KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “HUBUNGAN
FOTOSINTESIS DAN TRANSPIRASI” ini dengan baik.
Kami berharap makalah ini mampu
menambah wawasan serta pengetahuan bagi para pembacanya, khususnya tentang ilmu
anatomi fisiologi tumbuhan mengenai fotosintesis dan transpirasi. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
dan kekurangan didalamnya. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………..….I
DAFTAR
ISI……………………………………………………………….……II
BAB
I
Pendahuluan…………………………………………,……………….…1
BAB
II
Pembahasan…………………………………….…………………….…..2
2.1 Transpirasi……………………………………………..…2
2.2 Anatomi stomata……………...…………………….……4
2.3 Pengaruh
lingkungan hidup stomata…………………...4
2.4 Mekanika
stomata…………………………………….….5
2.5 Peranan
transpirasi terhadap pertukaran energy….….6
2.6 Pertukaran
energy tumbuhan dan fotosistem………….6
2.7 Pertukaran
energy tumbuhhan dan ekosistem………...9
BAB
3
Kesimpulan…………………………………………………………...…11
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu factor penentu
bagi berlangsungnya kehidupan tumbuhan. Banyaknya air yang ada didalam tubuh
tumbuhan selalu mengalami fluktuasi tergantung pada kecepatan proses masuknya
air ke dalam tubuh tumbuhan, kecepatan proses penggunaan air oleh tumbuhan, dan
kecepatan proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan. Hilangnya air dari tubuh
tumbuhan dapat berupa cairan dan uap atau gas. Proses keluarnya atau hilangnya
air dari tubuh tumbuhan dapat berbentuk uap atau gas ke udara di sekitar tubuh
tumbuhan dinamakan transpirasi. Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan
yang berhubungan dengan udara luar, yaitu luka dan jaringan epidermis pada
daun, batang, cabang, ranting, bunga, buah, dan bahkan akar.
Cepat lambatnya proses transpirasi
ditentukan oleh faktor-faktor yang mampu merubah wujud air sebagai cairan ke
wujud air sebagai uap atau gas dan faktor-faktor yang mampu menyebabkan
pergerakan uap atau gas. Faktor-faktor tersebut meliputi suhu, cahaya,
kelembaban udara, dan angina. Di samping itu luas permukaan jaringan epidermis
atau luka tempat proses transpirasi berlangsung juga ikut berperan.
Transpirasi berhubungan langsung dengan
intensitas cahaya. Semakin besar intensitas cahaya semakin tinggi laju
transpirasi. Faktor-faktor lingkungan lainnya yang berpengaruh terhadap
transpirasi antara lain: konsentrasi CO2, temperatur, kelembaban relatif,
kepadatan udara, dan kecepatan angin.
Proses transpirasi ini selain
mengakibatkan penarikan air melawan gaya gravitasi bumi, juga dapat
mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di bawah sinar matahari. Mereka
tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya panas matahari karena
melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan penguapan akan membantu
menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses transpirasi, tanaman juga
akan terus mendapatkan air yang cukup untuk melakukan fotosintesis agar
keberlangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Transpirasi
·
Pengertian transpirasi
Transpirasi merupakan proses
keluarnya uap air dari dalam tanaman melalui stomata atau lubang lain seperti
lenti sel. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanman melalui bagian
tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat
kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu dalam
perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya
difokuskan pada air yang hilang melalui stomata.
·
Pengukuran transpirasi
Pengukuran laju transpirasi tidaklah
terlalu mudah dilakukan. Kesulitan utamanya adalah karena semua cara pengukuran
traspirasi mengharuskan penempatan suatu tumbuhan dalam berbagai kondisi yang
mempengaruhi laju transpirasi. Ada empat cara laboratorium untuk menaksir laju
transpirasi :
1. Kertas korbal
klorida
Pada dasarnya cara ini adalah
pengukuran uap air yang hilang ke udara yang diganti dengan pengukuran uap air
yang hilang ke dalam kertas kobal klorida kering. Kertas ini berwarna biru
cerah dan tetapi menjadi biru pucat dan kemudian berubah menjadi merah jambu
bila menyerap air. Sehelai kecil kertas biru cerah ditempelkan pada permukaan
daun dan ditutup dengan gelas preparat. Demikian juga bagian bawah daun. Waktu
yang diperlukan untuk mengubah warna biru kertas menjadi merah jambu dijadikan
ukuran laju kehilangan air dari bagian daun yang ditutup kertas.
