KUMPULAN MAKALAH : 07/09/21

Friday, July 9, 2021

MAKALAH BENCANA TSUNAMI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.



















DAFTAR ISI


HALAMAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang
1.2      Rumusan Masalah

BAB II
PEMBAHASAN
2.1      Pengertian Tsunami
2.2      Penyebab tsunami
2.2.1        Gempa bumi yang berpusat di bawah laut
2.2.2 Sistem peringatan dini di indonesia
2.2.3 Cara Kerja

BAB III
PENUTUP
3. 1    Kesimpulan
3. 2    Saran
3. 3    Penutup


















BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang

Tsunami (bahasa Jepang: æŽ„æłą; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah lain.Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.
 Teks-teks geologi, geografi, dan oseanografi di masa lalu menyebut tsunami sebagai "gelombang laut seismik".

1.2      Rumusan Masalah

a.         Apa yang di maksud dengan tsunami?
b.         Apa penyebab dari bencana tsunami?
c.         Gejala apa saja yang muncul sebelum tsunami terjadi?
d.         Bagaimana poses terjadinya tsunami?
e.         Apa akibat dari bencana tsunami?
f.          Bagaimana upaya untuk pencegahan serta penanggulangan tsunami?
g.         Dimana saja kawasan yang pernah terjadi bencana tsunami?











BAB II
PEMBAHASAN
2.1      Pengertian Tsunami

Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan hingga lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
Kecepatan gelombang tsunami bergantung pada kedalaman laut. Di laut dengan kedalaman7000 m misalnya, kecepatannya bisa mencapai 942,9 km/jam. Kecepatan ini hampir sama dengan kecepatan pesawat jet. Namun demikian tinggi gelombangnya di tengah laut tidak lebihdari 60 cm. Akibatnya kapal-kapal yang sedang berlayar diatasnya jarang merasakan adanya tsunami. Berbeda dengan gelombang laut biasa, tsunami memiliki panjang gelombang antara dua puncaknya lebih dari 100 km di laut lepas dan selisih waktu antara puncak-puncak gelombangnya berkisar antara 10 menit hingga 1 jam. Saat mencapai pantai yang dangkal, teluk,atau muara sungai gelombang ini menurun kecepatannya, namun tinggi gelombangnya meningkat puluhan meter dan bersifat merusak.

2.2      Penyebab tsunami

Tsunami tidak akan terjadi jika tidak ada faktor pemicu. Faktor penyebab terjadinya tsunami ini adalah:

2.2.1        Gempa bumi yang berpusat di bawah laut

Meskipun demikian, tidak semua gempa bumi dibawah laut berpotensi menimbulkan tsunami. Gempa bumi dasar laut dapat menjadi pernyebab terjadinya tsunami adalah gempa bumi dengan kriteria sebagai berikut:

·         Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
·         Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.
·         Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR.
·         Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atau turun).

Tsunami yang ditimbulkan oleh gempabumi biasanya menimbulkan gelombang yang cukup  besar, tergantung dari kekuatan gempanya dan besarnya area patahan yang terjadi.
 Tsunami dapat dihasilkan oleh gangguan apapun yang dengan cepat memindahkan suatu  massa air yang sangat besar, seperti suatu gempabumi, letusan vulkanik, batu  bintang/meteor atau tanah longsor. Bagaimanapun juga, penyebab yang paling umum  terjadi adalah dari gempabumi di bawah permukaan laut. Gempabumi kecil bisa saja  menciptakan tsunami akibat dari adanya longsor di bawah permukaan laut/lantai samudera  yang mampu untuk membangkitkan tsunami. Tsunami dapat terbentuk manakala lantai samudera berubah bentuk secara vertikal dan  memindahkan air yang berada di atasnya. Dengan adanya pergerakan secara vertical dari  kulit bumi, kejadian ini biasa terjadi di daerah pertemuan lempeng yang disebut subduksi.  Gempa bumi di daerah subduksi ini biasanya sangat efektif untuk menghasilkan gelombang  tsunami dimana lempeng samudera slip di bawah lempeng kontinen, proses ini disebut juga  dengan subduksi.




