KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul Analisis Moralitas
Bangsa di era Globalisasi tepat waktu.
Makalah Analisis Moralitas Bangsa di era Globalisasi disusun guna
memenuhi tugas Mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan di Universitas Terbuka.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang Analisis Moralitas Bangsa di era Globalisasi.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak
Wildan Nurul Fajar, S.Sos., M.Pd selaku dosen mata kuliah Pendidikan
kewarganegaraan. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................. 1
1.3. Tujuan ................................................................................................................................ 2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA................................................................................................................. 3
2.1. Kajian Pustaka .................................................................................................................. 3
2.2. Pengertian Moralitas......................................................................................................... 4
BAB III
PEMBAHASAN........................................................................................................................ 5
3.1. Moralitas di era Globalisasi.............................................................................................. 5
3.2. Ancaman Degradasi Moral Remaja Di Era Global ....................................................... 6
BAB IV
PENUTUP................................................................................................................................. 8
4.1. Kesimpulan ........................................................................................................................ 8
4.2. Saran................................................................................................................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini, perubahan zaman membawa dampak bagi seluruh negara.
Dengan adanya perubahan zaman, pola pikir manusia pun ikut berubah karenanya.
Perubahan zaman membawa dampak posif maupun negatif. Permasalahan ini terjadi
karena adanya perubahan globalisasi. Oleh karena itu, akibat adanya era
globalisasi membawa pengaruh kepada seluruh aspek, baik dari segi Pendidikan
Ekonomi, Sosial, IPTEK, bahkan moral suatu bangsa khususnya remaja mengalami
perubahan. Krisis moral anak remaja pun sangat memprihatinkan.
Moral atau perilaku anak remaja di Indonesia mengalami perubahan
karena adanya pengaruh dari negara luar yang dibawa ke Indonesia. Semua
langsung diserap tanpa memikirkan atau memilah perilaku yang seharusnya diambil
oleh remaja sekarang ini. Dahulu bisa dibilang moral anak bangsa dapat diacungi
jempol. Hal ini dapat dilihat dari tata kramanya, sopan santun dan tutur
bahasanya yang baik. Tetapi, kini moral atau perilaku anak remaja di Indonesia
sangat memprihatinkan.
Banyak sekali perilaku-perilaku menyimpang yang kian marak terjadi
di Indonesia. Penyimpangan tersebut sebagian besar dilakukan atau dialami oleh
anak remaja. Penyimpangan yang dilakukan biasanya free sex, narkoba dan
lain-lain. Kejadian inipun sangat memprihatinkan bagi Indonesia karena anak
remaja merupakan generasi penerus bangsa.
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang
sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan.
Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan
berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.[1]
1.2. Rumusan Masalah
·
Apa
itu Moralitas
·
Apa
itu Globalisasi
·
Bagaimana
Moralitas di era Globalisasi?
1.3. Tujuan
Tujuan Dari Makalah ini untuk menganalisis Moral bangsa di tengan
pesatnya era Globalisasi pentingnya memperbaiki Moral anak Bangsa Agar tidak
terjadi pergeseran nilai di era Globalisasi ini.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Pustaka
Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi
karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek
kebudayaan lainnya. [2] [3] Kemajuan
infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan
Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong
saling ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya.[4]
Meski sejumlah pihak menyatakan bahwa globalisasi berawal di era
modern, beberapa pakar lainnya melacak sejarah globalisasi sampai sebelum zaman
penemuan Eropa dan pelayaran ke Dunia Baru. Ada pula pakar yang mencatat
terjadinya globalisasi pada milenium ketiga sebelum Masehi. [5] [6] Pada
akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, keterhubungan ekonomi dan budaya dunia
berlangsung sangat cepat.
