KUMPULAN MAKALAH : 01/11/20

Saturday, January 11, 2020

MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi Tepat Guna adalah suatu alat yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat berguna serta sesuai dengan fungsinya di dalam Masyarakat Tradisional yang modern.
          Secara teknis Teknologi Tepat Guna merupakan jembatan antara teknologi tradisional dan teknologi maju. Oleh karena itu aspek-aspek Kultural dan ekonomi juga merupakan dimensi yang harus diperhitungkan dalam mengelola Teknologi Tepat Guna. 

1.2 Rumusan masalah
·         Apa pengertian dari Teknologi Tepat Guna?
·         Apa faktor-faktor Pertumbuhan dan Perkembangan Teknologi Tepat Guna?
·         Apa saja karakteristik Teknologi Tepat Guna?
·         Apa saja kriteria Teknologi Tepat Guna?
·         Kesesuaian apa yang terdapat di Teknologi Tepat Guna?
·         Apa ciri-ciri Teknologi Tepat Guna?
·         Apa syarat Teknologi Tepat Guna?
·         Apa jenis-jenis Teknologi Tepat Guna?
·         Apa Fungsi dan Manfaat Teknologi Tepat Guna?
·         Apa saja Contoh Produk Karya Rekayasa Inovasi Teknologi Tepat Guna?
·         Apa saja Dapak Positif dan Negatif Teknologi Tepat Guna?


1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas adalah, adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui konsep dasar dari “Teknologi Tepat Guna”, Jenis-Jenis dan manfaat di dalam masyarakat lokal yang modern.
1.4 Manfaat
·         Setelah Membaca dan Memahami Makalah ini, diharapkan :
·         Memahami Pengertian Teknologi Tepat Guna
·         Mengetahui Jenis Teknologi Tepat Guna
·         Memahami Pengaruh Teknologi Tepat Guna di dalam Masyarakat
·         Memotivasi agar kita dapat Berinovasi dan Pengembangkan Teknologi Tepat Guna berbasis IT di dalam Masyarakat.













BAB II
Landasan Teori

2.1 Sejarah
Teknologi Tepat Guna (TTG) awalnya diusulkan oleh E.F. Schumacher, seorang ekonom berkebangsaan Inggris dan menjadi inspirasi salah satu bukunya yang sangat terkenal berjudul Small is Beautiful.  Schumacher adalah  Dewan Penasihat Batubara Inggris (British Coal Board Advisor) dan penasihat pemerintah untuk Burma dan selanjutnya untuk India. Schumacher mendirikan Intermediate Technology Development Group (ITDG) pada tahun 1966. Pendekatannya mendapat perhatian pada tahun 1960-an sebagai gerakan sosial selama krisis energi tahun 1970-an dan sebagai gerakan lingkungan. ITDG masih ada hingga sekarang di bawah organisasi riset aksi yang bertujuan untuk “memperlihatkan dan mengadvokasi pembangunan berkelanjutan melalui pemanfaatan teknologi untuk mengurangi kemiskinan di negara-negara berkembang''.
     Pada awalnya, teknologi tepat guna sering digunakan bergantian dengan intermediet teknologi,   yang berarti teknologi antara, yaitu teknologi tradisional di negara berkembang dan teknologi maju padat modal dari dunia barat. Istilah teknologi tepat guna dalam konteks yang spesifik dan kadang-kadang umum dianggap sebagai suatu teknik untuk pembangunan yang digunakan untuk mengatasi masalah kemiskinan, keadilan sosial, ketenaga kerjaan, dan kebutuhan dasar manusia. Definisi terakhir tentang teknologi tepat guna, bahwa teknologi ini haruslah berskala kecil, padat karya, investasi modal yang rendah per pekerja, hemat energi, ramah lingkungan, dikontrol dan dipelihara oleh masyarakat setempat.
Menurut Oxford English Dictionary, definisi gabungan untuk istilah 'tepatguna' dan 'teknologi' adalah “penerapan pengatahuan ilmiah untuk tujuan praktis sehingga cocok untuk orang, kondisi, keempatan atau tempat tertentu”. Definisi ini berimplikasi bahwa “tepat guna” dapat bervariasi dan oleh sebab itu istilah teknologi tepat guna tidak dapat tepat didefinisikan. Secara umum, istilah teknologi tepat guna seringkali digunakan dalam konteks teknologi untuk negara berkembang.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Teknologi Tepat Guna
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi tepat guna adalah suatu alat yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat berguna serta sesuai dengan fungsinya. Selain itu, teknologi tepat guna atau yang  disingkat dengan TTG adalah  teknologi yang digunakan dengan sesuai (tepat guna). Ada yang menyebutnya teknologi tepat guna sebagai teknologi yang telah dikembangkan secara tradisional, sederhana dan proses pengenalannya banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat tertentu.
Secara teknis TTG merupakan jembatan antara teknologi tradisional dan teknologi maju. Oleh karena itu aspek-aspek sosio-kultural dan ekonomi juga merupakan dimensi yang harus diperhitungkan dalam mengelola TTG. Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif minimalis dibandingkan dengan teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemari lingkungan.

