KUMPULAN MAKALAH : MAKALAH SEISME (GEMPA BUMI)

Monday, March 6, 2023

MAKALAH SEISME (GEMPA BUMI)

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak pada cincin api Pasifik, wilayah dengan aktivitas seismik yang tinggi di dunia. Seismik adalah suatu gejala getaran atau gempa yang terjadi akibat pergerakan lempeng bumi.

Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng besar, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Pada pertemuan lempeng ini, terdapat zona subduksi, yaitu zona dimana lempeng Pasifik masuk ke bawah lempeng Indo-Australia. Hal ini mengakibatkan terjadinya aktivitas vulkanik dan gempa bumi di Indonesia.

Selain itu, Indonesia juga terletak di atas jalur gunung api yang panjang, mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, hingga Sulawesi. Gunung api yang aktif dapat menyebabkan gempa bumi akibat pergerakan magma di dalamnya.

Kondisi geologi yang kompleks ini menyebabkan Indonesia menjadi salah satu wilayah yang paling rawan terhadap bencana gempa bumi. Sebagai contoh, gempa bumi dahsyat yang terjadi di Aceh pada tahun 2004 dengan kekuatan 9,1 skala Richter, menyebabkan lebih dari 200.000 orang tewas.

 

1.2 Rumusan Masalah

1.      Apa itu Seisme

2.      Apa saja penyebab  terjadinya Gempa Bumi

3.      Bagaimana Terjadinya Gempa Bumi Berdasarkan Sumber Gempa

4.      Bagaimana Dampak dan Pengaruh Seisme bagi kehidupan

 

1.3 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang seisme atau gempa bumi, termasuk proses terjadinya, jenis-jenis gempa bumi, dampak dan pengaruhnya bagi kehidupan, serta cara menghadapinya. Dengan memahami hal-hal tersebut, diharapkan pembaca dapat lebih siap dan mempersiapkan diri menghadapi gempa bumi serta dapat mengurangi risiko dampak yang mungkin terjadi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya penelitian dan pengembangan teknologi dalam meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi.


BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 Pengertian

Seisme atau gempa bumi pada dasarnya merupakan getaran yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi secara cepat. Bencana ini disebabkan oleh gelombang elastis yang merambat ke permukaan bumi akibat energi yang dilepaskan oleh sumber gempa di bawah permukaan tanah. Semakin besar energi yang dilepaskan maka semakin kuat pula gempa yang ditimbulkannya.

Seisme dapat menyebabkan kerusakan fisik dan infrastruktur, korban jiwa dan cedera, gangguan ekonomi, gangguan pada kesehatan dan sanitasi, serta dampak psikologis pada korban. Seisme juga dapat memicu terjadinya bencana alam lainnya, seperti tsunami, tanah longsor, dan gunung meletus.

Oleh karena itu, mitigasi bencana gempa bumi sangat penting untuk mengurangi dampak seisme bagi kehidupan manusia. Mitigasi bencana gempa bumi dilakukan dengan berbagai cara, seperti meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang gempa bumi, membangun infrastruktur yang tahan gempa, dan melaksanakan simulasi dan pelatihan untuk menghadapi situasi darurat saat terjadi gempa bumi.

 

2.2 Pemyebab terjadinya Gempa bumi

Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya gempa bumi, diantaranya:

1.      Teori Tektonik Lempeng

Teori ini menjelaskan bahwa permukaan bumi terdiri dari beberapa lempeng besar yang saling bergerak dan bertabrakan satu sama lain. Ketika lempeng tersebut bergerak dan bertabrakan, maka akan terjadi pergeseran pada permukaan bumi yang menyebabkan gempa bumi.

 

 

2.      Teori Elastisitas Bumi

Teori ini menjelaskan bahwa bumi memiliki sifat elastis sehingga dapat menahan tekanan dari pergerakan lempeng bumi. Namun, ketika batas elastisitas bumi terlampaui, maka akan terjadi pelepasan energi yang besar dan menyebabkan gempa bumi.