Istilah globalisasi makin sering digunakan sejak pertengahan tahun
1980-an dan lebih sering lagi sejak pertengahan 1990-an. Pada tahun 2000, Dana
Moneter Internasional (IMF) mengidentifikasi empat aspek dasar globalisasi:
perdagangan dan transaksi, pergerakan modal dan investasi, migrasi dan
perpindahan manusia, dan pembebasan ilmu pengetahuan. [7] Selain
itu, tantangan-tantangan lingkungan seperti perubahan iklim, polusi air dan
udara lintas perbatasan, dan pemancingan berlebihan dari lautan juga ada hubungannya
dengan globalisasi. Proses globalisasi memengaruhi dan dipengaruhi oleh bisnis
dan tata kerja, ekonomi, sumber daya sosial-budaya, dan lingkungan alam.[8]
2.2. Pengertian Moralitas
Moral, diambil dari bahasa Latin mos (jamak, mores) yang berarti
kebiasaan, adat. Sementara moralitas secara lughowi juga berasal dari kata mos
bahasa Latin (jamak, mores) yang berarti kebiasaan, adat istiadat. Kata
’bermoral’ mengacu pada bagaimana suatu masyarakat yang berbudaya berperilaku.
Dan kata moralitas juga merupakan kata sifat latin moralis, mempunyai arti sama
dengan moral hanya ada nada lebih abstrak. Kata moral dan moralitas memiliki
arti yang sama, maka dalam pengertiannya lebih ditekankan pada penggunaan
moralitas, karena sifatnya yang abstrak. Moralitas adalah sifat moral atau
keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk. [9] Senada
dengan pengertian tersebut, W.Poespoprodjo mendefinisikan moralitas sebagai
”kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar
atau salah, baik atau buruk. Moralitas mencakup tentang baik buruknya perbuatan
manusia. Baron, dkk mengatakan, sebagaimana dikutip oleh Asri Budiningsih,
bahwa moral adalah hal-hal yang berhubungan dengan larangan dan tindakan yang
membicarakan salah atau benar. Ada beberapa istilah yang sering digunakan
secara bergantian untuk menunjukkan maksud yang sama, istilah moral, akhlak,
karakter, etika, budi pekerti dan susila. Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
“moral” diartikan sebagai keadaan baik dan buruk yang diterima secara umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti dan susila. Moral juga
berarti kondisi mental yang terungkap dalam bentuk perbuatan. Selain itu moral
berarti sebagai ajaran Kesusilaan.[10]
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Moralitas di era Globalisasi
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan
moralitas sangatlah dibutuhkan agar tidak kehilangan jati diri kita sebagai
warga negara. Karena sebagian besar masyarakat Indonesia menjadikan budaya
barat sebagai ukuran gaya hidup untuk bisa disebut sebagai masyarakat modern.
Tantangan yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan adalah pola hidup
masyarakat sekarang ini cenderung bersifat individual, materialistis dan suka
memandang remeh setiap perubahan yang menyebabkan terjadinya pergeseran nilai
moral. Dalam berbuat kejahatan banyak masyarakat sudah tidak lagi malu, bahkan
dengan bangganya memamerkan perbuatan tersebut.
Moral yang terkikis, khususnya pada kalangan anak muda saat ini
sangatlah memprihatinkan. Dari hilangnya rasa nasionalisme terhadap bangsa,
rasa sopan santun, sikap menghargai orang lain dan yang paling memprihatinkan
adalah pergaulan bebas. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat dan
mempublikasikan angka kriminalitas di tahun 2014 dimana diantara 3339 kasus
kejahatan terhadap pelajar, 62 persennya adalah tindak kejahatan seksual.
