KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Bekasi,10 September 2018
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara
yang terkenal akan keaneka ragaman budayanya, salah satunya adalah alat musik
tradisional. Alat musik tradisional di Indonesia memiliki nama dan kegunaan
yang unik di masing-masing daerah. Selain alat musik tradisional, Indonesia
juga terkenal akan rumah adat dan tarian daerahnya.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah dikemukakan maka dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut :
1)
Kurangnya pengenalan alat musik
tradisional khususnya suling kepada anak-anak usia sekolah Menengah Atas.
2)
Salah satu faktor anak-anak kurang
meminati alat musik Tradisional karena tergeser oleh alat musik yang lebih
modern
3)
Kurangnya media pembelajaran atau
informasi tentang cara memainkan Alat Musik Tradisional.
1.3 Fokus Masalah
Penulis akan memfokuskan
masalah kepada perancangan media informasi mengenai bagaimana cara memainkan
alat musik Tradisional . Dengan
memahami hal yang berkaitan tentang Alat
Musik Tradisional, dengan cara membuat media informasi
tentang bagaimana memainkan Alat
Musik Tradisiobal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Alat musik merupakan suatu instrumen yang dibuat atau dimodifikasi untuk
tujuan menghasilkan musik. Pada prinsipnya, segala sesuatu yang memproduksi
suara, dan dengan cara tertentu bisa diatur oleh musisi, dapat disebut sebagai
alat musik. Walaupun demikian, istilah ini umumnya diperuntukkan bagi alat yang
khusus ditujukan untuk musik. Bidang ilmu yang mempelajari alat musik disebut
organologi.
2.2 Jenis-jenis Alat Musik
Tradisional Dari Berbagai Daerah Di Indonesia
A.
Jawa
Jawa Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia, ibu kotanya
berada di Bandung. Berikut ini daftar Alat Musik Tradisional daerah Provinsi
Jawa Barat (Jabar): Angklung, Arumba, Calung, Celempung, Degung, Jentreng,
Kacapi, Karinding, Tarawangsa, Rebab, Suling.
1) Gong
Gong adalah sebuah alat musik pukul
yang terkenal di Asia Tenggara dan Asia Timur. Sangat disayang, sekarang ini
tidak banyak dijumpai lagi perajin Gong seperti ini.
Kabar
lain menyebutkan, Gong merupakan alat musik tradisional yang berasal dari
Vietnam dan berkembang di Indonesia. Benarkah demikian? #diskusi.
2) Angklung
Angklung adalah alat musik multitonal
(bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda di
Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan
cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga
menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam
setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Dictionary of the Sunda Language karya
Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia, menuliskan bahwa
angklung adalah alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong
ujung-ujungnya, menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama
dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi. Angklung terdaftar
sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO
sejak November 2010.
3) Kecapi
Jadi alat musik khas Jawa Barat, alat
musik Kecapi dimainkan dengan cara dipetik, mirip seperti gitar yang memiliki
beberapa senar. Kecapi atau ada juga yang sebut Kacapi dipetik dengan jari
tangan kanan dan jari tangan kiri.
Kapan
alat musik Kecapi dimainkan? Biasanya dimainkan dalam pertunjukan acara-acara
adat setempat.
4) Rebab
Mempunyai arti Indera, Rebab kabarnya
menjadi alat musik tradisional asal Jawa Barat yang cara memainkannya dengan
menggesek dua buah senarnya.
Kayu
adalah bahan Rebab, dan buat menggetarkan suaranya ditutup menggunakan kulit
tipis yang mempunyai tangga nada pentatonis.
5) Arumba
Berasal dari Jawa Barat, alat music Arumba terbuat dari bahan atau tumbuhan
bambu. Sebutan lainnya adalah Ensemble yang muncul pada tahun
1960-an. Manusia bernama Yoes Roesadi dikenal sebagai awal pemimpin dari Grup
Musik Arumba.
6) Kulanter
Menurut informasi yang banyak beredar, bentuk dari seperti
kendang, begitu juga bahan untuk membuatnya. Yang membuat beda adalah ukurannya
yang lebih kecil.
Ada
juga yang menyatakan, Kulanter dengan alat musik Kutiplak. Jadi, lebih
jelasnya, Kutiplak adalah kulanter yang ditepak dengan posisi berdiri,
sedangkan Kutipung adalah Kulanter yang ditidurkan. Jelas, bukan?
7) Calung
Kabarnya,
Calung merupakan alat musik Sunda yang diebut sebagai prototipe (purwarupa)
dari alat musik Angklung. Terjadi perbedaan saat alat tersebut dimainkan.
Menurut laman Wikipedia,
Calung dimainkan dengan cara memukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas
(tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik
(da-mi-na-ti-la).
8) Karinding
Karinding adalah salah satu alat
musik tiup tradisional Sunda. Ada beberapa daerah tempat pembuatan alat musik
ini, yaitu Citamiang, Pasirmukti, (Tasikmalaya), Lewo Malangbong, (Garut), dan
Cikalongkulon (Cianjur) yang dibuat dari pelepah kawung (enau).
Lantas,
bagaimana cara memainkan alat musik Karinding?
Anggota
tubuh bernama bibir menjadi intrumen memainkan alat musik Karinding, yaitu
dengan disimpan di bibir, terus tepuk bagian pemukulnya biar tercipta resonansi
suara.
Kadang
dimainkan oleh satu orang (solo) atau bisa juga alat musik yang berasal dari
Jabar ini dimainkan secara pergrup (2 sampai 5 orang). Seorang diantaranya
disebut pengatur nada atau pengatur ritem.
Penuturan
Abah Olot nada atau pirigan dalam memainkan karinding ada 4 jenis, yaitu:
– tonggeret,
– gogondangan,
– rereogan,
– dan iring-iringan.
9) Tarawangsa
Tarawangsa
adalah salah satu jenis kesenian rakyat yang ada di Jawa Barat. Menurut
informasi yang barhasil ditemukan, istilah “Tarawangsa” sendiri memiliki dua
pengertian:
(1)
alat musik gesek yang memiliki dua dawai
yang terbuat dari kawat baja atau besi dan
(2)
nama dari salah satu jenis musik
tradisional Sunda.
10) Celempung
Mengejutkan, alat musik Celempung
kabarnya adalah alat musik tradisional dari Jawa Barat yang asal mula
keberadaannya tidak diketahui berasal darimana. Mengapa? Kasih tahu gak ya…:)
Pertunjukan
keseniangan Celempungan dapat disaksikan dalam acara-acara hajatan seperti
pernikahan, khitanan atau pesta kenegaraan serta upacara-upacara lainnya.
Terbuat
dari hinis bambu, alat musik ini melahirkan gelombang resonansi yang ada dalam
ruas batang bambu.
11) Jentreng
Kabar
baiknya, Jentreng ternyata sama dengan Tarawangsa. Hanya saja, Tarawangsa atau
jentreng masih sangat asing bagi sebagian rakyat Indonesia. Hal ini disebabkan
kesenian yang satu ini masih jarang sekali orang yang tahu.
Andakah
orangnya? He he.. #becanda
12) Suling
Terbuat dari bambu, Suling merupakan
alat musik dari keluarga alat musik tiup kayu. Dimainkan dengan cara ditiup,
Suling atau Seruling masih banyak dijumpai sampai saat ini. Jika Anda ingin
membelinya, di laman Internet sudah tersedia dijual oleh toko online.
Jika
Anda merasa belum begitu percaya dengan belanja online, maka alat musik suling
juga bisa di jumpai pada toko-toko yang menjual alat musik di kota Anda.
13) Gamelan
Masih
menurut laman Wikipedia,
Gamelan merupakan ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang,
gendang, dan gong. Kata Gamelan berasal dari bahasa Jawa gamel yang memiliki
arti memukul.
Adapaun
fungsi Gamelan adalah sebagai iring-iringan tari, iring-iringan upacara adat
dan pagelaran seni lainya bagi budaya Jawa.
14) Jengglong
Alat
musik Jengglong adalah alat musik tradisional yang berasal dari daerah Jawa
Barat. Menurut sejarah, alat musik Sunda ini masih satu keluarga dengan bonang,
saron dan goong.
15)
Trompet Reog
Terompet
reog merupakan salah satu alat musik tradisional dari Jawa timur yang
hingga sekarang masih dimanfaatkan untuk mengiringi kesenian yang cukup
terkenal yaitu reog ponorogo di daerah Ponorogo. Terompet reog terbuat dari
kayu atau bambu dan juga tempurung kelapa.
6
lubang yang terdapat pada terompet reog berfungsi sebagai pengatur nada, lalu 1
luban yang ada di ujung terompet tempat untuk pemainnya meniup terompet. Bentuk
dan hiasan dari terompet seperti kepala naga hanya untuk menggambarkan seni
dari terompet tersebut.
B. Bali
Bali merupakan daerah yang memiliki budaya mistis dan
nuansa hindu budha yang kental, selain itu alat musik tradisional yang
digunakan di daerah ini pun masih terbilang sangatlah asli dan langka.
1) Gerantang
Gerantang terdiri atas beberapa potongan bambu
yang disusun berderet dan dimainkan dengan menggunakan 2 alat pemukul khusus
seperti Gambang (alat musik dari Jawa) namun alat musik gerantang
menggunakan bambu.
Alat
musik tradisional yang berasal dari Bali ini cukup sering digunakan dalam
kegiatan gamelan atau angklung. Di daerah Jawa
barat alat seperti ini disebut calung, jelas pastinya ada perbedaan
antara alat musik
tradisional Bali dan Jawa.
Alat
musik Gerantang juga digunakan dalam pentas seni Cupak Gerantang
Cupak
Gerantang adalah cerita 2 orang tokoh kaka beradik bernama Cupak dan Grantang.
Cupak mencerminkan semua sifat buruk manisua, sedangkan Gerantang sebaliknya,
ia mencerminkan sifat baik pada diri manusia.
2) Rindik
Rindik
juga merupakan contoh alat musik tradisional Bali yang bisa
kalian temui saat berkunjung ke pulau dewata. Rindik terbuat dari bambu
yang bernada selendro dan dimainkan dengan cara dipukul. Rindik biasanya
dimainkan oleh grup (sekitar 3 – 5 orang) dimana 2 orang memainkan rindik dan
sisanya menggunakan alat musik lain.
Rindik
biasa digunakan sebagai musik pengiring hiburan rakyat ‘Joget Bumbung‘.
Seiring perkembangan zaman, kini rindik sudah bisa fleksibel dan mengikuti
kemajuan era modern. Sekarang ini rindik digunakan sebagai pelengkap untuk
acara pernikahan atau juga bisa sebagai penyambut tamu.
3) Ceng-Ceng
Alat
musik ceng-ceng merupakan unsur penting dari perangkat gamelan Bali. Dalam
berbagai unsur musik gamelan, ceng-ceng memegang peran yang sangat penting
diantara alat musik tradisional Bali yang lainnya.
Ceng-ceng
dimainkan dengan cara dipukul pada bagian tembaga yang bundar dibagian atas dan
akan menghasilkan suara “ceng-ceng-ceng” sesuai namanya. Untuk menghasilkan
suara yang keras anda cukup memegang kedua bagian yang atas dengan menggunakan
kedua tangan.
Di
Bali, Ceng-ceng biasanya digunakan pada barungan gamelan, gong gede, semar
pegulingan, barongan, gong gebyar, pelegongan, dan lain-lain. Ada juga acara
yang cukup terkenal disana yang disebut Tari Barong Batubulan
Bali, dengan membayar tiket masuk anda bisa menikmati acara tersebut.
Kayu
nangka dan tembaga adalah bahan dasar untuk membuat alat musik
tradisoinal ceng-ceng. Teridi dari 6 buah logam bundar di bagian bawah
dan 2 buah logam bundar di bagian atas. Tali yang ada pada bagian atas perunggu
Ceng Ceng, berfungsi untuk memegang alat musik tersebut, Ceng-Ceng mirip
seperti sebuah simbal.
4) Pereret
Pereret
adalah alat musik tradisional Bali kuno yang memiliki bentuk seperti terompet,
laat musik ini hingga sekarang masih ada keberadaannya. Cara memainkannya
adalah dengan memegang terompet tersebut, lalu ditiup melalui lubang pada ujung
bagian terompet.
Pereret
biasanya digunakan oleh masyarakat Bali dalam pentas seni budaya mereka yang
berupa seni Sewo Gati, mirip dengan kesenian Arja di Bali, namun
kesenian ini posisi penarinya hanya duduk.
Masyarakat
Bali yang masih mempercayai hal mistis meyakini bahwa pereret bisa dimanfaatkan
untuk perbuatan yang tidak baik, mereka percaya bahwa alat musik ini bisa
digunakan untuk alat guna-guna untuk para wanita agar mau dinikahi oleh pria
yang melakukan hal ini.
5) Genggong
Alat
musik Genggong berasal dari daerah Bali, Genggong merupakan salah satu
instrumen musik getar yang menghasilkan suara unik, suara yang dihasilkan
seperti suara suling namun lebih kecil dan lebih kuat jika terdengar di telinga
kita.
