KUMPULAN MAKALAH : MAKALAH KEPERAWATAN PALIATIVE

Tuesday, February 1, 2022

MAKALAH KEPERAWATAN PALIATIVE

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Field trip di RSUP Sanglah merupakan program belajar dari mata kuliah keperawatan paliatif yang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar secara langsung dan nyata kepada para mahsiswanya. Paliative care merupakan suatu bentuk perawatan yang bisa didapatkan oleh pasien yang menderita penyakit kronis dengan stadium lanjut, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitias hidup penderitanya. Peningkatan hidup dilakukan dengan cara pendekatan dari sisi fisik, psikologis, spiritual sehingga membuat pasien lebih tenang, nyaman ketika menjalani pengobatan. RSUP Sanglah merupakan salah satu rumah sakit terbesar khusus penyakit paliative care yang berada di Denpasar Bali.

Perawatan paliatif adalah pendekatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderitaan terhadap rasa sakit dan memberikan dukungan fisik, psikososial dan spiritual yang dimulai sejak tegaknya diagnosa hingga akhir kehidupan pasien. Perawatan paliatif ini ditujukan untuk orang yang menghadapi penyakit yang belum dapat disembuhkan seperti penyakit kanker, penyakit degeneratif, penyakit paru obstruktif kronis, cystic fibrosis, stroke, parkinson, gagal jantung/heart failure, penyakit genetika dan penyakit infeksi seperti HIV/AIDS.

Perawatan paliatif di Indonesia sudah berkembang sejak tahun 1992 dan kebijakan perawatan paliatif telah diatur dalam Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan RI No. 812, tertanggal 19 Juli 2007.SK tersebut merupakan suatu instruksi resmi yang diberikan kepada seluruh institusi pelayanan kesehatan di Indonesia untuk mengembangkan layanan perawatan paliatif di tempat masing-masing.

Beberapa rumah sakit yang sudah memberikan pelayanan perawatan paliatif, yaitu hanya ada di 5 kota besar yaitu DKI Jakarta (RSCM dan RS Kanker Dharmais), DIY (RS Dr. Sardjito), Surabaya (RSUD Dr. Soetomo), Denpasar (RS Sanglah) dan Makassar (RS Wahidin Sudirohusodo). Gambaran lain pelaksanaan perawatan paliatif di RSUP Sanglah Denpasar yaitu perawatan paliatif baru mulai diberikan pada pasien dengan kondisi terminal yang akan segera meninggal. Hal ini dikarenakan keterbatasan sumber daya dari tim perawatan paliatif. Perawatan paliatif ini diberikan pada pasien rawat inap, rawat jalan, maupun kunjungan/rawat rumah yang tujuannya adalah untuk mencegah dan meringankan penderitaan, memperpanjang umur, meningkatkan kualitas hidup, dan memberikan dukungan kepada keluarga.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.    Apa saja pemahaman tentang palliative care ?

2.    Apa itu prinsippaliative care pada kasus HIV/AIDS yang diterapkan di RSUP Sanglah Bali ?

3.    Apa saja yang didapatkan dari field trip palliative care di RSUP Sanglah Bali ?

4.    Bagaimana penanganan pasien-pasien palliative care di RSUP Sanglah?

C.    TUJUAN

1.    Untuk memahami tentang palliative care

2.    Untuk mengetahui tentang prinsip paliative care pada kasus HIV/AIDS yang diterapkan di RSUP Sanglah Bali.

3.    Untuk mengetahui tentang field trip palliative care di RSUP Sanglah Bali.

4.    Untuk mengetahui tentang Bagaimana penanganan pasien-pasien palliative care di RSUP Sanglah.


 

BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pemahaman tentang palliative care

Perawatan Paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri dan penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan spiritual psikososial mulai saat diagnosis ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang kehilangan / berduka. (AIDS Education & Training Center Program – National Coordinating Resource Center, 2014)

B.       Prinsip paliative care pada kasus HIV/AIDS yang diterapkan di RSUP Sanglah Bali

Pasien dengan kasus HIV/AIDS memiliki berbagai macam keluhan, salah satunya adalah pasien merakan nyeri.Selain nyeri, pasien juga merakan keluhan dari beberapa aspek, diantaranya yaitu.Hal-hal semua yang diberikan dalam palliative care pada pasien (total care) :

1.    Nyeri

2.    Spriritual

3.    Cultural

4.    Sosial

5.    Psychological

6.    Physical symptomps

Paliative care memiliki prinsip-prinsip untuk menangani kasus HIV/AIDS. Prinsip-prinsip paliative care untuk kasus HIV/AIDS juga dijalankan di RSUP Sanglah, Bali, dan prinsip yang diterapkan diantaranya sebagai berikut :

1)   Manajemen nyeri

Manajemen nyeri sangat penting dilakukan untuk kenyamanan dan mengurangi penderitaan pasien.Profesional perawatan kesehatan dan keluarga dapat berkolaborasi untuk mengidentifikasi sumber-sumber rasa sakit dan menyembuhkan kembali dengan obat atau bentuk terapi lainnya.