3.2 Faktor-faktor Pertumbuhan dan Perkembangan Teknologi Tepat Guna
·         Kondisi
·         Tingkat isolasi
·         Keterbukaan masyarakat     
·         Tingkat pertumbuhan kehidupan sosial ekonomi masyarakat tersebut.     
·         Kebutuhan, yaitu kebutuhan yang berorientasi kepada keadaan lingkungan geografis atau profesi kehidupan masyarakat yang bersangkutan.


3.3 Karakteristik Teknologi Tepat Guna
Pemahaman dari teknologi tepat guna sangat beragam di antara banyak bidang ilmu dan penerapannya, namun karakteristik teknologi tepat guna adalah sebagai berikut:        
·             Terdesentralisasi        
·             Berskala relatif kecil        
·             Padat karya        
·             Hemat energi, dan        
·             Terkait erat dengan kondisi lokal        
·             Berbasiskan pada manusia penggunanya        
·             Berdampak polutif seminimal mungkin.

3.4 Kriteria Teknologi Tepat Guna
Mempergunakan sumber-sumber yang tersedia banyak di suatu tempat. Sesuai dengan keadaan ekonomi dan sosial masyarakat setempat. Dapat membantu memecahkan masalah dalam masyarakat setempat.
Banyak rumusan lain mengenai Teknologi Tepat Guna. Rumusan berikut adalah yang dianut Pusat Teknologi Pembangunan  ITB (PTP  ITB). PTP  ITB mengajukan tiga kriteria persyaratan yang harus dipenuhi yaitu Teknis, Sosial dan Ekonomik.
Persyaratan Sosial meliputi :
1)      Memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan baku yang di import.
2)      Jumlah produksi harus ukup dan mutu produksi harus dapat diterima oleh pasaran yang ada, baik dalam maupun luar negeri.
3)      Menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasar dengan sarana angkutan yang tersedia dan yang masih dapat dikembangkan, sehingga dapat dihindarkan kerusakan atas mutu hasil (produk) serta menjamin kesinambungan peneyediaan pasokan (suplay) ukup teratur.
4)      Memperhatikan ketertersediaan peralatan, serta operasi dan perawatannya demi kesimanbungan (kontinuitas) persyaratan teknis.
Persyaratan Teknis meliputi :
a.       Memanfaatkan keterampilan yang sudah ada atau kerterempilan yang mudah pemindahannya, serta sejauh mungkin menegah latihan ulang yang sukar dilakukan, mahal dan memakan waktu
b.      Menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang.
c.       Menekan serendah mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan pengangguran ataupun setengah pengangguran.
d.      Membatasi timbulnya ketegangan sosial dan budaya, dengan mengatur agar peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu.
e.       Menjamin agar peningkatan produksi serasi dengan peningkatan yang merata atas pendapatan.

Persyaratan Ekonomik meliputi :
1)      Membatasi sesedikit mungkin kebutuhan modal.
2)      Menekan, sehingga minimum kebutuhan akan devisa.
3)      Mengarahkan pemakaian modal, agar sesuai dengan renana pengembangan lokal, regional dan nasional.
4)      Menjamin agar hasil dan keuntungan kembali kepada produsen dan tidak meniptakan terbentuknya mata-rantai baru.
5)      Mengarahkan usaha pada pengelompokan seara koperatif.