Genggong
biasanya digunakan dalam pentas seni musik, alat musik genggong umumnya
dimainkan dalam intro musik (pembuka) dan juga suara pengirim musik.
C.
Kalimantan
Kalimantan selatan merupakan sebuah Provinsi yang
terletak di pulau Kalimantan yang memiliki kekayaan alam yang sangat luar
biasa, tentu kita tahu bahwa hasil alam di pulau Kalimantan didominasi batu
bara, di samping minyak bumi, emas, intan, serta batuan lainnya.
Kalimantan memiliki kondisi alam yang sangatlah indah,
jika anda sedang berkunjung kesana di kawasan dataran rendah banyak sekali
lahan gambut hingga rawa-rawa yang masih asli dari alam sehingga kaya akan keanekaragaman
hayati, di kawasan dataran tingginya-pun tak kalah indah dengan masih sejuknya
pemandangan hijau hutan tropis alami yang telah dilindungi oleh pemerintah.
1) Kintung
Kintung
adalah alat musik yang terbuat dari bambu, bentuk alat musik ini seperti
angklung yang berasal dari Jawa Barat. Bunyi yang
dikeluarkan alat musik ini juga bisa diatur tergantung pada bagian yang disebut
“rautan / serutan”. Semakin ke atas sebuah rautan makan semakin kecil pula
pegangannya.
Kintung
termasuk alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul dan terdiri atas 7 ruas
bambu yang berbeda-beda tergantung namanya. Kintung juga dilengkapi dengan 2
buah tongkat yang digunakan untuk memukul. Dulu alat musik ini dipertandingkan,
tak hanya dari segi suara namun dipercaya juga bisa dipertandingkan hal
magisnya.
Kintung
adalah alat musik yang bersifat instrumental dan dapat mengiringi lagu,
biasanya jenis lagu tirik dan japin atau nyanyian Banjar lainnya. Supaya lebih
indah, biasanya alat musik ini ditambahkan dengan gendan dan gong.
2) Kalang Kupak
Kalang
kupak adalah alat musik
tradisional Kalimantan
Selatan atau lebih tepatnya dari Suku Bukit. Masyarakat Dayak
Maanyan memanggil alat musik ini dengan sebutan “Salung” yang fungsinya
untuk menghibur petani dan mengusir binatang.
Kalang
Kupak terbuat dari bambu, namun bambu yang digunakan-pun tidak sembarangan dan
hanya jenis bambu tipis yang digunakan untuk menghasilkan Kalang Kupak terbaik.
Kalang Kupak terdiri dari 8 ruas bambu yang tiap-tiapnya dipotong setengah dan
meruncing pada bagian ujungnya.
Kalang
Kupak biasanya digunakan juga untuk mengiringi upacara ada Balian
Ruas-ruas
tadi disatukan dengan serat rotan hingga bentuknya mirip dengan alat
musik tradisionalCalung dari Jawa
Barat. Peran Kalang Kupak dalam sebuah pentas kesenian adalah sebagai
pengiring melodi dan semakin baik jika dimainkan dengan alat musik gong,
gendang dan kecapi.
3) Panting
Panting,
adalah sebuah alat musik tradisional Kalimantan Selatan yang
diyakini berasal dari suku Banjar. Selain sebagai alat musik, Panting juga
merupakan sebuah nama kesenian yang berasal dari KalSel yang alat musiknya
didominasi dengan alat musik Panting, maka dari itu disebut kesenian Panting.
Panting
memiliki bentuk seperti gambus (alat musik gitar dari timur tengah) dan
Panting juga memiliki senar, sehingga cara memainkannya dengan cara dipetik.
Namun jika dibandingkan dengan Gambus, Panting memiliki ukuran yang lebih
kecil.
4) Kurung-Kurung
Kurung-kurung
merupakan alat musik tradisional unik yang bisa anda temukan di salah satu
Kabupaten di Kalimantan Selatan, tepatnya di Kab. Balangan. Alat musik
tradisional ini terbuat dari kayu berukuran panjang yang dibagian bawahnya
terbuat dari bambu. Lucunya, alat musik kurung-kurung ini mengeluarkan suara
yang lucu setelah di hentak-hentak ke tanah.
Alat
musik ini mengeluarkan bunyi yang bededa satu sama lainnya, sehingga anda bisa
memainkan alat musik ini secara bersama-sama dan bergantian jika inigin
menciptakan irama yang unik. Alat musik Kurung-Kurung juga digunakan jika ada
tamu atau pejabat yang dianggap penting datang ke daerah tersebut. Selain itu
alat musik tradisional ini juga dimainkan pada saat upacara adat, seperti Kenduri.
5) Bumbung
Bumbung,
alat musik ini adalah sebuah modifikasi dari Bumbung Lamang (Beras
ketan yang dibakar didalam bambu hingga masak), Bumbung memiliki 7 nada dasar
yang keberadaannya mungkin sudah sedikit sulit dicari. Jika anda ingin melihat
kesenian ini, bermainlah ke tempat yang disebut dengan desa Barikin, terletak
di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Jika
anda mengetahui kesenian Kintung, Bumbung merupakan salah satu dari 5 alat
musik tradisional yang digunakan dan dipotong pendek serta dibelah agar
menghasilkan 5 nada besar. Selain itu, kesenian Karawintan di daerah Kalimantan
Selatan menggunakan alat musik
tradisional Bumbung.
6) Kuriding/Gurinding/Guriding
Guriding alat musik tradisional kalimantan selatan yang
dimaikan dengan cara berbeda dengan musik lainnya, untuk menghasilkan suara,
alat musik tradisional ini harus ditarik gagang tali yang nantinya akan
bergetar dan menghasilkan bunyi, memang sekilas ketika kita mendengarnya mirip
dengan alat musik harpa namun alat musik ini sangatlah
berebeda, dan anda harus menempelkannya di mulut anda.
Teknik
yang digunakan untuk memainkan Gurinding juga berbeda, dan semakin jago pemain
maka akan semakin indah dan merdu juga suara yang dihasilkan alat musik ini.
Dalam keseharian warga urang Banjar, Kuriding memiliki fungsi yang
bermacam-macam, ada yang menggunakannya untuk menghibur diri ada juga yang
menggunakannya sebagai pengingat mereka akan leluhur mereka.
7) Kalampat
Kalampat
adalah salah satu alat musik
tradisional dari Kalimantan Selatan yang terbuar dari batang batung
(sejenis bambu namun tebal dan memiliki diameter besar). Kalampat merupakan
alat musik tradisional yang menyerupai Gendang, namun berkepala tunggal.
Kalampat
dimainakan dengan cara dipukul menggunakan pemukul yang terbuat dari rotan.
Dalam sebuah acara yang menggunakan Kalampat sebagai musiknya, biasanya akan
dikombinasikan dengan gong sebagai pengiringnya seperti dalam upacara panen
padi (Bawanang) dan upacara suku Dayak lainnya.
8) Serunai Banjar
Serunai
Banjar adalah instrumen musik yang biasa dimainkan dalam acara Bakuntau atau
seni bela diri silat asal banjar yang lahir dari daerah hulu sungai, meskipun
sekarang alat musik Serunai Banjar sudah jarang digunakan karena jarangnya
pementasan silat ini, penggunaan alat musik modern juga mulai menggantikan
peranan Serunai Banjar.
Alat
musik Serunai Banjar merupakan alat musik tiup yang berasal dari Kalimantan
Selatan tepatnya suku Banjar dan bentuknya menyerupai terompet dengan design
ukiran yang unik. Pada bagian mulut terdapat reeds ganda yang fungsingya
sebagai bantu tiup dan langsung mengenai bibir pemain.
Reeds
itu terbuat dari daun kelapa kering yang dipasangkan kearah tempat meniup
Serunai . Serunai Banjar umumnya dimainkan bersamaan dengan alat musik lain
yang bisa mengiringi seni Kuntau (sebuah kesenian beladiri)
atau tari kuda kepang seperti gong.
9) Terbang Mahidin
Terbang
Mahidin atau yang lebih mudah disebut Mahidin saja adalah salah satu kesenian
yang dipentaskan dengan fungsi sebagai penyajian estitis (sebagai hiburan untuk
penonton) yang menggunakan alat musik yang menonjolkan karakteristik dari
KalSel.
Terbang
Mahidin terbuat dari kulit kambing yang sudah dikeringkan, tentunya jangan lupa
dibersihkan dulu sebelum dikeringan. Kulit kambing yang akan digunakan tersebut
diberikan kerangka kayu dengan garis tengahnya sekitar 28cm-30cm dan bagian
bawahnya 25 cm.
Kayu
yang digunakan untuk pembuatannya adalah batang pohon seperti pohon nangka,
batang pohon Tiwadak Banyu dan nantinya dikencangkat dengan menggunakan rotan
yang sudah diserut.
Alat
musik tradisional Mahidin bisa dimainkan sendirian atau berpasangan atau
mungkin juga jika anda ingin mempertandingkan Mahidin mana yang lebih bagus,
nanti penonton akan bertugas sebagai juri pertandingan. Permainan musik ini
biasanya digelar pada malam hari.
D.
Sumatera
1) Aramba
Dalam
susunan Alat musik tradisional
Sumatera Utara Aramba merupakan alat musik yang biasa dimainkan
pada saat acara perkawinan. Aramba terbuat dari tembaga kuningan / logam
perunggu, alat musik ini diyakini berasal dari Nias.
Aramba
dimainkan dengan cara dipukul pada bagian yang berbentuk bundar dan menonjol di
bagian tengahnya, biasanya Aramba digantungkan pada seutas tali, bentuk alat
musik ini mudah dikenali karena adanya bentuk bundar yang menonjol pada bagian
atasnya.
2) Doli-doli
Alat
musik Doli-Doli sangatlah unik, secara sekilas mungkin akan ada orang yang
beranggapan bentuknya menyerupai angklung, hanya saja cara memainkan dan
memegangnya berbeda. Di daratan Melayu, masyarakat daerah sana mengenali
Doli-Doli dengan sebutan Kolintang
Doli-Doli
terbuat dari 4 bilah kayu dan alat musik tradisional ini dimainkan dengan cara
ditiup. Alat musik tradisional Sumatera Utara Doli-Doli, bisa anda
jumpai di dearah Nias. Alat musik ini dimainkan bersamaan dengan alat musik
tradisional yang lainnya seperti Aramba dan pakpak.
3) Druri Dana
Satu
lagi alat musik tradisional
Sumatera Utara yang dimainkan dengan cara dipukul, yakni Druri
Dana, alat ini terbuat dari kayu yang dipotong dan dibentuk seperti gambar
diatas. Druri dana merupakan alat musik yang mengeluarkan suara ketika bambu
tersebut saling beradu.
Druri
Dana diyakini berasal dari pulau Nias, dan prinsip kerjanya seperti alat
musik tradisionalAngklung.
4) Faritia
Faritia
terbuat dari bahan logam atau kuningan, alat musik tradisional ini termasuk
golongan alat musik idiophone (alat musik yang menghasilkan
suara dari getaran). Bentuk alat musik Faritia seperti Talempong dari Padang dan
gamelan dari Jawa.
Fatiria
berbentuk bundar dengan diameter 23 cm dan ketebalannya 4 cm dengan bagian
tengah yang menonjol untuk dipukul. Fatiria dimainkan dengan alat pemukul
khusus yang disebut Simalambuo atau kayu Duria, kabarnya
Fatiria merupakan alat barter pada jaman dulu yang dijadikan alat musik
tradisional oleh masyarakat Nias.
Faritia
memang sangatlah mirip dengan Gong, hanyasaja ukurannya lebih kecil dibanding
Gong. Cara memainkannya-pun juga sama seperti gong, dipukul dan nantinya akan
mengeluarkan bunyi yang khas.
5) Garantung / Kolintang
Garantung adalah alat musik tradisional
provinsi Sumatera Utara tepatnya Batak Toba, yang terbuat dari kayu dan
bentuknya tertata rapi dan memiliki 5 bilah nada yang fungsinya sebaga pembawa
melodi. Garantung termasuk kedalam kelompok Xylophone (batang-batang yang
menghasilkan nada)
Selain
sebagai pengiring melodi, Garantung juga dikenal sebagai penstabil ritme
variable pada lagu-lagu tertentu dengan memainkannya dengan teknik Mamalu.
Garantung terdiri dari 7 wilahan yang tersusun rapi, digantung diatas sebuah
kotak yang berfungsi sekaligus resonatornya.
Garantung
dimainkan dengan menggunakan dua buah stik di tangan kiri dan kanan. Teknik
yang digunakan pada umumnya ialah tangan kiri sebagai pembawa melodi dan ritme
(memukul bagian tankai Garantung sekaligus saat memainkan sebuah lagu).
6) Gonrang
Gonrang
merupakan hasil dari kesenian masyarakat Sumalungun yang mempunyai fungsi dalam
masyarakat daerah tersebut. Gonrang terdiri dari beberapa alat musik yang
masing-masingnya memiliki makna berbeda, Gonrang tidak mungkin bisa lepas dari
kehidupan dan acara adat dalam budaya Simalungun.
Dalam
kesenian & kebudayaan Simalungun, Gonrang memiliki makna ganda yakni
bersifat religi/sakral dan bersifat rekreatif (menghibur).
Dikalangan
masyarakat Simalungun, Gonrang merupakan alat musik utama yang pasti hadir
dalam acara-acara penting seperti pernikahan, kematian, dan pesta adat namun
sayangnya peranan dari alat musik ini sudah kurang diminati karena posisinya
yang tergantikan dengan alat musik modern.
7) Gordang
Gonrang
juga termasuk kedalam alat musik tradisional Sumatera Utara yang dimainkan
dengan cara dipukul, sebuah gendang dari taganing yang berperan sebagai
pengatur ritme dan sangat serbaguna, itulah Gordang.
Gordang
merupakan instrumen musik yang terdiri dari 9 buah Gendang, bentuk dari Gordang
sendiri adalah susunan dari gendang-gendang besar yang tersusun secara rapi dan
urutan.
Gordang
biasanya dimainkan saat pertunjukkan upacara adat, penyambutan, acara
pernikahan dan juga terkadang pada saat adanya “acara kematian”. Gordang umunya
dimainkan dengan alat musik tradisional dari Sumatera Utara yang
lainnya.
8) Gendang Singanaki
Gendang
Singanaki terbuat dari Kayu dan potongan kulit binatang, Gendang yang sangat
khas di daerah Batak Karo ini memiliki 2 bagian berbeda yak ni penganaki dan anak
gendang yang disebut Gerantung / enek-enek,
berukuran kecil ramping. Untuk memainkannya anda memerlukan alat memukulnya.
Gendang
Singanaki berfungsi sebagai alat penentu ritme dalam sebuah ensambel musik,
alat musik ini biasanya juga dimainkan bersamaan dengan alat musik lain seperti
Sarune. Gendang Singanaki biasanya dimainkan pada saat upacara adat yang
bernuansa religi atau acara guro-guro aron.
9) Gendang Sisibah/Pakpak
Jika
anda mencari terjemahan dari Gendang Sisibah/pakpak ini, artinya adalah
Sembilan gendang yang dimana salah satu sisinya diletakkan dalam satu rak yang
dipukul menggunakan pemukul yang terbuat dari kayu / alat pukul lainnya.
Gendang
Sisibah banyak dijumpai di daerah Sumatera Utara untuk mengiringi upacarat adat
yang ada di PakPak Dairi dalam acara suka ataupun duka
Bisa
dibilang Gendang Sisibah merupakan Ensambel musik dari Pakpak, Sumatera Utara
yang terdiri dari sembilan gendang (yang memiliki 1 sisi saja), Kalondang,
Lobat, Kecapi, dan Gong. Lalu Ensambel musik ini dimainkan untuk mengiringi
upacara-upacara adat di daerah sana.
10) Gung dan Penganak
Penganak
dan Gong tergolong di kelompokan dalam alat musik idiophone (bergetar untuk
menghasilkan suara). Perbedaan antara keduanya dengan gong nusantara lainnya
terletak pada ukuran dan lebar diameternya[src].
Alat
musik ini memiliki ukuran diameter yang terbilang cukup besar di angka 68 cm
dan penganaknya berukuran kecil sekitar 16 cm. Gong dan penganak terbuat dari
logam kuningan, sedangkan alat pemukulnya yang dinamai Palu-Palu terbuat
dari kayu dengan benda lunak diujungnya (biasanya diikatkan kain).
11) Hapetan atau Hasapi
Hapetan
sudah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia yang terbukti nama dari “Hapetan”
sudah tercatata pada KBBI, Hapetan adalah alat musik sejenis kecapi dari daerah
Tapanuli, berdawai dan dimainkan dengan sebuah bilah petik[src].
Hapetan
merupakan jenis alat musik tradisional Sumatera Utara yang dimainkan dengan
cara di petik, cara memainkannya mirip dengan sejenis gitar tradisional
berdawai 2 dari daerah Tapanuli. Di daerah bernama Sumbawa, alat musik ini disebut
Jungga.
12) Ole-Ole
Ole-ole,
jenis alat musik tiup yang badannya terbuat dari batang padi dan resonatornya
terbuat dari daun kelapa atau enau. Ole-ole merupakan alat musik sederhana yang
masuk dalam jenis alat musik yang bersifat instrumen solo, Alat musik ole-ole
terbuat dari satu ruas batang padi.
Pada
satu ruas batang padi tersebut pangkal ujung dekat ruasnya dipecah-pecah
sedemikian rupa, sehingga pecahan batang tadi menjadi alat penggetar udara
sebagai penghasil bunyi alat musik Ole-Ole. Alat musik tiup ini terkadang juga
memiliki lubang pada batangnya.
Lubang
nada pada bang tidak beraturan tergantung kepada pembuat alat musiknya dan
nada-nada yang ingin di capai, dibuat sedemikian rupa karena memang alat musik
ini dibuat hanya untuk hiburan pribadi saja. Pada pangkal ujungnya digulung
daun tebu / kelapa / enau sehingga suaranya terdengar keras dan jauh.
13) Panggora
Panggora
merupakan alat musik sejenis Gong namun suara bunyinya sedikit unik, bunyi
Panggora seperti itu karena memang alat musik jenis itu dimainkan oleh satu
orang dengan pukulan menggunakan stik, lalu setelah suara muncul nanti diredam
dengan pegangan tangan.
Panggora
ini adalah gong yang paling besar dengan ukuran diameter mencapai 37 cm dengan
tebalnya sekitar 6 cm. Panggora mempunyai bentuk berupa gong berukuran amat
besar, besarnya melebihi Aramba dan Faritia. Panggora terbuat dari logam
seperti besi, kuningan atau perunggu, Suara yang dihasilkan oleh alat musik
tersebut nyaring dan keras.
14) Sarune Bolon
Sarune
Bolon terbuat dari logam, alat musik ini memiliki 6 buah lubang nada yang
berfungsi utuh dan berperan sebagai pengiring melodi yang keluar. Alat musik
tradisional ini termasuk bagian dari perangkat Gondang Sabangunan dari
daerah Batak Toba.
Instrumen ini digabungkan dengan Taganing, Gondang, Ogung, Hesek,
dan Adap. Sedangkan pada masyarakat daerah Simalungun, Alat musik
Sarune Bolon merupakan bagian dari perangkat Gindrang Saparangguan.
Sarune
Bolon biasanya dimainkan bersamaan dengan Gondrang Sipitu-pitu,Ogung,Mongmongan,
dan Sitalasayak pada saat upacara adat.
15) Taganing
Taganing
merupakan salah satu alat musik Batak Toba yang terdiri dari 5 buah
gendang yang fungsinya sebagai pengatur ritme di beberapa lagu daerah. Taganing
bisa disebut juga sebagai Drum set melodis, alat musik ini digantung dalam
sebuah rak yang sama.
Bentuk
dari Taganin menyerupai Gordang, hanyasaja ukurannya yang memang
bermacam-macam, yang paling besar adalah Gendang yang paling
kanan, semakin ke kiri ukurannya semakin kecil dan suara yang dihasilkan-pun
berbeda, karena memang itu tujuannya.
E.
Sulawesi
Sulawesi Selatan adalah sebuah Provinsi yang
beribukotakan di Makassar. Sulawesi Selatan dulunya memiliki nama “Ujung
Pandang“. Sulawesi Selatan sangatlah memiliki potensi kesenian dan kearifan
lokal yang sangat indah.
1) Tolindo / Popondi
Tolindo
merupakan alat musik tradisional
khas Sulawesi Selatan yang tepatnya berasal dari tanah Toraja,
dengan bentuknya yang unik dan juga sederhana alat musik tradisional Tolindo / Popondi digunakan dalam
berbagai acara adat disana. Alat musik Tolindo juga cukup terkenal didunia,
nama Tolindo merupakan sebutan alat
musik tradisional ini di daerah Bugis sedangkan Popondi untuk
sebutannya di daerah Makasar.
Alat musik tradisional ini terbuat
dari bahan yang bisa dicari dari alam yaitu kayu, tempurung kelapa dan tentunya
senar karena kita memainkan Tolindo dengan cara dipetik. Tolindo / Popondi
memiliki bentuk seperti busur, alat musik ini juga termasuk kedalam jenis sitar
berdawai satu. Tempurung kelapa tadi nantinya akan dimanfaatkan sebagai
resonatornya.
Alat musik TradisionalPopondi / Tolindo
biasanya dimainkan oleh para petani saat melakukan panen sawah mereka atau saat
mengisi waktu senggang para remaja.
2) Gendang Bulo
Idiokardo
adalah alat musik tradisional
daerah sulawesi selatan yang berbentuk seperti gendang namun
ukurannya cukup kecil dan juga panjang. Gendang ini dimainkan pada saat
acara-acara tertentu saja seperti adanya pernikahan atau acara adat tertentu,
selain itu pemain dari alat musik Gendang Bulo adalah kamu laki-laki, namun
sayang jarang dijumpai pemain yang masih muda, karena mungkin kurangnya minat
belajar dari generasi muda.
Gendang
Bulo memiliki ukuran yang berbeda, salah satu sisinya berukuran lebih lebar
pada bagian yang dipukul. Untuk memainkan Gendang Bulo, anda harus mengatur
letaknya terlebih dahulu dan jika anda normal (tidak kidal) sisi yang lebih
besar ada di sebelah kanan dan untuk memukulnya menggunakan seperti sebuah
batang kayu atau stik drum, dan bagian kiri dipukul menggunakan telapak tangan.
Posisi
gendang juga harus diperhatikan, jika anda tidak kidal berarti posisi gendang
tersebut miring ke arah kiri (bagian yang dipukul menggunakan tongkat di kanan)
dan sebaliknya. Pemain biasanya menggunakan pakaian adat dan saat dimainkan,
gendang ini bisa dikolaborasikan dengan alat alat musik tradisional Sulawesi Selatan lainnya.
3) Alosu / Lalosu
Alat musik tradisional Sulawesi Selatan Alosu adalah
alat musik yang terbuat dari anyaman daun kelapa dan berbentuk kotak-kotak
kecil yang tersusun rapih. Di bagian dalamnya terdapat biji-bijian yang jika
kita goyangkan akan menimbulkan suara seperti beras yang terdapat dalam botol
plastik. Penggunaan Alosu sulit ditemukain, tetapi jika anda beruntuk ada
beberapa nyanyian daerah yang menggunakan alat musik tradisional ini sebagai
pengiringnya.
4) Ana’ Becing
Becing
adalah sebuah alat musik yang terbuat dari logam dan dimainkan dengan cara
dipukulkan satu sama lain. Bentuknya yang menarik, yakni mirip sepasang dayung
membuat alat musik ini cukup tersohor, terlebih karena sering dimainkan dalam
karnaval atau parade pesta dan upacara adat.
5) Keso-Keso
Keso-keso
merupakan alat musik tradisional Sulawesi
Selatan yang cukup terkenal karena suara yang dihasilkan sangat
indah dan membuat kita seakan terbawa dengan suasana daerah asalnya. Alat musik tradisional ini
memiliki nama “keso” karena memang cara memainkannya digesek, sehingga disebut
“keso-keso” dan beberapa orang juga ada yang menyebutnya “Kere-Kere Galang”.
Pada
bagian tubuh keso-keso yang digunakan sebagai resonatornya terbuat dari kayu
nangka yang dipilih dengan cara khusus dan dibentuk menyerupai jantung pisang
dengan rongga ditengahnya agar menciptakan suara yang maksimal. Setelah dipahat
se-demikian rupa sehingga berbentuk cekungan, kekosongan dari kayu nangka
tersebut ditutup dengan membran yang terbuat dari kulit kambing pilihan.
Dari
alat menggeseknya tidak diperlukan kayu khusus karena asalkan kuat, kayu
tersebut bisa digunakan sebagai busur yang digunakan untuk menggesek keso-keso.
Namun yang terpenting terletak pada benda yang terlihat seperti tali busur
tersebut yang ternyata menggunakan rambut ekor kuda sebagai bahannya. Bunyi yang
dihasilkan ternyata berasal dari gesekan antara senar pada keso-keso dan juga
rambut ekor kuda pada busur.
6) Suling Lembang
Suling
Lembang adalah alat musik
tradisional di Sulawesi Selatan yang berasal dari asal Toraja yang
memiliki panjang yang berbeda dari suling lainnya, dengan panjang 40 hingga 100
cm, Suling Lembang merupakan suling terpanjang di daerah Toraja. Meskipun
dengan panjang hingga 1 m, Suling ini memiliki ukuran diameter yang kecil jadi
kita masih bisa memegang dengan menggunakan tangan kita dan pada bagian ujung
suling tersebut diberikan cerobong tanduk, sehingga bentuknya seperti terompet.