2)   Manajemen gejala penyakit

Manajemen gejala penyakit melibatkan pengobatan gejala selain rasa sakit seperti rasa mual, kelemahan usus, kandung kemih, gejala gangguan mental, kelelahan dan kesulitas bernafas.

3)   Dukungan emosi dan spiritual

Dukungan emosi dan spiritual penting diberikan kepada paien dan keluarga dalam menangani tuntutan emosional penyakit kritis.

Pendektan psikologis  yaitu sadar dengan adanya stress saat diagnosa dukungan        mengakui, menyadari dan menerima kenyataan        berbicara dengan orang-orang yang dapat dipercaya dan berbagi perasaan. Bertanya pada tim kesehatan dan begabung dengan komunitas.

Mencari penyebab stress perhatikan dan amati asal stress apakah dari keluarga, pekerjaan, hubungan interpersonal yang buruk, perlakuan tim kesehatan atau aturan-aturan yang harus diikuti agar dapat mempertahankan hidup setelah menjadi pasien HIV/AIDS.

Mengubah respon terhadap stress mengatasi perubahan fisiologik dari stress dengan menggunakan obat-obatan, latihan pernafasan dan terapi relaksasi.

Mengubah stress secara langsung mendorong pasien mencari informasi atau belajar keterampilan baru yang dapat membantu mengatasi stress.

Berpikir positif mendorong pasien menciptakan rasa syukur dan pikiran positif, melatih diri untuk mengubah cara menafsirkan dan memandang segala sesuatu yang tidak logis, melatih untuk mengoreksi diri secara lebih objektif dan positif.

Suasana yang kondusif yaitu diantaranya ada :

a)    Ciptakan suasana yang akan membuat penderita feel welcome (diterima), feel comportable (nyaman), feel important (berguna dan penting).

b)   FISIK, bebas dari gejala nyeri

c)    PSIKOSOSIAL, rasa aman, dimengerti & terlibat pengambilan keputusan.

d)   SOSIAL,rasa diterima & dibutuhkan serta kesempatan untuk melepaskan diri dari yang dicintai.

e)    SPIRITUAL, kedekatan pada tuhan & kesempatan memperbaiki kesalahan masa lalu.

Hidup dengan penerimaan – hidup bersama :

·      Melakukan rekreasi dan hobi yang menyenangkan

·      Memperhatikan diet yang teratur

·      Pendekatan spiritual

·      Mempersiapkan & mengorganisasi pekerjaan

·      Melakukan olahraga sesuai kondisi.

C.       Didapatkan dari field trip palliative care di RSUP Sanglah Bali

Field trip di RSUP Sanglah Bali yang diadakan oleh Program Studi Keperawatan S1 Universitas Muhammadiyah Purwokerto, khususnya dalam mata kuliah keperawatan paliatif ini sangat memberikan banyak manfaat untuk saya. Sebelum saya melihat langsung ke lapangan yaitu pada untuk melihat seperti apa dan bagaimana manajemen paliative care , saya hanya belajar teori-teorinya saja. Akan tetapi, ketika saya hanya belajar teori, sedangkan teori itu tidak dipraktekan langsung maka menurut saya masih kurang pengalaman ilmu yang didapat. Setelah diadakanya kegiatan field trip ini, dan tempat yang dituju langsung di rumah sakit khusus paliative terbesar, maka saya bisa melihat secara langsung seperti apa penderitanya dan bagaimana cara pelayanannya, salah satunya saya bisa melihat langsung bagaimana pasien yang sedang menjalankan kemoterapi.

Pihak RSUP Sanglah juga memberikan informasi-informasi yang menurut saya sudah cukup jelas, dari mulai menjelaskan pengertian paliative care itu sendiri apa, tahap-tahap yang dilewati pasien sebelum sampai ke tahap penerimaan terdiagnosa penyakit, siapa saja yag berperan dalam pelayanan paliative care, sampai dengan penanganan-penanganan yang diterapkan di RSUP Sanglah, dan kami juga dapat bertanya langsung kepada ahlinya. Seorang psikolog juga mengajarkan bagaimana cara menangani pasien yang baru terdiagnosis penyakit paliatif, bagaimana cara memberikan dukungan terhadap pasien maupun keluarga pasien. Field trip ini sangat memberikan pengalaman kepada saya tentang paliative care.