Sebelumnya pasti kita sudah pernah mendengar berita tentang seorang siswi asal
bengkulu yang bernama Yuyun kehilangan nyawanya dikarenakan kasus pemerkosaan
dan juga pembunuhan yang keji. 7 dari 14 pelaku pemerkosaan dan pembunuhan
Yuyun adalah anak dibawah umur.[11]
Berbicara masalah degradasi moral bangsa itu dapat diartikan dari
kemunduran, kemerosotan, atau penurunan dari sesuatu hal dan moral itu sendiri
dapat diartikan sebagai akhlak atau budi luhur pekerti. Dalam hal ini berarti
merosotnya dan bisa cenderung ke hilangnya nilai-nilai luhur seperti moral,
akhlak mereka bermasyarakat. Di Indonesia fenomena ini sudah terjadi dimana
media menguasai hampir semua kalangan masyarakat di Indonesia. Masyarakat kita
kurang bisa menyaring budaya mana yang baik dan sesuai dengan budaya leluhur
bangsa. Seakan akan semua budaya yang mereka sering lihat dan mereka suka
menjadi identitas diri walaupun dalam konteks negative.[12]
Moralitas bangsa menjadi longgar, sesuatu yang dahulu dianggap tabu
sekarang menjadi biasa-biasa saja. Cara berpakaian, berinteraksi dengan lawan
jenis, menikmati hiburan di tempat-tempat spesial dan narkoba menjadi trend
dunia modern yang sulit ditanggulangi merupakan dampak dari globalisasi. Dampak
negatif lain dari proses globalisasi adalah lahirnya generasi instan (langsung
bisa menikmati keinginan tanpa proses perjuangan dan kerja keras), dekadensi
moral, dan konsumerisme. Inilah yang menyebabkan dekadensi moral serta
hilangnya kreativitas dan produktivitas bangsa. Ketika karakter suatu bangsa
rapuh maka semangat berkreasi dan berinovasi dalam berkompetisi yang ketat akan
mengendur, kemudian dikalahkan semangat; hedonisme (suatu pandangan hidup yang
mementingkan kesenangan dan kemewahan fisik, memandang kesenangan sebagai
tujuan pokok dalam hidup); konsumerisme (mengajar orang menjadi konsumtif
supaya layak disebut modern); dan permisifisme (suatu perbuatan atau sikap yang
serba boleh mengarah ke kebebasan dimana akhirnya kebebasan ini akan merenggut
kehadiran norma-norma sosial dan nilai-nilai moral dari kehidupan bangsa),
semua itu akhirnya akan mengoyak dan menenggelamkan karakter bangsa.[13]
3.2. Ancaman Degradasi Moral Remaja Di Era Global
Konsep dan standar baik buruk, patas dan tidak pantas telah
berkembang sangat pesat sejajar dengan semakin majunya proses industrialisasi
dan urbanisasi yang ditopang dengan cepatnya perkembangan teknologi informasi.
Kesemuanya itu menjadi kesatuan yang tak terpisahkan dalam arus globalisasi.
Globalisasi hanyalah ujung yang nampak, permukaan gunung es dalam samudera yang
menyembul, namun di bawahnya terdapat sesuatu yang jauh lebih rumit dan besar,
lebih berpengaruh dalam berbagai sisi kehidupan masyarakat, tergabung dalam
arus besar industrialisasi dan kapitalisasi. Semua masyarakat modern, terutama
sekali di negara Barat, secara universal terkondisi menonjolkan Prestasi
individual. Setiap orang didorong untuk mendapatkan sukses materiil. Akan
tetapi masyarakat tidak selalu bisa menyediakan sarana dan fasilitas yang sama
bagi setiap orang guna mencapai sukses materiil ini. Dalam mengejar kesuksesan
ini menjadikan orang-orang bergerak di tengah struktur masyarakat yang
terpecah-pecah, yang kemudian berubah menjadi kelompok atomistis (mikro) yang
sangat mobil sifatnya. Dalam situasi demikian banyak orang yang mengalami
depersonalisasi, di sisi lain kontrol sosial dan tradisi banyak kehilangan
pengaruhnya. Sebaliknya, nafsu manusia modern untuk berkompetisi guna mencapai
sukses materiil semakin menanjak, persaingan semakin sengit. Kondisi demikian
jelas bisa memberikan tekanan batin pada setiap anggota masyarakat,banyak orang
mengalami kekecewaan dan frustasi. [14] termasuk
di dalamnya para remaja.
1. Faktor-faktor Global Penyebab Degradasi Moral Jika dipilah, maka
ancaman globalisai terhadap degradasi moral remajaantara lain dalam keadaan:
a.
Tersebar
luasnya pandangan materialistis tanpa spiritualitas, ukuran kesuksesan lebih di
ukur pada kesuksesan materiil dan mengenyampingkan moralitas.
b.
Konsep
moralitas kesopanan menjadi longgar karena terpengaruh budaya barat akibat dari
mudahnya mencari informasi melalui ICT.
c.
Budaya
global menawarkan kenikmatan semu melalui 3 F: food, fashion dan fun.
d.
Tingkat
persaingan semakin tinggi, karena terbukanya sekat lokal dan kebanyakan
bersifat online.
e.
Masyarakat
lebih bersifat individualistis dan kurang peduli dengan lingkungannya, sehingga
kontrol moral terutama pada remaja menjadi rendah.
f.
Keluarga
kurang dapat memberi pengarahan, karena masing-masing orang tua sudah mempunyai
kesibukannya sendiri atau bahkan broken home.
g.
Sebagian
besar sekolah tidak sepenuhnya dapat mengontrol perilaku siswa, karena
keterbatasan waktu, sumber daya dan sumber dana ataupun kurang menekankan pentingnya
moralitas. Atau ringkasnya dalam bahasa Kartini Kartono pengaruh lingkungan
yang buruk, ditambah dengan kontrol diri dan kontrol sosial yang semakin
melemah dapat mempercepat munculnya kenakalan remaja8 ataupun degradasi moral
remaja.[15]
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Yang harus dilakukan ada pemberian penekanan dan mensosialisasikan
lagi paham nasionalisme pada masyarakat Indonesia yang mengalami pelencengan
moral akibat globalisasi yang ada. Kita harus menanamkan lagi paham rasa cinta tanah
air dan sopan santun dalam diri masyarakat agar terciptanya kerukunan dan
penghargaan kita.
Terlepas dari pada itu, kita harus kembali lagi agar
berpegang teguh pada Pancasila, yaitu kita harus memberikan pemahaman tentang
keberagaman dari paham di dunia tapi daripada itu kita harus menghormatinya
dengan keberagaman itu da menciptakan ketertiban umum, jadi bukan lagi kena
doktrin media tapi punya prinsip yang kuat dengan tidak mengikuti budaya yang
bukan pahamnya.
4.2. Saran
“Segala permasalahan yang ada di dunia ini solusinya cuman satu,
yaitu agama. Korupsi, kemiskinan, moral rusak, dan lainnya. Faktor yang
menentukan tinggi rendahnya moral seseorang adalah pemahaman dan pengamalam dia
terhadap nilai-nilai dan norma-norma, kemudian yang mengajarkan nilai dan norma
adalah agama. Jadi semakin tinggi pemahaman seseorang terhadap agamanya maka
otomatis moralnya akan baik. Agama apapun itu. Karna hakikatnya, inti dari
Semua agama adalah berbuat baik, menjaga hubungan baik antara manusia dengan
manusia dan manusia dengan tuhannya. Kalau diteliti, orang-orang yang rusak
moralnya, pasti agamanya juga rusak. Bisa jadi dia paham agama, tetapi
pemahamannya belum lurus.
[1] analisaaceh.com/Pengaruh
Globalisasi Terhadap Nilai Moral Suatu Bangsa
[2] Al-Rodhan, R.F.
Nayef and Gérard Stoudmann. (2006). Definitions of Globalization: A
Comprehensive Overview and a Proposed Definition.
[3] Albrow, Martin
and Elizabeth King (eds.) (1990). Globalization, Knowledge and Society London:
Sage. ISBN 978-0-8039-8324-3 p. 8. "...all those processes by which the
peoples of the world are incorporated into a single world society.
[4] Stever, H.
Guyford (1972). "Science, Systems, and Society." Journal of
Cybernetics, 2(3):1–3. DOI:10.1080/01969727208542909.
[5] Frank, Andre
Gunder. (1998). ReOrient: Global economy in the Asian age. Berkeley: University
of California Press. ISBN 978-0-520-21474-3
[6] "Globalization and Global History (p.127)" (PDF).
[7] International
Monetary Fund . (2000). "Globalization: Threats or Opportunity." 12th
April 2000: IMF Publications.
[8] Bridges, G.
(2002). "Grounding Globalization: The Prospects and Perils of Linking
Economic Processes of Globalization to Environmental Outcomes". Economic
Geography. 78 (3): 361–386. doi:10.2307/4140814.
[9] Asmaran As,
Pengantar Studi Akhlak, cet.1, Rajawali Press, Jakarta, 1992, hlm. 8.
[10] Tim Penyusunan
Kamus Pusat dan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1994, hlm.192.
[11] mardiaheyyy.com/
Pendidikan Moral di Era Globalisasi
[12] kompasiana.com/
Degradasi Moral Bangsa di Era Globalisasi
[13] (Majid, 2011:
3-4).
[14] Kartono, Patologi
Sosial ..., hlm. 85.
[15] Kartono,
Patologi Sosial ..., hlm.78