KATA
PENGANTAR
Puji dan puji
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Kerajaan Singasari”
sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan salam selalu
tercurah kepada junjungan kita baginda Rasulullah SAW, yang telah membawa
manusia dari alam jahiliah menuju alam yang berilmu seperti sekarang ini.
Makalah ini
dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu
sudah sepantasnyalah kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besar buat
mereka yang telah berjasa membantu kami selama proses pembuatan makalah ini
dari awal hingga akhir.
Namun, kami
menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang belum sempurna dan luput
dari perhatian kami. Baik itu dari bahasa yang digunakan maupun dari teknik penyajiannya.
Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi perbaikan makalah
ini ke depannya.
Akhirnya, besar
harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat yang berarti untuk para
pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut serta memajukan ilmu
pengetahuan.
Penyusun
KATA PENGANTAR..... i
DAFTAR ISI.. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Kerajaan Singasari. 3
B. Sistem Pemerintahan Kerajaan Singasari. 3
C. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Singasari. 5
D. Kehidupan Agama Kerajaan Singasari. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan... 8
B. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA
Singasari merupakan kerajaan yang memiliki usia paling singkat jika
dibandingkan dengan kerajaan Hindu-Budha lainnya. Kerjaaan ini berdiri pada
tahun 1222—sejak Ken Arok menyerang Kediri, dan berakhir pada tahun 1292. Ia
berhasil mengalahkan Raja Kertajaya dengan bantuan para brahmana. Para brahmana
memberontak terhadap karena Kertajaya tidak menghormati mereka selaku pendeta
yang memiliki kasta tertinggi dalam sistem masyarakat Hindu kuno. Kerajaan
Singasari diperkirakan sekarang berada di daerah Malang, Jawa Timur sekarang.
Ken Arok pun sebelumnya membunuh majikannya sendiri, yaitu akuwu Tumapel yang
bernama Tunggul Ametung dan merebut istrinya. Pemerintahan Singasari tidak
pernah stabil karena sering terjadi pertumpahan darah antara keturunan Ken Arok
dan Tunggul Ametung. Sumber sejarah para raja Singasari selanjutnya tertulis
dalam Kitab Pararaton.
Puncak kejayaan Singasari terjadi pada masa pemerintahan Raja
Kertanegara. Kertanegara dalam kehidupan politiknya berupaya melakukan ekspansi
atau perluasan wilayah ke wilayah kekuasan Sriwijaya mealui Ekspedisi Pamalayu
pada tahun 1275. Dalam politik luar negeri didapati ia tidak mau tunduk kepada
pemerintahan Cina di bawah pemerintahan Kubilai Khan. Ia bahkan pernah
mempermalukan utusan Kaisar Cina bernama Mengki yang mendatangi istananya.
Kesenian khususnya seni patung berkembang maju pada masa Singasari.
Banyak arca atau patung berukuran raksasa. Selain patung drawapala yang
berukuran 40 ton, ada juga patung perwujudan Kertanegara yagn lebih dikenal
dengan sebutan Joko Dolok. Singasari tidak banyak meniggalkan candi. Namun, ada
sejumlah candi sebagai pertanda peradaban Singasari, seperti Candi Kidal, Candi
Jago, Candi Jawi, Candi Singosari.
1.
Bagaimana sejarah berdirinya kerajaan Singasari?
2.
Bagaimana sistem pemerintahan kerajaan Singasari?
3.
Bagaimanakah kehidupan ekonomi kerajaan Singasari?
4.
Bagaimanakah kehidupan agama kerajaan Singasari?
Menurut Pararaton, Tumapel
semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang menjabat sebagai akuwu
(setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh dengan
cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang
kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul Ametung
yang bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat melepaskan Tumapel dari
kekuasaan Kerajaan Kadiri.
Pada tahun 1254 terjadi
perseteruan antara Kertajaya raja Kerajaan Kadiri melawan kaum brahmana. Para
brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya
menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang
melawan Kerajaan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak
Tumapel.
Nagarakretagama juga menyebut
tahun yang sama untuk pendirian Kerajaan Tumapel, namun tidak menyebutkan
adanya nama Ken Arok. Dalam naskah itu, pendiri kerajaan Tumapel bernama
Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil mengalahkan Kertajaya raja
Kerajaan Kadiri.
Prasasti Mula Malurung atas
nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau pendiri Kerajaan Tumapel adalah
Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari Ranggah Rajasa,
karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel tersebut dipuja
sebagai Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum maju perang
melawan Kerajaan Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.
Ada dua versi yang
menyebutkan silsilah kerajaan Singasari alias Tumapel ini. Versi pertama adalah
versi Pararaton yang informasinya didapat dari Prasasti Kudadu. Pararaton
menyebutkan Ken Arok adalah pendiri Kerajaan Singasari yang digantikan oleh
Anusapati (1247–1249 M). Anusapati diganti oleh Tohjaya (1249–1250 M), yang
diteruskan oleh Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250–1272 M). Terakhir adalah
Kertanegara yang memerintah sejak 1272 hingga 1292 M. Sementara pada versi
Negarakretagama, raja pertama Kerajaan Singasari adalah Rangga Rajasa Sang
Girinathapura (1222–1227 M). Selanjutnya adalah Anusapati, yang dilanjutkan
Wisnuwardhana (1248–1254 M). Terakhir adalah Kertanagara (1254–1292 M). Data
ini didapat dari prasasti Mula Malurung.