2.2.2        Letusan Gunung Berapi

Letusan gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa vulkanik (gempa akibat letusan gunung berapi). Tsunami besar yang terjadi padatahun 1883 adalah akibat meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda. Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat padatanggal 10-11 April 1815 juga memicu terjadinya tsunami yang melanda Jawa Timur dan Maluku. Indonesia sebagai negara kepulauan yang beradadi wilayah ring of fire (sabuk berapi) dunia tentu harus mewaspadai ancaman ini.

2.2.3        Longsor bawah laut.

Longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan antara lempeng samudera dan lempeng benua. Proses ini mengakibatkan terjadinya palung laut dan pegunungan. Tsunami karena longsoran bawah laut ini dikenal dengan nama tsunamic submarine landslide.

2.2.4        Hantaman Meteor di Laut

Jatuhnya meteor berukuran besar di laut juga merupakan penyebab terjadinya tsunami.

2.3      Gejala Tsunami

·                Diawali dengan gempa bumi.
·                Air laut tiba-tiba surut
·                Bau garam menyengat
·                Langit tampak berwarna hitam
·                Terjadi ledakan yang dahsyat

2.4      Sistem Peringatan DIni

Banyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii, mempunyai sistem peringatan tsunami dan prosedur evakuasi untuk menangani kejadian tsunami. Bencana tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru dunia dan proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui perangkat yang ada di dasar atu permukaan laut yang terknoneksi dengansatelit.
Perekam tekanan di dasar laut bersama-sama dengan perangkat yang mengapung di laut buoy, dapat digunakan untuk mendeteksi gelombang yang tidak dapat dilihat oleh pengamat manusia pada laut dalam. Sistem sederhana yang pertama kali digunakan untuk memberikan peringatan awal akan terjadinya tsunami pernah dicoba di Hawai pada tahun 1920-an. Kemudian, sistem yang lebih canggih dikembangkan lagi setelah terjadinya tsunami besar pada tanggal 1 April 1946 dan 23 Mei 1960. Amerika serikat membuat Pasific Tsunami Warning Center pada tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan data dan peringatan internasional pada tahun 1965.
Salah satu sistem untuk menyediakan peringatan dini tsunami, CREST Project, dipasang di pantai Barat Amerika Serikat, Alaska, dan Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific Northwest Seismograph Network, serta oleh tiga jaringan seismik universitas.
Hingga kini, ilmu tentang tsunami sudah cukup berkembang, meskipun proses terjadinya masih banyak yang belum diketahui dengan pasti. Episenter dari sebuah gempa bawah laut dan kemungkinan kejadian tsunami dapat cepat dihitung. Pemodelan tsunami yang baik telah berhasil memperkirakan seberapa besar tinggi gelombang tsunami di daerah sumber, kecepatan penjalarannya dan waktu sampai di pantai, berapa ketinggian tsunami di pantai dan seberapa jauh rendaman yang mungkin terjadi di daratan. Walaupun begitu, karena faktor alamiah, seperti kompleksitas topografi dan batimetri sekitar pantai dan adanya corak ragam tutupan lahan (baik tumbuhan, bangunan, dll), perkiraan waktu kedatangan tsunami, ketinggian dan jarak rendaman tsunami masih belum bisa dimodelkan secara akurat.

2.2.2        Sistem peringatan dini di indonesia
Pemerintah Indonesia, dengan bantuan negara-negara donor, telah mengembangkan Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System - InaTEWS). Sistem ini berpusat pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta. Sistem ini memungkinkan BMKG mengirimkan peringatan tsunami jika terjadi gempa yang berpotensi mengakibatkan tsunami. Sistem yang ada sekarang ini sedang disempurnakan. Kedepannya, sistem ini akan dapat mengeluarkan 3 tingkat peringatan, sesuai dengan hasil perhitungan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (Decision Support System - DSS).
Pengembangan Sistem Peringatan Dini Tsunami ini melibatkan banyak pihak, baik instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga internasional, lembaga non-pemerintah. Koordinator dari pihak Indonesia adalah Kementrian Negara Riset dan Teknologi(RISTEK). Sedangkan instansi yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk mengeluarkan INFO GEMPA dan PERINGATAN TSUNAMI adalah BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika). Sistem ini didesain untuk dapat mengeluarkan peringatan tsunami dalam waktu paling lama 5 menit setelah gempa terjadi.

Sistem Peringatan Dini memiliki 4 komponen: 
1.            Pengetahuan mengenai Bahaya dan Resiko, 
2.            Peramalan, 
3.            Peringatan, dan Reaksi.Observasi (Monitoring gempa dan permukaan laut), 
4.            Integrasi dan Diseminasi Informasi, Kesiapsiagaan.



2.2.3        Cara Kerja
Sebuah Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah merupakan rangkaian sistem kerja yang rumit dan melibatkan banyak pihak secara internasional, regional, nasional, daerah dan bermuara di Masyarakat.
Apabila terjadi suatu Gempa, maka kejadian tersebut dicatat oleh alat Seismograf (pencatat gempa). Informasi gempa (kekuatan, lokasi, waktu kejadian) dikirimkan melalui satelit ke BMKG Jakarta. Selanjutnya BMG akan mengeluarkan INFO GEMPA yang disampaikan melalui peralatan teknis secara simultan. Data gempa dimasukkan dalam DSS untuk memperhitungkan apakah gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami. Perhitungan dilakukan berdasarkan jutaan skenario modelling yang sudah dibuat terlebih dahulu. Kemudian, BMKG dapat mengeluarkan INFO PERINGATAN TSUNAMI. Data gempa ini juga akan diintegrasikan dengan data dari peralatan sistem peringatan dini lainnya (GPS, BUOY, OBU, Tide Gauge) untuk memberikan konfirmasi apakah gelombang tsunami benar-benar sudah terbentuk. Informasi ini juga diteruskan oleh BMKG. BMKG menyampaikan info peringatan tsunami melalui beberapa institusi perantara, yang meliputi (Pemerintah Daerah dan Media). Institusi perantara inilah yang meneruskan informasi peringatan kepada masyarakat. BMKG juga menyampaikan info peringatan melalui SMS ke pengguna ponsel yang sudah terdaftar dalam database BMKG. Cara penyampaian Info Gempa tersebut untuk saat ini adalah melalui SMS, Facsimile, Telepon, Email, RANET (Radio Internet), FM RDS (Radio yang mempunyai fasilitas RDS/Radio Data System) dan melalui Website BMG (www.bmg.go.id).

BAB III
PENUTUP
3. 1    Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
Tsunami adalah gelombang laut yang disebabkan oleh gempa bumi, tanah longsor, meteor  atau letusan gunung berapi yang terjadi di laut.
Terjadinya Tsunami diakibatkan oleh adanya gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air meluap ke daratan, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor  yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut.
Dampak Tsunami sebagian besar mengakibatkan kerusakan parah dan banyak menelan korban jiwa dan harta benda sehingga perlu adanya upaya untuk menghadapi tsunami baik dalam keadaan waspada,persiapan,saat terjadi tsunami dan setelah terjadi tsunami.
Ada pula berbagai macam cara untuk menanggulangi bencana tsunami.

3. 2    Saran

Untuk mengantisipasi datangnya tsunami yang sampai saat ini belum bisa diprediksikan dengan tepat kapan dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
Selalu waspada dan memantau dengan aktif informasi tentang bahaya tsunami dari pihak yang berwenang terhadap adanya potensi tsunami terutama penduduk yang bermukim didekat pantai.Menentukan tempat-tempat berlindung yang tinggi dan aman jika terjadi tsunami. Menyediakan persediaan makanan dan air minum untuk keperluan darurat dan pengungsian. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian seperti perlengkapan P3K atau obat-obatan.

3. 3    Penutup

Demikianlah makalah ini kami buat dengan yang sebenar-benarnya. Ucapan terima kasih tertuju kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga terlaksananya pembuatan makalah dan presentasi ini. Serta kepada teman-teman yang ikut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami selaku anggota kelompok memohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kessalahan serta kekurangan dalam makalah ini. Selain untuk memenuhi tugas Pendidikan Lingkungan Hidup, Semoga makalah ini dapat menjadi acuan, pertimbangan, serta motivasi dan koreksi bagi kegiatan selanjutnya.






Halaman HTML5

Website Saya

Artikel Saya

Artikel

Left

Right

Copyright © 2017