3.5 Kesesuaian Teknologi Tepat Guna
Kapan suatu teknologi itu yang sesuai (tepat guna?) Suatu pertanyaan yang sering diajukan. Berbagai jawaban dikemukakan. Dari beberapa jawaban-jawaban dan bertolak dari kriteria dan syarat TT yang dikemukakan diatas, dapat diajukan beberapa ketentuan bahwa suatu teknologi dikatakan sesuai (tepat guna):
a.       apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber-sumber yang tersedia banyak di suatu tempat.
b.      apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber-sumber yang terdapat sedikit disuatu tempat.
c.       apabila teknologi itu dapat sesuai dengan keadaan ekonomi dan sosial masyarakat setempat dan
d.      apabila teknologi itu membantu memeahkan persoalanmasalah yang sebenarnya, bukan teknologi yang hanya bersemayam dikepala perenananya.

3.6 Ciri-ciri Teknologi Tepat Guna
Sebagaimana telah dikemukakan pada kriteria dan syarat dan kesesuaian TTG, dapat dikemukakan ciri-ciri yang cukup menggambarkan TTG (walaupun tidak berarti sebagai batasan) adalah sebagai berikut:
a.       Perbaikan teknologi tradisional yang selama ini menjadi tulang punggung pertanian, industri, pengubah energi, transportasi, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di suatu tempat.
b.      Biaya investasi cukup rendah/ relatif murah.
c.       Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara dan didukung oleh keterampilan setempat.
d.      Masyarakat mengenal dan mampu mengatasi lingkungannya.
e.       Cara pendayagunaan sumber-sumber setempat termasuk sumber alam, energi, bahan secara lebih baik dan optimal.
f.        Alat mandiri masyarakat dan mengurangi ketergantungan kepada pihak luar (self- realiance motivated).

3.7 Syarat Teknologi Tepat Guna
Syarat Teknologi bisa dikatan tepat sasaran atau dikatakan Teknologi Tepat Guna yaitu:
a.       Biaya murah
b.      Mudah dibangun
c.       Mudah dirawat
d.      Berdaya guna
e.       Berhasil guna
f.        Aman digunakan siapapun
g.      Ramah lingkungan.

3.8 Jenis-jenis Teknologi Tepat Guna
A.      Bidang Pendidikan
Teknologi tepat guna pada bidang pendidikan mempunyai faktor pendukung dalam proses  pembelajaran dan teknologi tepat guna tersebut dapat memudahkan proses belajar mengajar dengan hasil lebih baik atau optimal misalnya, Bahan ajar/sumber belajar, Media pembelajaran, Sarana praktek/praktikum,  Sistem penilaian, Sistem pembelajaran. Sedangkan Teknologi tepat guna dalam mata pelajaran dapat diterapkan dalam hal : Sistem penanganan kasus, Sistem informasi, Sistem diagnosa kasus, Tes psikologi.

B.       Bidang Transportasi
Kebutuhan akan transportasi memudahkan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dari segi ekonomi dengan lebih ringan tetapi juga lebih cepat dan penghematan waktu untuk menempuh jarak wilayah. Dalam perkembangannya transportasi mengalami kemajuan di bidang IPTEK sehingga  dengan mudah masyarakat menggunakan bentuk dari pelayanan transportasi public ini seperti pada jaman dulu, masyarakat memakai kendaraan sepeda roda 2 atau yang lebih dikenal ontel, lalu berkembang lagi untuk dinaiki oeh 2 penumpang yaitu becak, berkembang lagi dengan menggunakan mesin dan tidak mengurangi kapasitas dari becak tersebut, munculah bemo dan bajaj berkeambang lagi dengan menggunakan roda 4 sehingga dapat memperbanyak daya tampung penumpang mobil sedan angkot mini maupun miniarta, sampai pada puncaknya pada pertengahan munculah kereta api dan hingga saat ini menuju kesuksesan maka dibuatlah pesawat udara untuk mempermudah public dalam tranportasi tanpa batas antar Negara bahkan pulau. Itulah gambaran dari perkembangan  transportasi public di negeri kita ini.