2.Potometer
Alat ini mengukur pengambilan
air oleh sebuah potongan pucuk, dengan asumsi bahwa bila air tersedia dengan
bebas untuk tumbuhan, jumlah air yang diambil sama dengan jumlah air yang
dikeluarkan oleh transpirasi.
3. Pengumpulan uap
air yang ditranspirasi
Cara ini mengharuskan tumbuhan atau bagian tumbuhan
dikurung dalam sebuah bejana tembus cahaya sehingga uap air yang
ditranspirasikan dapat dipisahkan.
4.
Penimbangan langsung
Pengukuran transpirasi yang paling memuaskan diperoleh
dari tumbuhan yang tumbuh dalam pot yang telah diatur sedemikan rupa sehingga
evaporasi dari pot dan permukaan tanah dapat dicegah. Kehilangan air dari
tumbuhan ini dapat ditaksir untuk jangka waktu tertentu dengan penimbangan
langsung
·
Cara lain pengukuran
Transpirasi
1. Metode lisimeter atau metode grafimeter
Dua abad yang
lalu, Stephen Hales mempersiapkan tanaman dalam pot dan tanamannya yang ditutup
rapat agar air tidak hilang, kecuali dari tajuknya yang bertranspirasi
kemudian, tanaman dalam pot itu ditimbang pada selang waktu tertentu, dan arena
jumlah air yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman ( misalnya, yang diubah
menjadi karbohidrat ) kurang dari 1 % dari jumlah air yang di transpirasikan,
maka sebenarnya semua perubahan bobot dapat dianggap berasal dari transpirasi. Ini
dinamakan metode lisimeter.
Hanks dan peneliti
lannya sudah banyak sekali mengembangkan metode sederhana ini. Lisimeter
miliknya di kebun Greenville merupakan beberapa bejana yang besar ( beberapa
meter kubik besarnya ) diisi penuh dengan tanah dan dikuburkan, sehingga
permukan atasnya sama tinggi dengan permukaan lapangan. Bejana terebut
diletakkan di dekat bantalan karet besar yang diletakkan didasarnya dan diisi
air dan zat anti beku yang dihubungkan dengan pipa yang tegak keatas permukaan
tanah. Tinggi cairan dalam pipa menunjukkan ukuran bobot lisimeter, maka
permukaannya berubah-ubah sejalan dengan perubahan kandungan air dalam tanah
dilisimeter dan dalam tanaman yang sedang tumbuh, walaupun bobotnya kecil saja
di bandingkan dengan bobot tanah. Jumlah air tanah di tentukan oleh air irigasi
dan jumlah hujan dikurangi evapotranspirasi, yaitu gabungan antara penguapan
dari tanah dan transpirasi dari tumbuhan. Penguapan dari tanah dapat diduga
dengan berbagai macam cara. Lisimeter merupakan metode lapangan paling handal
untuk mempelajari evapotransipirasi, tapi memang mahal dan tidak mudah di
pindah-pindahkan. Meskipun tidak diseluruh dunia, lisimeter banyak digunakan.
Teknik yang lebih umum, menggunakan persamaan perimbangan air untuk menghitung
evapotranspirasi dari selisih anars masukkan dan pengeluaran Et = irigasi +
hujan + pengurasan – drainase – aliran permukaan.
Dengan Et = evapo
transpirasi, dan pengurasan adalah kehilangan dari cadangan tanah. Pengukuran
cadangan air tangah pada awal dan akhir suatu periode menghasilkan nilai
pengurasaan.
2. Metode pertukaran gas atau metode
kurvet
Dalam metode ini,
transpirasi dihitung dengan cara mengukur uap air di atmosfer yang tertutup
yang mengelilingi daun. Sehelai daun di kurung dengan sebuah kuvet bening
misalnya, dan kelembabapan suhu, dan volume gas yang masuk dan keluar kuvet di
ukur.
