KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Bekasi,10 September 2018
Penyusun
BAB IPenyusun
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerajian
merupakan budaya tradisional yang sudah menjadi komoditas dan dapat
meningkatkan devisa negara. Ada kerajinan yang tetap mempertahankan bentuk dan
motifnya tetapi juga ada yang mengubahnya sesuai kebutuhan pasar. Di Indonesia
bayak terdapat bahan-bahan yang dapat diciptkan menjadi kerajinan yang indah
nan cantik. Sebagai contoh, kerajinan bahan keras. Sampai sekarang kerajinan
bahan keras banyak di buat dan di perjualbelikan. Kerajian bahan keras dapat dimanfaatkan
dalam banyak hal, misalnya untuk benda hias maupun benda pakai. Kerajinan bahan
keras dibagi menjadi dua, yaitu:
-
Kerajinan bahan keras
alami adalah kerajinan yang bahan baku
pembuatannya masih berasal dari bahan alami. Contohnya seperti : kayu, bambu,
biji-bijian, batu, kerang, rotan, tulang, dan sebagainya.
-
Kerajian bahan keras
buatan adalah karya kerajinan yang bahan bakunya sudah melewati proses
pengolahan oleh manusia. Contohnya adalah kaleng, logam, besi, semen, kawat ,
dan sebagainya.
1.2 Tujuan
1) Untuk
mengetahui fungsi produk dari bahan keras
2) Untuk
mengetahui tenik pembuatan kerajinan bahan keras
3) Untuk
mengetahui langkah pembuatan produk kerajinan dari bahan keras.
1.3 Manfaat
1) Siswa
dapat mengetahui fungsi produk kerajinan bahan keras
2) Siswa
dapat mengetahui teknik pembuatan kerajinan bahan keras
3) Siswa
dapat mengetahui langkah pembuatan kerajinan bahan keras.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kerajinan dari Bahan Keras
Karya
kerajinan dari bahan keras adalah kerajinan yang bahan bakunya menggunakan
bahan yang keras, kerajinan ini terbagi dalam dua bentuk, yaitu karya kerajinan
bahan keras alami dan karya kerajinan bahan keras buatan.
·
Kerajinan bahan keras
alami adalah kerajinan yang bahan baku
pembuatannya masih berasal dari bahan alami. Contohnya seperti : kayu, bambu,
biji-bijian, batu, kerang, rotan, tulang, dan sebagainya.
·
Kerajian bahan keras
buatan adalah karya kerajinan yang bahan bakunya sudah melewati proses
pengolahan oleh manusia. Contohnya adalah kaleng, logam, besi, semen, kawat,
dan sebagainya.
2.2 Teknik Pembuatan Produk
Kerajinan dari Bahan Keras
Ada
beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan keras. Teknik tersebut
disesuaikan dengan bahan yang digunakan. Adapun teknik yang dapat digunakan
untuk membuat karya kerajinan dari bahan keras antara lain:
1) Teknik
Patri
Pematrian
adalah suatu metode penyambungan bahan logam dibawah pengaruh panas dengan
pertolongan bahan tambah logam atau campuran logam. Bahan tambah (biasa disebut
patri) merupakan bahan logam atau campuran logam yang mudah melebur karena
mempunyai titik lebur dibawah titik lebur bahan logam yang akan di sambungkan.
Pematrian banyak digunakan pada sambungan konstruksi yang baik untuk dipatri,
namun tidak dapat di las. Pematrian dapat di pertimbangkan untuk di terapkan
pada kondisi-kondisi di bawah ini :
a.
Sebagai pengganti
pengelasan pada konstruksi bahan yang peka terhadap suhu pengelasan yang
tinggi, yang dapat mengakibatkan kerugian (mengubah struktur bahan, menyebabkan
pengerutan, pengoyakan, retak ataupun pecah).
b.
Untuk menyambung logam
yang titik leburnya sangat berbeda, misalnya baja dan kuningan, tembaga, logam
keras.
c.
Untuk menyambung benda
kerja yang sangat kecil, sangat tipis atau bentuknya istimewa dan tebalnya
sangat berbeda.
d.
Untuk pekerjaan perbaikan
bagian yang sangat peka terhadap panas, misalnya perkakas.
e. Untuk
pengedapan (sambungan wadah, retak-retak, dan lain-lain).
2) Teknik
Cetak
Teknik
cetak dapat di bagi menjadi 2 yaitu :
a.
Teknik tuang berulang
Teknik ini
menggunakan 2 keping cetakan terbuat dari batu dan dapat dipakai berulang kali
sesuai dengan kebutuhan. Teknik ini digunakan untuk mencetak benda-benda yang
sederhana, baik bentuk maupun hiasan nya.
b.
Teknik tuang sekali pakai
Teknik ini
digunakan membuat benda perunggu yang bentuk dan hiasan nya lebih rumit,
seperti arca dan patung perunggu. Teknik ini diawali dengan membuat model dari
tanah liat, selanjutnya dilapisi dengan lilin, lalu ditutupi lagi dengan tanah
liat. Kemudian dibakar untuk mengeluarkan lilin sehingga terbentuklah rongga.
Dari rongga ini perunggu dapat dituang ke dalamnya. Setelah dingin, cetakan
tanah liat dapat dipecah sehingga di peroleh benda perunggu yang di inginkan.
3) Teknik
Grafir
Teknik
grafir adalah teknik mengikis sebagian permukaan material dengan pola tertentu,
teknik grafir ini biasa digunakan untuk berbagai produk, seperti mulai dari:
a.
Trofi.
b.
Aksesori.
c.
Perhiasan dan hingga.
d. Alat
tulis.
Teknik
grafir atau engraving secara umum dibagi menjadi 2 model yaitu sebagai berikut:
a) Vector
Engraving
Vector engraving
adalah proses menggores garis dengan menggunakan laser untuk menghasilkan pola
garis
b)
Raster Engraving
Raster engraving
adalah proses raster yang akan menghasilkan gambar dengan gradasi, ketajaman
gambar bervariasi tergantung pada material yang di gunakan, yaitu 45 dpi–1.200
dpi.
4) Teknik
Etsa
Teknik
etsa adalah teknik cetak yang menggunakan media cetak berupa lempengan tembaga.
Hasil cetakan etsa umumnya bersifat linear dan seringkali memiliki kontur yang
halus. Teknik etsa adalah cara untuk membuang atau mengikis bagian yang harus
direndahkan dengan bahan kimia tertentu.
Bahan
yang dapat digunakan untuk membuat negatif cetak dalam dengan teknik etsa
adalah berbagai jenis logam seperti diantaranya yakni sebagai berikut :
a.
Pelat tembaga
b.
Kuningan
c.
Aluminium dan
d. Seng
5) Teknik
Bubut
Bubut
adalah suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatan nya dilakukan dengan
cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara
transisi sejajar dengan sumbu putar dai benda kerja. Gerakan putar dari benda
kerja disebut dengan gerak potong relatif dan gerakan translasi dari pahat
disebut dengan umpan.
6) Teknik
Las
Pengelasan
adalah teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk
dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam
penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinu.
7) Teknik
Ukir
Mengukir
adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang
di ukir. Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain sebagai
berikut :
a.
Ukiran tembus
(krawangan).
b.
Ukiran rendah.
c.
Ukiran tinggi (timbul).
d. Ukiran
utuh.
Karya
seni ukir memiliki beberapa fungsi yaitu:
a) Fungsi
Hias
Fungsi hias adalah
ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak memiliki makna
tertentu.
b)
Fungsi Magis
Fungsi magis adalah
ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan berfungsi sebagai benda magis
yang berkaitan erat dengan kepercayaan atau sering disebut spiritual.
c)
Fungsi Simbolis
Fungsi simbolis
adalah ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan, juga berfungsi
menyimbolkan hal tertentu yang berhubungan dengan spiritual.
d)
Fungsi Konstruksi
Fungsi konstruksi
adalah ukiran yang selain sebagai hiasan, juga berfungsi sebagai pendukung
sebuah bangunan.
e)
Fungsi Ekonomis
Fungsi ekonomis
adalah ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu benda.
8) Teknik
Menganyam
Menganyam
adalah salah satu teknik kerajinan dengan menyilang-nyilangkan bagian lusi
(arah vertikal) dengan bagian pakan (arah horizontal) hingga membentuk suatu
pola tertentu. Anyaman dapat dibagi menjadi empat (4) jenis yakni sebagai
berikut :
a.
Anyaman Silang Tunggal
Anyaman silang
tunggal adalah anyaman yang memiliki dua arah sumbu yang saling tegak lurus
atau miring satu sama lainnya.
b.
Anyaman Silang Ganda
Anyaman silang
ganda adalah teknik menyisipkan dan menumpang dua benda pipih yaitu pakan (arah
horizontal) dan lusi (arah vertikal) yang berbeda arah.
c.
Anyaman 3 Sumbu
Teknik anyaman ini
memberi peluang untuk memperoleh hasil anyaman tiga sumbu jarang dan anyaman
tiga sumbu rapat, sedangkan anyaman tiga sumbu rapat dengan pola bentuk
heksagonal (segi enam beraturan) atau belah ketupat.
d.
Anyaman 4 Sumbu
Teknik anyaman ini
berprinsip menyisip dan menumpangkan benda pipih yaitu pakan dan lusi secara
satu sama lainnya berbeda arah. Hanya saja benda pipih yang berbeda arah di
sini makin banyak jumlahnya (empat buah sumbu). Jenis anyaman empat sumbu
termasuk jenis anyaman yang berlubang-lubang dengan bentuk pola oktagonal (segi
delapan beraturan).
2.3 Mengenal Berbagai Jenis
Batu Untuk Bahan Kerajinan
·
Batuan Lava Beku
Karakteristik
batu lava beku bergantung dari di mana mereka terbentuk. Jauh di dalam bumi, di
bawah panasnya aksi vulkanik, magma dipaksa naik melalui batuan beku padat yang
berusia lebih tua. Kemudian didinginkan, membentuk granit, basal, dan diorit.
Granit terbuat dari kristal kuarsa dan mineral feldspar yang mengandung silika.
·
Batu granit
Batu
granit adalah jenis batu lava yang digunakan untuk bahan kerajinan sebagai
kerajinan ukir batu, meski sebenarnya kata ukir kurang tepat dalam deskripsi ini.
Karena yang dilakukan bukanlah mengukir batu dengan tatah atau pahat seperti
halnya mengukir marmer, melainkan menggerus bebatuan tersebut.
pola
batu granit yang cantik dan kaya
Alat
yang biasa digunakan untuk memproses bebatuan granit menjadi kerajinan adalah
dengan menggunakan gergaji dari berlian. Dengan menggunakan gergaji berlian
tersebut maka proses pemotongan batu granit akan berlangsung lebih mulus dan
cepat. Dalam batuan granit terdapat berbagai variasi warna yang kaya, dengan
ukuran kristal beracam macam, mulai dari butiran kasar hingga yang sangat padat
dan halus. Kerajinan dari batu granit akan berfungsi maksimal dan terlihat
indah menjadi dekorasi outdoor.
·
Batuan Sedimen
Ketika
batuan mulai terkena erosi karena angin, hujan dan terik sinar matahari,
partikelnya akan terbawa ke bawah menuju sebuah tempat dimana sedimen
terakumulasi. Di lautan, tumbuhan kecil dan bangkai dari fauna tenggelam ke
dasar dan menambah lapisan sedimen menjadi lebih tebal. Setelah ribuan tahun,
tekanan dari berbagai laoisan sedimen ini telah memperkeras sedimen terebut dan
mengubahnya menjadi batu gamping atau batuparas.
·
Batu gamping
Batu
gamping terbentuk di dasar laut, terbuat dari sedimen fauna purba di laut. Jadi
tak mengherankan jika anda menemukan fosil makhluk seperti crynoids dan
brachiopods ketika memahat batu gamping. Batu ini memiliki komponen pembentuk
terbesar dari kalsium karbonat atau kalsit mineral.
ukiran
batu gamping
Batu
gamping memiliki karakter mudah diukir dan mampu mengeluarkan detil dengan
baik, tapi tetap cukup kuat untuk diukir dengan penyangga. Meski batuan jenis
ini tidak memiliki keistimewaan keindahan dari warna yang tidak variatif, batu
ini memiliki kekayaan tekstur yang bisa diciptakan. Dengan karakternya yang
tahan terhadap hujan asam dibanding dengan marmer, maka batuan jenis ini juga
bisa menjadi pilihan menarik untuk dekorasi outdoor.
·
Batu paras
batu
paras dalam bentuk mentah
Batu
paras adalah suatu bentuk dari batu sedimen yang terbentuk dari lapisan pasir
yang terekat bersama silika atau kalsium karbonat. Untuk batu paras biasanya
memiliki arah lapisan yang khas, dan karena karakter kandungannya, batu paras
cenderung lebih cepat membuat aus peralatan ukir anda. Batu paras juga
mengandung silika seperti batu granit yang membuatnya berbahaya jika terhisap
dalam jangka panjang, maka pemakaian respirator adalah wajib untuk perlindungan
anda.
·
Batuan Metamorfis
Batuan
metamorfis terbentuk ketika lapisan sedimen terekspos pada panas dan tekanan
serta mengalami perubahan kimiawi yang membentuk material kristal baru. Setelah
mengalami proses metamorfis, maka batu gamping kemudian terbentuk menjadi batu
marmer.
·
Batu Marmer
Batu
marmer telah menjadi batu pilihan untuk dijadikan sebagai bahan kerajinan
ukiran sejak jaman Yunani kuno. Batu marmer memiliki tingkat kesulitan
penggarapan yang moderat, memiliki kemampuan untuk dibentuk dengan tingkat
detil yang sangat baik. Dengan teknik polesan tertentu, maka struktur kristal
yang ada di dalamnya akan terlihat sangat cemerlang. Batu jenis ini tidak tahan
terhadap asam, oleh karena itu batu marmer bukanlah pilhan yang baik untuk
dijadikan hiasan outdoor.
·
Batu Pualam
Batu
pualam merupakan bebatuan yang sangat lunak untuk di pahat dan diukir.
Cenderung rapuh dan menjadi sepihan atau bahkan terbelah menurut jalur retakan
yang tersembunyi dalam batu tersebut. Batu pualam memiliki warna dan pola yang
luar biasa cantik, sehingga terkadang banyak orang yang kurang memperhatikan
ukirannya melainkan hanya mengagumi keindahan dari batu tersebut semata.
·
Batu Sabun
Batu
sabun, atau yang dikenal juga dengan nama statite adlaah batuan lunak yang
bahkan bisa dipahat menggunakan pisau. Dengan tekstur seperti layaknya sabun,
batu ini terbuat dari talc. Batu ini merupakan pilihan bagus untuk pemula,
meski karena demam batu pada tahun lalu telah membuat batu jenis ini memiliki
harga yang cukup tinggi.
2.4
Fungsi
Produk Dari Bahan Keras
a.
Benda pakai, adalah karya
kerajinan yang diciptakan mengutamakan fungsinya. Unsur keindahannya hanyalah
sebagai pendukung.
b.
Benda hias, adalah karya
kerajinan yang dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan. Jenis ini lebih
menonjolkan aspek keindahan daripada aspek kegunaan atau segi fungsinya.
2.5
Daerah Penghasil Kerajinan Batu
Batu yang memillki tekstur
keras dan cenderung kaku dan sulit dibentuk, ternyata dapat diolah menjadi seni
kerajinan yang indah. Salah satunya berasal dari daerah Sukaraja,
Sukabumi. Di daerah ini dapat dijumpai berbagai material batu yang telah
dilolah menjadi hiasan dan dekorasi rumah. Ada batu akik, jesper, fosil, dan
batu-batu permata lainnya yang dibentuk menjadi hiasan dengan motif flora dan
fauna.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerajinan
bahan keras merupakan salah satu peluang kita untuk menjadi wirausahanwan sejak
dini karena kita dapat memulainya dengan cara yang sederhana.
3.2 Saran
Kerajinan
bahan keras dapat kita produksi untuk menjadi berbagai macam kerajinan bahan
keras. Dibutuhkan semangat dan kreatifitas untuk melahirkan kerajinan bahan
lunak yang digemari oleh banyak orang.