KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Bekasi,10 September 2018
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi
merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi bagaimana manusia berfikir
sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran konseptual tentang prinsip,
standar, asumsi, teknik, serta prosedur yang ada dijadikan landasan dalam
pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan tersebut harus berisi
informasi-informasi yang berguna dalam memantu pengambilan keputusan bagi para
pemakainya.
Dalam
kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah menggunakan
jasa akuntansi. Ketika seorang pemilik warung mencatat pembelian barag
dagangannya, mencatat siapa saja yang berhutang di warungnya, memisahkan kotak
antara uang yang masuk dari hasil penjualan dengan kotak uang yang dialokasikan
untuk belanja kebutuhan barang dagangan dan kebutuhan operasional di warungnya.
Maka, pada dasarnya pemilik warung tadi telah menerpkan teknik akuntansi.
Penerapan pengetahuan di bidang akuntansi tentu semakin luas dan kompleks jika
dihadapkan pada bisnis dengan skala yang lebih besar.
Seperti
ilmu-ilmu lainya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai perkembangan teknologi
dan peradaban manusia. Selain itu, faktor kebutuhan juga ikut serta dalam
perkembangan akuntansi itu sendiri. Akan tetapi, baik akuntansi maupun
ilmu-ilmu lain tidak berkembang dengan sendirinya tanpa adanya hal yang cukup
berarti yang dapat mendorong akuntansi tersebut berkembang dan bertahan hingga
sekarang.
Berdasarkan
pada uraian-uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat sebuah makalah
dengan judul “Sejarah Perkembangan Ilmu Akuntansi”.
1.2 Tujuan
Tujuan
dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan
bermanfaat bagi kita semua.
1.3 Metode Penulisan
Penulis
mempergunakan metode observasi dan kepustakaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akuntansi
Menurut
Weygant (dalam Yadiati & Wahyudi, 2007) akuntansi adalah suatu sistem
informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian
ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.
Sedangkan
menurut Meigs (dalam wikipedia.com, 2008) akuntansi adalah pengukuran,
penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu
manajer, investor, otoritaspajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat
alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga
pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan
menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal
sebagai “bahasa bisnis”.
Dengan
demikian, secara singkat akuntansi berarti rekening atau perkiraan. Interpretasi
akuntansi terdiri dari empat bagian yaitu:
(1) Pengidentifikasian,
mengenalai atau memilah peristiwa-peristiwa ekonomi yang merupakan laporan
keuangan/transaksi
(2) Mencatat,
pencatatan dilakukan secara sistematis, kemudian pencatatan ini diklasifikasi
dan diringkas
(3) Pengukuran,
menetapkan nilai dari peristiwa yang dipilih tersebut dalam satuan uang
(4) Pengkomunikasian,
menyajikan informasi berdasarkan transaksi yang sedang atau sudah berlangsung.
2.2 Sejarah Perkembangan Ilmu Akuntansi
Pada
awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana,
yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang
berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari
Babilonia pada 3600 SM. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani
kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak
lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal
angka-angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu.
Perkembangan
akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi dan kegiatan suatu usaha,
karena kehadirannya memerlukan pencatatan sehingga seluruh kegiatan akan
tergambar di dalamnya. Pada abad ke-15 seorang ahli Matematika berkebangsaan
Italia Luca Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul
“Tractatus de Cumputis at Scritorio” buku ini berorientasi pada pembukuan
berpasangan. Pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) mencatat kedua
aspek transaksi sedemikian rupa yang membentuk suatu pemikiran yang berimbang.
Praktek pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan
dengan bisnis sudah dimulai sejak adanya kejadian dalam double entry
bookkeeping.
Menurut
pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double entry sudah ada sejak
5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem tata
buku berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry
accounting systemtelah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca
Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949 di
Florence, Italia dengan judul “Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et
Proportionalita” yang berisi tentang pelajaran ilmu pasti.
Inoue
(dalam Harahap, 1997) menyebutkan“Orang yang pertama-tama “menulis” (bukan
menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah
Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun
buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah
buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan
sebenarnya tidak ada.”
Jika
kita kaji sejarah, terutama sejarah Islam, sebenarnya pada awal pertumbuhannya
sudah ada sistem akuntansi. Akan tetapi, sayangnya literatur belum banyak
menganalisis bagaimana rupa eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570 Masehi).