2.2. Anatomi stomata
Masing-masing stomata diapit oleh sepasang sel penjaga. Sel
penjaga mengontrol diameter stomata dengan cara mengubah bentuk yang akan
menyempitkan atau melebarkan celah diantara kedua sel tersebut. Ketika sel
penjaga mengambil air melalui osmosis, sel penjaga akan membengkak. Ketika sel
kehilangan air, menjadi lembek, serta mengkerut, sel-sel tersebutakan mengecil
secara bersamaan kemudian menutup ruangan diantaranya.
Stomata berfungsi sebagai organ respirasi. Stomata
mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2
sebagai hasil fotosintesis. Stomata ibarat hidung kita dimana stomata mengambil
CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan
mengeluarkan CO2. Stomata terletak di epidermis bawah
2.3.
Pengaruh lingkungan terhadaap stomata
Stomata pada umumnya
membuka pada saat matahari terbit dan menutup pada saat hari gelap, sehingga
masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis pada siang
hari. Umumnya pada proses pembukaan stomata memerlukan waktu selama satu jam.
Stomata juga peka terhadap kelembaban atmosfer. Stomata akan menutup jika
selisih kandungan uap air di udara dan dalam ruang antar sel melebihi kritis
(Purwanti, 2008).
Pergerakan pori stomata disebabkan oleh
perubahan volume sel penjaga yang diatur oleh keluar masuknya ion K+ dan
ion-ion lain dari dan ke sel penjaga selama proses pembukaan dan penutupan
stomata. Selain itu cahaya, konsentrasi CO2, kelembaban, dan hormon
tumbuhan merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya
stomata. Cahaya menyebabkan membukanya stomata sedangkan keadaan gelap dapat
meningkatkan konsentrasi CO2 dan turunnya kelembaban yang
berakibat pada tertutupnya stomata. Diantara sekian banyak hormon tumbuhan, ABA
(asam absisat) dan auksin merupakan hormon tumbuhan yang berpengaruh pada
pergerakan stomata. ABA (asam absisat) menyebabkan menutupnya stomata,
sedangkan auksin menyebabkan terbukanya stomata.
2.4.
Mekanika stomata
Stomata
akan membuka jika tekanan turgor kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan
tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga
tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya sebagaimana dijelaskan
sebelumnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel
dengan potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan
tergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute) di dalam cairan sel
tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotik sel akan
semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka
keseluruhan potensi air sel akan pula menurun. Untuk memacu agar air masuk ke
sel penjaga, maka jumlah bahan yang teralrut di dalam sel tersebut harus
ditingkatkan.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada saat stomata membuka akan terjadi akumulasi
ion kalium (K+) pada sel penjaga. Ion kalium ini berasal dari sel
tetangganya. Peningkatan konsentrasi kalium sebesar 0,5 M cukup untuk
menurunkan potensi osmotik sel sekitar 2,0 MPa. Korelasi positif antara
peningkatan konsentrasi ion kalium dengan pembukaan stomata secara konsisten
ditemukan pada semua spesies yang telah diteliti.Cahaya diketahui berperan
merangsang masuknya ion kalium ke sel penjaga dan jika tumbuhan tersebut
kemudian ditempatkan dalam gelap, maka ion kalium akan kembali keluar sel
penjaga. Akan tetapi stomata akan membuka walaupun dalam gelap jika ditempatkan
dalam udara yang bebas CO2. Cahaya merah dan biru diketahui efektif
dalam merangsang pembukaan stomata, tetapi jika dibandingkan antara kedua
panjang gelombang cahaya tersebut, maka cahaya biru agaknya lebih efektif
dibandingkan cahaya merah. Pada intensitas rendah, di mana cahaya merah tidak
menunjukkan pengaruh, cahaya biru telah dapat mempengaruhi pembukaan stomata.
Cahaya biru selain merangsang masuknya
ion kalium ke sel penjaga, juga berperan dalam pemecahan molekul pati untuk
meghasilkan fosfoenol piruvat (PEP) yang dapat menerima CO2 untuk
membentuk asam malat. Untuk menjaga netralitas muatan listrik, maka masuknya
ion kalium harus diikuti dengan masuknya suatu anion. Pada beberapa spesies
dilaporkan bahwa anion tersebut adalah ion klor (Cl-). Tetapi
beberapa peneliti lain melaporkan bahwa mereka tidak melihat adanya anion yang
masuk ke sel penjaga bersama ion kalium tersebut. Untuk menjaga netralitas
muatan listrik, ion Hidrogen (H+) keluar dari sel penjaga.
