KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun
merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Bekasi,
20 Mei 2022
Penulis,
DAFTAR
ISI
2.1.2 Proses Terjadinya Tanah
Longsor
2.1.3 Dampak Dari Bencana Tanah
Longsor
2.1.4 Cara Menanggulangi Bencana
Tanah Longsor
2.2.4 Penanggulangan Wabah
penyakit
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah arti negara berkembang yang rawan
akan bencana alam. Hal ini diungkapkan karena secara geografis Indonesia
menjadi negara kepulauan yang terletak di antara pertemuan empat lempeng
tektonik yakni, lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia
dan Samudera Pasifik.
Bencana bisa disebabkan karena faktor alam, non alam,
ataupun manusia. Sehingga, dari bencana itu muncullah kerugian bagi manusia,
lingkungan, dan psikologis, yang menghambat pembangunan nasional.
Bencana alam adalah serangkain kejadian yang terjadi
di alam, kejadian tersebut dianggap mengancam perkembangan dan arti populasi
manusia sehingga diperlukan suatu bentuk penanganan bencana yang meliputi
analis dampak bencana terhadapa masyarakat dalam hal ekonomi, lingkungan,
infrastruktur, keuangan, pemerintahan, dan pendidikan.
Sedangkan Bencana non alam bisa saja menimpa berbagai
wilayah di berbagai negara. Apalagi, wilayah Indonesia jika dilihat dari
kondisi geografis (posisi negara), geologis (kondisi bumi), hidrologis
(distribusi air), dan demografis (kependudukan) termasuk wilayah yang rentan
terkena bencana.
Menurut Kamadhis UGM (2007) Bencana adalah serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh gejala-gejala alam, sehingga peristiwa tersebut
mengakibatkan kerugian materi, korban jiwa, dan kerusakan lingkungan.
Sedangkan Menurut WHO (2002) bencana adalah kejadian
yang mengakibatkan kerusakan, hilangnya nyawa manusia, gangguan ekologis, atau
memburuknya derajat kesehatan pada suatu skala tertentu sehingga mengudang
respon dari luar masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
·
Apa itu bencana alam dan non alam?
·
Apa itu bencana longsor?
·
Apa itu bencana wabah penyakit?
·
Apa penyebab bencana?
·
Apa saja jenis-jenisnya?
·
Apa saja Dampak Dari Bencana ini?
·
Bagaimana cara menanggulanginya?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian, penyebab,
proses kejadian, dampak/akibat, upaya/usaha penanggulangan dari bencana bencana
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bencana Longsor
2.1.1 Pengertian
Tanah longsor adalah salah satu jenis
bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia selain gempa bumi, banjir,
kekeringan, dan angin topan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
mendefinisikan tanah longsor sebagai salah satu jenis gerakan massa tanah atau
batuan, ataupun percampuran keduanya, yang menuruni atau keluar lereng akibat
terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng. Sementara merujuk
sumber lain, pengertian tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk
lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, ataupun campuran material-material
tersebut, yang bergerak ke bawah atau keluar lereng.
2.1.2 Proses Terjadinya Tanah Longsor
Peristiwa tanah longsor dapat terjadi
apabila air yang meresap ke dalam tanah menyebabkan bobot tanah bertambah,
kemudian menembus sampai ke bidang gelincir, hingga menyebabkannya bergerak
keluar lereng. Apabila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan
maka terjadilah longsor. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan
dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut
kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan, demikian dikutip
dari laman BPBD DIY. Bencana tanah longsor sering muncul di musim hujan,
setelah musim kering yang menyebabkan permukaan tanah retak dan berpori. Saat
tanah retak, maka air hujan makin mudah meresap ke bagian dalam tanah, membuat
kandungan air dalam tanah menjadi jenuh. Air yang terakumulasi di dasar lereng
memicu gerakan lateral, sehingga mudah bergerak menuruni lereng. Namun, jika
ada banyak pohon maka tanah tidak mudah bergerak longsor. Maka itu, penghijauan
di daerah perbukitan, pegunungan dan sekitar lereng penting dilakukan.
Jenis-Jenis
Tanah Longsor & Ciri-Ciri
Area
Rawan Longsor Agar dapat lebih waspada terhadap jatuhnya korban baik jiwa
maupun harta, maka ada baiknya kita mengenali ciri-ciri daerah yang rentan
mengalami tanah longsor. Selain itu, untuk mengenali kerawanan bencana ini,
jenis-jenis tanah longsor juga perlu diketahui.