Seperti yang dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999) “Sebenarnya
orang-orang Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan
berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh saudagar-saudagar
Moslem (Moslem Merchants).”
Revolusi
indusrti di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap
perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama
di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan.
Dalam undang-undang tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam
uang, mengeluarkan saham, membayar hutang, dan dapat bertindak sebagaimana
halnya perorangan. Keadaaan-keadaaan inilah yang menimbulkan perlunya laporan
baik sebagai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban.
Dalam
artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi
sebagai berikut. :
·
Tahun 1775 : pada tahun ini mulai diperkenalkan
pembukuan baik yang single entry maupundouble entry.
·
Tahun 1800 : masyarakat menjadikan neraca sebagai
laporan yang utama digunakan dalam perusahaan.
·
Tahun 1825 : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan
(financial auditing).
·
Tahun 1850 : laporan laba/rugi menggantikan posisi
neraca sebagai laporan yang dianggap lebih penting.
·
Tahun 1900 : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi
profesi yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.
·
Tahun 1925 : banyak perkembangan yang terjadi tahun
ini, antara lain:
a. Mulai
diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan,
akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah;
b. Laporan
keuangan mulai diseragamkan;
c. Norma
pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan
d. Sistem
akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya “punch
card record”.
·
Tahun 1950 s/d 1975 :
Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan akuntansi, yaitu
sebagai berikut.
a. Pada
periode ini akuntansi sudah menggunakan komputer untuk pengolahan data.
b. Sudah
dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).
c. Analisis
Cost Revenue semakin dikenal.
d. Jasa-jasa
perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai ditawarkan
profesi akuntan.
e. Management
accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan manajemen mulai
dikenal dan berkembang cepat.
f.
Muncul jasa-jasa
manajemen seperti sistem perencanaan dan pengawasan.
g. Perencanaan
manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.
·
Tahun 1975 : mulai periode ini akuntansi semakin
berkembang dan meliputi bidang-bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:
a. Timbulnya
management scienceyang mencakup analisis proses manajemen dan usaha-usaha
menemukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangannya.
b. Sistem
informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-model organisasi,
perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan analisis cost benefit.
c. Metode
permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics.
d. Total
system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal.
e. Social
accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi perusahaan
yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.
Di
Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru
ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun
1747. Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang
mangenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa,
kaum pengusaha Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan
modalnya. Sistem yang dianut oleh pengusaha Belanda ini adalah seperti yang
diajarkan oleh Luca Pacioli.
Pada
Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan tata
buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari
pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960,
akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi,
sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa
(Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo-Saxon).
Fungsi
pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun 1907, yaitu sejak
seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan mengontrol pembukuan perusaan.
Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan
Negara (GAD – Government Accountant Dients) yang resmi didirikan pada tahun
1915. Akuntan public pertama adalah Frese & Hogeweg, yang mendirikan
kantornya di Indonesia tahun 1918.
Dalam
masa pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga di bidang akuntansi.
Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan Keuangan yang 90% dipegang oleh bangsa
belanda, menjadi kosong. Dalam masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan
kusus-kursus untuk mengisi kekosongan jabatab tadi dengan tenaga-tenaga
Indonesia. Pada tahun 1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia,
yaitu Prof. Dr. Abutari. Di Indonesia, pendidikan akuntansi mulai dirintis
dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
tahun 1952. Pembukaan ini kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan (sekarang
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) tahun 1960 dan Fakultas-fakultas Ekonomi di
Universitas Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara (1964), universitas
Airlangga (1962), dan universitas Gadjah Mada (1964).
Organisasi
profesi yang menghimpun para akuntan Indonesia bediri 23 Desember 1957.
Organisasi ini diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan pendiri lima
orang akuntan Indonesia.profesi akuntan mulai berkembang dengan pesat sejak
tahun 1967. Pada tahun itu juga dikeluarjannya undang-undang modal asing yang
kemudian disusul dengan undang-undang penanaman modal dalam negeri tahun 1968
yang merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntansi. Setelah krisis
ekonomi Indonesia tahun 1997, peran profesi akuntan diakui semakin signifikan
mengingat profesi ini memiliki peranan strategis di dalam menciptakan iklim
transparansi di Indonesia.