Asam-asam organik disintesis dalam sel penjaga
sebagai tanggapan terhadap faktor-faktor yang menyebabkan stomata membuka. Asam
organik yang disintesis umumnya adalah asam malat. Ion-ion hidrogen terkandung
dalam asam organik tersebut. Hal ini akan menyebabkan pH sel penjaga akan turun
jika ion hidrogen ini tidak dikirim keluar dari sel penjaga. Bertambahnya ion
yang terlarut di dalam cairan sel (K+ dan malat) akan
menyebabkan semakin rendahnya potensi osmotik sel penjaga.
2.5.
Peranan transpirasi terhadap pertukaran energy
Transpirasi adalah proses pengeluaran air dari
tanaman dengan bantuan bukaan kecil yang dikenal sebagai stomata. Dengan
terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui mulutdaun atau di kenal stomata
dan kutikula ke udara bebas yang di kenal dengan istilah evaporasi maka akan
semakin cepat terjadi transprassi. Hal ini berarti semakin cepat pula proses
pengangutan air dan zat hara yang terlarut dan begitu pula sebalikna
Walaupun
beberapa jenis tumbuhan dapat hidup tanpa melakukan transpirasi , tetapi jika
tranpirasi berlangsung pada tumbuhan agaknya dapat memberikan beberapa
keuntungan bagi tumbuhan tersebut. Misalnya:
•
Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel
• Penyerapan dan pengangkutan air, hara
• Pengangkutan asimilat
• Membuang kelebihan air
• Pengaturan bukaan stomata
• Mempertahankan suhu daun
• Pengangkutan mineral
• Pertukaran energi
Dari beberapa hasil pengujian didapatkan bahwa
pengangkutan unsure hara tetap dapat berlangsung jika transpirasi tidak
terjadi. Akan tetapi, laju pengangkutan terbukti akan berlangsung lebih cepat
jika transpirasi berlangsung secara optimum.
2.6.
Pertukaran energi tumbuhan dan fotosistem
Fotosistem
merupakan tahap pertama dari proses fotosintesis. Ketika klorofil menyerap
energi foton dari cahaya, elektron pada klorofil akan terlepas ke orbit luar
(tereksitasi). Elektron ini akan ditangkap oleh penerima elektron yaitu
plastokuinon. Jadi unit penangkapan elektron inilah yang disebut dengan
fotosistem.
Ketika
elektron ditangkap oleh plastokuinon, akibatnya jumlah elektron di dalam
klorofil menjadi tidak stabil. Untuk itu klorofil harus disuplai elektron dari
molekul lain. Dalam waktu yang bersamaan H2O terpecah menjadi 2H+, OH- dan
elektron (fotolisis). Elektron dari air inilah yang dipakai untuk menstabilkan
klorofil.
Jadi secara
sederhana, Unit yang mampu untuk menangkap energi cahaya matahari, yaitu
klorofil yang melepaskan elektron dan menyerap foton (energi cahya dengan
panjang gelombang yang sesuai), disebut dengan fotosistem.
fotosistem di
dalam tilakoid Dikenal ada 2 macam bentuk, yaitu fotosistem I dan fotosistem
II.
1.
Fotosistem I
Di dalam fotosistem I, terdapat molekul klorofil yang berada pada
pusat reaksi dari fotosistem I dinamakan P700. Di sebut demikian karena sangat
baik menyerap energi cahaya dengan panjang gelombang 700nanometer.
2.
Fotosistem II
Di dalam fotosistem II, terdapat molekul klorofil yang berada pada
pusat reaksi fotosistem II dan dinamakan P680, karena sangat baik menyerap energi
cahaya dengan panjang gelombang 680 nanometer.
Proses penyerapan cahaya yang selanjutnya berdampak pada lepasnya
elektron dari klorofil, untuk selanjutnya di salurkan dan ditangkap oleh
akseptor elektron. Proses ini merupakan awal dari proses fotosintesis.