 

3.      Teori Pergerakan Fluida

Teori ini menjelaskan bahwa pergerakan fluida, seperti magma pada gunung berapi, dapat mempengaruhi keadaan tektonik bumi. Ketika terjadi pergerakan magma, maka akan terjadi perubahan pada tekanan dan suhu di dalam bumi yang dapat memicu terjadinya gempa bumi.

 

4.      Teori Gaya Gravitasi

Teori ini menjelaskan bahwa gaya gravitasi dari benda-benda di luar bumi, seperti bulan dan matahari, dapat mempengaruhi pergerakan lempeng bumi dan menyebabkan gempa bumi.

Namun, hingga saat ini belum ada teori yang dapat menjelaskan secara menyeluruh tentang penyebab terjadinya gempa bumi. Hal ini dikarenakan kompleksitas dari proses geologis di dalam bumi dan keterbatasan dalam pengamatan dan penelitian di daerah yang sulit diakses.

Namun pada dasarnya jika melihat dari faktor penyebabnya maka proses seisme atau gempa bumi ini dapat dibedakan menjadi 3 jenis antara lain :

1.      Gempa tektonik

Ini adalah gempa yang terjadi akibat pergerakan lempeng-lempeng tektonik, berupa tumbuhan, pergeseran, atau pemisahan antarlempeng. Gempa jenis ini memiliki kekuatan yang sangat besar dengan wilayah sebaran yang sangat luas.

 

 

 

 

2.      Gempa Vulkanik

Ini adalah getaran gempa yang terjadi akibat gunung berapi. Gempa jenis ini dapat terjadi sebelum eripsi akibat gerakan magma ke permukaan bumi, maupun pada saat erupsi akibat tekanan gas saat terjadinya ledakan.

 

3.      Gempa Runtuhan

Ini adalah gempa yang terjadi akibat adanya runtuhan massa batuan yang besar. Gempa ini biasanya bersifat lokal. Contohnya, runtuhnya batu-batu berukuran besar di sisi gunung atau runtuhnya gua-gua besar.

Disamping itu, gempa bumi juga dapat digolongkan berdasarkan kedalaman hiposentrum atau pusat gempanya. Dimana itu terdiri dari :

1.      Gempa dalam jika jarak hiposentrumnya berkisar antara 300-700 km dari permukaan bumi.

2.      Gempa pertengahan jika jarak hiposentrumnya berkisar antara 100-300 km dari permukaan bumi.

3.      Gempa dangkal jika jarak hiposentrumnya kurang dari 100 km dari permukaan bumi.

 

2.3 Terjadinya Gempa Bumi Berdasarkan Sumber Gempa

Gempa bumi dapat dikelompokkan berdasarkan sumber gempa atau lokasi terjadinya gempa bumi. Berikut adalah beberapa jenis gempa berdasarkan sumber gempa:

1.      Gempa tektonik

Gempa tektonik adalah jenis gempa yang terjadi akibat pergerakan lempeng tektonik di bawah permukaan bumi. Gempa ini adalah jenis gempa bumi yang paling sering terjadi dan memiliki magnitudo yang bervariasi.

 

2.      Gempa vulkanik

Gempa vulkanik terjadi di dekat gunung berapi atau wilayah vulkanik. Gempa ini disebabkan oleh adanya aktivitas magma yang bergerak di bawah permukaan bumi.

 

3.      Gempa intraplate

Gempa intraplate adalah jenis gempa yang terjadi di dalam lempeng tektonik atau jauh dari batas lempeng tektonik. Gempa ini terjadi karena adanya tekanan dan gesekan pada permukaan bumi.

 

4.      Gempa ambang atau gempa lempeng dangkal

Gempa ambang terjadi pada kedalaman dangkal, yaitu di bawah kedalaman 70 kilometer dari permukaan bumi. Gempa ini seringkali sangat merusak karena getarannya disalurkan dengan mudah ke permukaan bumi.