D.      Penanganan  pasien-pasien palliative care di RSUP Sanglah

Pasien yang terdiagnosa dengan penyakit paliatif, maka akan memberikan reaksi awal atau berbagai macam respon awal yang cenderung negatif. Reaksi psikologis terhadap krisis hidup pada pasien paliative yaitu meliputi tahap menyangkal; marah; tawar-menawar; tahap depresi; dan setelah melewati tahap yang panjang, pada ahirnya pasien tersebut akan berada pada tahap penerimaan. Pasien-pasien yang menderita penyakit paliative, dengan melihat reaksi psikologis yang dialaminya, maka harus mendapatkan penanganan yang baik.

Adapun penanganan pasien paliative care yang dilakukan di RSUP Sanglah yaitu sebagai berikut:

1)   Tahap menyangkal (DENIAL)

·      Menolak dan menyangkal keadaannya sebagai reaksi awal, berlangsung beberapa hari.

·      Berharap ada suatu kesalahan diagnosa.

·      Lingkungan harus bersikap realistis serta waspada dengan perubahan-perubahan yang terjadi dan siap mental bila pasien mulai menyadari keadaannya.

2)   Tahap Kemarahan (ANGER)

·      Kondisi semakin memburuk, terjadi perubahan perilaku dan kecenderungan labilitas emosi serta menyalahkan siapa saja, termasuk Tuhan,” Mengapa hal ini harus terjadi pada saya, apa salah saya ?”

·      Lingkungan harus bersikap sabar, tidak menyalahkan atau membalas dengan bersikap agresif (counter transference).

3)   Tahap tawar menawar (BARGAINING)

·      Sikap penuh pengertian, penuh perhatian dan mengarahkan untuk melihat realita.

·      Individu mengembangkan harapan dan berandai-andai.

·      Ditandai dengan kalimat-kalimat yang kontrakdikitif yang menggambarkan konflik, dimana di satu sisi mau menerima takdir tetapi di sisi lain masih mengharapkan kesembuhan.

4)   Tahap depresi (DEPRESSION)

·      Individun memasuki masa depresi ketika menyadari kondisinya tidak dapat diajak kompromi reaski depresi pasif (menangis, menarik diri, kehilangan nafsu makan dll).

·      Reaksi deprsi agresif (emosioner, mogok makan dll)

·      Kondisi yang wajar         upaya melepaskan diri dari hal-hal yang dicintainya.

·      Tidak memerlukan penghiburan        verbal,  beri toleransi dan waktu merenung.

·      Support spiritual        nilai-nilai kehidupan, beribadah dan beragama.

5)   Tahap penerimaan (ACCEPTANCE)

·      Tahap akhir yang diharapan yaitu penerimaan dengan ikhlas kondisinya, perasaan pasrah dan damai.

·      Ditandai kejernihan pikiran dan perasaan serta motivasi hidupnya untuk menjalani & hidup bersama HIV/AIDS dengan aktif meningkatkan kualitas hidupnya secara fisik, social, psikologis, kultural dan spiritual.


 

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Perawatan Paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri dan penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan spiritual psikososial mulai saat diagnosis ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang kehilangan /berduka. Untuk itu metode pendekatan yang terbaik yaitu melalui pendekatan terintegrasi dengan mengikutsertakan beberapa profesi terkait, antara lain dokter, perawat, terapis, farmakologis, sosial-medis, psikolog dll. Field trip di RSUP Sanglah Bali yang diadakan oleh Program Studi Keperawatan S1 Universitas Muhammadiyah Purwokerto sangat bermanfaat untuk saya guna menambah pengetahuan tentang paliatif care.

B.     SARAN

1.      Untuk RSUP Sanglah, Bali

Sebaiknya kami diperbolehkan untuk melihat lebih lama dan lebih detail lagi untuk melihat berbagai macam pelayanan paliative care yang yang diterapkan di RSUP Sanglah, Bali.

2.      Untuk Pengampu Mata Kuliah Keperawatan Paliative

Sebaiknya kami diberikan waktu lebih lama lagi, supaya kami lebih banyak mendapatkan ilmu bahkan pengalaman skill dalam menangani kasus paliative care, karena waktu yang disediakan kemarin tidak cukup untuk kami belajar lebih dalam lagi.

No comments:

Post a Comment