Berdasarkan aliran elektron, fotosistem I bersifat siklis dan fotosistem II
bersifat nonsiklis. Untuk jelasnya semua ini akan diuraikan pada tahap
selanjutnya yaitu Aliran atau siklus elektron.
Ketika terjadinya proses fotosistem atau penyerapan energi cahaya,
klorofil yang dapat diserap adalah klorofil a (P700), yaitu klorofil yang mampu
menyerap terutama cahaya merah dan biru-ungu. Klorofil a berperan langsung
dalam fotosintesis (reaksi terang). Energi cahaya sampai ke klorofil a melalui
mekanisme berikut :
Fosforilasi dapat terjadi secara siklik yaitu proses
pembuatan ATP yang hanya menggunakan fotosistem I. Jalurnya disebut siklik
karena elektron dari pusat reaksi P700 pada fotosistem I melalui reaksi yang
pada akhirnya akan kembali ke pusat reaksi P700. Ketika ada cahaya mengenai
pusat reaksi P700 elektron pada P700 akan tereksitasi dan menjadi berenergi dan
akan mengalirkan elektron ke kompleks reseptor elektron didekatnya. Molekul
yang tereksitasi yaitu yang menerima energi dari foton cenderung tidak stabil
dan akan melepas energi yang dimilikinya ke molekul di dekatnya yang kemudian
meneruskan elektron tersebut ke kompleks Phyloquinnon, Fe-S dan Ferodoxin,
tetapi tidak sampai ke NADP sehingga tidak terbentuk NADPH. Elektron tersebut
akan diteruskan kembali ke kompleks sitokrom B6f, yang akan memindahkan proton
dari stroma ke lumen tilakoid melalui beberapa sitokrom yaitu sitokrom 4
subunit yang terdiri dari sebuah sitokrom dengan 2 heme tipe b, protein Fe-S,
dan sitokrom f. (Stryer.2012:575)
Kompleks sitokrom akan mengkatalis proses perpindahan
elektron ke plastocyanin, sementara 2 proton dilepas ke ruang tilakoid yang
nantinya akan menimbulkan gradien proton(Stryer.2012:576).
Pada kloroplas arah pergerakan proton dari stroma
menuju ruang tilakoid sehingga ruang tilakoid menjadi ber pH rendah dengan
jumlah proton yang berlebih di ruang tilakoid, hal ini membuat proton H+ akan
terpompa keluar melalui ATP sintase menghasilkan pergerakan yang mensintesis
ADP + Pi menjadi ATP yang terjadi di stroma (Stryer.2012:578)
Sementara itu elektron dari kompleks sitokrom B6f
elektronnya diteruskan menuju plastocyanin.Plastocyaninkemudian akan meneruskan
elektron kembali ke pusat reaksi P700. Reaksi siklik ini tidak menghasilkan
NADPH dan O2, sehingga melalui reaksi ini tumbuhan dapat mengatur perbandingan
jumlah ATP dan NADPHnya terkait dengan jumlah kebutuhan ATP dan NADPH saat
reaksi gelap (David, Michael.2004:741-742)
2.7.
Pertukaran energi tumbuhan dan Ekosistem
Pertukaran energy tumbuhan dapat
terjadi melalui hasi fotosintesis proses pemanfaatan energy matahari oleh
tumbuhan hijau yang terjadi pada kloroplas. Fotosintesis terjadi melalui dua
tahap yaitu tahap reaksi terang (fotofosforilasi) dan tahap reaksi gelap
(siklus calvin). Reaksi terang terjadi di ganum (grana), reaksi gelap terjadi
di dalam stroma.
Berikut
tentang reaks terang dan reaksi gelap :
1.Reaksi
gelap
Reaksi gelap merupakan reaksi lanjutan dari reaksi
terang dalam fotosintesis. Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya. Reaksi gelap terjadi
pada bagian kloroplas yang disebut stroma. Bahan reaksi gelap adalah ATP dan
NADPH, yang dihasilkan dari reaksi terang, dan CO2, yang berasal dari udara
bebas. Dari reaksi gelap ini, dihasilkan glukosa (C6H12O6), yang sangat
diperlukan bagi reaksi katabolisme. Reaksi ini ditemukan oleh Melvin Calvin dan
Andrew Benson, karena itu reaksi gelap disebut juga reaksi Calvin-Benson.
Dalam
reaksi gelap terjadi proses fiksasi karbon, reduksi dan regenerasi.
2.Reaksi terang
Reaksi terang terjadi dalam membran tilakoid yang di
dalamnya terdapat pigmen klorofil a, klorofil b, dan pigmen tambahan yaitu
karoten. Pigmen-pigmen ini menyerap cahaya ungu, biru, dan merah lebih baik
daripada warna cahaya lain.
Reaksi terang merupakan reaksi penangkapan energi
cahaya. Energi cahaya yang diserap oleh membran tilakoid akan menaikkan
elektron berenergi rendah yang berasal dari H2O. Elektron-elektron bergerak
dari klorofil a menuju sistem transpor elektron yang menghasilkan ATP (dari ADP
+ P).
Tumbuhan hijau memiliki kemampuan menggunakan CO2 dari
udara yang akan diubah menjadi bahan organic dengan bantuan cahaya matahari.
Persamaan reaksi fotosintesis adalah :
6H2O
+ 6CO2 C6H12O6 + 6O2
Tidak semua radiasi cahaya matahari dapat dimanfaatkan
untuk kegiatan fotosintesis, hanya pada radiasi cahaya tampak (380 – 700 nm).
Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 – 700), hijau kuning (510 – 600
nm), biru ( 410 – 500 nm), dan violet.
Selain melalui fotosintesis pertukaran energy pada
tumbuhan dapat terjadi pada saat proses respirasi. Respirasi merupakan reaksi
oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk
aktifitas sel dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi
tinggi lainnya (Jukri & Heru : 2004).
Jadi, respirasi merupakan proses pembongkaran molekul
kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana..
Respirasi sel-sel tumbuhan berupa oksidasi molekul
organik oleh oksigen dari udara akan membentuk karbon dioksida dan air.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
C6H12O6 + 6O2
6H2O + 6CO2 + 675 kal
Beberapa reaksi respirasi yang menghasilkan energi
bergabung untuk membentuk ATP dan penggabungan inilah yang memungkinkan
penyimpanan sebagian energi yang timbul selama respirasi, tidak hanya hilang
sebagai panas. Jadi fungsi utama respirasi adalah menghasilkan molekul-molekul
ATP.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesumpulan
1. Transpirasi merupakan proses keluarnya uap air dari dalam tanaman
melalui stomata atau lubang lain seperti lenti sel
2. Stomata mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis,
mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis.
3. Dengan terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui mulutdaun atau di
kenal stomata dan kutikula ke udara bebas yang di kenal dengan istilah
evaporasi maka akan semakin cepat terjadi transprassi.
4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat stomata membuka akan
terjadi akumulasi ion kalium (K+) pada sel penjaga.
5. Ketika klorofil menyerap energi foton dari cahaya, elektron pada
klorofil akan terlepas ke orbit luar (tereksitasi).
6. Fotosintesis terjadi melalui dua tahap yaitu tahap reaksi terang
(fotofosforilasi) dan tahap reaksi gelap (siklus calvin)
7. Pertukaran energy tumbuhan dapat terjadi melalui hasil fotosintesis dan
pada saat proses respirasi
8. Reaksi terang merupakan reaksi penangkapan energi cahaya. Energi cahaya yang
diserap oleh membran tilakoid akan menaikkan elektron berenergi rendah yang
berasal dari H2O. Elektron-elektron bergerak dari klorofil a menuju sistem
transpor elektron yang menghasilkan ATP (dari ADP + P).
9. Reaksi gelap merupakan reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam
fotosintesis. Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya. Reaksi gelap terjadi pada
bagian kloroplas yang disebut stroma. Bahan reaksi gelap adalah ATP dan NADPH,
yang dihasilkan dari reaksi terang, dan CO2, yang berasal dari udara bebas.
10. Unit yang mampu untuk menangkap energi cahaya matahari, yaitu klorofil
yang melepaskan elektron dan menyerap foton (energi cahya dengan panjang
gelombang yang sesuai), disebut dengan fotosistem.
No comments:
Post a Comment