Berikut
ini ciri-ciri kawasan rawan bencana tanah longsor:
·
Umumnya tanah longsor terjadi di wilayah
perbukitan dan lereng gunung dengan kemiringan 20 derajat.
·
Lapisan tanah di bagian atas lereng tebal
·
Lahan gundul tidak ada pepohonan, sehingga
lereng terbuka
·
Terdapat retakan tanah di atas lereng dan
tebing
·
Sistem saluran air yang buruk di daerah
lereng
·
Ada mata air atau rembesan di tebing, dan
didahului oleh longsoran kecil
·
Adanya bangunan di bagian atas tebing yang
menyebabkan beban berlebihan.
Jenis-jenis
tanah longsor yang umum terjadi setidaknya 6, yakni:
·
Longsoran Translasi: gerakan massa tanah
dan batuan di tebing dengan bidang gelincir rata atau bergelombang landai.
·
Longsorang Rotasi: gerakan massa tanah dan
batuan pada bidang gelincir cekung
·
Pergerakan Blok (longsoran translasi blok
batu): perpindahan batuan pada bidang gelincir rata atau lurus.
·
Runtuhan batu: batuan atau material yang
bergerak ke bawah dengan jatuh bebas. Biasanya terjadi di lereng terjal,
seperti yang ada di daerah pantai.
·
Rayapan tanah: jenis tanah longsor yang
lamban bergerak dan lama. Biasanya dapat diamati saat pohon atau rumah mulai
miring atau retak perlahan ke arah bawah.
·
Aliran bahan rombakan: massa tanah
bergerak didorong oleh air, sehingga kecepatan longsor tergantung pada volume
air, tekanan air, dan seberapa miring lerengnya. Dapat diamati pada daerah
aliran sungai di sekitar gunung merapi, saat berlangsung longsoran lahar
dingin.
2.1.3 Dampak Dari Bencana Tanah Longsor
Berikut
adalah Beberapa Dampak Tanah Longsor bagi Lingkungan dan Masyarakat disekitar:
1. Jatuhnya
korban jiwa
Hal
yang paling memprihatinkan dari kejadian bencana alam tanah longsor adalah,
Jatuhnya korban jiwa baik korban luka-luka ataupun hingga merenggut nyawa
manusia. Hujan yang turun secara tiba-tiba dapat menyebabkan ke tidak stabilan
kontur tanah di bagian dataran tinggi ataupun di daerah yang rawan pergeseran
tanah. Di kutip dari World Health Organization(WHO), antara 1998 hingga 2017,
tanah longsor mempengaruhi sekitar 4,8 juta orang dan menyebabkan lebih dari 18
ribu kematian. Tidak hanya berdampak secara fisik, korban selamat dari tanah
longsor kerap kali mengalami trauma psikis antara trauma ringan sampai trauma
yang berat, Hal ini sering terjadi pada anak-anak maupun orang tua.
2. Rusaknya
Fasilitas umum dan terputusnya akses Keluar-Masuk Desa
Tanah
Longsor juga dapat merusak fasilitas umum seperti insfraktrukur dan terputusnya
akses jalan yang mengakibatkan masyarakat di sekitar tempat kejadian perkara
menjadi terisolir. Hal ini terjadi karena banyak jalanan dan jembatan banyak
yang rusak akibat dari kejadian tanah longsor.
Bencana
Tanah longsor yang fatal juga bisa merusak Jalan, jembatan, Gedung, dan Menara
pemancar sinyal Telekomunikasi. Hal tersebut sering kali menutup jalan dan
memutus sinyal komunikasi, yang dapat menyebabkan daerah yang terkenal longsor
sulit dicapai.
3. Hilangnya
tempat tinggal
Bencana
alam ini dapat merusak rumah warga yang berada di lokasi rawan tanah longsor.
Hal ini sangat merugikan bagi masyakat yang terdampak dari bencana alam tanah
longsor. Kehilangan tempat tinggal juga menyebabkan korban tanah longsor tidak
memiliki tempat perlindungan, makanan, dan pakaian, Kejadian ini seharusnya
sangat perlu perhatian dari pemerintah untuk lebih sigap dan tanggap dalam
menangani bencana tanah longsor seperti ini.