 

5.      Gempa samudra atau gempa tektonik laut

Gempa samudra atau gempa tektonik laut terjadi di bawah permukaan laut dan dapat menyebabkan terjadinya tsunami.

Penting untuk memahami jenis-jenis gempa bumi ini agar kita bisa lebih siap dalam menghadapi gempa bumi dan mengurangi risiko dampak yang mungkin terjadi.

 

2.4 Dampak dan Pengaruh Seisme bagi kehidupan

Gempa bumi atau seisme dapat memiliki dampak yang sangat besar bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya. Dahsyatnya dampak yang diakibatkan oleh gempa mengakibatkan fenomena alam ini digolongkan sebagai salah satu bencana alam yang harus diwaspadai. Salah satu dampak dari gempa bumi yang sangat merugikan adalah tsunami. Dimana, daya rusak yang diakibatkan gelombang tsunami akan semakin kuat di daratan, sehingga bukan hanya menelan korban jiwa juga kerugian materil.

Selain tsunami, gempa bumi juga dapat mengakibatkan sejumlah dampak lain yang dapat dikategorikan menjadi dua yaitu dampak fisik dan dampak sosial. Dampak fisik akibat gempa antara lain rusaknya fasilitas umum, tanah longsor, rusaknya bangunan-bangunan, dan jatuhnya banyak korban jiwa. Selain beberapa dampak fisik tersebut gempa bumi juga mengakibatkan sejumlah dampak sosial seperti kelaparan, kemiskinan, penyakit, dan trauma.

 

Berikut adalah beberapa dampak dan pengaruh seisme bagi kehidupan:

·         Kerusakan fisik dan infrastruktur

Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan, jalan, jembatan, dan infrastruktur lainnya. Kerusakan tersebut dapat menghambat aktivitas manusia, bahkan mematikan kehidupan.

 

·         Korban jiwa

Gempa bumi dapat menyebabkan korban jiwa dan cedera yang serius. Korban jiwa dapat terjadi akibat tertimbun reruntuhan bangunan, tertimbun longsoran tanah atau batu, atau terjebak di dalam reruntuhan.

 

·         Gangguan ekonomi

Gempa bumi dapat menyebabkan gangguan pada perekonomian dan bisnis. Kerusakan pada infrastruktur dapat menghambat aktivitas ekonomi, dan memengaruhi produksi dan distribusi barang dan jasa.

 

·         Gangguan pada kesehatan dan sanitasi

Gempa bumi dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan dan sanitasi, seperti penyakit akibat air yang terkontaminasi atau kurangnya akses ke fasilitas kesehatan.

 

·         Dampak psikologis

Gempa bumi dapat meninggalkan trauma dan dampak psikologis pada korban, termasuk kecemasan, depresi, dan kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan baru setelah kejadian.

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1 Kesimpulan

Untuk mengurangi dampak seisme, kita perlu mempersiapkan diri dan meningkatkan kesiapsiagaan sebelum terjadinya gempa bumi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain adalah membangun bangunan dan infrastruktur yang tahan gempa, melakukan simulasi evakuasi, dan mengetahui lokasi tempat berteduh yang aman.

Dengan memahami semua hal tersebut, kita dapat mempersiapkan diri dan mengurangi risiko dampak yang mungkin terjadi saat terjadi gempa bumi. Hal ini sangat penting untuk dilakukan, karena gempa bumi dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, dan dapat menimbulkan kerusakan dan korban jiwa yang besar jika kita tidak siap menghadapinya.

Oleh karena itu, mitigasi bencana gempa bumi sangat penting untuk mengurangi dampak dan pengaruh seisme bagi kehidupan manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang gempa bumi, membangun infrastruktur yang tahan gempa, dan melaksanakan simulasi dan pelatihan untuk menghadapi situasi darurat saat terjadi gempa bumi.

 

No comments:

Post a Comment