KUMPULAN MAKALAH : MAKALAH STRUKTUR JARINGAN PADA HEWAN

Wednesday, January 26, 2022

MAKALAH STRUKTUR JARINGAN PADA HEWAN

 

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

 

 

 

 

 

 



BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Hewan bertulang belakang (vertebrata) memiliki struktur yang sangat kompleks. Aktivitas tertentu melibatkan berbagai tingkatan organisasi tubuhnya, yaitu sel, jaringan , organ dan system organ. Sebagai contoh sederhana adalah jantung. Apa ysng menyusun jantung? Bagaimana jantung bekerja? Jantung terdiri atas berjuta - juta sel sejenis yang membentuk jaringan .Jaringan tersebut berkumpul membentuk organ jantung yang berungsi untuk memompakan darah ke seluruh tubuh untuk membawa zat makanan, mineral, dan oksigen.

Organ jantung membutuhkan organ lainnya untuk bejerja sama sehinggs membentuk system organ. System organ tersebut adalah system peredaran darah. Dengan contoh tersebut diharapkan kita dapat memahami tingkatan organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel, jaringan organ, system organ sampai organisme .Sel hewan memiliki organel yang khas, yaitu adanya sentriol. Adanya organel tersebut menjadi salah satu cirri yang membedakan hewan dan tumbuhan. Seperti pada tumbuhan, sel -sel hewan memiliki struktur dan fungsi yang sama akan membentuk suatu jaringan. Berikut ini akan diuraikan jaringan pada hewan secara lebih terperinci.

 

1.2 Tujuan Penelitian

Makalah ini disusun dengan tujuan :

1.      Mendeskripsikan macam -macam jaringan hewan .

2.      Mengetahui jaringan penyusun organ dan system organ .

1.3  Manfaat

1.      Memahami jaringan -jaringan pada hewan

2.      Menambah wawasan

3.      Mengetahui bagian-bagian serta fungsi jaringan hewan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 Pengertian

Sebagai organisme bersel banyak (multiseluler), tubuh hewan disusun oleh banyak sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda. Sel-sel yang berkelompok dan memiliki bentuk dan fungsi yang sama dalam tubuh hewan disebut sebagai jaringan hewan.

Jaringan dengan bentuk yang khusus memungkinkan sel-sel di dalamnya melakukan fungsi yang spesifik, misalnya jaringan syaraf yang memungkinkan tubuh hewan menerima dan menyampaikan rangsangan (peka).

Seperti pada tubuh manusia, jaringan dalam tubuh hewan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu jaringan benih (germinal) dan jaringan tubuh (somatis). Jaringan benih (germinal) adalah jaringan yang aktif membelah diri untuk menghasilkan benih baru, sementara jaringan tubuh (somatis) merupakan jaringan yang terdapat dalam tubuh hewan sepanjang hidupnya. Jaringan tubuh (somatis) pada hewan dibagi menjadi empat jaringan utama, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

 

2.2 Bagian – Bagian

Jenis jaringan yang umumnya terdapat pada hewan vertebrata dan manusia ada 5 macam yaitu :

 

 

2.2.1 Jaringan Epitel

2.2.1.1 Pengertian

Jaringan epitel pada hewan merupakan jaringan yang berfungsi sebagai pelapis organ dan rongga tubuh bagian luar hewan. Jaringan epitel berlokasi pada permukaan tubuh hewan yang membatasi organ tubuh dengan lingkungan luarnya. Jaringan epitel yang melapisi permukaan tubuh atau lapisan luar tubuh disebut sebagai epitelium, jaringan epitel yang membatasi rongga tubuh disebut mesotelium, dan jaringan epitel yang membatasi organ tubuh disebut endotelium.

Jaringan epitel berfungsi untuk melindungi jaringan yang ada di bawahnya dari kerusakan, sebagai pengangkut zat-zat antar jaringan, dan sebagai tempat keluarnya enzim. Berdasarkan bentuknya, jaringan epitel dibagi menjadi tiga jenis, yaitu epitel pipih, epitel batang (silinder), dan epitel kubus.

Epitel pipih memiliki ciri berupa selnya yang berbentuk pipih dengan nukleus bulat di tengah. Epitel batang (silinder) merupakan jaringan epitel yang disusun oleh sel yang berbentuk seperti batang dengan nukleus bulat di dasar sel. Sementara epitel kubus merupakan jaringan epitel yang disusun oleh sel berbentuk kubus dengan nukleus bulat besar di tengah.

 

2.2.1.2 Jenis Jaringan Epitel

Berdasarkan jumlah lapisan selnya, jaringan epitel dibagi menjadi beberapa jaringan, yaitu:

·         Epitel pipih selapis (sederhana) yang memiliki ciri-ciri inti selnya berbentuk bulat di tengah, sitoplasma jaringannya sangat jernih, dan sel-selnya tersusun sangat rapat. Jaringan epitel pipih lapis terletak pada kapsula bowman pada ginjal, lapisan dalam limfa dan pembuluh darah, alveolus dan paru-paru, ruang jantung, selaput bagian dalam telinga, dan sel ekskresi kecil dari kebanyakan kelenjar. Jaringan epitel pipih selapis berfungsi sebagai pelapis bagian dalam rongga dan saluran, tempat difusi zat, dan tempat infiltrasi zat.

·         Epitel pipih berlapis yang berfungsi sebagai lapisan pelindung dari pengaruh luar dan penghasil mukus. Jaringan epitel pipih berlapis ini terletak pada kulit (dengan zat tanduk), rongga hidung, rongga mulut, epidermis, esofagus, laring, vagina, dan saluran anus.

·         Epitel batang selapis yang memiliki ciri-ciri bersitoplasma jernih, memiliki sel yang berbentuk batang, dan memiliki inti sel bulat yang berada di dekat dasar. Jaringan epitel batang berlapis memiliki fungsi dalam proses sekresi, penyerapan (absorpsi), penghasil mukus, dan pelicin atau pelumas permukaan saluran. Jaringan ini banyak ditemukan pada usus, dinding lambung, kantong empedu, saluran rahim, saluran pencernaan, dan saluran pernapasan bagian atas.

·         Epitel batang berlapis banyak yang tersusun dari banyak lapisan sel berbentuk batang. Jaringan epitel batang berlapis terdapat pada dinding kelopak mata, laring, faring, uretra, dan lapisan konjungtiva (lapisan yang selalu basah karena lendir) seperti pada bagian mata yang berwarna putih. Jaringan epitel batang berlapis banyak berfungsi sebagai pelindung, penghasil mukus, gerakan zat melewati permukaan, dan saluran ekskresi kelenjar ludah dan kelenjar susu.

·         Epitel kubus selapis yang berfungsi sebagai lapisan pelindung, tempat penyerapan zat (absorbsi), dan penghasil mukus atau sekresi. Jaringan epitel kubus selapis terletak pada kelenjar air liur, retina mata, permukaan ovari, dan saluran dari nefron ginjal.

·         Epitel kubus berlapis banyak yang berfungsi sebagai pelindung, penghasil mukus, dan pelindung dari gesekan. Jaringan epitel kubus berlapis banyak dapat ditemukan pada folikel ovarium, testis, kelenjar keringat, dan kelenjar ludah.

·         Epitel transisi yang memiliki ciri sel penyusunnya dapat berubah bentuk dan berlapis-lapis dan berfungsi sebagai penahan regangan dan tekanan. Jaringan epitel transisi terdapat pada organ saluran pernapasan, ureter, dan kandung kemih.

 

2.2.1.3 Fungsi Jaringan Epitel pada Hewan

Jaringan epitel pada hewan memiliki beberapa fungsi, yaitu:

·         Sebagai pelindung jaringan yang berada di sebelah dalamnya, seperti jaringan epitel kulit dan jaringan epitel rongga mulut.


·         Sebagai kelenjar yang menghasilkan sekret. Kelenjar ini ada dua jenis, yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin.

·         Sebagai reseptor atau penerima rangsang, yang disebut epitel sensori atau neuroepitelium. Jaringan epitel sensori ini kebanyakan berada di sekitar alat indra.

·         Sebagai pintu gerbang lalu lintas zat yang mengatur penyerapan zat ke dalam tubuh dan pengeluaran zat dari dalam tubuh. Contohnya adalah pada nefron yang dilewati urine, pada jonjot usus sebagai penyerap zat makanan, dan pada alveolus paru-paru yang menjadi tempat keluar dan masuknya O2 dan CO2.

 

 

2.2.2 Jaringan Ikat

2.2.2.1 Pengertian

Jaringan ikat merupakan jaringan yang berkembang dari mesenkim, yang berasal dari lapisan tengah embrio (mesoderm). Jaringan ikat ini merupakan penyokong utama dari tubuh hewan dan manusia, sehingga seringkali disebut juga sebagai jaringan penyokong atau jaringan penyambung. Sel-sel jaringan ikat berada dalam sejumlah besar matriks (bahan ekstraseluler) yang diekskresikan sel-sel penyusunnya. Letak sel-sel jaringan ikat tidak berhimpitan rapat atau berpencar-pencar, bila berhubungan dengan ujung-ujung protoplasmanya.

 

2.2.2.2 Jenis Jaringan Ikat

Jaringan ikat dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Jaringan Ikat Sebenarnya

Jaringan ikat sebenarnya merupakan jaringan ikat yang berada di seluruh bagian tubuh hewan karena berada di bawah kulit hewan, yang berfungsi menghubungkan berbagai organ serta mengisi ruang antarjaringan yang berdekatan. Berdasarkan susunannya, jaringan ikat dibedakan menjadi jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, dan jaringan lemak (jaringan adiposum).

Jaringan ikat longgar dibentuk oleh matriks atau substansi dasar yang mengandung bermacam-macam sel dan serabut. Di dalam matriks pembentuk jaringan ikat longgar, terdapat empat macam sel, yaitu fibroblas, sel cagak (mast cell), sel lemak, dan makrofag.

Fibroblas adalah sel yang menghasilkan serabut kolagen, serabut elastis, dan matriks; sel cagak (mast cell) adalah sel penghasil heparin atau anti pembekuan; sel lemak merupakan sel penimbun lemak; sementara makrofag adalah sel ameboid yang memakan partikel asing, yang berperan sebagai pelindung tubuh dari bibit penyakit.

Di dalam matriks juga terdapat dua macam serabut, yaitu serabut kolagen dan serabut elastis. Serabut kolagen merupakan berkas serabut yang fleksibel, tetapi tidak elastis, sementara serabut elastis adalah serabut yang fleksibel dan elastis. Kedua serabut ini membentuk jaringan pada matriks yang menghubungkan berbagai jaringan, seperti kulit dengan struktur di bawahnya.

Jaringan ikat padat dibagi menjadi dua, yaitu jaringan ikat kolagen dan jaringan ikat elastis. Jaringan ikat kolagen merupakan jaringan ikat padat yang matriksnya mengandung berkas serabut kolagen yang padat. Contoh dari jaringan ikat kolagen ini adalah tendon yang melekatkan otot pada tulang.

Sementara jaringan ikat elastis adalah jaringan ikat padat yang matriksnya hanya mengandung serabut elastis. Jaringan ikat elastis ini terletak pada ligamen yang mengikat tulang-tulang dalam paru-paru, persendian, pita suara, dan dinding trakea.

Jaringan lemak (adiposum) merupakan jaringan ikat sebenarnya yang dalam matriksnya hanya terdapat sel-sel lemak yang penting untuk menyimpan lemak cadangan. Jaringan lemak berfungsi sebagai pelindung berbagai organ lunak seperti jantung dan ginjal, sementara pada kulit, jaringan lemak ini berfungsi sebagai pencegah kehilangan panas.

 

b. Jaringan Tulang atau Rangka

Jaringan tulang merupakan jaringan ikat yang berfungsi sebagai penyokong tubuh. Oleh karena itulah jaringan tulang dilengkapi oleh rangka yang kaku. Jaringan tulang juga terdiri dari sel-sel yang terdapat dalam matriks organik seperti pada jaringan ikat, tetapi matriks jaringan tulang bersifat lebih keras. Pada hewan vertebrata ada dua jenis jaringan tulang, yaitu tulang rawan (kartilago) dan tulang keras.


Contoh hewan vertebrata bertulang rawan adalah ikan hiu dan ikan pari, yang seluruh rangka tubuhnya terdiri dari tulang rawan. Sementara pada mamalia, sebagian besar rangkanya adalah tulang keras dan terdapat beberapa tulang rawan, khususnya pada persendian dan cawan-cawan antarvertebra.

Tulang rawan (kartilago) merupakan jaringan ikat yang disusun oleh matriks organik yang mengandung sel-sel kondroblas. Sel-sel kondroblas tersebut menghasilkan matriks kondrin. Tulang rawan sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu rawan hialin, rawan elastis, dan rawan fibrosa. Rawan hialin merupakan tulang rawan yang matriksnya semitransparan dan mengandung kondroitin sulfat.

Rawan hialin ini terdapat pada tulang rusuk, tulang pipa, hidung, rangka embrio, dan saluran pernapasan (laring, trakea, dan bronkus). Rawan elastik merupakan tulang rawan yang matriksnya agak keruh dan mengandung serabut elastis kuning. Bila rawan elastik ini dibengkokkan, akan terasa lentur dan dapat kembali ke bentuknya yang semula.

 

Contoh dari rawan elastik adalah epiglotis, daun telinga, tulang rawan pada faring, dan pembuluh Eustachius. Sementara rawan fibrosa adalah tulang rawan yang matriksnya mengandung banyak berkas serabut kolagen yang padat dan memiliki daya renggang yang lebih kuat daripada rawan hialin. Contoh dari rawan fibrosa ini adalah simfisis pubis (persambungan tulang kemaluan) dan diskus antarruas tulang belakang.

Tulang keras terbentuk dari matriks yang 70%-nya terdiri dari garam-garam anorganik, terutama kalsium sulfat, dan 30%-nya terdiri dari zat organik, terutama serabut kolagen. Osteoblas merupakan sel pembentuk tulang yang mensekresikan bahan organik, garam fosfat, dan karbonat.

Saat sekeliling osteoblas menjadi keras, osteoblas menjadi osteosit. Berdasarkan matriksnya, tulang keras dibagi menjadi dua, yaitu tulang kompak (tulang keras) dan jaringan tulang spons (bunga karang).

Tulang kompak memiliki susunan matriks yang padat, sementara tulang spons memiliki susunan matriks yang longgar atau berongga dan berisi sumsum merah yang memproduksi sel-sel darah. Sel-sel yang tersusun pada tulang kompak membentuk sebuah sistem yang disebut sistem Havers. Pada bagian tengah sistem Havers ini terdapat sebuah saluran yang disebut sebagai saluran Havers.

Saluran Havers ini berisi pembuluh darah, pembuluh limfa, dan saraf. Saluran-saluran Havers disambungkan oleh saluran Volkman yang ada di antara kedua saluran tersebut. Di sekeliling sistem Havers terdapat lapisan tulang yang bernama lamela. Pada lamela-lamela yang ada di sekeliling sistem Havers tersebutlah terdapat osteosit (sel-sel tulang) yang menempati rongga (lakuna) yang tersusun secara konsentris.

 

2.2.3 Jaringan Darah dan Limfa

2.2.3.1 Pengertian

Jaringan darah merupakan jaringan ikat yang disusun oleh sel-sel darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih (leukosit), dan keping-keping darah, yang berada dalam cairan yang dinamakan plasma. Plasma darah terdiri dari air yang mengandung berbagai zat terlarut yang dialirkan dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya. Bahan makanan seperti glukosa, lemak, dan asam amino, dibawa dari usus ke hati, urea dari hati ke ginjal, dan hormon dari kelenjar buntu menuju berbagai organ yang menjadi target.

Sel darah merah atau eritrosit memiliki fungsi sebagai pembawa oksigen dari organ respirasi ke berbagai jaringan, sel darah putih atau leukosit memiliki fungsi sebagai pembunuh bibit penyakit, sementara keping-keping darah berfungsi sebagai pembekuan darah. Sel darah putih dibedakan menjadi eosinofil, neutrofil, basofil (yang dihasilkan sumsum merah) dan limfosit, monosit (yang dihasilkan jaringan limfoid).

Jaringan sumsum merah dan limfoid disebut sebagai jaringan hematopoietik. Limfa atau getah bening mengandung zat-zat seperti plasma, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda. Di dalam limfa tidak terdapat sel darah merah, tetapi terdapat limfosit yang berperan sebagai fagosit.

 

2.2.3.2 Fungsi Jaringan Ikat pada Hewan

Jaringan ikat pada hewan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

·         Sebagai pelekat satu jaringan dengan jaringan lainnya.

·         Sebagai pembungkus organ-organ.

·         Sebagai pengisi rongga yang ada di antara organ-organ.

·         Sebagai pelindung tubuh dari bakteri (jaringan ikat longgar).

·         Sebagai pemberi bentuk pada tubuh (skeleton).

·         Sebagai pencegah tubuh kehilangan panas (adiposum).

·         Sebagai produsen darah (jaringan darah/hematopoietik).

 

2.2.4 Jaringan Otot

2.2.4.1 Pengertian

Jaringan otot merupakan jaringan yang berasal dari lapisan embrional dan disusun oleh sel-sel khusus yang mampu berkontraksi karena mengandung miofibril sebagai elemen kontraktil. Jaringan otot ini kira-kira membangun 40% dari berat tubuh vertebrata, termasuk manusia. Fungsi jaringan otot pada hewan adalah sebagai alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi.

Gerakan anggota gerak dan tubuh vertebrata, termasuk manusia, secara keseluruhan disebabkan oleh kontraksi otot yang melekat pada rangka. Sementara pada organ yang berongga seperti saluran pencernaan dan pembuluh darah, jaringan otot berfungsi untuk menekan isi organ tersebut, sehingga terjadi gerakan makanan dalam usus dan aliran darah ke seluruh tubuh.

Jenis Jaringan Otot

Jaringan otot dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan bentuk dan cara kerjanya. Ketiga jenis jaringan otot tersebut adalah sebagai berikut:

2.2.4.2 Otot Polos

Otot polos merupakan jaringan otot yang disusun oleh sel-sel yang berbentuk kumparan dengan satu inti di tengahnya. Karena sitoplasma (sarkoplasma) mengandung filamen yang tidak teratur, otot polos tidak terlihat lurik. Saat miofilamen memendek, otot akan berkontraksi.


Otot polos ini berkontraksi di luar kesadaran, gerakannya dapat terus-menerus, lambat tetapi tidak mudah lelah. Jaringan otot polos terdapat pada dinding pembuluh darah, saluran pencernaan makanan, dan saluran telur. Otot polos ini tidak hanya dimiliki hewan vertebrata, tetapi juga oleh hewan invertebrata.

 

2.2.4.3 Otot Lurik

Otot lurik merupakan jaringan otot yang disusun oleh serabut-serabut otot atau sel-sel otot, serta memiliki banyak inti yang terletak di bagian tepinya. Karena otot lurik melekat pada rangka atau tulang, otot ini disebut juga sebagai otot rangka. Miofilamen otot lurik memiliki susunan yang teratur, membentuk garis-garis melintang terang dan gelap.

Karena itulah otot rangka juga disebut sebagai otot serat lintang (otot lurik). Serabut-serabut otot yang berkelompok membentuk serabut disebut fasikulus, yang kemudian saling bergabung dan membentuk otot atau daging. Sama seperti otot polos, kontraksi otot lurik juga di bawah kesadaran, tetapi terjadi secara cepat dan kuat. Contoh otot lurik adalah otot bisep dan trisep pada lengan atas.

 

2.2.4.4 Otot Jantung

Otot jantung merupakan jaringan otot yang berada di jantung, yang sel-selnya bercabang-cabang dan setiap cabangnya melekat dengan cabang lainnya. Miofilamen otot jantung tersusun seperti pada otot lurik. Sel otot jantung memiliki satu inti, yang terletak di tengah.

Setiap sel otot jantung terhubung dengan sel lainnya dengan keping interkalar. Sama seperti kedua otot lainnya, kontraksi otot jantung juga berada di luar kesadaran. Kontraksi otot jantung terjadi secara teratur dan lambat, serta memiliki periode istirahat yang panjang, yang mencegah otot jantung ini mengalami kejang. Sesuai dengan namanya, otot jantung hanya terdapat pada jantung.

 

2.2.5 Jaringan Saraf

2.2.5.1 Pengertian

Jaringan saraf merupakan jaringan yang disusun oleh kumpulan saraf. Kumpulan saraf ini disebut sebagai neuron. Neuron merupakan kesatuan fungsional dari sistem saraf yang memiliki kemampuan menghantarkan impuls (konduktivitas), sehingga terjadi komunikasi antara reseptor (sel atau organ penerima rangsang) dengan efektor (jaringan atau organ yang memiliki reaksi langsung, seperti kelenjar atau otot). Jaringan saraf sendiri memiliki sel-sel reseptor yang dibungkus jaringan ikat.

Berdasarkan fungsinya, neuron dibagi menjadi tiga jenis, yaitu neuron sensorik, neuron motorik, dan neuron penghubung. Neuron sensorik atau yang biasa disebut neuron aferen merupakan neuron yang bertugas menyampaikan impuls ke pusat saraf, yaitu otak dan sumsum tulang belakang.

Neuron motorik atau neuron aferen adalah neuron yang bertugas membawa impuls keluar dari pusat saraf. Sementara neuron penghubung adalah neuron yang menghubungkan neuron sensorik dengan neuron motorik. Neuron penghubung memiliki dendrit atau akson yang berhubungan dengan neuron lain.

 

Neuron motorik terdiri dari badan sel yang memiliki inti di bagian tengahnya. Pada sitoplasmanya terdapat butir-butir Nissl yang mengandung RNA, untuk sintesis protein, dan badan golgi. Uluran sitoplasma dari badan sel yang ujungnya memiliki cabang-cabang halus dinamakan dendrit.

Dendrit ini berfungsi menghantarkan impuls ke badan sel. Sementara uluran sitoplasma yang lebih panjang dinamakan akson (neurit), yang berfungsi menghantar impuls dari badan sel ke neuron lain atau ke efektor. Setiap akson tersebut memiliki aksoplasma yang berhubungan dengan sitoplasma pada badan sel, yang terbungkus selaput tipis yang merupakan kelanjutan dari membran plasma pada badan sel.

Akson ataupun dendrit yang berukuran panjang dilapisi selubung mielin yang memiliki fungsi sebagai isolator. Sementara di sebelah luarnya dibungkus oleh selaput neurilemma, sel Schwann yang berperan dalam nutrisi, regenerasi akson yang rusak atau putus, dan membentuk selaput mielin. Di antara dua sel Schwann tersebut terdapat simpul Ranvier (node of Ranvier).

BAB III

PENUTUP

 

3.1 Kesimpulan

Di depan telah dibahas mengenai berbagai macam jaringan yang terdapat pada hewan . Tidak semua organism mempunyai jaringan dalam tubuhnya. Pada organism tingkat rendah seperti Protozoa tubuhnya hanya terdiri dari satu sel. Jadi, Protozoa tidak memiliki jaringan pada tubuhnya.

Semakin tinggi tingkatan organism , semakin kompleks struktur penyusun tubuhnya. Tubuh organisne tingkat tinggi tersusun atas berbagai macam jaringan. Kelompok hewan Vertebrata juga tersusun dari berbagai macam jaringan seperti yang telah di bahas di depan.

Namun , struktur jaringan yang terdapat pada tubuh setiap jenis hewan berbeda -beda walaupun fungsinya sama . Misalnya , jaringan darah pada setiap hewan mempunyai struktur berbeda -beda sebagai hasil adaptasi terhadap lingkungan .

 

3.2 Saran

Sistem jaringan pada hewan merupakan suatu kesatuan yang sangat kompleks, hendaknya membutuhkan pemahaman yang sangat mendetail untuk mempelajarinya.

 

 

 

DAFTAR PUSAKA

 

·         Djuhanda, T. 1980. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata . Bandung: Amirco

·         Gunawan , A .M .S 2001 . Mekanisme dan Mekanika Pergerakan Otot . Internak Vol . 6 ( 2): 58-62

·         Hickman , C. P. amd C . P . Hickman 1972 .

·         Biology of Animal. Saint Louis : CV Mosby Company

·         Hiderbrand , M . 1974. Analysis of Vertebrae

·         Stuctur. Canada : John Willey and Sons, Inc.

·         Kimball, J. W 1987 . b .Jakarta: Erlangga

No comments:

Post a Comment