4. Tercemarnya
sumber air bersih
Tanah
longsor dapat mencemari sumber air di sekitarnya seperti mata air dan sungai.
Bencana tanah longsor ini dapat menurunkan kadar kualitas air bersih,karena
biasanya bencana tanah longsor bisa membawa kandungan logam maupun zat kimia.
Zat kimia dan juga kandungan logam berat dapat merusak kualitas sungai,
mencemari sepanjang aliran sungai, dan memberikan gangguan kesehatan hingga
kematian pada makhluk hidup di sekitarnya.
2.1.4 Cara Menanggulangi Bencana Tanah Longsor
Adapun
cara mengurangi risiko tanah longsor ialah sebagai berikut:
·
Tidak membangun rumah atau vila di lereng
gunung, sehingga beban tanah di wilayah tersebut bertambah.
·
Tidak membuat sawah atau kolam di atas
lereng karena air mudah meresap dan menimbulkan retakan di lereng.
·
Tidak membuat rumah di daerah bawah tebing
atau lereng, untuk menghindari korban jiwa saat sewaktu-waktu terjadi longsor.
·
Tidak menebang pohon secara membabi buta
di sekitar wilayah lereng, agar akar pepohonan dapat mengikat tanah dan
mencegah longsor.
·
Menanami daerah lereng gunung dan bukit
yang gundul dengan pepohonan, agar tidak terjadi erosi tanah apabila hujan
datang.
·
Membuat terasering atau sistem tanah
bertingkat jika harus menanam padi di lereng bukit. Terasering akan
memperlambat aliran air dan tanah saat hujan.
2.2. Bencana Wabah Penyakit
2.2.1 Pengertian
Bencana non alam adalah serangkaian
peristiwa yang bukan berasal dari alam. Bencana non alam ini bisa disebabkan
konflik sosial antarkelompok, masyarakat, ataupun aksi teror.
Hasilnya, bencana ini berupa gagalnya
memajukan teknologi, gagalnya melakukan modernisasi, ataupun wabah penyakit
yang bisa menjadi pandemi dan endemi. Selain itu, ada wabah penyakit juga
termasuk bencana non alam. Selama manusia hidup, wabah penyakit terus terjadi
dan penyebabnya juga beragam.
Bisa jadi penyebabnya adalah virus
baru ataupun virus hasil mutasi dari beberapa virus. Jika tidak ditangani
serius, wabah penyakit bisa menyebabkan kematian besar pada populasi manusia di
dunia. Berikut ini beberapa jenis wabah penyakit yang pernah dilalui oleh
manusia.
2.2.2 Pengebab Wabah
Selain kontaminasi air, wabah paling
sering disebabkan oleh pola cuaca yang tidak biasa, perubahan kelimpahan
pembawa penyakit seperti nyamuk dan kutu, dan pengelolaan limbah.
Wabah besar mungkin disebabkan oleh
patogen virus seperti coronavirus SARS, virus influenza dan virus ensefalitis
Jepang. Umumnya, wabah kecil dikaitkan dengan kontaminasi makanan, produksi
ternak lokal dan kontak manusia-hewan.
"Kami tahu bahwa faktor-faktor
seperti paparan mamalia liar, gangguan habitat, perdagangan internasional dan
perjalanan serta kontak dengan makanan dan air yang terkontaminasi merupakan
pertimbangan penting," kata Stephens dalam rilis berita universitas.
"Penelitian kami dirancang untuk
memahami proporsi wabah yang disebabkan oleh berbagai penyebab. Sepengetahuan
kami, penelitian ini adalah yang pertama untuk sampel global wabah banyak penyakit,"
kata Stephens.
2.2.3 Dampak Wabah Penyakit
Dampak Wabah penyakit yang bisa kita lihat
yaitu contohnya seperti COVID-19, Sampai awal 2021 pandemi Covid-19 belum juga
dapat diatasi. Di dunia sudah sekitar 95 juta kasus dan lebih dari 2 juta
kematian terjadi. Di negara kita orang sudah membicarakan kemungkinan 1 juta
kasus dalam waktu tidak terlalu lama lagi, serta angka kematian mendekati
30.000 jiwa.
