) Pengembangan
staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat – perawat
pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk
meningkatkan pengetahuan karyawan.
10) Pengendalian
merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian tentang
pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan
prinsip – prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan
standar dan memperbaiki kekurangan.
Berdasarkan
prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya bekerja
bersama – sama dalamperenacanaan danpengorganisasian serta fungsi – fungsi
manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.4 Lingkup
Manajemen Keperawatan
Mempertahankan
kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan berbagai aspek
upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling mendasar
bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan
membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan
yang memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang
terdapat didalamnya.
Keperawatan
merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang efektif seyogyanya
memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana. Kegiatan
perawat pelaksana meliputi:
a. Menetapkan
penggunakan proses keperawatan
b. Melaksanakan
intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa
c. Menerima
akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh
d. perawat
e. Menerima
akuntabilitas untuk hasil – hasil keperawatan
f.
Mengendalikan lingkungan praktek
keperawatan
BAB
III
MOTIVASI
DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN
3.1 Penerapan Teori Motivasi Dalam Keperawatan
Motivasi
adalah proses emosional lebih cenderung psikologis dari pada logika.
Mempelajari bagaimana seorang perawat dapat merasakan dan membantu
mempergunakan alat-alat yang akan membantu pencapaian perasaan tadi. Suatu
perasaan yang berkaitan dengan orang0orang pada pekerjaan yang memungkinkan
perawat itu merasa diterima, kinerja dimana perawat itu mempunyai keterampilan
tinggi, dikenal mempunyai keterampilan memuaskan dibanding yang lainnya.
Sebagaimana
dikemukakan terlebih dahulu, motivasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang
tidak disadari. Apabila perawat ditanyakan mengapa perawat melakukan sesuatu,
perawat itu tidak akan memberikan jawaban. Walaupun dasar sesorang itu
tersembunyi dan tidak dapat diraba, kegiatan atau tingkah laku merekan dapat
dimengerti oleh mereka.
Seorang
perawat kepala bertanggung jawab untuk memotivasi bawahan dalam mencapai
tujuan-tujuan organisasi. Dengan menggunakan teori-teori motivasi untuk
mencapai tujuan ini, pertama-tama pemimpin perlu mengkaji kekuatan motif
tertinggi dari karyawan, dan kemudian menentukan tujuan yang akan secara
langsung memuaskan kebutuhan pribadi karyawan. Pimpinan menggunakan factor
intrinsic dan ekstrinsik dalam suatu tujuan. Jalan untuk mencapai tujuan yang,
yang dengan demikian memuaskan kebutuhan, adalah melalui suatu perjalanan yang
mencapai tujuan organisasi.
Proses
motivasi yang telah yang telah dijelaskan merupakan proses untuk memotivasi
satu orang. Karena seorang kepala perawat lebih sering harus memotivasi
sekelompok orang dalam menyelesaikan tugas, maka teori motivasi pertama-tama
diterapkan orang-orang secara individual dalam kelompok. Kebutuhan individu
dikaji terlebih dahulu, kemudian kebutuhan terbanyak yang dianggap menjadi
kebutuhan kelompok yang digunakan oleh pemimpin untuk merencanakan suatu
strategi untuk memotivasi kelompok secara eksternal untuk mencapai tujuan
organisasi.
Sangatlah
logis untuk menyimpulkan bahwa strategi tersebut mungkin bukan yang terbaik
untuk semua orang dalam kelompok. Seorang pemimpin mungkin bukan segala-galanya
untuk setiap orang. Seorang pemimpin harus menjadi untuk sebagian bbesar orang
dalam kelompok dan kemudian berusaha untuk melakukan pendekatan pribadi
terhadap orang-orang yang belum terpuaskan.
3.2 Kepuasan Kerja Dalam Ruang Lingkup Keperawatan
Adanya
kepuasan kerja, menurut Lateiner dan Levine (1971), karyawan akan merasa senang
dalam bekerja sehingga akan menimbulkan aktifitas dan sikap yang positif dalam
bekerja, serta adanya keterikatan dengan perusahaan dan perasaan selalu ingin
dalam lingkungan perusahaan tersebut.