1.
Kehidupan Politik di Kerajaan Singasari
Dari segi sosial, kehidupan
masyarakat Singasari mengalami masa naik turun. Ketika Ken Arok menjadi Akuwu
di Tumapel, dia berusaha meningkatkan kehidupan masyarakatnya. Banyak
daerah-daerah yang bergabung dengan Tumapel. Namun pada pemerintahan Anusapati,
kehidupan sosial masyarakat kurang mendapat perhatian karena ia larut dalam
kegemarannya menyabung ayam. Pada masa Wisnuwardhana kehidupan sosial
masyarakatnya mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia meningkatkan
taraf kehidupan masyarakatnya. Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara dapat
dilihat dari pelaksanaan politik dalam negeri dan luar negeri.
a. Politik dalam negeri
1) Mengadakan pergeseran
pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata digantikan oleh Aragani.
2) Berbuat baik terhadap
lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra Jayakatwang (Raja Kediri) yang
bernama Ardharaja menjadi menantunya.
3) Memperkuat angkatan perang.
b. Politik luar negeri:
1) Melaksanakan Ekspedisi
Pamalayu untuk menguasai Kerajaan melayu serta melemahkan posisi Kerajaan
Sriwijaya di Selat Malaka.
2) Menguasai Bali.
3) Menguasai Jawa Barat.
4) Menguasai Malaka dan
Kalimantan.
Berdasarkan segi budaya,
ditemukan candi-candi dan patung-patung diantaranya candi Kidal, candi Jago,
dan candi Singasari. Sedangkan patung-patung yang ditemukan adalah patung Ken
Dedes sebagai Dewa Prajnaparamita lambing kesempurnaan ilmu, patung Kertanegara
dalam wujud patung Joko Dolog, dan patung Amoghapasa juga merupakan perwujudan
Kertanegara (kedua patung kertanegara baik patung Joko Dolog maupun Amoghapasa
menyatakan bahwa Kertanegara menganut agama Buddha beraliran Tantrayana).
2.
Hubungan dengan Majapahit
Pararaton, Nagarakretagama, dan
prasasti Kudadu mengisahkan Raden Wijaya cucu Narasingamurti yang menjadi
menantu Kertanagara lolos dari maut. Berkat bantuan Aria Wiraraja (penentang
politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh Jayakatwang dan diberi hak
mendirikan desa Majapahit.
Pada tahun 1293 datang
pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese untuk menaklukkan Jawa. Mereka
dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kerajaan Kadiri.
Setelah Kadiri runtuh, Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara
Mongol keluar dari tanah Jawa.
Raden Wijaya kemudian
mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singasari, dan menyatakan
dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken
Arok.
Tidak banyak sumber prasasti
dan berita dari negeri asing yang dapat memberi keterangan secara jelas
kehidupan perekonomian rakyat Singasari. Akan tetapi, berdasarkan analisis
bahwa pusat Kerajaan Singasari berada di sekitar Lembah Sungai Brantas dapat
diduga bahwa rakyat Singasari banyak menggantungkan kehidupan pada sektor
pertanian. Keadaan itu juga didukung oleh hasil bumi yang melimpah sehingga
menyebabkan Raja Kertanegara memperluas wilayah terutama tempat-tempat yang
strategis untuk lalu lintas perdagangan. Keberadaan Sungai Brantas dapat juga
digunakan sebagai sarana lalu lintas perdagangan dari wilayah pedalaman dengan
dunia luar. Dengan demikian, perdagangan juga menjadi andalan bagi pengembangan
perekonomian Kerajaan Singasari.
Peninggalan kebudayaan
Kerajaan Singasari, antara lain berupa prasasti, candi, dan patung. Candi
peninggalan Kerajaan Singasari, antara lain Candi Jago, Candi Kidal, dan Candi
Singasari. Adapun patung-patung yang berhasil ditemukan sebagai hasil
kebudayaan Kerajaan Singasari, antara lain Patung Ken Dedes sebagai Dewi
Prajnaparamita lambang dewi kesuburan dan Patung Kertanegara sebagai
Amoghapasa. Rakyat Singasari mengalami pasang surut kehidupan sejak zaman Ken
Arok sampai masa pemerintahan Wisnuwardhana. Pada masa-masa pemerintahan Ken
Arok, kehidupan sosial masyarakat sangat terjamin. Kemakmuran dan keteraturan
kehidupan sosial masyarakat Singasari kemungkinan yang menyebabkan para
brahmana meminta perlindungan kepada Ken Arok ataskekejaman rajanya.