Yang amat perlu diwaspadai adalah
angka kepositifan kita yang sudah berkisar 20% dan bahkan dalam beberapa hari
sampai 30%, padahal kita ketahui rekomendasi WHO (World Health Organization)
adalah hanya 5% saja. Angka kepositifan menunjukkan bagaimana besarnya
penularan terjadi di masyarakat. Dan angka kita menunjukkan empat kali atau
bahkan pernah enam kali dari angka WHO.
Sambil pemerintah dan kita semua harus
terus menangani aspek kesehatan pandemi terburuk sepanjang kita hidup ini, maka
sudah kita ketahui bersama pula bahwa korona memberi dampak amat besar pada
sektor ekonomi dan sosial di dunia. Dan ini tentunya harus ditanggulangi dengan
penuh perhatian.
WHO bersama International Labour
Organization (ILO), Food and Agriculture Organization (FAO) dan International
Fund for Agricultural Development (IFAD) pada Oktober 2020 menyatakan bahwa
disrupsi sosial ekonomi akibat Covid-19 amat besar. Puluhan juta orang dapat
jatuh menjadi amat miskin. Jumlah orang kurang gizi di dunia yang pada Oktober
2020 diperkirakan 690 juta orang akan bertambah 132 juta lagi sampai akhir
2020.
Dunia usaha mengalami tantangan amat
berat. Sekitar setengah dari 3,3 miliar pekerja di dunia menghadapi risiko
kekurangan uang dan atau kehilangan pekerjaan dalam berbagai tingkatannya.
Sektor ekonomi informal juga terpukul hebat. Jutaan petani di dunia, begitu
juga pekerja migran menghadapi situasi ekonomi yang berat dengan berkurang atau
bahkan hilangnya penghasilan mereka.
Direktur Jenderal WHO pada September
2020 menyatakan bahwa ekonomi global akan dapat kontraksi triliunan dolar Amerika
Serikat pada 2020. Banyak negara memberi berbagai paket stimulus ekonomi,
tetapi investasi besar ini tidak menghilangkan akar masalahnya. Yaitu penyakit
dan pandemi yang amat membebani sistem kesehatan, mendisrupsi ekonomi dan
menimbulkan kekhawatiran yang meluas serta ketidakpastian situasi.
Sementara itu, pada November 2020 WHO
meluncurkan Konsil Ekonomi Kesehatan (Council on the Economics of Health for
All). Konsil yang beranggotakan pakar terkemuka di bidang ekonomi dan pakar
kesehatan ini akan bekerja agar konsep kesehatan untuk semua (health for all)
dapat menjadi pola pikir utama dalam membentuk sistem nilai sosial dan
pertumbuhan ekonomi.
Pada suatu webinar pertengahan
Desember 2020 yang lalu ini pihak Asian Development Bank (ADB) menyampaikan
bahwa ekonomi negara-negara berkembang di Asia diperkirakan akan mengalami
kontraksi sampai 0,4% di tahun 2020. Sebuah penurunan yang nyata dari
pertumbuhan 5,1% di tahun 2019. Ini adalah kontraksi besar di kawasan ini dalam
enam dekade terakhir ini.
Disebutkan juga bahwa penurunan
kemiskinan yang sudah terjadi dalam tiga empat tahun belakangan ini akan
berbalik trend- nya. Bila kita gunakan batas kemiskinan sebesar US$ 1,90, maka
di Asia diperkirakan akan ada 192 juta orang miskin pada akhir 2020. Kalau
angka batas kemiskinannya di tingkatkan lagi maka tentu jumlah orang miskin
akan bertambah pula.
Disebutkan juga bahwa penutupan
sebagian tempat kerja di Asia pada kurun tiga kuartal tahun 2020 ini
mengakibatkan kehilangan pendapatan pekerja karena hilangnya jam kerja. Di sisi
lain, penurunan permintaan dan relatif rendahnya harga minyak akan membuat inflasi
di Asia tahun 2020 jadi 2,8% dan di tahun 2021 akan 1,9%.
Disampaikan pula Malaysia diperkirakan
akan mengalami penurunan GDP 6% tahun ini tapi akan naik kembali 7,0% di tahun
2021. Filipina mengalami kontraksi ekonomi sebesar 10,0% dalam periode Januari
sampai September 2020. Singapura juga mengalami kontraksi ekonomi 6,5% pada
periode yang sama, Januari sampai September 2020.