C.       Bidang Kesehatan dan Kedokteran
Bidang kedokteran sudah pasti ada banyak teknologi yang digunakan. Misalnya untuk memeriksa kadar kolesterol, kadar gula, fungsi pencernaan, fungsi syaraf dan lainnya ada sistem canggih yang digunakan. Menggunakan alat semacam maghnet yang digenggam kemudian langsung terhubung dengan layar komputer dan diketahui bagaimana kondisi tubuh pasien. Hal tersebut berarti tidak hanya menggunakan metode pengambilan sampel darah saja. Alhasil ada banyak alternatif untuk membandingkan hasil pemeriksaan sehingga lebih maksimal. Belum lagi teknoloti CT scan, USG dan sebagainya.

D.      Bidang Pertanian dan Peternakan
Anda bisa melihat bagaimana tanah digarap dengan bajak. Dimana sebelumnya harus dicangkul. Pencangkulan lahan dinilai terlalu lama dan terlalu banyak orang yang diperlukan. Kemudian muncul bajak dengan memanfaatkan sapi atau kerbau sebagai penggerak. Pekerjaan menggarap tanah lebih cepat. Namun ternyata masih dianggap terlalu lama lalu muncullah trantor yang membuat penggarapan lahan pertanian lebih cepat. Belum lagi penemuan pembuatan pupuk. Mulai pupuk buatan hingga pupuk organik cair (POC) yang dinilai lebih aman bagi tanaman.

E.       Bidang Usaha Kecil Menengah
Bidang satu ini termasuk sangat berkembang teknologi yang dihasilkan. Jika dulu untuk mengiris bawang perlu bersusah payah, kini sudah ada mesin pengupas dan pengiris bawang. pengirisian lebih cepat dan lebih banyak. Lalu ada mesin pengiris untuk pembuatan keripik singkong, keripik ubi, keripik kentang. Siapa sangka, buah dan sayur bisa dijadikan keripik. Namun saat ini hal tersebut bukan bualan. Terdapat pengiris untuk keripik buah, terdapat mesin untuk pembuatan keripik, dimana hasilnya akan dimaksimalkan dengan mesin peniris minyak. Apapun jenis gorengan akan semakin renyah dan minim sisa minyak goreng. Padahal dahulu untuk meniriskan minyak kebanyakan menggunakan koran bekas yang belakangan diketahui berbahaya karena tinta pada koran bisa menempel pada makanan tersebut.

F.        Bidang Sosial
Bidang Sosial yaitu menyangkut SDM Pada akhirnya setiap perkembangan teknologi yang ada mampu meningkatkan produktifitas kinerja manusia. Misalnya pada bidang sosial. Para pengusaha atau wirausaha yang dilakukan semakin berkembang usaha yang dimiliki dengan menggunakan berbagai teknologi yang ada saat ini. Adanya teknologi tepat guna pun bisa dikatakan mampu meningkatkan perekonomian lebih banyak orang.


3.9  Fungsi dan Manfaat Teknologi Tepat Guna
a.       Secara Umum
Secara umum Manfaat dari teknologi tepat guna adalah:
o   Memenuhi kebutuhan masyarakat yang makin hari makin meningkat
o   Meningkatnya kemampuan masyarakat bagi yang mampu mengoperasionalkan dan memanfaatkan TTG tersebut.
o   Bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemenuhan kebutuhannya.
o   Teknologi tepat guna dapat mempermudah dan mempersingkat waktu pekerjaan tenaga kesehatan dan klien
o   penambahan hasil produksi yang makin meningkat dari sebelumnya.
o   Masyarakat mampu mempelajari, menerapkan, memelihara teknologi tepat guna tersebut
o   Masyarakat / klien bisa lebih cepat ditangani oleh tenaga kesehatan
o   Hasil diagnosa akan lebih akurat, cepat, dan tepat.

b.      Manfaat teknologi tepat guna dalam wirausaha
Berdasarkan pengertian wirausaha di atas maka penggunaan teknologi    tepat guna sangat dibutuhkan dalam menjalankan sebuah usaha Adapun manfaat TTG dalam wirausaha yaitu:
o   Menigkatkan hasil produksi/ Teknologi tepat guna untuk tingkatkan produksi pangan Penggunaan mesin pengolah padi, dll.
o   Memudahkan pengusaha dalam memproduksi barang Mesin giling, dll.
o   Memudahkan pemasaran produk Hp, internet, dll.
o   Biaya produksi hemat.