Suling
Lembung memiliki 6 lubang nada yang biasanya digunakan pada lagu lagu Toraja
terutama pada saat acara berduka, namun suling ini tidak dimainkan solo dan
seringnya diiringi dengan alat musik lain yaitu Suling deata. Suling lembang
berbentuk tegak lurus dan ditiup melalui bagian atas yang berbentuk seperti
cincin dan juga nada-nada yang dihasilkan sangatlah bertemakan “Toraja”.
Peran
Suling Lembang ini baru akan terlihat pentingnya pada sebuah kegiatan Rambu
Tuka‘ dan juga Aluk Rampe Matampu (Upacara panen padi dan
Upacara kematian). Penggunaan alat
musik tradisional ini sangat penting untuk mengiringi syair dan
lagu pada upacara tersebut.
7) Puwi-Puwi
Satu
lagi alat musik tiup dengan bentuk yang cukup unik, Puwi-puwi atau juga disebut
puik-puik adalah sebuah alat musik berupa terompet khas dari Sulawesi Selatan.
Bentuk dan cara memainkan alat musik ini sama persis dengan beberapa alat musik
dari daerah lain di Indonesia, seperti serunai di Sumatera, Sronen di Jawa Timur, dan
Tarompet di Jawa
Barat.
8) Basi-Basi / Klarinet
Bentuk
dari alat musik tradisional ini
mengingatkan kita seperti alat musik yang digunakan pawang ular pada film-film
yang membuat ular menjadi jinak. Masyarakat Bugis menyebut alat musik ini
dengan sebutan basi basi sedangkat penduduk Makasar menyebutnya Klarinet
(seperti terompet panjang dengan banyak lubang suara). Basi basi dimainkan
dengan cara ditiup, didalamnya terdapat sebuah membran yang nantinya dapat
menghasilkan bunyi saat dimainkan.
9) Jalappa / Kancing-Kancing
Jalappa
adalah alat musik tradisional yang berbentuk seperti simbal, alat musik ini
terbuat dari logam kuningan dan dimainkan pada saat upacara adat tertentu saja
seperti saat persembahan sesaji untuk para dewata. Di beberapa daerah, nama alat musik tradisional Sulawesi Selatan ini
lebih dikenal dengan sebutan kancing-kancing karena bentuknya yang menyerupai
kancing berukuran besar.
F.
PAPUA
Papua,
sebuah pulau yang memiliki predikat pulau terbesar kedua di dunia dan
terbesar pertama di Indonesia ini memiliki kekayaan hayati yang sangat
berlimpah. Pantai pasir dua merupakan
salah satu keindahan alam yang masih terjaga keindahannya.
1) Pikon
Pikon
adalah alat musik tradisional
daerah Papua. Pikon diyakini berasal dari kata Pikonane yang
dalam bahasa Baliem berarti bunyi, dalam kesenian alat musik tradisional Papua pikon kebanyakan dimainkan oleh kaum
laki-laki, khususnya di daerah pedalaman suku Dani.
Meskipun
banyak yang menyebut Pikon adalah alat musik, suara yang dihasilkan darinya
tidaklah sebaik yang kalian bayangkan bahkan bisa dibilang suara yang
dihasilkan sedikit mengganggu jika kalian tidak terbiasa mendengarnya (sumbang).
2) Yi
Selanjutnya,
ada Yi yang berbentuk seperti “suling”, Yi terbuat dari kayu dan bambu. Alat
musik ini dulunya digunakan untuk memanggil penduduk dan juga sebagai pengiring
tari-tarian daerah[source]. Nama
alat tradisional Papua ini memanglah sangat simpel namun suara yang
dihasilkan sangatlah unik.
Yi juga termasuk dari salah satu daftar alat musik tradisional dari Papua Barat
Alat
musik Yi sangatlah sulit ditemukan, mungkin jika kalian mencarinya di perpustakaan digital-pun belum
tentu bisa menemukan keterangan dan asal-usul musik Yi. Alat musik ini memiliki
bentuk fisik yang agak gempal dan berwarna coklat gelap.
3) Triton
Sekilas
jika kita mendengar nama alat
musik tradisional dari Papua “Triton” seperti tidak asing, Triton
memang merupakan nama sebuah daerah (sebuah teluk lebih tepatnya) yang
“katanya” memiliki keindahan hayati yang lebih indah dari Raja
Ampat.
Selain
Yi, Triton juga merupakan alat
musik tradisional dari Papua Barat. Dulunya, triton sering dimanfaatkan
untuk sarana berkomunikasi dan memanggil bantuan, namun sekarang lebih sering
digunakan untuk hiburan semata.
4) Fuu
Alat
musik Fuu terbuat dari kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat untuk
memanggil penduduk suku tertentu dan juga mengiringi tari-tarian tradisional
suku Asmat (salah satu suku di pedalaman Papua) di kabupaten Merauke, Papua[source].
Bisa
dibilang Fuu merupakan paduan antara bentuk “suling” dan “tabung” karena memang
bentuknya yang gempal dan berlubang pada ujungnya, Fuu biasa dimainkan
berkolaborasi dengan alat musik Papua lainnya seperti Tifa dan atau Kelambut.
Banyak
orang yang mengatakan bahwa alat musik Fuu adalah identitas Papua yang harus
dilestarikan keberadaannya.
5) Kecapi mulut
Kecapi
mulut adalah alat musik yang terbuat dari bambu wulu, untuk memainkannya-pun
ada teknik tersendirinya. Untuk memainkan Kecapi mulut, alat musik ini harus
kalian jepit diantara bibir, lalu ditiup sambil menarik talinya. Alat musik ini
diyakini berasal dari Suku dani yang ada di lembah Baliem, Papua.
Salah
satu tempat yang masih menyimpan keaslian dari alat musik Kecapi mulut adalah
museum Loka Budaya Universitas Cenderawasih. Kecapi mulut
menghasilkan suara yang tidak terlalu keras, sehingga mungkin penggunaannya
hanya untuk hiburan semata.
6) Tifa
Alat musik tradisional Papua Tifa dimainkan dengan cara dipukul,
memang seperti gendang karena teknik memainkannya pun hampir sama. Tifa terbuat
dari batang kayu yaang dikosongi atau diambil isinya, lalu salah satu sisinya
diberikan kulit rusa yang telah dikeringkan untuk menghasilkan suara.
Kulit
rusa hanyalah salah satu pilihan untuk membuat bagian yang dipukul, mereka
mungkin bisa saja menggantinya dengan menggunakan kulit hewan lainnya. Tifa
juga alat musik yang memiliki cerita legenda, salah satunya adalah cerita
tentang “Biwar sang penakluk naga“
Tifa
juga memiliki berbagai macam jenis, diantaranya: Tifa Jekir, Tifa Dasar,
Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas. Tifa digunakan sebagai
iring-iringan lagu, berdansa disertai api unggun dan lainnya, namun pada jaman
dulu Tifa merupakan penyemangat perang.
7) Paar & Kee
Paar
dan Kee bisa dibilang seperti sepasang perangko dan surat. Paar terbuat dari
Labu dan Kee terbuat dari tulang burung kasuari. Fungsi Paar dan Kee biasanya
digunakan sebaga penutup aurat laki-laki namun juga digunakan sebagai alat
musik di beberapa pesta adat.
Para
penari yang menggunakan Paar dan Kee melompat lompat sehingga kedua benda ini
bersentuhan menciptakan bunyi yang memiliki irama. Alat musik ini berasal dari
Suku Waris di Kab. Keerom.
8) Krombi
Krombi
atau Kerombi adalah alat musik yang terbuat dari bambu, Krombi merupakan alat
yang digunakan oleh suku Tehit di Papua untuk mengiringi tarian pada acara adat
masyarakat seperti pesta adat. Krombi dimainkan menggunakan sebuah kayu kecil
yang dipukul.
Krombi
bisa kalian temukan di daerah kampung Seremuk, Sorong selatan Provinsi Papua.
Krombi biasanya dimainkan berkolaborasi dengan alat musik lainnya seperti piko, nailavos, fu
akuika, karapra. Tak jarang masyarakat juga memainkan alat musik tradisional Papua Nugini (New
Geunea).
9) Butshake
Butshake
terbuat dari Bambu dan buah kenari, alat musik ini berasal dari daerah Muyu
Kabupaten Merauke. Instrumen musik ini memiliki suara gemericik saat diayunkan
atau dikocok menggunakan tangan. Butshake biasanya digunakan oleh masyarakat
Papua sebagai pengiring tarian adat.
Pada
prinsipnya Butshake adalah instrumen musik yang suaranya tercipta dari hasil
“tabrakan” antar kenari yang ada pada bambu. Mungkin di era modern ini Butshake
mirip dengan “marakas“
10) Amyen
Amyen
merupakan alat musik tradisional dari
Papua yang dimainkan dengan cara ditiup, bentuknya sangat mirip dengan alat
musik seruling / suling. Amyen digunakan untuk mengiringi tari-tarian daerah
serta memanggil dan memberikan tanda bahaya saat perang dahulu.
Amyen
menggunakan bahan kayu putih dalam pembuatannya, alat musik ini diyakini
berasal dari Suku Web, Kab. Keerom – Provinsi Papua.
11) Atowo
Atowo
merupakan nama alat musik
tradisional dari Papua yang sulit ditemukan keberadaannya, memang
benar sekali alat musik
tradisional Papua Atowo merupakan alat musik khas adat budaya
nasional disana. Bentuk dari atowo adalah bulat panjang dengan ukuran relatif
kecil dan ringan.
Atowo
dimainakn dengan menggunakan 2 tangan, tangan yang satu memegang badan atowo
dan tangan satunya menabuh dengan teknik pukulan untuk menciptakan irama yang
indah. Atowo biasa digunakan untuk hiburan rakyat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alat musik tradisional Indonesia adalah harta berharga yang harus dijaga dengan baik. Melalui pemahaman, penghargaan, dan langkah-langkah nyata dalam pelestariannya, kita dapat memastikan bahwa kekayaan budaya ini akan terus mengalir dan memberi inspirasi bagi generasi sekarang dan yang akan datang. Alat musik tradisional adalah jendela ke dalam roh Indonesia yang kaya, beragam, dan terus berkembang.
Alat Musik Tradisional jangan pernah di tinggalkan karena musik tradisional
adalah warisan nenek moyang suatu bangsa yang di turunkan secara turun temurun.
Alat Musik Tradisional ini merupakan suatu cirikhas sebuah bangsa, maka
menjaga, memelihara dan melestarikan budaya dengan alat alat musik tradisional
merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan
kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa. Alat Musik
tradisional juga dapat di kolaborasikan dengan musik moderen yang tidak kala
menarik untuk di saksikan.Alat musik tradisional bukan hanya tentang menghasilkan suara, tetapi juga menjadi pencerminan kearifan lokal dan warisan nenek moyang. Melalui alat musik tradisional, kita dapat menggali akar budaya kita dan mengenang perjalanan sejarah serta tradisi-tradisi yang telah bertahan hingga kini. Keberadaan alat musik tradisional menjadi cerminan betapa kaya dan beragamnya Indonesia dalam ranah musik dan seni.
Saran
Untuk mempertahankan dan menghargai alat musik tradisional Indonesia, beberapa saran dapat diusulkan:
Pendidikan dan Pengetahuan: Mendukung program pendidikan yang melibatkan anak-anak dan generasi muda dalam mempelajari dan memahami alat musik tradisional. Ini dapat mencakup pelajaran di sekolah, lokakarya, dan kuliah tentang pentingnya warisan budaya musik tradisional.
Pemeliharaan dan Restorasi: Merawat dan memelihara alat musik tradisional yang sudah ada dengan baik. Selain itu, mengembangkan program restorasi untuk alat musik yang sudah tua atau rusak agar tetap dapat digunakan.
Pertunjukan dan Festival: Mengadakan pertunjukan musik tradisional dan festival budaya secara rutin untuk memperkenalkan dan mengapresiasi keberagaman alat musik tradisional kepada masyarakat luas.
Kolaborasi Kontemporer: Menggabungkan elemen musik tradisional dengan musik modern dalam kolaborasi antar seniman dapat membawa alat musik tradisional ke ranah yang lebih kontemporer dan menarik bagi generasi muda.
Dukungan Pemerintah dan Lembaga Budaya: Pemerintah dan lembaga budaya perlu memberikan dukungan finansial, infrastruktur, dan promosi untuk melestarikan dan mengembangkan alat musik tradisional.
- Daftar pustaka
- Sumarsam. (1995). Gamelan: Cultural Interaction and Musical Development in Central Java. University of Chicago Press.
- Sumarsam. (2001). Javanese Gamelan and the West. University of Rochester Press.
- Harnish, D. D., & Ako, D. (2005). Gamelan: Cultural Interaction and Musical Development in Central Java. Oxford University Press.
- Kartomi, M. J. (1990). On Concepts and Classifications of Musical Instruments. The University of Chicago Press Journals.
- Kartomi, M. J. (2012). Musical Journeys in Sumatra. University of Illinois Press.
- Hood, M. S. (1966). The Ethnomusicologist. McGraw-Hill.
- Sumaryono, A. (2011). Angklung: An Indonesian Traditional Musical Instrument. Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta.