KUMPULAN MAKALAH : 10/27/21

Wednesday, October 27, 2021

MAKALAH Entalpi

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Entalpi adalah kaidah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi dalam, volume dan tekanan panas dari suatu zat. Satuan SI dari entalpi adalah joule, namun digunakan juga satuan British thermal unit dan kalori. Total entalpi (H) tidak bisa diukur langsung. Sama seperti pada mekanika klasik, hanya perubahannya yang dapat dinilai. Entalpi merupakan potensial termodinamika, maka untuk mengukur entalpi suatu sistem, kita harus menentukan titik reference terlebih dahulu, baru kita dapat mengukur perubahan entalpi ΔH. . Perubahan ΔH bernilai positif untuk reaksi endoterm dan negatif untuk eksoterm.

Untuk proses dengan tekanan konstan, ΔH sama dengan perubahan energi dalam sistem ditambah kerja yang dilakukan sistem pada lingkungannya. Maka, perubahan entalpi pada kondisi ini adalah panas yang diserap atau dilepas melalui reaksi kimia atau perpindahan panas eksternal.

Entalpi gas ideal, solid, dan liquid tidak tergantung pada tekanan. Benda nyata pada temperatur dan tekanan ruang biasanya kurang lebih mengikuti sifat ini, sehingga dapat menyederhanakan perhitungan entalpi.

 

1.2 Rumusan Masalah

·         Apa aitu Entalpi

·         Apa saja  jenis-jenis perubahan entalpi

 

1.3 Tujuan

Untuk menambah wawasan siswa/siswi dalam mata pelajaran kimia.

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 Pengertian

            Entalpi merupakan kaidah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi dalam, volume dan tekanan panas dari suatu zat. Satuan SI dari entalpi adalah joule, namun digunakan juga satuan British thermal unit dan kalori. Total entalpi (H) tidak bisa diukur langsung. Sama seperti pada mekanika klasik, hanya perubahannya yang dapat dinilai. Secara sistem, Entalpi merupakan potensial termodinamika, makanya untuk mengukur entalpi suatu sistem, kita harus menentukan titik reference terlebih dahulu, baru kita dapat mengukur perubahan entalpi ΔH. Perubahan ΔH bernilai positif untuk reaksi endoterm dan negatif untuk eksoterm.

Termodinamika pada dasarnya merupakan hukum kekekalan energi yang menyatakan bahwa energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Penjelasan dan pembuktian konsep ini tidak dapat dilakukan dengan mengukur seluruh energi alam semesta.

 

2.2 Jenis-Jenis  Dan Penentuan Perubahan Eltalpi

2.2.1 Perubahan Entalpi Standar

            Perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi bergantung pada suhu dan tekanan.Umumnya data termokimia ditentukan pada kondisi 25oC dan 1 atm. Perubahan entalpi reaksi yang ditentukan pada kondisi tersebut dinyatakan sebagai perubahan entalpi standar dan dinyatakan dengan lambang ΔHo.

Berdasarkan jenis reaksi yang terjadi, perubahan entalpi dibedakan menjadi:

1.    Entalpi Pembentukan Standar (ΔHf ° = Standard Enthalpy of Formation)

Entalpi pembentukan standar yaitu perubahan entalpi pada pembenntukan  1 mol senyawa dari unsur-unsurnya yang diukur pada 298 K dan tekanan 1 atm.

Contoh:                      C (s) + O2 (g) → CO2 (g)     ΔHf o = +110,5 kJ

 

2.   Entalpi Peruraian Standar (ΔHd o Standard Enthalpy of Dissociation)

Entalpi Peruraian Standar  yaitu perubahan entalpi yang terjadi pada  penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya  pada keadaan standar. Jadi, entalpi peruarian merupakan kebalikan entalpi pembentukan, yaitu:     ΔHd o = −ΔHf o

 Contoh:                          CO2 (g)  → C (s) + O2 (g)                   ΔHd o = +110,5 kJ

3.   Entalpi Pembakaran Standar (ΔHc o Standard Enthalpy of Combustion)

Entalpi pembakaran standar adalah perubahan entalpi pada pembakaran sempurna 1 mol zat yang diukur pada keadaan standar

Contoh:                          CO (g) + ½O2 (g) CO2 (g) ΔH = -283 kJ

4.   Entalpi Penetralan  Standar (ΔHn o Standard Enthalpy of Netralisation)

Entalpi Penetralan  Standar adalah perubahan entalpi pada penetralan 1 mol asam oleh basa atau 1 mol basa oleh asam membentuk 1 mol air. yang diukur pada keadaan standar.

 Contoh:                          HCl (aq) + NaOH (aq)→ NaCl (aq) + H2O (l) ΔH = -63 kJ

5.   Entalpi Penguapan Standar (ΔHv o Standard Enthalpy of Vapour)

Entalpi penguapan  standar adalah perubahan entalpi pada penguapan  1 mol zat dari  fasa cair menjadi fasa gas yang diukur pada keadaan standar

       Contoh:                           H2O (l)   H2O (g)      ΔH = + 44 kJ

6.   Entalpi Peleburan Standar (ΔHfus o Standard Enthalpy of Fusion)

     Entalpi Peleburan Standar  adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pencairan / peleburan 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan standar.

       Contoh:                      H2O (s)   H2O (l)     ΔH = + 6,01 kJ

7.    Entalpi Sublimasi Standar ( ΔHsubo = Standard Enthalpy of Sublimation )

Entalpi Sublimasi Standar adalah perubahan entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase gas pada keadaan standar.

       Contoh:                   H2O (s)   H2O (g)       ΔH = + 50,01 kJ

8.   Entalpi Pelarutan Standar ( ΔHosol = Standard Enthalpy of solibility)

      Entalpi Pelarutan Standar Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pelarutan  1 mol  suatu zat dalam suatu pelarut pada keadaan standar.

       Contoh:               HCl(g)   HCl (aq)      ΔH = – 75,14 kJ

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1 Kesimpulan

Termokimia juga menjelaskan pembentukan kriteria kemungkinan atau spontanitas dari transformasi yang diperlukan. Termokimia memperkirakan perubahan energi yang terjadi dalam reaksi kimia, perubahan fase, dan pembentukan larutan. Sebagian besar ciri-ciri dalam termokimia berkembang dari penerapan hukum I termodinamika, hukum 'kekekalan' energi, fungsi energi dalam, entalpi, entropi, dan energi bebas Gibbs.

Dalam Praktiknya, termokimia lebih banyak berhubungan dan sering ditemukan dengan pengukuran kalori yang menyertai rekasi kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan perubahan struktur zat. Anda dapat menemukannya pada perubahan wujud atau perubahan strukrur kristal.

MAKALAH Termokimia

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Termokimia yang merupakan bagian dari Termodinamika membahas tentang perubahan energi yang menyertai suatu reaksi kimia yang dimanifestasikan sebagai kalor reaksi. Partikel-partikel penyusun zat selalu bergerak konstan, sehingga zat memiliki energi kinetik. Energi kinetik rata-rata suatu objek berbanding lurus dengan temperature absolutnya (0K).

ini berarti jika suatu objek dalam keadaan panas, atom-atom molekulnya-molekul penyusun objek tersebut bergerak cepat, sehingga energy kinetic objek tersebut besar. Energi potensial suatu zat muncul dari gaya tarik menarik dan tolak-menolak antara partikel-partikel penyusun zat. Salah satu bentuk energi yang umum dijumpai adalah energi kalor.

Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipertukarkan antara sistem dan lingkungan. Kalor reaksi adalah perubahan energi dalam reaksi kimia dalam bentuk kalor. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.

Alat untuk mengukur kalor reaksi dari suatu reaksi kimia adalah kalorimeter. Kalorimeter yang menggunakan teknik pencampuran dua zat didalam suatu wadah, umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Ada dua jenis kalorimeter yaitu kalorimeter volume tetap dan kalorimeter tekanan tetap.

 

1.2 Rumusan masalah

·         Apa aitu Termokimia?

·         Apa saja contoh-contoh termokimia dalam kehidupa sehari-hari?

 

 

1.3 Tujuan

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan siswa/siswi serta dapat melatih siswa/siswi untuk memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan lebih telaten dalam mencari dan mengumpulkan sumber dan informasi selama melakukan pengkajian.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1  Pengertian Termokimia

Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia.

Termokimia dapat didefinisikan sebagai bagian ilmu kimia yang mempelajari dinamika atau perubahan reaksi kimia dengan mengamati panas/termalnya saja. Salah satu terapan ilmu ini dalam kehidupan sehari-hari ialah reaksi kimia dalam tubuh kita dimana produksi dari energi-energi yang dibutuhkan atau dikeluarkan untuk semua tugas yang kita lakukan. Pembakaran dari bahan bakar seperti minyak dan batu bara dipakai untuk pembangkit listrik.

Bensin yang dibakar dalam mesin mobil akan menghasilkan kekuatan yang menyebabkan mobil berjalan. Bila kita mempunyai kompor gas berarti kita membakar gas metan (komponen utama dari gas alam) yang menghasilkan panas untuk memasak. Dan melalui urutan reaksi yang disebut metabolisme, makanan yang dimakan akan menghasilkan energi yang kita perlukan untuk tubuh agar berfungsi. Hampir semua reaksi kimia selalu ada energi yang diambil atau dikeluarkan.

Dengan kajian-kajian yang dilakukan mengenai pengaplikasian termokimia dalam kehidupan sehari-hari. Dan untuk menguraikan permasalahan tersebut lebih detail lagi, penulis mencoba membuat makalah yang isinya membahas tentang “Aplikasi Termokimia Dalam Kehidupan Sehari-hari”.

 

Persamaan Termokimia

·         Adalah persamaan reaksi yang mengikutsertakan perubahan entalpinya ( DH ).

·         Nilai DH yang dituliskan di persamaan termokimia, disesuaikan dengan stoikiometri reaksinya, artinya = jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi kimia = koefisien reaksinya; ( fase reaktan maupun produk reaksinya harus dituliskan).

 

2.2 Contoh Termokimia dalam kehidupan Sehari - hari

1. Penggunaan Gas LPG pada Kompor Gas

Tabung Gas LPG berbagai UkuranGas LPG umunya tersusun atas butana. Reaksi pembakaran gas LPG dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi termokimia seperti berikut:

C4H10 + 6 ½ O2 → 4CO2 + 5H2O

Reaksi pembakaran tersebut juga dapat melibatkan beberapa fraksi, karena gas LPG terkadang tidak murni hanya mengandung butana. Gas LPG terkadang juga tersusun atas senyawa hidrokarbon rantai lain dalam jumlah kecil, misalnya propana (C3H8), enata (C2H6), dan pentana (C5H12).

 

2. Termometer Zat Cair

 

Termometer Zat CairTermometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu. Cara kerja termometer zat cair melibatkan proses termokimia yaitu ketika suhu naik, maka cairan dibola tabung mengembang lebih banyak daripada gelas yang menutupinya. Akibatnya, cairan yang tipis dipaksa naik ke atas secara kapiler.

Sebaliknya, jika suhu turun, maka cairan dibola tabung akan mengerut dan cairan yang tipis akan kembali turun.

 

 

 

 

 

3. Pembuatan Metana Melalui Proses Pemisahan Batubara Cair

Batubara dalam GenggamanBatu bara banyak dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar, bahan pembuatan kosmetik, dan compac disk (CD). Pada proses pembakaran batu bara akan dihasilkan gas SO2. Gas SO2 ini sangatlah berbahaya bagi Kesehatan manusia dan juga alam, dampak yang paling umum yaitu dapat menyebabkan terjadinya hujan asam. Oleh sebab itu, diterapkan proses desulfurisasi menggunakan serbuk kapur (CaCO3) atau spray air kapur Ca(OH)2 dalam alat scrubers untuk menghilangkan gas SO2. Reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut:

CaCO3(s) + SO2(g) → CaSO3(s) + CO2(g)

 

Ca(OH)2(aq) + SO2(g) → CaSO3(s) + H2O

 

Namun, biaya operasional desulfurisasi dan pembuangan deposit padatan Kembali menjadi masalah baru. Untuk meningkatkan nilai dari batu bara dan menghilangkan pencemaran SO2, maka dilakukan rekayasa batu bara, seperti grasifikasi dan reaksi karbon uap.

 

GRASIFIKASI

Grasifikasi dilakukan dengan memecah molekul-molekul besar dalam batu bara melalui proses pemanasan pada suhu tinggi (600C – 800C) sehingga dihasilkan bahan bakar berupa gas.  Reaksinya adalah sebagai berikut.

Padatan batubara → Batubara cair → CH4(g) + C(s)

Karbon yang terbentuk kemudian direaksikan dengan uap air sehingga menghasilkan gas karbon monoksida (CO) dan gas hydrogen (H2).

C(s) + H2O(g) → CO(g) + H2(g)  ∆H = 175 kJ.mol-1

Untuk meningkatkan nilai gas sintetik, gas CO diubah menjadi bahan bakar lain. Misalnya, campuran gas CO dan H2 yang telah diperkaya akan bereaksi membentuk metana dan uap air. Menurut reaksi berikut:

CO(g) + 3H2(g) → CH4(g) + H2O(g) ∆H = -206 kJ.mol-1

Setelah gas H2O diuapkan, maka akan diperoleh gas alam sintetik berupa gas CH4. Begitulah proses pembuatan gas metana menggunakan batu bara melalui proses pemisahan batubara cair.

 

4. Termokimia di dalam Buli-Buli (Kantong Air)

Buli-Buli Panas

Buli-Buli Panas image via shopee.co.id

Buli-buli umumnya digunakan sebagai alat pengompres. Prinsip kerja buli-buli sama seperti prinsip kerja termokimia pada termos, yaitu menyimpan air panas. Cairan yang dimasukkan ke dalam buli-buli adalah air bersuhu tinggi berkisar antara 36C hingga 38C atau bersuhu rendah (dingin).

Ketika buli-buli digunakan maka suhu di luar buli-buli serta merta mempengaruhi keadaan suhu didalam buli-buli. Pada akhirnya mengakibatkan suhu buli-buli menurun, karena suhu diluar buli-buli lebih rendah daripada suhu yang ada di dalam buli-buli. Hal seperti ini termasuk ke dalam reaksi eksoterm.

 

5. Kantong Penyeka Portabel

Kantung Penyeka Panas dan Dingin

Kantung Penyeka Panas dan Dingin image via jurnalpost.com

Kantung penyeka portabel adalah alat P3K yang digunakan untuk mengantisipasi terjadinya kram atau terkilir. Kantung penyeka portabel menerapkan konsep reaksi endoterm dan eksoterm secara langsung.

Kantung penyeka terbagi menjadi dua jenis, yaitu kantung penyeka dingin dan kantung penyeka panas.

Kantung penyeka dingin berupa kantung plastik dua lapis. Plastik bagian luar terisi oleh serbuk ammonium nitrat (NH4NO3) dan plastic bagian dalam berisi air. Penggunaan kantung penyeka dingin yaitu dengan menekan kantung tersebut maka airnya akan keluar melarutan ammonium nitrat. Proses ini akan menurunkan suhu sehingga terjadi reaksi endoterm.

Kantung penyeka panas berupa kantung plastic kuat yang bertujuan supaya tidak ada gas oksigen yang bocor serta dapat menahan tekanan gas oksigen, hal ini dilakukan karena kantung penyeka panas berisi serbuk besi, garam dapur, dan gas oksigen. Reaksi pada kantung penyeka panas menghasilkan kalor sehingga terjadi reaksi eksoterm. Untuk menghasilkan panas kantong tersebut harus dikocok terlebih dahulu supaya oksigen keluar dari larutan NaCl dan terjadi reaksi antara besi dengan gas oksigen yang dikatalis oleh NaCl dan air.

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1 Kesimpulan

Singkatnya, materi pembelajaran pada termokimia ini merupakan materi dasar yang wajib untuk dipelajari dan dipahami secara mendalam. Materi yang secara umum mencakup Reaksi endoterm, Hukum dalam termokimia, Energi ikatan, dan arah proses merupakan materi-materi dasar dalam pelajaran kimia yang berguna untuk mempelajari materi selanjutnya yang tentu saja lebih rumit. Dalam makalah ini materi duraikan secara singkat agar para pembaca lebih mudah memahaminya.

Didalam termokimia ada istilah sistem dan lingkungan. Sistem yang dimaksud adalah bagian dari alam yang dipelajari atau yang manjadi pokok perhatian dalam termokimia yang dipelajari, yaitu perubahan energinya. Sedangkan lingkungan yang dimaksud adalah segala sesuatu di luar sistem, dengan apa sistem melakukan dan mengadakan pertukaran energi.

            Energi adalah kapasitas atau kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Energi hanya dapat diubah bentuknya dari bentuk yang satu dengan yang lainnya. Misalnya pada pembangkit tenaga uap, perubahan energi dimulai dari energi panas yang terbentuk di boiler berubah menjadi energi mekanik pada turbin, dan energi mekanik diubah menjadi energi listrik pada generator.

 

3.2 Saran

Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para pembaca dapat memahami materi termokimia ini dengan mudah. Saran dari penyusun agar para pembaca dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini dengan baik, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan soal sesuai materi yang berhubungan agar semakin menguasa