Di sisi lain, Vietnam ternyata
mengalami pertumbuhan ekonomi yang tadinya 0,4% di kuartal ke dua 2020 menjadi
2,6% di kuartal ketiga. Sehingga pertumbuhan rata-rata periode Januari sampai
September adalah 2,1%. Diperkirakan pertumbuhan sepanjang 2020 Vietnam menjadi
2,3%.
2.2.4 Penanggulangan Wabah penyakit
Penanggulangan Penyakit Menular adalah
upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan preventif yang ditujukan
untuk menurunkan dan menghilangkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian,
membatasi penularan, serta penyebaran penyakit agar tidak meluas antar daerah
maupun antar negara serta berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa/wabah.
1)
Upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan dilakukan melalui beberpa
kegiatan :
·
Promosi Kesehatan;
·
Surveilans Kesehatan;
·
Pengendalian Faktor Risiko;
·
Penemuan Kasus;
·
Penanganan Kasus;
·
Pemberian Kekebalan (Imunisasi)
·
Pemberian Obat Pencegahan Secara Massal;
2)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat;(PHBS);
paling sedikit berupa:
·
Cuci Tangan Pakai Sabun (Ctps);
·
Pemberantasan Jentik Nyamuk;
·
Menggunakan Air Bersih Untuk Keperluan
Rumah Tangga;
·
Mengkonsumsi Makanan Gizi Seimbang;
·
Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari;
·
Menggunakan Jamban Sehat;
·
Menjaga Dan Memperhatikan Kesehatan
Reproduksi; Dan
·
Mengupayakan Kondisi Lingkungan Yang
Sehat.
3)
Mengurangi Kontak.
Pencegahan penyakit menular dapat
diupayakan melalui perilaku mengurangi kontak; yaitu mengurangi kontak dengan
orang yang sakit dan mengurangi kontak dengan binatang pembawa penyakit.
Perilaku mengurangi kontak anatara lain : mengenakan masker, menjaga jarak, dan
tidak mengunjungi tempat yang sedang terdapat wabah.
Pengendalian faktor risiko ditujukan
untuk memutus rantai penularan dengan cara: perbaikan kualitas media
lingkungan; pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit; rekayasa
lingkungan. Sedangkan pemberian vaksin untuk mencegah dan menangkal terjadinya
penyakit tertentu. Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap
suatu antigen, sehingga jika terpapar olen antigen yang sama tidak terjadi
infeksi.
Pencegahan dengan vaksin relatif lebih
baik; namun proses pembuatan vaksin sejak munculnya penularan atau infeksi;
cukup lama dan punya perjalanan panjang dengan berbagai tahapan. Pembuatan
vaksin selain memakan waktu yang lama juga memerlukan biaya tinggi, dimulai
dengan identifikasi virus atau mikroorganisme, pembuatan, percobaan pada hewan,
percobaan pada manusia, sampai dinyatakan aman untuk digunakan sebagai vaksin.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
berbagai fakta yang ada jelas terlihat bahwa bencana besar yang terjadi tidak
serta merta datang, namun didahului oleh adanya eksploitasi lingkungan, adanya
kebijakan yang tidak memenuhi aspirasi masyarakat, serta tidak adanya manajemen
bencana dari pemerintah.
Bencana-bencana
tersebut seharusnya tidak perlu terjadi dan bisa diminimalisir oleh pemerintah
seandainya pemerintah berbesar hati untuk tidak mencampakkan alam dengan dalih
kebijakan pembangunan atau devisa. Sungguh bencana tersebut adalah bencana yang
terencana.
3.2 Saran
Saran
yang dapat disampaikan setelah
pembahasan makalah ini adalah :
1. Kepada
pemerintah agar meningkatkan manajemen bencana agar sedini mungkin dapat diantisipasi terjadinya bencana
alam di Indonesia.
2. Kepada
masyarakat agar lebih menjaga lingkungan karena bagaimanapun bencana yang
terjadi tidak terlepas dari kerusakan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
http://piba.tdmrc.org/content/proses-terjadinya-tsunami
http://ekookdamezs.blogspot.com/2012/04/makalah-bencana-alam.html
http://carakata.blogspot.com/2012/04/penyebab-gempa-bumi-secara-umum.html
No comments:
Post a Comment