Sedangkan
ketidakpuasan dapat mengakibatkan rendahnya keterikatan dengan perusahaan yang
diwujudkan dalam perilaku penarikan diri dari pekerjaannya, kurang terlibat
dalam pekerjaan, tingkat absensi maupun turn over yang tinggi.
Perawat
pelaksana menginginkan iklim yang memberikan kepuasan kerja. Kepuasan kerja
tercapai jika iklim dapat memberikan kondisi kerja yang baik, gaji yang tinggi,
kesempatan untuk mengembangkan profesionalitas, tantangan, kesempatan dalam
pengambilan keputusan, staffing yang tepat dan prestasi yang dihargai oleh
manajer maupun pasien (Swansburg,1996).
Kepuasan
kerja juga dapat tercipta apabila iklim organisasi dalam hal ini adalah situasi
psikologis dalam pelaksanaan pekerjaan baik dan kondusif. Situasi psikologis
yang kondusif dan baik artinya terciptanya komfomitas, kejelasan tanggung
jawab, adanya standar dalam bekerja, layaknya penghargan, kejelasan tujuan
organisasi, kehangatan dan dukungan antar sesama karyawan serta kepemimpinan
yang berkualitas dan mampu diterima oleh seluruh karyawan. Situasi yang
demikian akan menyebabkan karyawan merasa dirinya merupakan bagian penting dari
organisasi kerja atau perusahaan dan menumbuhkan sikap postif karyawan terhadap
kerja. Hal tersebut akan menghasilkan kepuasan yang optimal karyawan pada
pekerjaanya dan dia akan lebih berdedikasi serta lebih loyal terhadap
perusahannya, sehingga dapat meningkatkan hasil dan kualitas kerja yang
maksimal.
Motivasi
kerja seorang individu berkaitan dengan kepuasan kerja. Motivasi tidak terbebas
dari lingkungan kerja seorang karyawan atau kehidupan pribadinya. Suatu
penelitian meta analisis yang belum lama dilakukan menguji sembilan hasil
penelitian yang melibatkan 2.237 orang pekerja yang mengungkapkan ada hubungan
yang positif dan signifikan antara motivasi dan kepuasan kerja. Karena kepuasan
dengan pengawasan juga berkorelasi secara signifikan dengan motivasi, para
manajer disarankan untuk mempertimbangkan bagaimana perilaku mereka
mempengaruhi kepuasan karyawan. Para manajer secara potensial dapat
meningkatkan motivasi para karyawan melalui usaha untuk meningkatkan kepuasan
kerja (Kreitner & Kinicki, 2005).
3.3 Peran Manajer
Keperawatan dalam meningkatkan kepuasan kerja perawat :
1)
bersikap empati, mendengar dan tanggap
terhadap semua pernyataan orang lain,
2)
menciptakan situasi yang kondusif dalam
komunikasi,
3)
membaca dan tanggap terhadap situasi yang
terjadi dalam ruangan / lingkungan organisasi,
4)
mengembangkan tim kerja yang efektif,
5)
mempertahankan dan mengembangkan hubungan
profesional antar petugas,
6)
menjadi mediator terjadinya konflik antara
staf atau kelompok (Harris & belakley cit. Nursalam, 2002).
3.4 Kegiatan yang perlu
dilakukan manajer keperawatan untuk menciptakan suasana motivatif:
a.
Mempunyai harapan yang jelas pada stafnya
dan mengkomunikasikan harapan tersebut pada stafnya,
b.
Mengembangkan konsep tim kerja,
c.
Hindarkan adanya suatu kelompok /
perbedaan antar staf,
d.
Mintalah tanggapan dan masukan kepada staf
terhadap keputusan yang akan
e.
dibuat oleh organisasi,
f.
Ciptakan situasi saling percaya dan
kekeluargaan dengan staf
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
manajemen
keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman
kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989).
Proses
dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola keperawatan
tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk
melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan. Output adalah asuhan keperawatan,
pengembangan staf dan riset.
No comments:
Post a Comment