KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Bekasi,10 September 2018
Penyusun
BAB IPenyusun
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari kita selalu melihat seseorang mengirimkan surat kepada
orang yang dikehendakinya. Salah satu contohnya yaitu seorang kekasih yang
mengirimkan surat kepada kekasihnya. Surat adalah sebuah alat atau media
komunikasi yang berupa tulisan yang berisi informasi, pesan, pernyataan, atau
tanggapan sesuai dengan keinginan penulis surat.
Pada
saat seseorang siswa mengirimkan sebuah surat kepada gurunya yang menyatakan
bahwa dirinya tidak bisa menghadiri atau mengikuti pelajaran yang dilangsungkan
pada hari itu berhubung karena kesehatannya terganggu. Berdasarkan ilustrasi
tersebut dapat dikatakan bahwa surat dapat berfungsi sebagai alat komunikasi
atau penyampai informasi dari siswa tersebt kepada guru tersebut. Surat juga
dapat berfungsi sebagai wakil penulis dalam hal ini, penulis tidak perlu
langsung bertatap muka dengan orang yang dituju untuk menyampaikan informasi
melainkan diwakili oleh surat.
Namun
terkadang kita tidak mengerti bagaimana hakikat dan jenis surat serta bahasa
surat. Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai hakekat dan
jenis-jenis dari format surat tersebut. Terkadang dalam pembuatan surat lamaran
pekerjaan kita mengalami sebuah kesulitan, oleh karena itu dalam makalah ini
terdapat tata cara pembuatan surat lamaran pekerjaan agar pada saat kita
membuat surat lamaran tersebut kita tidak lagi mengalami kesulitan. Dalam
makalah ini, juga terdapat contoh surat resmi yang dapat dijadikan acuan dalam
pembuatan surat resmi.
1.2 Rumusan
Masalah
1) Bagaimana
bahasa yang digunakan dalam surat lamaran pekerjaan dan contohnya?
2) Bagaimana
teknik dalam wawancara Kerja ?
1.3 Tujuan
1) Mengetahui
teknik penulisan surat lamaran pekerjaan.
2) Mengetahui
teknik dan persiapan apa saja yang harus dilakukan ssebelum wawancara kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Surat Lamaran Kerja
Surat
lamaran pekerjaan adalah surat dari seorang yang memerlukan pekerjaan (pelamar)
kepada orang atau pejabat suatu organisasi/lembaga yang dapat memberikan
pekerjaan atau jabatan. Surat lamaran pekerjaan dapat juga didefinisikan
sebagai surat dari calon karyawan kepada calon majikan yang berisi permintaan
agar calon karyawan diberi pekerjaan oleh calon majikan.
Pada
umumnya seorang yang memerlukan pekerjaan akan mengajukan lamaran setelah ia
memperoleh informasi tentang lowongan biasanya diperoleh dari teman, kenalan,
atau melalui iklan koran, internet dan media massa lainnya. Di samping itu,
seseorang dapat juga melamar secara mencoba-coba tanpa mengetahui ada tidaknya
lowongan pekerjaan pada instansi yang dilamarnya. Untuk kedua kondisi tersebut
di atas dapat dibuat dua model surat lamaran pekerjaan seperti berikut ini.
1) Surat
lamaran pekerjaan yang digabungkan dengan riwayat hidup (curriculum vitae).
Dalam model ini riwayat hidup merupakan isi surat. Karena isinya berupa gabungan surat lamaran pekerjaan
dengan riwayat hidup, model ini juga dapat disebut model gabungan.
2) Surat
lamaran pekerjaan yang terpisah dari riwayat hidup. Dalam model ini riwayat
hidup merupakan lampiran. Karena itu, model ini juga disebut model terpisah.
2.2 Syarat dan Cara
Penyusunan Surat lamaran Pekerjaan
Setiap
pelamar hendaknya menyadari bahwa melamar pekerjaan pada dasarnya adalah
“menjual diri”. Artinya, pelamar harus dapat mempromosikan dirinya secara wajar
dengan cara menyebutkan kualifikasi agar kemampuannya tergambar secara jelas.
Untuk itu, penulisan surat lamaran harus memenuhi syarat berikut.
1) Surat
lamaran yang ditulis tangan harus ditulis oleh pelamar sendiri di atas kertas
yang berkualitas baik, tidak boleh timbal balik, dan tidak harus memakai kertas
bergaris.
2) Surat
lamaran yang di ketik hendaknya diketik pada kertas yang bagus kualitasnya
(minimal HVS 60 gram) dengan jarak pengetikan 1,5 spasi, menggunakan karakter
huruf yang mudah dibaca.
3) Pada
prinsipnya surat lamaran tidak perlu dibubuhi materai.
4) Penampilan
surat lamaran harus necis, bebas dari coretan atau koreksian.
5) Isi
surat lamaran harus menggambarkan sikap optimistis bahwa pelamar akan mampu
bekerja dengan baik
6) Isi
surat lamaran tidak boleh bernada memelas atau minta dikasihani.
7) Sapaan
yang dipergunakan :
a. Bapak/Ibu,
jika melamar pada instansi pemerintah atau perusahaan swasta nasional
b. Tuan,
jika melamar pada perusahaan swasta asing
2.3 Riwayat Hidup dan Teknis
Penulisannya
Dalam
penampilan riwayat hidup tidak mempunyai format yang standar. Yang jelas,
riwayat hidup ditulis seperti karangan singkat, diawali dengan judul dan
ditutup dengan rangkaian tanggal, tanda tangan, dan nama. Adanya tanda tangan
dan nama, membuat riwayat hidup tergolong sebagai surat dan tergolong sebagai
surat keterangan, dalam hal ini keterangan pribadi.
Isi
riwayat hidup dapat dikelompokkan atas lima subjudul, yaitu:
1) Data
pribadi.
2) Pendidikan.
3) Pengalaman
bekerja.
4) Referensi
pribadi.
5) Keterangan
lain.
Referensi
pribadi dalam riwayat hidup boleh dicantumkan, boleh tidak dicantumkan.
1) Data
Pribadi
Data
pribadi yang dicantumkan dalam riwayat hidup meliputi nama, kelahiran (tempat
dan tanggal lahir), jenis kelamin, status perkawinan, jatidiri (nomor KTP, SIM,
atau paspor), dan alamat kewarganegaraan, suku bangsa, agama, tinggi berat
badan, pencantuman agar disesuaikan terlebih dahulu dengan situasi dan kondisi.
Tetapi, jika melamar untuk peragawan, peragawati, atau tenaga khusus yang lain
barulah tinggi dan berat badan perlu dicantumkan. Tetapi, jika melamar untuk
karyawan biasa, dana itu sama sekali tidak dibutuhkan.
2) Pendidikan.
Untuk
menulis riwayat pendidikan sebagai
subbagian riwayat hidup, perlu diperhatikan urutan penulisan sebagai berikut.
a. Jika
pada subjudul ditulis pendidikan sebagai subbagian riwayat hidup, perlu
diperhatikan ururtan penulisan sebagai berikut.
Contoh :Tahun 2000 lulus SMP
Muhammadiyah 24, Jakarta
b. Urutan penulisannya harus
dimulai dari pendidikan yang terendah, lalu diikuti oleh pendidikan yang lebih
tinggi, sebab kata riwayat mengandung pengertian kronologis sehingga
penulisannya harus
mengikuti urutan waktu.
Contoh :Tahun 2000 lulus SMP Negri
18, Yogyakarta
c. Jika
pernah mengikuti pendidikan nonformal di samping pendidikan formal, tuliskan
pendidikan formal terlebih dahulu.
Contoh :Tahun 2004 tamat SMK Negri
IV, Cirebon
d. Jika
pernah mengikuti pendidikan di luar negri di samping di dalam negeri, tuliskan
lebih dahulu pendidikan dalam negeri.
Contoh :Tahun 1997 lulus sarjana
ekonomi Universitas Pancasila, Jakarta.
3) Pengalaman
Bekerja.
Pelamar
yang telah memiliki pengalaman bekerja dapat mencantumkannya dalam riwayat
hidup. Pengalaman itu disusun secara kronologis masing-masing dimulai dengan
menyebutkan kapan bekerja (dari tahun berapa sampai tahun berapa), menjabat
sebagai apa, pada perusahaan apa, di mana, dan mengapa berhenti bekerja dari
tempat itu (jika pelamar berhenti secara baik-baik).
Contoh
(1) : Maret
2001 sampai September 2004, Kasir pada PT Budi Mulia, Jalan Andalas No.10,
Bandung. Berhenti karena mengikuti suami pindah ke Jakarta.
4) Referensi
Pribadi.
Yang
dimaksud dengan referensi adalah keterangan dari orang tertentu tentang diri
pelamar. Di dalam surat lamaran atau di dalam riwayat hidupnya, pelamar dapat
menunjuk nama orang tertentu sebagai referensinya.
Sedapat-dapatnya
orang yang ditunjuk sebagai referensi adalah orang yang lebih tua dari pelamar.
Kalau bisa yang pangkat dan jabatannya cukup tinggi. Referensi yang paling baik
adalah “orang dalam” (karyawan kantor yang dilamar). Orang tua (ayah/ibu),
anggota keluarga, sanak family, suami/istri, tidak boleh diajukan referensi.
Dalam
praktiknya, pihak yang memerlukan referensi telah menyiapkan blanko atau
formulir untuk diisi oleh orang yang memberi referensi. Bahkan, lebih dari itu
biasanya pihak yang meminta referensi juga memberikan amplop dengan perangkonya.
Alamat tujuannya pun sudah diketik. Pendeknya, pemberi referensi tinggal
mengisi formulir, memasukkannya kedalam amplop, lalu mengeposkannya. Jika
permintaan referensi tidak disertai formulir, pemberi referensi dapat membuat
surat referensi menurut versinya sendiri.
5) Keterangan
Lain.
Data
yang tidak dapat dimasukkan ke dalam subjudul yang sudah ada, dapat
dikelompokkan ke dalam satu subjudul tersendiri yaitu keterangan lain. Kedalam
bagian ini dapat dimasukkan keterangan tentang keahlian khusus, misalnya
penguasaan bahasa asing tertentu, pemilikan sertifikat, kegemaran pribadi,
pemilikan SIM, dan lain-lain. Semua data yang masuk keterangan lain adalah
sesuatu yang tidak diperoleh melalui pendidikan formal, melainkan melalui
pengalaman atau melalui kursus yang tergolong sebagai pendidikan nonformal.
Keterangan
yang akan dicantumkan hendaknya yang relevan dengan bidang yang dilamar. Jika
kegemaran pelamar bertentangan dengan bidang yang dilamar, sebaiknya kegemaran
itu tidak dicantumkan.
2.4
Wawancara Kerja
Wawancara adalah salah satu metode
penggalian data atau informasi yang sangat penting dan relatif paling sering
digunakan untuk mengukur kemampuan individu. Wawancara umumnya dilakukan secara
tatap muka antara satu orang kandidat dengan satu orang pewawancara. Namun ada
juga wawancara yang dilakukan dengan menghadirkan beberapa orang pewawancara
secara bersamaan ataupun terpisah satu per satu (biasa disebut wawancara
panel). Lamanya wawancara bervariasi, biasanya sekitar 30 menit hingga 2 jam, namun
ada juga yang sangat singkat hanya dalam hitungan waktu 5 – 15 menit. Semuanya
tergantung tujuan dan teknik wawancara yang digunakan.
Di
dalam proses seleksi, tujuan wawancara secara umum adalah memperoleh sejumlah
informasi penting yang dibutuhkan untuk mengukur aspek perilaku tertentu.
Informasi tersebut umumnya sulit diperoleh hanya melalui tes tertulis saja.
Hingga saat ini, wawancara merupakan salah satu alat terpenting yang digunakan
dalam asesmen calon karyawan. Selain menggali informasi, wawancara juga
digunakan untuk mengklarifikasi ataupun mengkonfirmasi data yang sudah
diperoleh, misalnya hal-hal yang tercantum dalam riwayat hidup.
Selain
itu wawancara kerja juga memungkinkan pelamar untuk menunjukkan kemampuan
interpersonal, professional, dan gaya hidup atau kepribadian pelamar. Jika di
dalam CV (Curriculum Vitae) pelamar hanya bisa mengklaim bahwa dirinya memiliki
kemampuan komunikasi dan interpersonal yang baik.Bagi perusahaan, wawancara
kerja merupakan salah satu cara untuk menemukan kecocokan antara karakteristik
pelamar dengan dengan persyaratan jabatan yang harus dimiliki pelamar tersebut
untuk memegang jabatan / pekerjaan yang ditawarkan. Secara umum tujuan dari
wawancara kerja adalah:
o Untuk
mengetahui kepribadian pelamar
o Mencari
informasi relevan yang dituntut dalam persyaratan jabatan
Mendapatkan
informasi tambahan yang diperlukan bagi jabatan dan perusahaan Membantu
perusahaan untuk mengidentifikasi pelamar-pelamar yang layak untuk diberikan
penawaran kerja
Teknik
yang banyak dilakukan oleh banyak perusahaan kelas menengah dan kecil saat ini,
untuk merekrut calon karyawan barunya adalah dengan melakukan berbagai macam
seleksi dan wawancara. bahkan hampir
semua perusahaan menggunakan teknik ini untuk mencari dan merekrut para
calon pekerjanya.
2.5 Masukan-masukan Seleksi
Para
manajer personalia menggunakan proses seleksi untuk mengambil keputusan
penerimaan karyawan baru. Proses seleksi tergantung pada tiga masukan penting.
Informasi analisis jabatan memberikan deskripsi jabatan, spesifikasi jabatan
dan standar-standar prestasi yang diisyaratkan jabatan. Rencana-rencana sumber
daya manusia memberitahukan kepada manajer personalia bahwa ada lowongan
pekerjaan. Akhirnya, penarikan agar manajer personalia mendapatkan sekelompok
orang yang akan dipilih. Ketiga masukan ini sangat menentukan efektivitas
proses seleksi.
Ø Tantangan-tantangan
Suplai
Semakin
besar jumlah pelamar yang “qualified” maka akan semakin mudah bagi departemen
personalia untuk memilih karyawan baru yang berkualitas. Dalam kenyataannya,
banyak lowongan jabatan, seperti kebutuhan manajer profesional sekarang ini,
sangat sulit dipenuhi. Keterbatasan suplai tersebut menyebabkan organisasi
tidak leluasa memilih calon karyawan terbaik.
Ø Tantangan-tantangan
Ethis
Penerimaan
karyawan baru karena hubungan keluarga, pemberian komisi dan kantor penempatan
tenaga kerja, atau karena suap, semuanya merupakan tantangan bagi pengelola
organisasi. Bila standar-standar ethis ini dilanggar, karyawan baru mungkin
dipilih secara tidak tepat.
Ø Tantangan-tantangan
Organisasional
Proses
seleksi bukan merupakan tujuan akhir, tetapi prasarana dengan mana organisasi
berupaya untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasarannya. Secara alamiah,
organisasi menghadapi keterbatasan-keterbatasan, seperti anggaran atau sumber
daya lainnya yang mungkin akan membatasi proses seleksi. Disamping itu,
berbagai strategi, kebijaksanaan dan taktik organisasi juga merupakan
batasan-batasan.
2.6 Langkah-langkah Dalam Proses
Seleksi
Departemen
personalia dapat menggunakan berbagai prosedur seleksi untuk membandingkan
pelamar dengan spesifikasi jabatan. Langkah-langkah dalam prosedur seleksi yang
biasa digunakan paling tidak terdiri dari tujuah langkah. Bagi pelamar yang
berasal dari suplai internal, kadang-kadang tidak perlu melalui beberapa
langkah, seperti penerimaan pendahuluan, pemeriksaan referensi atau evaluasi
medis (kesehatan)
Langkah-langkah
Dalam Proses Seleksi :
Ø LANGKAH
1 : PENERIMAAN PENDAHULUAN
Proses
seleksi merupakan jalur dua arah. Organisasi memilih para karyawan dan para
pelamar memilih perusahaan. Seleksi dimulai dengan kunjungan calon pelamar ke
kantor personalia atau dengan permintaan tertulis untuk aplikasi.
Ø LANGKAH
2 : TES-TES PENERIMAAN
Tes-tes
penerimaan merupakan berbagai peralatan bantu yang menilai kemungkinan padunya
antara kemampuan, pengalaman dan kepribadian pelamar dan persyaratan jabatan.
Agar
tes dapat meloloskan para pelamar yang tepat, maka ia harus valid. Validitas
berarti bahwa skor-skor tes mempunyai hubungan yang berarti (signifikan) dengan
prestasi kerja atau dengan kriteria-kriteria relevan lainnya.
Berbagai
Peralatan Tes
Ada
bermacam-macam jenis tes penerimaan. Setiap tipe tes mempunyai kegunaan yang
terbatas, dan mempunyai tujuan yang berbeda. Secara ringkas, berbagai tipe tes
dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Tes-tes
Psikologis (Psychological Test)
§ Test
kecerdasan (intelligence test) : Yang menguji kemampuan mental pelamar dalam
hal daya pikir secara menyeluruh dan logis.
§ Test
kepribadian (personality test) : Dimana hasilnya akan mencerminkan kesediaan
bekerja sama, sifat kepemimpinan dan unsur-unsur kepribadian lainnya.
§ Test
bakat (aptitude test) : Yang mengukur kemampuan potensial pelamar yang dapat
dikembangkan
§ Test
minat (interest test) : Yang mengatur antusiasme pelamar terhadap suatu jenis
pekerjaan.
§ Tes
prestasi (achievement test) : Yang mengukur kemampuan pelamar sekarang
2) Tes-tes
Pengetahuan (Knowledge Tests) : Yaitu bentuk tes yang menguji informasi atau
pengetahuan yang dimiliki para pelamar. Pengetahuan yang diujikan harus sesuai
dengan kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan
3) Performance
Tests : Yaitu bentuk tes yang mengukur kemampuan para pelamar untuk
melaksanakan beberapa bagian pekerjaan yang akan dipegangnya. Sebagai contoh,
tes mengetik untuk calon pengetik.
Ø LANGKAH
3 : WAWANCARA SELEKSI
Wawancara
seleksi adalah percakapan formal dan mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasi
hal dapat diterimanya atau tidak (acceptability) seorang pelamar. Pewawancara
(interviewer) mencari jawab dua pertanyaan umum. Dapatkah pelamar melaksanakan
pekerjaan? Bagaimana kemampuan pelamar dibandingkan dengan pelamar lain?
Wawancara
seleksi mempunyai dua kelemahan utama : reliabilitas dan validitas.
·
Jenis Wawancara Kerja
Dalam
dunia kerja, dikenal beberapa tipe wawancara kerja sebagai berikut:
-
Wawancara Seleksi
(Screening Interview)
Jika pelamar atau kandidat untuk
menduduki jabatan berjumlah lebih dari satu orang maka dilakukan wawancara
kerja untuk menyeleksi siapa diantara kandidat tersebut merupakan kandidat yang
paling qualified sehingga bisa dilanjutkan ke tahap seleksi berikutnya.
Wawancara seleksi biasanya berlangsung singkat antara 15 – 30 menit.
-
Wawancara Telepon
(Telephone Interview)
Demi menghemat biaya dan efisiensi
waktu, banyak recruiter yang melakukan wawancara kerja melalui telepon.
-
Wawancara di Kampus /
Sekolah (On-Campus Interview) Meskipun
tidak banyak perusahaan yang melakukan wawancara kerja di kampus, namun untuk
perusahaan perusahaan tertentu yang mencari para lulusan untuk dilatih lebih
lanjut.
-
-
Wawancara di Pameran
Kerja (Job Fair Interview)
Pada pameran kerja biasanya,
perusahaan memberikan berbagai informasi mengenai perusahaannya, menerima surat
lamaran dan CV dari pengunjung (pencari kerja), Wawancara di Lokasi Kerja
(On-Site Interview).
Perusahaan mengundang kandidat
tersebut untuk melihat secara langsung lokasi kerja. Pada kesempatan tersebut
recruiter biasanya langsung melakukan wawancara secara mendalam.
-
Wawancara Kelompok (Panel
or Group Interview)
Wawancara kelompok adalah suatu jenis
wawancara kerja dimana para pewawancara (recruiter) terdiri dari 2 (dua) orang
atau lebih. Biasanya wawancara jenis ini dilakukan jika perusahaan memandang
bahwa pelamar sudah hampir memenuhi syarat untuk diterima bekerja.
-
Wawancara Kasus (Case
Interview)
Wawancara kerja jenis ini menekankan
pada kemampuan analisis dan pemecahan masalah terhadap suatu kasus tertentu.
Ø LANGKAH
4 : PEMERIKSAAN REFERENSI
Bagaimana
tipe pelamar? Apakah pelamar adalah pekerja yang dapat dipercaya? Bagaimana
sifat-sifat atau kepribadian pelamar? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini,
departemen personalia menggunakan berbagai referensi.
Personal
references-tentang karakter pelamar-biasanya diberikan oleh keluarga atau
teman-teman terdekat yang ditunjuk oleh pelamar sendiri atau diminta
perusahaan. Bila referensi diserahkan secara tertulis, pemberi referensi
biasanya hanya menekankan hal-hal positif. Oleh karena itu, referensi pribadi
pada umumnya jarang digunakan.
Employment
references. Mencakup latar belakang atau pengalaman kerja pelamar. Banyak
spesifikasi personalia bersikap skeptis terhadap referensi-referensi tersebut,
karena dalam kenyatannya organisasi sangat jarang untuk mendapatkan referensi
yang benar.
Ø LANGKAH
5 : EVALUASI MEDIS
Proses
seleksi ini mencakup pemeriksaan kesehatan pelamar sebelum keputusan penerimaan
karyawan dibuat.
Ø LANGKAH
6 : WAWANCARA ATASAN LANGSUNG
Atasan
langsung (penyelia) pada akhirnya merupakan orang yang bertanggungjawab atas
para karyawan baru yang diterima. Dengan mengajukan serangkaian pertanyaan,
penyelia menilai kecakapan teknis, potensi, kesediaan bekerjasama, dan seluruh
kecocokan pelamar. Wawancara ini berguna sebagai suatu cara efektif untuk
meminimumkan pertukaran karyawan, karena karyawan telah dapat memahami
perusahaan dan pekerjaannya sebelum mereka mengambil keputusan untuk bekerja
pada perusahaan.
Ø LANGKAH
7 : KEPUTUSAN PENERIMAAN
Apakah
diputuskan oleh atasan langsung atau departement personalia, keputusan
penerimaan menandai berakhirnya proses seleksi
·
HASIL SELEKSI DAN UMPAN
BALIK
Hasil akhir proses seleksi adalah
orang yang diterima sebagai karyawan baru. Bila masukan-masukan seleksi
diperhatikan dengan seksama dan langkah-langkah dalam proses seleksi diikuti
secara benar, maka para karyawan baru akan merupakan sumber daya manusia yang
produktif. Dan karyawan produktif adalah bukti paling baik suatu proses seleksi
yang efektif.
Sebelum melakukan wawancara sebaiknya
kita mempelajari terlebih dahulu mengenai pekerjaan dan perusahaan. Informasi
tersebut bisa diperoleh dari berbagai publikasi resmi yang dikeluarkan
perusahaan tersebut,baik berbentuk jurnal,majalah atau buletin.
Tipe–tipeWawancaraKerja
-
Wawancara Non directive
Teknik ini menggunakan
pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti “mengapa anda ingin bekerja di perusahaan
ini”, dan “apa kelebihan dan kekurangan anda”. Kesuksesan atau kegagalan dalam
wawancara tradisional akan sangat tergantung pada kemampuan si pelamar dalam
berkomunikasi menjawab pertanyaan-pertanyaan, Dalam wawancara kerja
tradisional, recruiter biasanya ingin menemukan jawaban atas 3 (tiga)
pertanyaan:
1) apakah
si pelamar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk melakukan
pekerjaan?
2) apakah
si pelamar memiliki antusias dan etika kerja yang sesuai dengan harapan
recruiter?
3) apakah
si pelamar akan bisa bekerja dalam team dan memiliki kepribadian yang sesuai
dengan budaya perusahaan?
-
Wawancara kerja
behavioral
Didasarkan
pada teori bahwa “performance” (kinerja) di masa lalu merupakan indikator
terbaik untuk meramalkan perilaku pelamar di masa mendatang (baca: ketika
bekerja). Dalam wawancara kerja behavioral, si pelamar harus dapat menyusun
jawaban yang mencakup 4 (empat) hal:
(1) menggambarkan
situasi yang terjadi saat itu,
(2) menjelaskan
tindakan-tindakan yang diambil untuk merespon situasi yang terjadi
(3) menceritakan
hasil yang dicapai, dan
(4) apa
hikmah yang dipetik dari kejadian tersebut (apa yang dipelajari).
Dalam
wawancara behavioral ini teknik yang paling sering dipergunakan adalah yang
disebut S-T-A-R atau S-A-R atau P-A-R.
a. Situation/Problem/Task
b. Action
c. Results
Berikut
berbagai contoh pertanyaan yang sering dilakukan dalam wawancara kerja:
1) Pekerjaan
yang dilamar > Mengapa Anda ingin bekerja di
perusahaan ini?.
2) Pendidikan
dan Pelatihan > Mata
kuliah apa yang paling Anda sukai dan paling Anda benci?
3) Latar
belakang keluarga >
Apa pekerjaan orang tuaAnda?
4) Kepribadian
> BagaimanaAnda menilai
diriAnda sendiri?
5) Penilaian
pribadi > Faktor-faktor apa yang
paling mendukung pengembangan
pribadiAnda?
6) Tujuan
karier >
Apa tujuan jangka panjang karierAnda?
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Surat
bisa dikatakan sebagai alat komunikasi yang dapat membantu orang dalam
berhubungan dengan satu sama lain dalam jarak jauh ataupun untuk keperluan yang
lebih resmi contohnya seperti surat lamaran.Surat lamaran sendiri merupakan
surat yang digunakan untuk melamar pekerjaan. Terkadang dalam pembuatan surat
lamaran pekerjaan kita mengalami sebuah kesulitan, oleh karena itu dalam
makalah ini terdapat tata cara pembuatan surat lamaran pekerjaan agar pada saat
kita membuat surat lamaran tersebut kita tidak lagi mengalami kesulitan. Dalam
makalah ini, juga terdapat contoh surat resmi yang dapat dijadikan acuan dalam
pembuatan surat resmi.
3.2 Saran
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bisa menambah wawasan tentang
bagaimana tata cara untuk menulis surat lamaran pekerjaan.Sehingga dapat
mempermudah dalam membuat surat lamaran pekerjaan yang terkadang banyak yang
mengalami kesulitan dalam pembuatannya.
DAFTAR PUSTAKA
·
Purwanto, Djoko.
Komunikasi Bisnis, Jakarta: Erlangga, 2006
·
Finoza, Lamuddin. Aneka
Surat Sekretaris dan Bisnis Indonesia, Jakarta: Diksi Insan Mulia, 1991
·
Ghaisani, Z.D. Nabila.
Jurus Cepat Membuat Surat Lamaran (Kiat Melamar Pekerjaan).
No comments:
Post a Comment