Akan tetapi, pada masa pemerintahan
Anusapati kehidupan masyarakat mulai terabaikan. Hal itu disebabkan raja sangat
gemar menyabung ayam hingga melupakan pembangunan kerajaan. Keadaan rakyat
Singasari mulai berangsur-angsur membaik setelah Wisnuwardhana naik takhta
Singasari. Kemakmuran makin dapat dirasakan rakyat Singasari setelah
Kertanegara menjadi raja. Pada masa pemerintahan Kertanegara, kerajaan dibangun
dengan baik. Dengan demikian, rakyat dapat hidup aman dan sejahtera.
Dengan kerja keras dan usaha
yang tidak henti-henti, cita-cita Kertanegara ingin menyatukan seluruh wilayah
Nusantara di bawah naungan Singasari tercapai juga walaupun belum sempurna.
Daerah kekuasaannya, meliputi Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara, Melayu,
Semenanjung Malaka, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.
Pada masa pemerintahan Kertanegara terjadi Sinkretisme antara agama Hindu
dengan Budha,menjadi bentuk Syiwa-Budha. Contohnya adalah berkembangnya aliran
Tantrayana. Kertanegara sendiri penganut aliran Tantrayana.
Untuk memperluas wilayah dan mencari dukungan dari berbagai daerah terus
dilakukan oleh Kertanegara. Pasukan Singasari dikirim ke berbagai daerah yaitu
antara lain pasukan yang dikirim ke tanah melayu. Oleh karena itu, keadaan ibu
dua kota kerajaan kekuatanya berkurang yang disebabkan oleh oleh pihak-pihak
yang tidak senang terhadap kekuasaan Kertanegara. Pihak yang tidak senang itu
antara lain Jayakatwang, penguasa Kediri yang berusaha untuk menjatuhkan
Kekuasaan Kertanegara.
Saat yang dinantikan oleh Jayakatwang ternyata telah tiba. Pada saat itu
istana kerajaan Singasari dalam keadaan lemah. Pasukan kerajaan hanya tersisa
sebagian kecil. Pada saat itu Kertanegara sedang melakukan upacara keagamaan
dengn pesta pora, sehingga Kertanegara benar-benar lengah. Secara tiba-tiba,
Jayakatwang menyerbu istana Kertanegara. Serangan Jayakatwang dibagi menjadi
dua arah. Dibagian utara ada pasukan Kediri untuk memancing pasukan Singasari
keluar dari pusat kerajaan.
Sementara induk pasaukan Kediri bergerak dan menyerang dari arah selatan
untuk menghadapi serangan Jayakatwang, Kertanegara mengirimkan pasukan yang ada
dibawah pimpinan Raden Wijaya dan Pangeran Ardaraja. Ardaraja adalah anak
Jayakatwang dan menantu dari kartanegara. Pasukan Kediri yang datang dari arah
utara dapat dikalahkan oleh pasukan Raden Wijaya akan tetapi, pasukan inti
dengan leluasa masuk dan menyerang istana , sehingga berhasil menewaskan
Kertanegara. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1292 M .
Raden Wijaya dan pengikutnya kemudian meloloskan diri setelah mengetahui
istana kerajaan dihancurkan oleh pasukan Kediri. Sedangkan Ardaraja membalik
dan bergabung dengn pasukan Kediri.
Sebelum berdirinya Majapahit, Singasari telah menjadi kerajaan paling
kuat di Jawa. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di
Tiongkok. Ia mengirim utusan yang bernama Meng Chi ke Singasari yang menuntut
upeti. Kertanagara, penguasa kerajaan Singasari yang terakhir menolak untuk
membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusak wajahnya dan
memotong telinganya. Kubilai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi
besar ke Jawa tahun 1293.
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai
Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah
Indonesia. Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra,
Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah
kekuasaannya masih diperdebatkan.
Saran untuk para siswa agar jangan
melupakan sejarah bangsa kita, dan berusaha menjaga dan melestarikan
peninggalan sejarah yang ada di Indonesia.
http://informasiana.com/sejarah-kerajaan-sriwijaya-terlengkap
http://jagosejarah.blogspot.co.id/2015/06/sejarah-kerajaan-sriwijaya.html
http://kakakpintar.com/sejarah-kerajaan-sriwijaya-peninggalan-pendiri-prasasti-letak-penyebab-runtuhnya
http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-sriwijaya.html
http://www.portalsejarah.com/sejarah-kerajaan-sriwijaya-kerajaan-maritim-terbesar.html
http://www.satujam.com/sejarah-kerajaan-sriwijaya
https://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya
Komandoko, Gamal. (2009). Gajah Mada: Menangkis Ancaman
Pemberontakan Ra Kuti: Kisah Ketangguhan Seorang Patih Majapahit Dalam Menjaga
Keutuhan Takhta Sang Raja. Jakarta: Narasi.
Mulyana, Slamet. (2006). Tafsir Sejarah Nagarakretagama.
Jakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara.