BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk
menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan
hidup manusia. Teknologi Tepat Guna adalah suatu alat yang sesuai dengan
kebutuhan dan dapat berguna serta sesuai dengan fungsinya di dalam Masyarakat
Tradisional yang modern.
Secara teknis Teknologi Tepat Guna merupakan jembatan antara teknologi
tradisional dan teknologi maju. Oleh karena itu aspek-aspek Kultural dan
ekonomi juga merupakan dimensi yang harus diperhitungkan dalam mengelola
Teknologi Tepat Guna.
1.2 Rumusan masalah
·
Apa pengertian dari Teknologi Tepat Guna?
·
Apa faktor-faktor Pertumbuhan dan Perkembangan Teknologi
Tepat Guna?
·
Apa saja karakteristik Teknologi Tepat Guna?
·
Apa saja kriteria Teknologi Tepat Guna?
·
Kesesuaian apa yang terdapat di Teknologi Tepat Guna?
·
Apa ciri-ciri Teknologi Tepat Guna?
·
Apa syarat Teknologi Tepat Guna?
·
Apa jenis-jenis Teknologi Tepat Guna?
·
Apa Fungsi dan Manfaat Teknologi Tepat Guna?
·
Apa saja Contoh Produk Karya Rekayasa Inovasi Teknologi
Tepat Guna?
·
Apa saja Dapak Positif dan Negatif Teknologi Tepat Guna?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas adalah,
adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui konsep dasar dari
“Teknologi Tepat Guna”, Jenis-Jenis dan manfaat di dalam masyarakat lokal yang
modern.
1.4 Manfaat
·
Setelah Membaca dan Memahami Makalah ini, diharapkan :
·
Memahami Pengertian Teknologi Tepat Guna
·
Mengetahui Jenis Teknologi Tepat Guna
·
Memahami Pengaruh Teknologi Tepat Guna di dalam
Masyarakat
·
Memotivasi agar kita dapat Berinovasi dan Pengembangkan
Teknologi Tepat Guna berbasis IT di dalam Masyarakat.
BAB II
Landasan Teori
2.1 Sejarah
Teknologi Tepat Guna (TTG) awalnya diusulkan
oleh E.F. Schumacher, seorang ekonom berkebangsaan Inggris dan menjadi
inspirasi salah satu bukunya yang sangat terkenal berjudul Small is
Beautiful. Schumacher adalah Dewan Penasihat Batubara Inggris (British
Coal Board Advisor) dan penasihat pemerintah untuk Burma dan selanjutnya untuk
India. Schumacher mendirikan Intermediate Technology Development Group (ITDG)
pada tahun 1966. Pendekatannya mendapat perhatian pada tahun 1960-an sebagai
gerakan sosial selama krisis energi tahun 1970-an dan sebagai gerakan
lingkungan. ITDG masih ada hingga sekarang di bawah organisasi riset aksi yang
bertujuan untuk “memperlihatkan dan mengadvokasi pembangunan berkelanjutan
melalui pemanfaatan teknologi untuk mengurangi kemiskinan di negara-negara
berkembang''.
Pada awalnya, teknologi tepat guna sering digunakan bergantian dengan
intermediet teknologi, yang berarti
teknologi antara, yaitu teknologi tradisional di negara berkembang dan
teknologi maju padat modal dari dunia barat. Istilah teknologi tepat guna dalam
konteks yang spesifik dan kadang-kadang umum dianggap sebagai suatu teknik
untuk pembangunan yang digunakan untuk mengatasi masalah kemiskinan, keadilan
sosial, ketenaga kerjaan, dan kebutuhan dasar manusia. Definisi terakhir
tentang teknologi tepat guna, bahwa teknologi ini haruslah berskala kecil,
padat karya, investasi modal yang rendah per pekerja, hemat energi, ramah
lingkungan, dikontrol dan dipelihara oleh masyarakat setempat.
Menurut Oxford English Dictionary, definisi
gabungan untuk istilah 'tepatguna' dan 'teknologi' adalah “penerapan
pengatahuan ilmiah untuk tujuan praktis sehingga cocok untuk orang, kondisi,
keempatan atau tempat tertentu”. Definisi ini berimplikasi bahwa “tepat guna”
dapat bervariasi dan oleh sebab itu istilah teknologi tepat guna tidak dapat
tepat didefinisikan. Secara umum, istilah teknologi tepat guna seringkali
digunakan dalam konteks teknologi untuk negara berkembang.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Teknologi Tepat Guna
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk
menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan
hidup manusia. Teknologi tepat guna adalah suatu alat yang sesuai dengan
kebutuhan dan dapat berguna serta sesuai dengan fungsinya. Selain itu,
teknologi tepat guna atau yang disingkat
dengan TTG adalah teknologi yang digunakan
dengan sesuai (tepat guna). Ada yang menyebutnya teknologi tepat guna sebagai
teknologi yang telah dikembangkan secara tradisional, sederhana dan proses
pengenalannya banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan dan mata pencaharian
pokok masyarakat tertentu.
Secara teknis TTG merupakan jembatan antara
teknologi tradisional dan teknologi maju. Oleh karena itu aspek-aspek
sosio-kultural dan ekonomi juga merupakan dimensi yang harus diperhitungkan
dalam mengelola TTG. Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah
menerapkan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif
minimalis dibandingkan dengan teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi
banyak limbah dan mencemari lingkungan.
3.2 Faktor-faktor Pertumbuhan dan Perkembangan
Teknologi Tepat Guna
·
Kondisi
·
Tingkat isolasi
·
Keterbukaan masyarakat
·
Tingkat pertumbuhan kehidupan sosial ekonomi masyarakat
tersebut.
·
Kebutuhan, yaitu kebutuhan yang berorientasi kepada
keadaan lingkungan geografis atau profesi kehidupan masyarakat yang
bersangkutan.
3.3 Karakteristik Teknologi Tepat Guna
Pemahaman dari teknologi tepat guna sangat
beragam di antara banyak bidang ilmu dan penerapannya, namun karakteristik
teknologi tepat guna adalah sebagai berikut:
·
Terdesentralisasi
·
Berskala relatif kecil
·
Padat karya
·
Hemat energi, dan
·
Terkait erat dengan kondisi lokal
·
Berbasiskan pada manusia penggunanya
·
Berdampak polutif seminimal mungkin.
3.4 Kriteria Teknologi Tepat Guna
Mempergunakan sumber-sumber yang tersedia
banyak di suatu tempat. Sesuai dengan keadaan ekonomi dan sosial masyarakat
setempat. Dapat membantu memecahkan masalah dalam masyarakat setempat.
Banyak rumusan lain mengenai Teknologi Tepat
Guna. Rumusan berikut adalah yang dianut Pusat Teknologi Pembangunan ITB (PTP
ITB). PTP ITB mengajukan tiga
kriteria persyaratan yang harus dipenuhi yaitu Teknis, Sosial dan Ekonomik.
Persyaratan Sosial meliputi :
1) Memperhatikan kelestarian tata lingkungan
hidup, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku dan sumber energi setempat dan
sesedikit mungkin menggunakan bahan baku yang di import.
2) Jumlah produksi harus ukup dan mutu produksi
harus dapat diterima oleh pasaran yang ada, baik dalam maupun luar negeri.
3) Menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasar
dengan sarana angkutan yang tersedia dan yang masih dapat dikembangkan,
sehingga dapat dihindarkan kerusakan atas mutu hasil (produk) serta menjamin
kesinambungan peneyediaan pasokan (suplay) ukup teratur.
4) Memperhatikan ketertersediaan peralatan, serta
operasi dan perawatannya demi kesimanbungan (kontinuitas) persyaratan teknis.
Persyaratan Teknis meliputi :
a. Memanfaatkan keterampilan yang sudah ada atau
kerterempilan yang mudah pemindahannya, serta sejauh mungkin menegah latihan
ulang yang sukar dilakukan, mahal dan memakan waktu
b. Menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja
yang dapat terus menerus berkembang.
c. Menekan serendah mungkin pergeseran tenaga
kerja yang mengakibatkan pengangguran ataupun setengah pengangguran.
d. Membatasi timbulnya ketegangan sosial dan
budaya, dengan mengatur agar peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas
tertentu.
e. Menjamin agar peningkatan produksi serasi
dengan peningkatan yang merata atas pendapatan.
Persyaratan Ekonomik meliputi :
1) Membatasi sesedikit mungkin kebutuhan modal.
2) Menekan, sehingga minimum kebutuhan akan
devisa.
3) Mengarahkan pemakaian modal, agar sesuai
dengan renana pengembangan lokal, regional dan nasional.
4) Menjamin agar hasil dan keuntungan kembali
kepada produsen dan tidak meniptakan terbentuknya mata-rantai baru.
5) Mengarahkan usaha pada pengelompokan seara
koperatif.
3.5 Kesesuaian Teknologi Tepat Guna
Kapan suatu teknologi itu yang sesuai (tepat
guna?) Suatu pertanyaan yang sering diajukan. Berbagai jawaban dikemukakan.
Dari beberapa jawaban-jawaban dan bertolak dari kriteria dan syarat TT yang
dikemukakan diatas, dapat diajukan beberapa ketentuan bahwa suatu teknologi
dikatakan sesuai (tepat guna):
a. apabila teknologi itu sebanyak mungkin
mempergunakan sumber-sumber yang tersedia banyak di suatu tempat.
b. apabila teknologi itu sebanyak mungkin
mempergunakan sumber-sumber yang terdapat sedikit disuatu tempat.
c. apabila teknologi itu dapat sesuai dengan
keadaan ekonomi dan sosial masyarakat setempat dan
d. apabila teknologi itu membantu memeahkan
persoalanmasalah yang sebenarnya, bukan teknologi yang hanya bersemayam
dikepala perenananya.
3.6 Ciri-ciri Teknologi Tepat Guna
Sebagaimana telah dikemukakan pada kriteria
dan syarat dan kesesuaian TTG, dapat dikemukakan ciri-ciri yang cukup menggambarkan
TTG (walaupun tidak berarti sebagai batasan) adalah sebagai berikut:
a. Perbaikan teknologi tradisional yang selama
ini menjadi tulang punggung pertanian, industri, pengubah energi, transportasi,
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di suatu tempat.
b. Biaya investasi cukup rendah/ relatif murah.
c. Teknis cukup sederhana dan mampu untuk
dipelihara dan didukung oleh keterampilan setempat.
d. Masyarakat mengenal dan mampu mengatasi
lingkungannya.
e. Cara pendayagunaan sumber-sumber setempat
termasuk sumber alam, energi, bahan secara lebih baik dan optimal.
f.
Alat mandiri masyarakat dan mengurangi ketergantungan
kepada pihak luar (self- realiance motivated).
3.7 Syarat Teknologi Tepat Guna
Syarat Teknologi bisa dikatan tepat sasaran
atau dikatakan Teknologi Tepat Guna yaitu:
a. Biaya murah
b. Mudah dibangun
c. Mudah dirawat
d. Berdaya guna
e. Berhasil guna
f.
Aman digunakan siapapun
g. Ramah lingkungan.
3.8 Jenis-jenis Teknologi Tepat Guna
A. Bidang Pendidikan
Teknologi tepat
guna pada bidang pendidikan mempunyai faktor pendukung dalam proses pembelajaran dan teknologi tepat guna
tersebut dapat memudahkan proses belajar mengajar dengan hasil lebih baik atau
optimal misalnya, Bahan ajar/sumber belajar, Media pembelajaran, Sarana
praktek/praktikum, Sistem penilaian,
Sistem pembelajaran. Sedangkan Teknologi tepat guna dalam mata pelajaran dapat
diterapkan dalam hal : Sistem penanganan kasus, Sistem informasi, Sistem diagnosa
kasus, Tes psikologi.
B. Bidang Transportasi
Kebutuhan akan
transportasi memudahkan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dari segi ekonomi
dengan lebih ringan tetapi juga lebih cepat dan penghematan waktu untuk
menempuh jarak wilayah. Dalam perkembangannya transportasi mengalami kemajuan
di bidang IPTEK sehingga dengan mudah
masyarakat menggunakan bentuk dari pelayanan transportasi public ini seperti
pada jaman dulu, masyarakat memakai kendaraan sepeda roda 2 atau yang lebih
dikenal ontel, lalu berkembang lagi untuk dinaiki oeh 2 penumpang yaitu becak,
berkembang lagi dengan menggunakan mesin dan tidak mengurangi kapasitas dari
becak tersebut, munculah bemo dan bajaj berkeambang lagi dengan menggunakan
roda 4 sehingga dapat memperbanyak daya tampung penumpang mobil sedan angkot
mini maupun miniarta, sampai pada puncaknya pada pertengahan munculah kereta
api dan hingga saat ini menuju kesuksesan maka dibuatlah pesawat udara untuk
mempermudah public dalam tranportasi tanpa batas antar Negara bahkan pulau.
Itulah gambaran dari perkembangan
transportasi public di negeri kita ini.
C. Bidang Kesehatan dan Kedokteran
Bidang kedokteran
sudah pasti ada banyak teknologi yang digunakan. Misalnya untuk memeriksa kadar
kolesterol, kadar gula, fungsi pencernaan, fungsi syaraf dan lainnya ada sistem
canggih yang digunakan. Menggunakan alat semacam maghnet yang digenggam
kemudian langsung terhubung dengan layar komputer dan diketahui bagaimana
kondisi tubuh pasien. Hal tersebut berarti tidak hanya menggunakan metode
pengambilan sampel darah saja. Alhasil ada banyak alternatif untuk
membandingkan hasil pemeriksaan sehingga lebih maksimal. Belum lagi teknoloti
CT scan, USG dan sebagainya.
D. Bidang Pertanian dan Peternakan
Anda bisa
melihat bagaimana tanah digarap dengan bajak. Dimana sebelumnya harus
dicangkul. Pencangkulan lahan dinilai terlalu lama dan terlalu banyak orang
yang diperlukan. Kemudian muncul bajak dengan memanfaatkan sapi atau kerbau
sebagai penggerak. Pekerjaan menggarap tanah lebih cepat. Namun ternyata masih
dianggap terlalu lama lalu muncullah trantor yang membuat penggarapan lahan
pertanian lebih cepat. Belum lagi penemuan pembuatan pupuk. Mulai pupuk buatan
hingga pupuk organik cair (POC) yang dinilai lebih aman bagi tanaman.
E. Bidang Usaha Kecil Menengah
Bidang satu ini
termasuk sangat berkembang teknologi yang dihasilkan. Jika dulu untuk mengiris
bawang perlu bersusah payah, kini sudah ada mesin pengupas dan pengiris bawang.
pengirisian lebih cepat dan lebih banyak. Lalu ada mesin pengiris untuk
pembuatan keripik singkong, keripik ubi, keripik kentang. Siapa sangka, buah
dan sayur bisa dijadikan keripik. Namun saat ini hal tersebut bukan bualan.
Terdapat pengiris untuk keripik buah, terdapat mesin untuk pembuatan keripik,
dimana hasilnya akan dimaksimalkan dengan mesin peniris minyak. Apapun jenis
gorengan akan semakin renyah dan minim sisa minyak goreng. Padahal dahulu untuk
meniriskan minyak kebanyakan menggunakan koran bekas yang belakangan diketahui
berbahaya karena tinta pada koran bisa menempel pada makanan tersebut.
F.
Bidang Sosial
Bidang Sosial
yaitu menyangkut SDM Pada akhirnya setiap perkembangan teknologi yang ada mampu
meningkatkan produktifitas kinerja manusia. Misalnya pada bidang sosial. Para
pengusaha atau wirausaha yang dilakukan semakin berkembang usaha yang dimiliki
dengan menggunakan berbagai teknologi yang ada saat ini. Adanya teknologi tepat
guna pun bisa dikatakan mampu meningkatkan perekonomian lebih banyak orang.
3.9 Fungsi dan
Manfaat Teknologi Tepat Guna
a. Secara Umum
Secara umum
Manfaat dari teknologi tepat guna adalah:
o Memenuhi kebutuhan masyarakat yang makin hari
makin meningkat
o Meningkatnya kemampuan masyarakat bagi yang
mampu mengoperasionalkan dan memanfaatkan TTG tersebut.
o Bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui pemenuhan kebutuhannya.
o Teknologi tepat guna dapat mempermudah dan
mempersingkat waktu pekerjaan tenaga kesehatan dan klien
o penambahan hasil produksi yang makin meningkat
dari sebelumnya.
o Masyarakat mampu mempelajari, menerapkan,
memelihara teknologi tepat guna tersebut
o Masyarakat / klien bisa lebih cepat ditangani
oleh tenaga kesehatan
o Hasil diagnosa akan lebih akurat, cepat, dan
tepat.
b. Manfaat teknologi tepat guna dalam wirausaha
Berdasarkan
pengertian wirausaha di atas maka penggunaan teknologi tepat guna sangat dibutuhkan dalam
menjalankan sebuah usaha Adapun manfaat TTG dalam wirausaha yaitu:
o Menigkatkan hasil produksi/ Teknologi tepat
guna untuk tingkatkan produksi pangan Penggunaan mesin pengolah padi, dll.
o Memudahkan pengusaha dalam memproduksi barang
Mesin giling, dll.
o Memudahkan pemasaran produk Hp, internet, dll.
o Biaya produksi hemat.
3.10 Contoh Produk Karya Rekayasa Inovasi
Teknologi Tepat Guna
Beberapa contoh aneka produk karya rekayasa
inovatif yang menggunakan teknologi tepat guna antara lain, seperti berikut :
a.
Alat pencetak briket
Alat pencetak
briket adalah kempa yang berfungsi mencetak tepung arang dengan ukuran mesh
tertentu yang telah dicampur dengan perekat kanji sehingga menjadi briket arang
dengan ukuran dan bentuk tertentu seperti: kubus, bulat tepung, dan atau bulat
pepat. tekanan yang dihasilkan oleh kempa dapat berasal dari hidrolik maupun tekanan
mekanik menggunakan ulir.
b.
Alat pengering hasil pertanian
Alat pengering
hasil pertanian, merupakan modifikasi alat dengan alat utama sumber panas,
untuk mengurangi kadar air hasil pertanian dan baki (tray). yang berfungsi
sebagai “alas jemur” pada proses penjemuran secara alami serta blower yang
berfungsi menghantarkan panas melalui saluran tertentu (selang) sehingga
mengenai permukaan produk yang akan dikeringkan.
c.
Alat pengambilan zat warna alam indigo
Proses
pengambilan zat warna alam indigo pada dasarnya adalah bagaimana melakukan
aerasi pada cairan hasil rendaman daun dari tanaman indigofera tinctoria.L.
sirkulasi air dengan meggunakan pompa memungkinkan terjadinya proses aerasi.
d.
Alat pembuatan tepung
Alat pembuat
tepung arang, terdiri atas dua komponen utama, yaitu penghalus, dan penyaring.
penghalus dapat berupa grind, yaitu pertemuan dua buah logam yang berputar
berlawanan arah dan menghancurkan arang benda yang hendak dhaluskan. penyaring
berfungsi mengayak arang dengan ukuran mesh tertentu.
e.
Alat perajang sampah organic
Alat perajang
sampah biasanya berbentuk rol ganda yang berputar berlawanan dan diberi bilah
berbentuk pisau, dimakksudkan untuk memperkecil ukuran agar lebih mudah melapuk
pada proses pembuatan pupuk kompos.
f.
Alat pengurai serat sabut kelapa
Bentuknya
terdiri atas rol tunggal yang diberi paku-paku panjang untuk mengurai sabut
kelapa sehingga terpisah dari serbuknya.
g.
Alat pengepres dalam pembuatan baglog Prinsip alat
ini sama dengan pencetak briket, yaitu
berbentuk kempa (tekanan) yang dihasilkan baik dari tenaga hidrolik maupun
mekanik.
h.
Alat Penjernihan Air
Salah satu cara
mendapatkan air bersih adalah menggunakan saringan air sederhana. Pada saringan
air sederhana ini selain menggunakan kerikil, sabut kelapa, ijuk, dan arang
juga ditambah satu buah lapisan spon sebagai lapisan terakhir.
3.11 Dampak Positif dan Negatif Teknologi
Tepat Guna
A. Dampak positif
·
Dengan adanya teknologi tepat guna dalam kehidupan
masyarakat lokal, maka masyarakat akan mendapat kemudahan dalam menjaga
perekonomian dan kemajuan yang lebih efisien dan efektif.
·
Membantu memecahkan persoalan/ masalah yang sebenarnya
dalam masyarakat.
B. Dampak negative
·
Jika penggunaannya teknologi tepat guna tidak sesuai
dengan lingkup yang memerlukan maka itu akan sia-sia. Dengan ketidak tepatan
penggunaan alat maka akan berdampak buruk terhadap individu masyarakat
tertentu. Contoh : penggunaan USG pada pasien dengan cara-cara yang tidak
tepat.
·
Penggunaan teknologi pada daerah pedalaman dengan tenaga
yang tidak ahli akan menimbulkan resiko terhadap pengguna dan hasilnya.
3.12 Cara membuat alat penjernih air sederhana
Alat dan bahan:
·
Gunting atau cutter digunakan untuk memotong bagian bawah
botol air mineral.
·
Botol plastik air mineral ukuran 1.500 ml, digunakan
sebagai wadah penyaringan air.
·
Kerikil, sebagai penyaring air yang pertama
·
Sabut kelapa, sebagai penyaring air tingkat kedua
·
Ijuk, sebagai penyaring air ketiga
·
Arang, sebagai penyaring air keempat
·
Spon, sebagai penyaring air terakhir atau paling bawah
·
Bak penampung berguna untuk menampung air hasil saringan,
bak penampung dapat menggunakan mangkok atau alat yang lain.
Langkah-langkah :
·
Untuk memastikan bahan-bahan yang kita gunakan
benar-benar bersih, cuci bersih semua bahan yang akan digunakan, kemudian
keringkan.
·
Ambil botol plastik air mineral bekas ukuran 1.500 ml
atau ukuran 1,5 liter. Potong bagian dasarnya menggunakan gunting atau cutter.
Mintalah bantuan orang dewasa atau guru untuk memotongnya karena menggunakan
gunting atau cutter dapat mengenai tangan.
·
Buka tutup botol, lalu tempatkan botol air di bak
penampungan, secara terbalik pegang botol air mineral supaya tidak roboh saat
dilakukan pengisian bahan-bahan penyaring air.
·
Susunlah bahan-bahan yang diperlukan sesuai urutan yaitu
paling atas adalah kerikil, sabut kelapa, arang, ijuk, dan terakhr adalah
spons.
·
Letakkan bak penampung di bawah botol untuk menampung air
hasil saringan.
·
Tuangkan beberapa gayung air kotor perlahan melalui botol
penyaring.
·
Secara terus menerus, tuang air kotor tersebut hingga air
yang tertampung berubah menjadi lebih jernih.
·
Apabila hasil saringan masih kurang bersih lakukan
penyaringan sekali lagi agar mendapatkan air yang benar-benar bersih.
·
Setelah melakukan penyaringan air dengan menggunakan alat
sederhana tugas selanjutnya adalah membuat laporan hasil pengamatan. Salah satu
bagian dalam pengamatan berisi tentang hasil pengamatan dan kesimpulan.
Hasil Pengamatan
Hasil penjernihan air dapat dilihat melalui
gambar sebelumnya. Dimana air yang semula warnanya keruh berubah menjadi lebih
bening. Hal ini karena bahan-bahan yang digunakan, seperti batu kerikil, sabut
kelapa, arang, ijuk, dan spons. Adapun batu-batu kerikil dan sabut kelapa yang
digunakan pada alat penjernihan air sederhana tersebuat adalah untuk menyaring
material-material yang berukuran besar, contoh : daun-daun, lumut, ganggang,
dan lain-lain. Sementara arang, ijuk, dan spons berfungsi untuk menyaring atau
menghilangkan bau, warna, zat pencemar dalam air, sebagai pelindung dan
penukaran resin dalam alat atau penyulingan air.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Cara-cara manusia untuk mendapatkan air bersih
melalui proses pembuatan alat penyaringan atau penjernihan air. Ada beberapa
cara menyaring atau menjernihkan air. Salah satunya, dapat dilakukan dengan
metode filtrasi dari benda-benda seperti kerikil, sabut kelapa, arang, ijuk,
dan spons yang dapat menyaring kotoran pada air limbah yang menjadikan air
lebih bening.
Dari uraian diatas dapat kami simpulkan
hal-hal sebagai berikut, Teknologi Tepat Guna (TTG) bertujuan untuk menerapkan
konsep-konsep manajemen modern ke dalam praktek (dunia nyata dan perilaku
masyarakat) dalam upaya optimalisasi hasil produksi/pendapatannya.
Teknologi Tepat Guna merupakan teknologi yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat,
tidak merusak lingkungan, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara mudah
serta menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan hidup.
Teknolgi tersebut bersifat murah dan mudah serta memiliki nilai guna
(manfaat/kemaslahatan) yang tinggi bagi masyarakat.
Teknologi Tepat Guna sebagai salah satu
instrumen penting dalam pemberdayaan masyarakat dan desa/kelurahan. Proses
facilitating merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam pengadopsian dan
pengembangan teknologi tepat guna oleh masyarakat.
4.2 Saran
Teknologi tepat guna apabila dimanfaatkan
dengan baik maka akan memperoleh hasil yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Dan sebaiknya pemerintah juga mendukung kreasi-kreasi yang dibuat
oleh pembuat teknologi tepat guna yang membantu banyak orang.