3.10 Contoh Produk Karya Rekayasa Inovasi Teknologi Tepat Guna
Beberapa contoh aneka produk karya rekayasa inovatif yang menggunakan teknologi tepat guna antara lain, seperti berikut :
a.                        Alat pencetak briket
Alat pencetak briket adalah kempa yang berfungsi mencetak tepung arang dengan ukuran mesh tertentu yang telah dicampur dengan perekat kanji sehingga menjadi briket arang dengan ukuran dan bentuk tertentu seperti: kubus, bulat tepung, dan atau bulat pepat. tekanan yang dihasilkan oleh kempa dapat berasal dari hidrolik maupun tekanan mekanik menggunakan ulir.
b.                        Alat pengering hasil pertanian           
Alat pengering hasil pertanian, merupakan modifikasi alat dengan alat utama sumber panas, untuk mengurangi kadar air hasil pertanian dan baki (tray). yang berfungsi sebagai “alas jemur” pada proses penjemuran secara alami serta blower yang berfungsi menghantarkan panas melalui saluran tertentu (selang) sehingga mengenai permukaan produk yang akan dikeringkan.
c.                        Alat pengambilan zat warna alam indigo
Proses pengambilan zat warna alam indigo pada dasarnya adalah bagaimana melakukan aerasi pada cairan hasil rendaman daun dari tanaman indigofera tinctoria.L. sirkulasi air dengan meggunakan pompa memungkinkan terjadinya proses aerasi.
d.                        Alat pembuatan tepung
Alat pembuat tepung arang, terdiri atas dua komponen utama, yaitu penghalus, dan penyaring. penghalus dapat berupa grind, yaitu pertemuan dua buah logam yang berputar berlawanan arah dan menghancurkan arang benda yang hendak dhaluskan. penyaring berfungsi mengayak arang dengan ukuran mesh tertentu.
e.                        Alat perajang sampah organic
Alat perajang sampah biasanya berbentuk rol ganda yang berputar berlawanan dan diberi bilah berbentuk pisau, dimakksudkan untuk memperkecil ukuran agar lebih mudah melapuk pada proses pembuatan pupuk kompos.
f.                         Alat pengurai serat sabut kelapa
Bentuknya terdiri atas rol tunggal yang diberi paku-paku panjang untuk mengurai sabut kelapa sehingga terpisah dari serbuknya.
g.                        Alat pengepres dalam pembuatan baglog Prinsip alat ini  sama dengan pencetak briket, yaitu berbentuk kempa (tekanan) yang dihasilkan baik dari tenaga hidrolik maupun mekanik.
h.                        Alat Penjernihan Air
Salah satu cara mendapatkan air bersih adalah menggunakan saringan air sederhana. Pada saringan air sederhana ini selain menggunakan kerikil, sabut kelapa, ijuk, dan arang juga ditambah satu buah lapisan spon sebagai lapisan terakhir.

3.11 Dampak Positif dan Negatif Teknologi Tepat Guna
A.    Dampak positif
·         Dengan adanya teknologi tepat guna dalam kehidupan masyarakat lokal, maka masyarakat akan mendapat kemudahan dalam menjaga perekonomian dan kemajuan yang lebih efisien dan efektif.
·         Membantu memecahkan persoalan/ masalah yang sebenarnya dalam masyarakat.
B.     Dampak negative
·         Jika penggunaannya teknologi tepat guna tidak sesuai dengan lingkup yang memerlukan maka itu akan sia-sia. Dengan ketidak tepatan penggunaan alat maka akan berdampak buruk terhadap individu masyarakat tertentu. Contoh : penggunaan USG pada pasien dengan cara-cara yang tidak tepat.
·         Penggunaan teknologi pada daerah pedalaman dengan tenaga yang tidak ahli akan menimbulkan resiko terhadap pengguna dan hasilnya.

3.12 Cara membuat alat penjernih air sederhana
Alat dan bahan:
·         Gunting atau cutter digunakan untuk memotong bagian bawah botol air mineral.
·         Botol plastik air mineral ukuran 1.500 ml, digunakan sebagai wadah penyaringan air.
·         Kerikil, sebagai penyaring air yang pertama
·         Sabut kelapa, sebagai penyaring air tingkat kedua
·         Ijuk, sebagai penyaring air ketiga
·         Arang, sebagai penyaring air keempat
·         Spon, sebagai penyaring air terakhir atau paling bawah
·         Bak penampung berguna untuk menampung air hasil saringan, bak penampung dapat menggunakan mangkok atau alat yang lain.

Langkah-langkah :
·         Untuk memastikan bahan-bahan yang kita gunakan benar-benar bersih, cuci bersih semua bahan yang akan digunakan, kemudian keringkan.
·         Ambil botol plastik air mineral bekas ukuran 1.500 ml atau ukuran 1,5 liter. Potong bagian dasarnya menggunakan gunting atau cutter. Mintalah bantuan orang dewasa atau guru untuk memotongnya karena menggunakan gunting atau cutter dapat mengenai tangan.
·         Buka tutup botol, lalu tempatkan botol air di bak penampungan, secara terbalik pegang botol air mineral supaya tidak roboh saat dilakukan pengisian bahan-bahan penyaring air.
·         Susunlah bahan-bahan yang diperlukan sesuai urutan yaitu paling atas adalah kerikil, sabut kelapa, arang, ijuk, dan terakhr adalah spons.
·         Letakkan bak penampung di bawah botol untuk menampung air hasil saringan.
·         Tuangkan beberapa gayung air kotor perlahan melalui botol penyaring.
·         Secara terus menerus, tuang air kotor tersebut hingga air yang tertampung berubah menjadi lebih jernih.
·         Apabila hasil saringan masih kurang bersih lakukan penyaringan sekali lagi agar mendapatkan air yang benar-benar bersih.
·         Setelah melakukan penyaringan air dengan menggunakan alat sederhana tugas selanjutnya adalah membuat laporan hasil pengamatan. Salah satu bagian dalam pengamatan berisi tentang hasil pengamatan dan kesimpulan.





Hasil Pengamatan
Hasil penjernihan air dapat dilihat melalui gambar sebelumnya. Dimana air yang semula warnanya keruh berubah menjadi lebih bening. Hal ini karena bahan-bahan yang digunakan, seperti batu kerikil, sabut kelapa, arang, ijuk, dan spons. Adapun batu-batu kerikil dan sabut kelapa yang digunakan pada alat penjernihan air sederhana tersebuat adalah untuk menyaring material-material yang berukuran besar, contoh : daun-daun, lumut, ganggang, dan lain-lain. Sementara arang, ijuk, dan spons berfungsi untuk menyaring atau menghilangkan bau, warna, zat pencemar dalam air, sebagai pelindung dan penukaran resin dalam alat atau penyulingan air.















BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Cara-cara manusia untuk mendapatkan air bersih melalui proses pembuatan alat penyaringan atau penjernihan air. Ada beberapa cara menyaring atau menjernihkan air. Salah satunya, dapat dilakukan dengan metode filtrasi dari benda-benda seperti kerikil, sabut kelapa, arang, ijuk, dan spons yang dapat menyaring kotoran pada air limbah yang menjadikan air lebih bening.
Dari uraian diatas dapat kami simpulkan hal-hal sebagai berikut, Teknologi Tepat Guna (TTG) bertujuan untuk menerapkan konsep-konsep manajemen modern ke dalam praktek (dunia nyata dan perilaku masyarakat) dalam upaya optimalisasi hasil produksi/pendapatannya.
Teknologi Tepat Guna merupakan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat, tidak merusak lingkungan, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara mudah serta menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan hidup. Teknolgi tersebut bersifat murah dan mudah serta memiliki nilai guna (manfaat/kemaslahatan) yang tinggi bagi masyarakat.
Teknologi Tepat Guna sebagai salah satu instrumen penting dalam pemberdayaan masyarakat dan desa/kelurahan. Proses facilitating merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam pengadopsian dan pengembangan teknologi tepat guna oleh masyarakat.

4.2 Saran
Teknologi tepat guna apabila dimanfaatkan dengan baik maka akan memperoleh hasil yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dan sebaiknya pemerintah juga mendukung kreasi-kreasi yang dibuat oleh pembuat teknologi tepat guna yang membantu banyak orang.