2.3 Bidang-bidang Akuntansi
a. Akuntansi
Keuangan (Financial Accounting)
b. Pemeriksaan
Akuntan (Auditing)
c. Akuntansi
Manajemen (Management Accounting)
d. Akuntansi
Biaya (Cost Accounting)
e. Akuntansi
Perpajakan (Tax Accounting)
f.
System Informasi
(Information System)
g. Anggaran
(Budgeting)
h. Akuntansi
Pemerintahan (Govermental Accounting)
i.
Akrual Basis dan Kas
Basis
j.
Akuntan Internal dan
Akuntan Eksternal
k. Akuntansi
Proyek (Project Accounting)
2.4 Hubungan Akuntansi dengan Bidang Lain
Pentingnya
pemahaman akuntansi tidaklah terbatas hanya pada dunia usaha semata. Banyak
karyawan yang pendidikannya bukan dalam bidang bisnis juga menggunakan data
akuntansi dan mereka itu perlu mengetahui prinsip-prinsip serta terminologi
akuntansi. Semua orang akan berhubungan dengan transaksi usaha sehingga harus
memperhatikan aspek keuangan yang terdapat dalam dirinya sendiri. Dalam dunia
bisnis yang semakin modern, akuntansi memainkan peranan penting, dan dalam arti
luas semua warga Negara akan berhubungan dengan dunia akuntansi pada kesempatan
tertentu.
2.5 Struktur
Dasar Akutansi
2.5.1 Laporan Keuangan
Analisa
laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap laporan keuangan
dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan
keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sehingga kualitas keputusan yang
diambil akan menjadi lebih baik.
2.5.2 Pemakai
Informasi Akutansi
Ada
beberapa macam pemakai laporan keuangan yang menggunakan laporan keuangan untuk
memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Diantaranya adalah :
a. Investor
Para
investor berkepentingan terhadap resiko yang melekat dan hasil pengembangan
dari investasi yang dilakukannya. Investor membutuhkan informasi untuk membantu
menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut.
Selain itu , mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan melakukan
penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar deviden.
b. Kreditor
(Pemberi Pinjaman)
Para
kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk
memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
c. Pemasok
dan Kreditor Usaha Lainnya
Pemasok
dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka
untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh
tempo.
d. Shareholder’s
(para pemegang saham)
Pemegang
saham berkepentingan dengan informasi mengenai kemajuan perusahaan, pembagian
keuntungan yang akan diperoleh, dan penambahan modal untuk bussiness plan
selanjutnya.
e. Pelanggan
Pelanggan
berkepentingan dengan informasi yang berkaitan dengan kelangsungan hidup
perusahaan, terutama jika terlibat dalam perjanjian jangka panjang.
f.
Pemerintah
Pemerintah
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan aktivitas perusahaan. Selain itu
untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai
dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional.
g. Karyawan
Karyawan
memerlukan informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan,
sehingga dengan informasi ini memungkinkan mereka melakukan penilaian atas
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan
kesempatan kerja.
h. Masyarakat
Laporan
keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan
(trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangakaian
aktivitasnya.
2.5.3
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan
laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan , kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca (menggambarkan informasi posisi
keuangan), laporan laba rugi (menggambarkan informasi kinerja), laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara), catatan
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan.
2.5.4 Asumsi
Dasar
a. Dasar
Akrual
Pada
dasar akrual pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian
(dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat
dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode
yang bersangkutan.
b. Kelangsungan
Usaha
Laporan
keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan, yang
berarti perusahaan akan tetap melanjutkan usahanya di masa depan. Ini berarti
bahwa perusahaan diasumsikan tidak bernaksud atau berkeinginan untuk
melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya.
2.5.5 Karakteristik
Kualitatif Laporan Keuangan
a. Dapat
Dipahami
b. Relevan
c. Keandalan
d. Dapat
Dibandingkan
2.5.6 Unsur
Laporan Keuangan
a. Unsur
Posisi Keuangan
1) Aktiva
Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai
oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan
memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan
2) Kewajiban
Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa
kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan akan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat
ekonomi
3) Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual (residual
interest) atas aktiva perusahaan setelah dikurangi seluruh kewajiban (aktiva
bersih).
b. Unsur
Kinerja Keuangan
1) Penghasilan
(Income)
Penghasilan adalah kenaikan manfaat
ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan
aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi (setoran) penanam modal
2) Beban
(Expense)
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi
selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva
atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam modal.
2.5.7 Pengakuan Unsur Laporan
Keuangan
a. Biaya
Historis
Pada
dasar pengukuran ini, aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas)
yang dibayarkan atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk
memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan. Sedangkan kewajiban dicatat
sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar kewajiban atau (dalam keadaan
tertentu) dalam jumlah kas (atau setara kas) yang diharapkan akan dibayarkan
untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
b. Biaya
Kini (Current Cost)
Pada
dasar pengukuran ini , aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang
seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang.
Sedangkan kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidak
didiskontokan yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban
sekarang.
c. Nilai
Realisasi/Penyelesaian
Pada
dasar pengukuran ini, aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang
dapat diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal.
Sedanglan kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian, yaitu jumlah kas
(atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan
untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
d. Nilai
Sekarang (Present Value)
Pada
dasar pengukuran ini, aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa
depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat
memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Sedangkan kewajiban dinyatakan
sebesar arus kas keluar bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai
sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam
pelaksanaan usaha normal.
2.5.8 Jenis Dan Bentuk Laporan
Keuangan
a. Jenis
Laporan Keuangan
·
Neraca
Neraca
adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan
(aktiva, kewajiban, dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Neraca
mempunyai tiga unsur laporan keuangan, yaitu :
1) Aktiva
adalah sumber daya yang dikuasai perusahaan, yang terdiri dari :
a) Aktiva
Lancar, yaitu aktiva yang manfaat ekonominya diharapkan akan diperoleh dalam
waktu satu tahun atau kurang (siklus operasi normal), misalnya kas, surat
berharga, persediaan, piutang dan persekot biaya.
b) Investasi
Jangka Panjang, yaitu penanaman modal yang biasanya dilakukan dengan tujuan
untuk memperoleh penghasilan tetap atau untuk menguasai perusahaan lain dan
jangka waktunya lebih dari satu tahun, misalnya investasi saham, investasi
obligasi.
c) Aktiva
Tetap, yaitu aktiva yang memiliki substansi (ujud) fisik, digunakan dalam
operasi normal perusahaan dan memberikan manfaat ekonomi lebih dari satu tahun.
Contohnya adalah gedung, tanah, kendaraan, mesin dan peralatan.
d) Aktiva
Yang Tidak Terwujud, yaitu aktiva yang tidak memiliki substansi fisik dan
biasanya berupa hak istimewa yang memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan
untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Misalnya patent, goodwill,royalty,
copyright, franchise dan license.
2) Kewajiban
yang merupakan utang perusahaan masa kini, yang terdiri dari :
a) Kewajiban
Lancar, yaitu kewajiban yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya perusahaan (yang memiliki manfaat ekonomi) dalam jangka
waktu satu tahun atau kurang termasuk dalam kategori kewajiban ini misalnya
utang dagang, utang wesel, utang gaji dan upah, utang pajak, dan utang biaya.
b) Kewajiban
Jangka Panjang, yaitu kewajiban yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan
arus keluar dari sumber daya perusahaan (yang memiliki manfaat ekonomi) dalam
jangka waktu lebih dari satu tahun. Misalnya utang obligasi, utang hipotik,
utang bank atau kredit investasi.
c) Kewajiban
Lain-Lain, yaitu kewajiban yang tidak dapat dikategorikan ke dalam salah satu
macam kewajiban di atas, misalnya utang pada direksi, utang pada pemegang
saham.
3) Ekuitas,
yaitu bagian hak pemilik dalam perusahan yang merupakan selisih antara aktiva
dan kewajiban yang ada., ekuitas terdiri dari :
a) Ekuitas
yang berasal dari setoran para pemilik, misalnya modal saham (termasu agio
saham bila ada)
b) Ekuitas
yang berasal dari hasil operasi, yaitu laba yang tidak dibagikan kepada para
pemilik , misalnya deviden.
·
Laporan Laba Rugi
Laporan
laba rugi menggambarkan informasi mengenai potensi (kemampuan) perusahan dalam
mengahsilkan laba selama periode tertentu (kinerja). Laporan laba rugi memiliki
unsur :
1) Penghasilan
(Income), ada dua macam penghasilan yaitu :
a) Pendapatan
(revenues), yaitu penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang
biasa dan yang dikenal dengan sebutan berbeda, seperti penjualan barang
dagangan, penghasilan jasa (fee), pendapatan bunga, pendapatan deviden,
royaltis dan sewa.
b) Keuntungan
(gains), yaitu pos lain yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbbul
atau tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang rutin misalnya
pos yang timbul dalam pengalihan aktiva lancar, revaluasi sekuritas, kenaikan
jumlah aktiva jangka panjang.
2) Beban
(Expense), dapat terdiri dari :
a) Beban
yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa (yang biasanya
berbentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas persediaan,
aktiva tetap), yang meliputi misalnya harga pokok penjualan, gaji dann upah,
penyusutan.
b) Kerugian,
yang mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang timbul atau tidak
timbul dari aktivitas perusahaan yang jarang terjadi, seperti misalnya rugi
karena bencana kebakaran , banjir atau pelepasan aktiva tidak lancar.
2.5.9 Bentuk
Laporan Keuangan
·
Neraca, memiliki dua
bentuk penyajian :
1) Rekening
(Skontro)
Pada bentuk ini unsur aktiva
disajikan pada sisi kiri (debit), sedangkan unsur kewajiban dan ekuitas
disajikan pada sisi kanan (kredit)
2) Laporan
(Stafel)
Pada bentuk ini baik aktiva maupun ekuitas
disajikan secara urut dari atas ke bawah, yang dimulai dari aktiva , kewajiban
dan terakhir ekuitas.
·
Laba Rugi, memiliki dua
bentuk penyajian yaitu :
1) Single
Step
Pada bentuk ini semua penghasilan
yang diperoleh dari berbagai kegiatan /aktivitas dikelompokkan menjadi satu
kelompok yang disebut kelompok penghasilan, sedangkan untuk semua beban
dikelaompokkan ke dalam satun kelompok yang disebut beban. Penghasilan bersih
(laba) merupakan selisih antara kelompok penghasilan dan total kelompok beban.
2) Multiple
Step
Pada bentuk ini penghasilan bersih (laba)
dihitung secara bertahap sesuai dengan aktivitas perusahaan. Dengan demikian,
semua penghasilan dan beban disajikan sesuai dengan kegiatan/aktivitas, yaitu
kegiatan usaha, di luar usaha dan luar biasa.
2.5.10 Unsur-unsur Laporan
Keuangan
1) Akun
Harta (Assets)
·
Harta lancar, adalah
harta yang berupa uang kas/bank dan harta yang sangat mudah dijadikan uang atau
umur pemakaiannya kurang dari satu tahun. Yang termasuk harta lancar adalah:
a) Kas
adalah Uang tunai yang siap digunakan dan bebas digunakan setiap saat baik yang
ada dalam perusahaan maupun saldo rekening giro perusahaan yang terdapat dalam
bank.
b) Surat-surat
berharga (efek) Surat-surat yang dimiliki perusahaan untuk diperjual-belikan.
Gunanya untuk memanfaatkan dana kas/bank yang dipakai.
c) Wesel
tagih adalah piutang yang diperkuat dengan promes.
d) Piutang
adalah tagihan pada pihak lain baik perorangan maupun badan usaha.
e) Persedian
barang dagang adalah persediaan barang yang tersedia untuk dijual (dalam
perusahaan dagang), persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi
(dalam perusahaan manufaktur).
f) Perlengkapan
adalah barang-barang yang digunakan untuk kegiatan perusahaan dan diperkirakan
habis dipakai dalam setahun. Misalnya perlengkapan kantor, perlengkapan toko.
(biasanya juga disebut bahan habis pakai).
g) Beban
yang dibayar di muka biaya yang telah dibayar tetapi manfaat dari pembayaran
belum diperoleh atau digunakan. Seperti asuransi dibayar di muka, sewa dibayar
di muka dan iklan dibayar di muka.
·
Penyertaan (Investasi),
adalah investasi jangka panjang dalam bentuk saham, obligasi atau surat
berharga lainnya. Investasi bertujuan memperoleh keuntungan pada masa yang akan
datang, atau dengan tujuan untuk menguasai perusahaan lainnya. Investasi
umumnya dalam bentuk saham dan obligasi
·
Harta Tetap, adalah harta
berwujud yang digunakan untuk operasi perusahaan dan mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun, seperti tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan dan
sebagainya.
·
Harta tak berwujud,
adalah harta yang tidak mempunyai wujud fisik, tetapi merupakan hak-hak
istimewa yang menguntungkan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Contoh
harta tak berwujud antara lain:
·
Hak paten, yaitu hak
istimewa atas suatu barang yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan.
·
Hak Cipta, yaitu hak
karena menciptakan sesuatu yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan.
Misalnya hak cipta lagu.Goodwill, adalah nama baik perusahaan yang melekat pada
perusahaan itu sendiri. Dengan goodwill maka barang yang diproduksi dipercaya
dan dibeli oleh masyarakat.
2) Akun
Kewajiban
Kewajiban
adalah pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan pada masa yang
akan datang. Pengorbanan untuk masa yang akan datang ini terjadi akibat kegiatan
usaha. Kewajiban ini dibedakan atas utang lancar dan utang jangkan panjang.
Ø Hutang Lancar , Hutang lancar adalah
kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun.
Hutang lancar antara lain:
a) Wesel
bayar, adalah hutang
yang disertai promes.
b) Htang usaha atau utang
dagang, adalah kewajiban yang timbul karena pembelian jasa atau barang secara
kredit.
c) Biaya
yang masih harus dibayar, adalah beban yang sudah terjadi tetapi belum dibayar.
Misalnya utang sewa, hutang
gaji dan hutang
bunga.
d) Pendapatan
diterima di muka, adalah kewajiban yang disebabkan perusahaan menerima lebih
dahulu uang sedangkan penyerahan jasa atau barang belum dilakukan.
Ø Hutang Jangka Panjang Hutang jangka panjang
adalah kewajiban yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun. Hutang ini timbul karena
pelunasan perusahaan untuk membeli peralatan-peralatan baru atau mesin-mesain
baru. Yang termasuk utang jangka panjang antara lain:
a) Hutang Bank, adalah
pinjaman modal kerja dari Bank untuk perluasan usaha.
b) Hutang Hipotik, adalah
pinjaman dari Bank dengan jaminan aktiva tetap.
c) Hutang Obligasi, adalah hutang yang disebabkan
perusahaan menerbitkan dan menjual surat-surat berharga.
Ø Hutang Lain-lain Hutang lain-lain adalah hutang yang tidak termasuk
hutang lancar maupun hutang jangka panjang.
Misalnya utang kepada direksi dan hutang
kepada pemegang saham.
3) Akun
Modal
Modal
adalah selisih antara harta dengan kewajiban dan merupakan hak pemilik
perusahaan atas sebagian harta perusahaan. Akuntansi modal pada perusahaan
perseorangan disertai nama pemilik, akuntansi modal pada persekutuan disertai
dengan nama sekutu. Pada perusahaan Perseroan Terbatas, akuntansi modal disebut
dengan modal saham.
4) Akun
Pendapatan
Pendapatan
adalah hasil atau penghasilan yang diperoleh perusahaan.
Pendapatan
dibedakan atas:
·
Pendapatan Usaha, adalah
pendapatan yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha.
·
Pendapatan di luar usaha,
adalah pendapatan yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha.
Misalnya pendapatan sewa, pada perusahaan dagang menyewakan sebagian ruang yang
tidak dipakai untuk kegiatan usaha, tetapi disewakan kepada pihak lain.
5) Akun
Beban
Beban
adalah pengorbanan yang terjadi selama melaksanakan kegiatan usaha untuk
memperoleh pendapatan. Beban dapat dibedakan atas:
·
Beban Usaha, adalah
pengorbanan yang langsung berhubungan dengan kegiatan usaha.
·
Beban Lain-lain, adalah
pengorbanan yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan pokok usaha.
Misalnya beban bunga. Beban (biaya) yang dibayar oleh perusahaan pada saat
tertentu atas pinjaman yang diperoleh dari Bank.
2.5.11 Asumsi Dasar Akutansi
Sebagai
suatu sistem, maka di dalam akuntansi dikenal beberapa dasar anggapan (asumsi). Ada 10 asumsi
dasar akuntansi menurut Paul Grady (AICPA) yaitu:
1) Suatu
masyarakat dan susunan pemerintahan yang menjamin hak milik pribadi (Asociety
and Government Structure honering property right)
2) Kesatuan
usaha yang spesifik (Specific Business Entities)
3) Kontinuitas
Usaha (Going Concern)
4) Penggunaan
unit moneter di dalam rekening-rekening (Monetary Expression in Accounts)
5) Konsistensi
antara periode-periode untuk kesatuan usaha yang sama (Consistency between
periods for the same entity)
6) Perbedaan
dalam akuntansi di antara kesatuan-kesatuan yang bebas (Diversity in Accounting
among independent entities)
7) Konservatif
(Conservatism)
8) Ketergantungan
data dari pengendalian intern (Dependability of data through internal control)
9) Cukup
berarti (Materiality)
10) Batas
waktu dalam penyusunan laporan keuangan membutuhkan taksiran-taksiran
(Timeliness
in financiall reporting requires estimates)
Dari
ke-10 asumsi dasar tersebut di atas, yang paling lazim dipakai sebagai sebagai asumsi dasar yang
mendasari struktur akuntansi adalah :
·
Kesatuan Usaha Khusus
(Separate Entity/Economic Entity) Dalam
konsep ini perusahaan dipandang sebagai sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah
dari pemiliknya.
·
Kontinuitas Usaha (Going
Concern/Continuity) Asumsi
ini menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti diharapkan tidak akan
terjadi likuidasi di masa yang akan datang.
·
Pengunaan Unit Moneter
dalam pencatatan Asumsi
ini menganggap mata uang adalah alat pengukur yang stabil
·
Tepat Waktu
(Time-Period/Periodicity) Kegiatan
perusahaan berjalan terus antar periode menimbulkan masalah pengakuan dan
pengalokasian ke dalam perode-periode tertentu di mana dibuat laporan keuangan, untuk
itu laporan keuangan harus dibuat tepat pada waktunya.
2.5.12 Prinsip Dasar Akutansi
Konsep
dasar yang mendasari penyusunan prinsip akuntansi adalah sebagai berikut :
1) Prinsip
Biaya Historis (Historical Cost Principle) Prinsip ini menghendaki
digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, hutang, modal dan biaya.
2) Prinsip
Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle) Prinsip ini menyangkut
cara penentuan pendapatan berkala, yang dapat memenuhi kebutuhan untuk
penyusunan laporan keuangan yang tepat pada waktunya.
3) Prinsip
Mempertemukan (Matching Principle) Untuk menyusun laporan keuangan periodik
pendapatan yang diperoleh atau terjadi
dalam periode akuntansi tertentu harus dipertemukan secara layak dengan biaya-biaya yang terjadi
dalam periode akuntansi yang sama.
4) Prinsip
Konsistensi (Consistency Principle) Agar laporan keuangan dapat dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya, maka
metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara
konsistendari tahun ke tahun.
5) Prinsip
pengungkapan penuh (Full Disclosure Principle) Yang dimaksud dengan
prinsip ini adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan.
2.5.13 Jenis-jenis
Basis Akutansi
Basis
akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan kapan pengaruh
atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan.
Basis akuntansi ini berhubungan dengan waktu kapan pengukuran dilakukan. Basis
akuntansi pada umumnya ada dua yaitu basis kas dan basis akrual. Selain kedua
basis akuntansi tersebut terdapat banyak variasi atau modifikasi dari keduanya,
yaitu modifikasi dari akuntansi berbasis kas, dan modifikasi dari akuntansi
berbasis akrual. Jadi dapat dikatakan bahwa basis akuntansi ada 4 macam, yaitu:
a. Akuntansi
berbasis kas (cash basis of accounting);
b. Modifikasi
dari akuntansi berbasis kas (modified cash basis of accounting);
c. Akuntansi
berbasis akrual (accrual basis of accounting);
d. Modifikasi
dari akuntansi berbasis akrual (modified accrual basis of accounting).
2.5.14 Kode Akun
a. Pengertian
Kode Akun
Pernahkah
Anda mengirim surat kepada seseorang yang berada di daerah lain? Sebelum surat
itu Anda masukkan ke Kantor Pos tentunya Anda lebih dahulu menulis kode pos
alamat tujuan bukan? Mengapa penulisan kode pos itu selalu diingatkan oleh
petugas pos? Tujuannya tak lain adalah untuk memudahkan pihak pos untuk
menyampaikan surat kepada si penerima surat.
Demikian
pula halnya dengan kode akun dalam akuntansi. Kode akun itu dicantumkan untuk
memudahkan proses pencatatan, pencarian dan penyimpanan serta pembebaban yang
dituju pada setiap akun. Jadi apa yang dimaksud dengan kode akun itu? Kode akun
adalah pemberian tanda/nomor tertentu dengan memakai angka, huruf atau
kombinasi angka dan huruf pada setiap akun. Bagus!
Sebagaimana
dijelaskan di atas bahwa kode akun harus bersifat membantu memudahkan
pencatatan, pengelompokkan dan penyimpanan setiap akun. Oleh karena itu kode
akun hendaknya memiliki kriteria seperti, mudah diingat, konsisten, sederhana
dan singkat serta memungkinkan adanya penambahan akun baru tanpa mengubah kode
akun yang sudah ada.
b. Jenis-jenis
Kode Akun
Dalam
suatu sistem akuntansi perusahaan pemberian kode akun sangat tergantung pada
keanekaragaman transaksi dan jumlah transaksi yang terjadi. Semakin banyak dan
kompleksnya transaksi yang terjadi menyebabkan semakin banyak pula kode akun
yang akan digunakan.
Ada
beberapa kode akun yang dapat digunakan seperti kode numerial, kode desimal,
kode mnemonik serta kode kombinasi huruf dan angka. Dalam modul ini hanya
membicarakan dua macam kode akun yang biasa digunakan. Kode akun yang dibahas
adalah kode numerial dan kode desimal. Baiklah, sekarang mari kita lanjutkan
dengan materi berikutnya.
c. Kode
Numerial
Kode
numerial adalah cara pengkodean akun berdasarkan nomor secara berurutan, yang
dapat dimulai dari angka 1, 2, 3 dan seterusnya.
Contoh:
Kode Akun Numerial
d. Kode
Desimal
Kode
desimal adalah cara pemberian kode akun dengan menggunakan lebih dari satu
angka. Setiap angka mempunyai arti, kode desimal ini dapat dibedakan atas kode
kelompok dan kode blok.
·
Kode Kelompok
Kode kelompok merupakan cara
pemberian kode akun dengan mengelompokkan akun. Setiap kelompok akun diberi
nomor kode sendiri sendiri.
Contoh:
Akun piutang usaha termasuk kelompok akun
harta diberi nomor 1 untuk harta. Kemudian termasuk golongan akun harta lancar
yang diberikan nomor kode 1, kemudian merupakan jenis harta lancar yang ketiga
sehingga diberi nomor urut 3, dari cara mengelompokkan tersebut nomor akun
piutang usaha diberikan nomor kode tiga angka yaitu 113.
·
Kode Blok
Kode blok adalah pemberian kode akun
dengan cara memberikan satu blok kode setiap kelompok akun. Misalnya harta
diberikan nomo2 100 - 199, Kewajiban diberi nomor 200 - 299, Modal diberikan
nomor 300 - 399, Pendapatan nomor 400 - 499 dan Beban nomor 500 - 599. Baiklah
berikut ini dapat Anda perhatikan contoh yang lebih rinci.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Akuntansi
adalah suatu aktivitas jasa (mengidentifikasikan, mengukur, mengkalsifikasikan
dan mengikhtisarkan) kejadian atau transaksi ekonomi yang menghasilkan
informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan yang digunakan dalam
pengambilan keputusan. Fungsi akuntansi untuk menguhubungkan data ekonomi ke
dalam bermacam-macam bentuk perusahaan baik perseorangan maupun lembaga. Dari suatu laporan akuntansi kita
dapat melihat keuangan dari perusahaan tersebut.
Laporan
keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Dari
pembembahasan yang telah disampaikan, penulis dapat menyimpulkan bahwa
akuntansi sangat penting baik diperusahaan, dan banyak sekali pihak-pihak yang
berkempentingan dengan akuntansi. Selain itu laporang keuangan sangat penting
juga untuk perusahaan karena berisi catatan keuangan dari suatu perusahaan
tersebut.
3.2 Saran
Siklus
akuntansi dijalankan dengan benar agar tidak terjadi kesahalan pada pencatatan
yang dapat membuat kerugian perusahaan.